Semua Bab Kontrak Pernikahan Rahasia Sang Presdir: Bab 301 - Bab 310

350 Bab

Bab 301 (S2 Part 48)

Saat masuk ke kamar, Kiki melihat Dya yang sedang tidur. Hal itu membuat Kiki memerhatikan dengan saksama. “Dya.” Dari jauh Kiki memanggil. Sayangnya, lagi dan lagi Dya tidak menjawab. Hal itu jelas membuat Kiki panik. Dengan segera menghampiri Dya. “Dya.” Kiki menggoyangkan lengan Dya, tapi wanita itu tak bergerak. Kiki yang panik langsung mengecek napas Dya. Beruntung Dya masih bernapas. Namun, badan Dya begitu panas. Karena itu, Kiki khawatir. Tak mau ambil risiko, Kiki segera mengangkat tubuh Dya. Segera dia membawa Dya ke rumah sakit dengan mobilnya. Kiki meletakan Dya di kursi depan. Saat posisi Dya sudah aman, Kiki segera melajukan mobilnya. Sepanjang jalan Kiki terus melihat ke arah Dya. Takut sekali wanita itu kenapa-kenapa. Beruntung rumah sakit tidak terlalu jauh. Jadi dia bisa segera membawa Dya. Sampai rumah sakit, para perawat langsung membantu Kiki mengangkat tubuh Dya. Membawa ke ruang UGD. Kiki menemani Dya. Memastikan jika wanita itu ditangani dengan baik.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-11
Baca selengkapnya

Bab 302 (S2 Part 50)

“Dya, apa yang terjadi padamu?” Mama Ruby yang dikabari oleh Naven segera ke rumah sakit. “Aku hanya kelelahan, Aunty.” Dya mengulas senyum manisnya. “Astaga, harusnya kamu tidak terlalu lelah. Jaga dirimu baik-baik.” Mama Ruby merasa tidak tega dengan keponakannya itu. “Iya, Tante.” Dya mengangguk. “Apa oma tahu aku di sini?” Dya takut jika Oma Clarisa akan khawatir dengannya. “Aku belum memberitahunya.” Mendengar hal itu, Dya merasa senang karena omanya tidak tahu. “Dya minta jangan beritahu oma. Ini hanya kelelahan biasa, jadi pasti akan segera pulih.” Mama Ruby langsung mengangguk. Setuju dengan permintaan Dya. Lagi pula mertuanya akan sangat khawatir jika sampai tahu Dya sakit. “Apa benar-benar hanya kelelahan? Bukan karena tanda kehamilan?” Papa Raven menatap Kiki dan Dya secara bergantian. Mendapati pertanyaan itu tentu saja sontak membuat Kiki terkejut. “Tidak, Pak. Dya sedang tidak hamil.” Kiki langsung mencoba menjelaskan. “Aku pikir Dya sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-12
Baca selengkapnya

Bab 303 (S2 Part 50)

Mendapati pertanyaan itu membuat Ana terdiam sejenak. Kabar pertama jelas jika Kiki yang memberitahu. Namun, jika Mengatakan itu, jelas akan menimbulkan kesalahpahaman lagi. “Dari HRD.” Memang dua kali Ana tahu kabar Dya. Pertama dari Kiki, yang kedua memang dari HRD. Pihak HRD memberitahu jika Dya akan izin beberapa hari. Dya tidak menyangka jika Ana dengar dari HRD. Padahal, dia sudah berpikir jika Ana dengar dari Kiki. Untuk sejenak Dya mengabaikan pikirannya tentang dari mana Ana tahu. Karena ada satu poin menarik, yaitu Kiki yang memberitahu pihak HRD. Artinya suaminya itu sangat perhatian padanya.“Pihak HRD bilang jika kamu masuk rumah sakit. Karena itu, aku mengajak teman-teman ke sini.” Ana menjelaskan lebih rinci agar tidak terjadi kesalahpahaman.“Terima kasih.” Dya tentu tidak hanya berterima kasih pada Ana saja, tetapi pada teman-temannya. “Sama-sama, cepatlah sembuh agar kamu bisa bekerja kembali,” ucap seorang teman. “Tentu saja. Aku akan segera sembuh dan bekerja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

Bab 304 (S2 Part 51)

