All Chapters of Kontrak Pernikahan Rahasia Sang Presdir: Chapter 291 - Chapter 300

350 Chapters

Bab 291 (S2 Part 39)

“Bagus kalau begitu.” Oma Clarisa sangat senang semua anak, cucu, dan cicit berkumpul di rumah. Rumah jadi terasa ramai dan membuat rumah jadi hidup.Dya hanya memandangi Kiki, memikirkan kenapa Kiki menjawab seperti itu, padahal Dya mau menolak permintaan oma itu. Namun, Dya memikirkan jika bukannya bagus jika mereka berada dalam satu kamar. Mereka akan semakin dekat.“Baiklah, kalian lanjutkan saja mengobrolnya. Oma mau ke kamar. Mau istirahat.”Mama Ruby langsung bergerak membantu Oma Clarisa untuk bangun, kemudian mengantarkan Oma Clarisa ke kamar.Suasana ruang keluarga yang tadinya tegang, tiba-tiba berubah. Oma Clarisa memang selalu memaksa kehendaknya. Apalagi Oma Clarisa sudah tua, jadi seperti anak kecil yang harus dituruti. Jadi mau tidak mau semua menuruti keinginan Oma Clarisa.“Maafkan oma.” Naven menatap Kiki, merasa tidak enak dengan Kiki, apalagi sikap sang oma benar-benar memaksa sekali.“Tidak apa-apa, Pak.” Kiki mengulas senyumnya.“Oma sudah tua, jadi kadang memang
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 292 (S2 Part 40)

“Kita lihat saja.” Kiki yang selesai bicara segera berbalik dan keluar dari kamar. Melihat Kiki yang hilang dari pandangannya, Dya hanya bisa menangis. Tidak menyangka jika niat Kiki adalah itu. Ternyata pria itu ingin membuat dirinya yang melepaskan. Karena itu, suaminya itu terus memberikan jarak di antara mereka. “Aku berjanji tidak akan melepaskanmu. Apa pun yang terjadi.” Kiki yang keluar dari kamar segera menuju ke taman belakang yang berada di lantai bawah. Karena suasana tenang, dia bisa lebih nyaman. Untuk sejenak Kiki menyesali ucapannya. Harusnya, dia tidak perlu mengatakan niatnya. Karena Dya akan justru semakin kuat menghadapi semua sikap dinginnya. Jika seperti ini akan sulit lepas dari Dya. “Kamu sudah di sini.” Tiba-tiba pundak Kiki ditepuk, tentu saja itu membuat Kiki terkejut. Buru-buru dia menoleh ke belakang dan mendapati Naven di sana. “Pak Naven.” “Maaf aku membuatmu terkejut.” Naven tertawa ketika melihat wajah Kiki yang seketika panik sa
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Bab 293 (S2 Part 40)

Dya bangun lebih dulu dibanding Kiki. Saat bangun, dia melihat Kiki yang masih tampak pulas. Tidur menghadap ke punggung sofa. Saat turun dari tempat tidur, langkahnya diayunkan ke kamar mandi. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat Kiki yang tiba-tiba berbalik. Tampak Kiki menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan. Melihat Kiki yang kedinginan, pandangan Dya beralih ke pendingin ruangan. Terlihat suhu memang berada di paling dingin. Jadi wajar jika Kiki kedinginan. Tak tega melihat Kiki yang kedinginan, Dya langsung memilih untuk mematikan pendingin ruangan. Pandangannya kembali ke Kiki yang pastinya kini terasa hangat. Untuk memastikan, Dya memilih untuk menghampiri Kiki. Melihat wajah Kiki yang tadinya putih pucat, berubah kemerahan, menandakan jika Kiki sudah lebih hangat. Saat memandangi wajah Kiki, ada rasa tertarik Dya untuk memandang lebih lama. Karena itu, Dya memilih berjongkok untuk dapat melihat wajah Kiki dari dekat. Melihat wajah pulas
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 294 (S2 Part 41)

Usai menginap di rumah Oma Clarisa, Kiki dan Dya kembali pulang. Tak ada interaksi lebih setelah itu. Mereka berdua sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Apalagi banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Hari ini Dya diminta mengecek persiapan event akan diadakan. Apakah booth-booth sudah dipasang atau belum. Dya pergi bersama dengan beberapa teman-temannya. Beruntung semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Booth mulai terpasang dari beberapa stand fashion. “Sepertinya kita cari makan siang di sini saja sebelum kembali ke kantor.” Seorang teman memberikan ide. “Kalau begitu ayo kita cari restorannya.” Dya ikut saja dengan teman-temannya. “Baiklah.” Mereka semua segera ke restoran yang berada di mal. Memesan makanan dan makan bersama. “Apa kalian tahu, jika Aldo kemarin minum obat perangsang yang kamu berikan. Alhasil, dia tidak bisa kerja hari ini karena kelelahan semalam bersama istrinya.” Seorang teman bergosip menceritakan tentang teman mereka. “Dasar pria gila. Bis
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 295 (S2 Part 42)

