Home / CEO / Rahim 1 Milyar untuk CEO Arogan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Rahim 1 Milyar untuk CEO Arogan: Chapter 61 - Chapter 70

188 Chapters

61. Hinaan Tak Berkesudahan

Valerie tidak menyangka jika perhatian yang diberikan pada Sean malah membuat Amora marah besar kepadanya. Ia hanya bermaksud membangun hubungan baik dengan Sean agar pria itu menerima dirinya. Lagi pula dengan pria itu perlahan-lahan menerimanya maka dia juga akan secepatnya menyelesaikan pekerjaannya. Dengan begitu, dia tidak akan berlama-lama hidup bersama pria itu. Ia hanya menuruti semua perkataan Sean, sampai dia tidak sadar jika kebersamaan mereka membuat Amora malah menuduhnya yang tidak-tidak, padahal dari dalam lubuk hatinya tidak ada sedikit pun niatan untuk merebut Sean dari Amora. Meskipun ia tahu hatinya terkadang tidak baik-baik saja jika bersama Sean, tetapi jika untuk merebut dan memiliki Sean selamanya adalah hal yang tidak akan pernah Valerie lakukan.“Aku tidak pernah berniat begitu, Nyonya!" bantah Valerie yang sudah bersimpuh memohon ampunan kepada Amora. Valerie sadar selama ini Amora sudah sangat baik padanya. Ibunya pada ak
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

62. Keduanya Jelas Berbeda

Sean beristirahat di sofa, sembari mengirimkan pesan pada Valerie bahwa malam ini dia tidak pulang ke apartemen. Bukannya apa-apa, hanya saja entah kenapa ada perasaan nyaman jika berkunjung ke apartemen Valerie dibanding pulang ke rumah.Karena beginilah keadaannya setiap pulang ke rumah, tidak ada Amora yang menyambutnya seperti Valerie yang menyambutnya di depan pintu. Lalu tanpa diminta, Valerie akan menyiapkan air hangat dan pakaian tidurnya. Tidak seperti di sini, Sean dituntut mandiri dan hanya sesekali dibantu oleh art jika diperlukan.Bukannya dia mulai membandingkan Valerie dan Amora dalam melayaninya, tentu saja Amora tetap menjadi ratu di dalam hatinya. Hanya saja, rasa nyaman diperhatikan oleh Valerie ingin juga dirasakan dari Amora. Dilayani sepenuh hati dan disambut dengan senyuman manis.Tetapi itu semua hanya angan belaka, tidak ada Amora yang menyambutnya di depan pintu dengan senyuman, melainkan keheningan yang ditemui. Beranjak dari tempat duduk menuju kamar mereka
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more

63. Keanehan Seorang Sean

Rengekan dari Amora yang memaksanya untuk memasak makan malam membuat mau tidak mau Sean pasrah mengikuti kemauan istrinya. Jika di tempat Valerie dia dilayani habis-habisan, di sini dia malah yang melayani istrinya. Berbeda sekali, bukan?Terkadang Sean bingung dengan dirinya sendiri, saking cintanya pada Amora ia tidak bisa menolak permintaannya. Meskipun ia sangat ingin menolak, tetapi pada akhirnya ia mengiyakan saking takutnya membuat istrinya itu kecewa kepadanya.“Oke, aku akan memasak!” putus Sean mengalah walaupun tubuhnya juga sangat lelah.“Yeay!” seru Amora kegirangan. Ia langsung tersenyum lebar sebelum berhambur masuk ke dalam pelukan Sean dan memeluknya dengan erat.Untuk pertama kalinya, Sean tidak membalas senyuman Amora. Entah kenapa pikirannya kembali berkelana pada Valerie.‘Apa dia sudah makan malam?’Ah, mungkin saja Valerie sudah terlelap dalam tidurnya. Bahkan pesannya tidak dibalas
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