“Ki, tolong aku. Aku mau ke toilet.”Mendapati permintaan itu membuat Kiki membulatkan matanya.“Apa kamu tidak bisa sendiri?” tanyanya ketus.“Tentu saja tidak. Apa aku harus mendorong infusku sendiri?” Kiki benar-benar kesal mendapati jawaban itu. Jawaban itu benar-benar menjengkelkan. “Ayo aku antar!” Mau tidak mau, Kiki mengantarkan Dya. Pertama-tama Kiki membantu Dya turun dari ranjang. Dan, itu dimanfaatkan Dya untuk berpegangan dengan lengan Kiki. “Jangan mengambil kesempatan!” Kiki langsung memberikan peringatan. “Astaga, kalau aku tidak berpegangan, bagaimana jika aku sampai jatuh?” tanya Dya sedikit kesal. Kiki hanya memutar bola mata malas. Tak mau berdebat, dia memilih untuk membiarkan Dya. Langkah Dya dan Kiki diayunkan ke toilet. Tepat di depan toilet, Kiki menghentikan langkahnya. “Kamu tidak menemani aku masuk?” tanya Dya polos. “Apa kamu sudah gila dengan meminta aku masuk?” Kiki benar-benar tidak habis pikir dengan Dya. “Jangan berpikir macam-macam dan masuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

Bab 305 (S2 Part 52)

Akhirnya hari ini Dya diizinkan untuk pulang. Kiki langsung membawanya pulang ke apartemen. “Kamu di mana?” Oma Clarisa yang menghubungi langsung bertanya. “Aku di tempat kerja, Oma.” “Jangan berbohong kamu! Oma tahu kamu sakit. Dan, sekarang kamu di mana?” Dya langsung membulatkan mata ketika omanya mengetahui jika dirinya sakit. “Iya, Oma. Aku memang sakit, tapi aku sudah pulang. Ini sudah dalam perjalanan.” “Baiklah, Oma akan ke apartemenmu.” Dya begitu terkejut ketika sang oma mau datang. Dalam keadaan seperti ini, Dya tidak bisa menghalangi, apalagi sang oma tahu jika dirinya sakit. “Baik, Oma.” Sambungan telepon pun berakhir. Dya hanya bisa memandangi ponselnya. Memikirkan bagaimana jika oma ke apartemen nanti. “Ada apa?” Kiki langsung melemparkan pertanyaan itu. “Oma akan ke apartemen?” Dya menjawab sambil memasukkan ponselnya ke tas. “Apartemen siapa?” Dengan bodohnya Kiki bertanya. “Apartemen siapa lagi jika bukan apartemenmu.” Dya merasa heran dengan suaminya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-14
Baca selengkapnya

Bab 306 (S2 Part 53)

Kiki yang memarkirkan mobilnya, tidak kunjung keluar dari mobil. Sengaja mengulur waktu agar tidak berlama-lama untuk bertemu dengan Nyonya Clarisa. Kiki terlalu malas bertemu dengan wanita itu. Saat dirasa waktunya sudah pas, akhirnya Kiki langsung keluar dari mobil. Kemudian berjalan ke apartemennya. Sebelum masuk Kiki berusaha untuk tenang. Menyiapkan diri untuk bertemu dengan Nyonya Clarisa. “Sayang, kenapa kamu baru datang.” Dya langsung menyambut sang suami. “Maaf, tadi ada masalah tempat parkir. Tadi ada yang mengambil tempat parkirku.” Kiki menjelaskan pada Dya. “Apartemen kecil seperti ini, jelas pasti mencari parkir susah.” Oma Clarisa melemparkan sindiran pada Kiki. Kiki sudah menyiapkan hatinya. Jadi wajar jika tampak tenang menanggapi apa yang diucapkan oleh Nyonya Clarisa. Dengan segera Kiki menghampiri Nyonya Clarisa. Kemudian menjabat tangan wanita tua itu. “Kenapa tidak dibuatkan teh?” Kiki menatap Ana. “Aku mau membuatkannya, tapi oma tidak mau.” Dya menjela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-15
Baca selengkapnya

Bab 307 (S2 Part 54)

“Bagus kalau kamu mau melakukan apa yang aku perintahkan.”Kiki hanya diam ketika Nyonya Clarisa mengatakan itu padanya.“Kalau begitu aku pulang dulu.” Nyonya Clarisa langsung bangun dari posisi duduknya.Kiki ikut bangkit dari posisi duduknya.“Di mana kamar kalian? Aku mau berpamitan dengan Dya.” Nyonya Clarisa memandang dua kamar yang ada di sana.Kiki tampak begitu panik. Jika Nyonya Clarisa tahu kamar Dya, pastinya akan membuat Nyonya Clarisa tahu jika dirinya dan Dya tidak tidur satu kamar.“Dya pasti sudah tidur. Nanti biar aku sampaikan saja jika Anda sudah pulang.” Kiki berusaha untuk membujuk Nyonya Clarisa.“Kamu benar, Dya pasti sudah tidur. Jadi sebaiknya aku tidak mengganggunya.” Nyonya Clarisa pun membenarkan apa yang dikatakan oleh Kiki. “Baiklah, kalau begitu aku permisi dulu. Sampaikan saja salamku pada Dya.”“Baik, Nyonya.”Akhirnya Nyonya Clarisa pergi juga. Kini tinggal Kiki saja yang ada di ruang tamu.Kiki segera menghabiskan teh miliknya tadi sambil memikirkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-15
Baca selengkapnya