64. Mulai Tertolak

Amora merasa heran dengan tingkah Sean, tidak biasanya pria itu mengabaikannya. Selama ini dia tidak pernah tertolak oleh suaminya, jadi saat Sean mulai menunjukkan penolakan padanya membuat harga diri Amora jatuh.Sungguh, Amora tidak menyukai cara Sean yang seperti ini. Seolah-olah tidak tertarik lagi padanya meskipun ia telah mengenakan lingerie yang paling terbuka. Tetapi Sean malah menunjukkan ke tidak tertarikan, seperti bukan suaminya yang biasanya.Karena tidak suka ditolak, Amora segera mengambil inisiatif. Pokoknya malam ini ia harus berhasil tidur dengan Sean, apa pun caranya. Amora tidak mau posisinya benar-benar di ambil oleh wanita murahan itu.Amora langsung memeluk tubuh Sean dari depan, sengaja menekan buah dadanya di tubuh kekar Sean. Dagunya lalu bertumpu pada di dada Sean dan mendongak menatap suaminya dengan tatapan sensual.“Apa aku cantik malam ini, Sayang?” tanya Amora dengan nada merayu.Sekali lagi Sean hanya melirik sekilas ke arah Amora, sebelum kembali fok
last updateLast Updated : 2024-04-17
Read more

65. Tidak Lagi Memberikan Kenyamanan

Rumah yang telah dihuninya selama tiga tahun untuk pertama kalinya tidak lagi memberikan kenyamanan. Semuanya tampak hampa dan begitu dingin.Sean menutup kedua matanya segera setelah naik ke atas tempat tidur. Dan tak lama kemudian, dia bisa merasakan ada pergerakan dari sampingnya, namun Sean enggan untuk membuka mata.Perdebatan di antara mereka barusan cukup membuat Sean bertanya tentang kehidupan rumah tangga keduanya. Rumah tangga yang dahulunya dia sebut sangat baik dan memberikan kenyamanan.Namun, sekarang ia mulai ragu dengan pernikahan yang di dalamnya dipenuhi kesibukan dan jarang sekali mereka memiliki waktu walau hanya sekedar quality time. Dengan dirinya yang sibuk di perusahaan, dan Amora yang sibuk mengejar kariernya di luar sana.Dulunya terasa normal saja, mereka sama-sama sibuk sehingga hanya untuk bertemu dalam satu hari saja adalah kejadian langka. Sean maklum, toh cintanya begitu besar pada Amora dan itu sudah lebih dari cukup meskipun mereka sama-sama punya kes
last updateLast Updated : 2024-04-18
Read more

66. Takut Berkata Jujur

Sean bisa mencium dengan jelas bau obat luka di leher Valerie. Untuk lebih memastikan penciumannya yang tidak mungkin salah, Sean mengendusnya berkali-kali.Dan benar saja, bau itu memang berasal dari obat luka yang berada di leher Valerie. Apa wanita ini tengah terluka tanpa sepengetahuannya?Dengan gerakan cepat pria itu bangkit, dan meraih sakelar lampu. Lampu dengan cahaya putih langsung menyinari kamar itu, membuat matanya dengan sepenuhnya bisa melihat jelas tubuh Valerie yang berbalut selimut masih juga belum terganggu dari tidurnya.Sean mengamati leher Valerie dan detik itu juga matanya melebar seketika. Tangannya dengan cepat menyibak rambut panjang Valerie yang menutupi leher itu dan menyingkirkan dari pandangannya.“Oh my gosh!” pekiknya tertahan.Apa yang dilihatnya di leher Valerie bukan hanya luka kecil, tetapi luka yang terbilang cukup parah. Ada goresan panjang yang melingkar di kulit putih itu. Ada bagian yang
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

67. Berakhir Bercinta

“Kau membuangnya?”Nada datar yang Sean lontarkan seketika menciutkan perasaan Valerie. Dengan panik Valerie menggeleng pelan, perasaan ingin menangis membuat penglihatannya berembun.Melihat hal itu Sean tahu ada yang salah dari wanita ini. Dari luka di leher, hingga lebam di wajah bahkan kalung pemberiannya tiba-tiba hilang tanpa penjelasan dari Valerie. Tetapi dari itu semua, reaksi yang ditunjukkan oleh Valerie membuatnya terperanjat tidak menyangka. “Valerie, apa kau takut padaku?” tanya Sean serius kali ini. Mata hitam itu terus menatap wajah Valerie yang langsung berubah beku seperti tertangkap basah. Ya, istrinya takut padanya! Sean ingin tertawa mengetahui hal itu. Bahkan ia jauh lebih marah sekarang, bagaimana bisa wanita ini takut padanya setelah beberapa hari terakhir ini perhatian berlimpah ia berikan untuk Valerie. Tangan Sean langsung meraih pinggang Valerie, dan mengangkatnya detik itu juga yang su
last updateLast Updated : 2024-04-19
Read more