Bab 308 (S2 Part 55)

“Dia sudah bilang kamu?” Oma Clarisa justru balik bertanya. Dya hanya bisa mengembuskan napasnya. Berusaha sabar menghadapi sang oma. “Oma, bukankah Dya sudah bilang jika apartemen Kiki sudah cukup untuk kami?” Dya berusaha untuk mencoba menjelaskan. “Oma mau kamu tinggal lebih nyaman saja. Kalian akan punya anak dan harus punya tempat yang nyaman untuk anak kalian.” Dya benar-benar kesal dengan sang oma. Tidak mengerti penjelasannya. “Aku dan belum mau punya anak, Oma. Jadi aku belum mau tinggal di rumah yang besar. Apartemen kecil saja sudah cukup untuk kami.” Dya mencoba menjelaskan kembali. “Baiklah jika kamu maunya begitu. Oma tidak akan memaksa.” Akhirnya Oma Clarisa luluh juga. Tak mau memaksa Dya. “Aku harap Oma tidak memaksa Kiki. Jangan buat aku dalam keadaan sulit, Oma.” Tanpa sadar Dya meluapkan sedikit rasa kesalnya. “Sulit apa maksudmu?” Oma Clarisa tampak penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Dya. Seketika Dya langsung tersadar jika dirinya salah berbicara.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-16
Baca selengkapnya

Bab 309 (S2 Part 56)

“Dya, kamu sudah masuk?” Ana yang melihat Dya sudah masuk kerja, langsung menyambutnya. Dya hanya terpaku melihat Ana. Padahal Ana adalah orang yang pernah disakitinya, tapi Ana masih saja bersikap baik. “Iya, aku sudah sehat.” “Syukurlah, semoga kamu bisa beraktivitas kembali.” Ana mengulas senyumnya dan berlalu ke meja kerjanya. Dya hanya mengangguk mendengar ucapan Ana itu. Menatap Ana yang pergi ke meja kerjanya. ‘Pantas Kiki begitu mencintainya. Memang Ana sebaik itu.’ Rasanya Dya malu ketika menyadari jika dirinya jauh berbeda dengan Ana. Dya hanya berharap jika dia akan bisa mengambil hati Kiki dan menjalani rumah tangga yang baik. Dya segera mengerjakan pekerjaannya. Beberapa hari tidak bekerja, tentu saja membuatnya punya banyak pekerjaan. Seharian Dya bekerja. Beruntung teman-temannya banyak membantunya hari ini, jadi dia tidak terlalu lelah. Saat jam pulang kerja tiba, Dya segera merapikan meja kerjanya. Bersiap untuk pulang. Suara telepon yang berdering, menghent
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-16
Baca selengkapnya

Bab 310 (S2 Part 58)

Kiki yang sampai di apartemen segera mencari keberadaan Dya. Di ruang tamu tidak ada, di dapur pun tidak ada. Jadi Kiki yakin jika Dya sedang berada di kamarnya. Tanpa permisi Kiki langsung membuka pintu kamar Dya. Terlihat Dya yang sedang duduk di meja riasnya. Apa yang dilakukan Kiki itu jelas membuat Dya terkejut. Tidak menyangka jika tiba-tiba sekali masuk tanpa permisi. Dan, ini adalah kali pertama Kiki masuk ke kamarnya dengan kasar. “Ada apa?” Dya jelas penasaran dengan apa yang dilakukan Kiki itu. Dengan langkah pasti, Kiki menghampiri Dya. Menarik lengan Dya untuk berdiri. Mau tak mau Dya langsung berdiri. “Apa saja yang kamu katakan padamu omamu kemarin?” tanya Kiki dengan tatapan tajam. “Aku tidak mengatakan apa-apa. Hanya mengatakan jika aku tidak mau pindah saja.” Dya menjelaskan apa saja yang dilakukan. Memang itulah yang dilakukan. “Kamu pikir aku akan percaya denganmu?” Kiki mencengkeram erat lengan Dya. “Ki, sakit.” Dya merasakan lengannya yang sakit pun me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
35
DMCA.com Protection Status