68. Nafsu Tak Terkendali

Sejenak ruangan itu hanya dipenuhi suara napas yang terengah-engah dari kedua insan yang tengah menikmati pelepasan setelah percintaan mereka yang begitu nikmat. Sean yang masih berada di atas Valerie dengan perlahan menyingkir, dan meraih wajah Valerie yang masih terbenam di seprei untuk menghadapnya ke arahnya.Pria itu menatap lama wajah yang masih memerah dengan keringat tipis menghiasi di bagian kening. Tetapi wanita itu masih tampak terlihat sangat cantik di mata Sean. Membelai pipi merah itu, Sean mendekatkan wajah mereka. “Valerie?” bisiknya yang hanya dibalas napas putus-putus oleh Valerie, tetapi matanya lurus menatap Sean. Sean lalu bergerak memberikan kecupan singkat di bibir yang masih merekah dan membengkak itu, lalu memasang wajah serius. "Ke depannya jangan pernah berbohong lagi padaku. Tidak hanya berbohong, tetapi jangan hanya diam ketika aku bertanya. Katakan semua kejujuran itu, jangan pernah menutup-nutupinya,” uca
last updateLast Updated : 2024-04-20
Read more

69. Effort Seorang Sean

Valerie merentangkan kedua tangannya lebar-lebar, rasa sakit di tubuhnya masih mendominasi. Dia bahkan tidak tahu sampai kapan Sean menginvasinya semalam, bahkan Valerie merasa benar-benar jatuh pingsan seperti kata pria itu.“Hukuman Sean benar-benar menyiksa,” gerutunya kesal, sembari mengucek kedua matanya untuk menyesuaikan dengan keadaan.Mengingat tentang pria itu, Valerie dengan segera menoleh ke samping untuk mencari keberadaannya. Namun, sisi di sampingnya sudah kosong, bahkan sudah dingin pertanda pria itu sudah lama pergi dari sana.Seketika ada perasaan tercubit yang Valerie rasakan, ia merasa seperti pelacur yang sesudah ditiduri langsung ditinggal begitu saja. Ah, bukankah dirinya memang tidak ada ubahnya dengan pelacur di luar sana?Dengan tidak bersemangat, Valerie bangun dari pembaringan. Melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.“Oh astaga! Aku sudah terlambat,” pekiknya, lalu mema
last updateLast Updated : 2024-04-21
Read more

70. Usaha Pencarian Kalung

Dan benar saja, sesampainya Valerie ke lantai dasar di dekat kolam ikan tersebut, terlihat beberapa pekerja sudah berada di sana.“Oh Tuhan!” seru Valerie berlari mendekati tempat itu.“Stop!” teriaknya, bersamaan dengan kedua orang di hadapannya berbalik ke arahnya.Kedua orang itu menatapnya aneh. Tentu saja! Siapa juga yang tidak akan merasa aneh dengan kedatangannya yang begitu tiba-tiba dan malah berteriak menghentikan pekerjaan mereka.“Ada apa, ya, Nyonya?” tanya salah satu dari mereka, ingin mencari tahu maksud dari Valerie menghentikan kegiatannya.Dengan napas terengah-engah, Valerie mulai membuka suara, “Ja—jangan lakukan itu ....”Keduanya kembali refleks menatap Valerie dengan tatapan terbengong-bengong. Masih tidak paham kenapa ada orang aneh yang tiba-tiba datang meminta mereka untuk menghentikan pekerjaannya.“Memangnya kenapa?” tanyanya kembali.Namun, salah satu dari mereka langsung berseru, “Ah, sudahlah! Ayo, kita lanjutkan. Bos bisa marah kalau tidak menyelesaikan
last updateLast Updated : 2024-04-22
Read more
PREV
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status