Mendapati jus yang diberikan Dya, Kiki masih memandangi jus tersebut. Sejak tadi dia merasa istrinya itu begitu rajin. Dari mulai memasak, hingga membuat jus. ‘Sepertinya dia sedang berusaha membuat aku tidak meninggalkannya.’ Kiki mencoba menebak apa yang di pikiran Dya. Apalagi Kiki teringat ucapan Dya tempo hari di rumah keluarga Zorion. ‘Sekali pun dia memberikan perhatian, tetap saja aku tidak akan luluh begitu saja.’ Kiki segera menerima jus yang dibuatkan oleh Dya. Kemudian membawanya ke kamar. Rencananya dia akan minum saat sebelum tidur. Melihat Kiki yang membawa gelas berisi jus membuat Dya senang. Akhirnya rencananya. Berjalan dengan lancar. Artinya Dya akan menjalani malam pertama dengan Kiki. “Lihatlah, aku akan memilikimu selamanya.” Dya sudah tak sabar untuk menghabiskan malam bersama Kiki. Saat Kiki masuk ke kamar, Dya segera masuk ke kamar juga sambil menunggu Kiki. Dya segera mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Memastikan jika tubuhnya wangi. Memasti
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 296 (S2 Part 43)

Kiki memikirkan apa yang harus dilakukan. Jika dilihat jarak, tentu saja lebih dekat tempat kecelakaan Ana. Namun, dengan keadaan seperti ini, rasanya dia benar-benar tersiksa. “Aku bantu Ana dulu, baru setelah itu aku pulang.” Akhirnya Kiki memutuskan akan hal itu. Kiki segera melajukan mobilnya sambil menahan rasa tegang di bawah sana. Saat sampai, tampak mobil derek sudah menarik mobil Ana. Tadi memang dia langsung menghubungi bengkel tempat langganannya untuk ke lokasi. Jadi agar mobil Ana segera di urus. Kiki segera turun untuk mencari Ana. Saat sampai, tampak Ana berada di kursi sebuah warung. Dengan segera Kiki menghampiri. “Na.” Ana tampak terkejut ketika Kiki datang. Tidak menyangka jika Kiki akan benar-benar datang. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Kiki. “Tidak, aku baik-baik saja.” Kiki melihat wajah Ana yang tampak pucat. Pastinya kecelakaan baru saja membuatnya ketakutan. “Apa yang terjadi?” tanya Kiki. “Tadi ada kucing. Jadi aku bantir setir ke
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Bab 297 (S2 Part 44)

Sepanjang malam Dya menunggu Kiki. Semalaman Kiki tidak pulang. Sudah puluhan kali dia mencoba menghubungi. Namun, tidak kunjung diangkat. Dya benar-benar tidak tahu ke mana perginya Kiki. Dya yakin sekali jika semalam obat itu bereaksi. Karena itu, pasti semalam Kiki harus menuntaskan hasratnya. Namun, pikiran Dya melayang memikirkan bagaimana Kiki melakukannya atau dengan siapa melakukannya. Dya yang memikirkan hal itu, segera menghubungi Kiki lagi. Berharap kali ini Kiki mau mengangkat teleponnya. Sayangnya, berkali-kali tetap tidak diangkat. Namun, Dya juga tidak berhenti sampai di situ. Dia terus menghubungi. Sampai akhirnya sambungan telepon diangkat. “Halo, Ki. Kamu di mana?” Satu hal yang ditanyakan Dya saat sambungan telepon terhubung. “Kiki di apartemenku.” Saat mendengar suara wanita, Dya langsung membulatkan matanya. Namun, hal yang membuatnya lebih terkejut adalah pemilik suara itu adalah Ana. Pikiran Dya melayang memikirkan bagaimana bisa Kiki bers
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Bab 298 (S2 Part 45)

Kiki segera keluar setelah membersihkan diri. Sedikit lega karena semalam dia bisa mengendalikan diri. Saat keluar, tampak Ana sedang menyiapkan makanan di atas meja. Melihat Ana, ada perasaan lega di hati Kiki. Paling tidak semalam tidak terjadi apa-apa. “Kamu sudah bangun?” Ana mengulas senyum manisnya. Kiki mengangguk, kemudian mengayunkan langkahnya ke meja makan. Kiki berdiri tepat di depan Ana. “Maaf soal semalam.” Satu kalimat yang akhirnya keluar dari mulut Kiki. Ana memandang Kiki lekat. “Kenapa harus minta maaf?” Air mata Ana tak terasa menetes. “Aku yang harusnya berterima kasih. Karena kamu masih menjagaku meskipun dalam keadaan seperti itu.” Kiki menghapus air mata yang menetes di wajah Ana. “Itulah caraku mencintaimu.” Ana hanya bisa menatap lekat ketika Kiki mengatakan itu. Jika mereka masih bersama, mungkin sekarang Ana akan memeluk Kiki. Sayangnya, Kiki sudah menikah. Jadi tidak mungkin dirinya melakukannya. “Ayo, sarapan dulu.” Alih-alih menjawab ucapan
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Bab 299 (S2 Part 46)

Mendapati pertanyaan itu, Ana jelas bingung. “Kami tidak melakukan apa-apa.” Dya benar-benar geram dengan jawaban Ana itu. “Aku tidak bodoh,” ucapnya dengan tatapan tajam. Ana semakin bingung. Dia sudah mengatakan yang sebenarnya, tetapi Dya tidak percaya. “Kalau begitu tanya saja pada suamimu sendiri.” Ana malas jika harus berdebat dengan Dya. Tanpa diminta pun Dya akan menanyakan itu pada Kiki. Tak mau membuang waktu, Dya segera pergi dari apartemen Ana. Saat keluar dari apartemen Ana, tidak tampak Kiki di sana. Pasti pria itu sudah ke tempat parkir. Tak mau kehilangan Kiki begitu saja, Dya langsung mengejar Kiki. Dya yakin jika Kiki pulang. Dalam waktu satu jam perjalanan, akhirnya Kiki sampai lebih dulu. Kiki yang sampai segera mengambil minum untuk melegakan tenggorokannya. Sekalian menunggu Dya yang pastinya sedang dalam perjalanan ke apartemen. Benar saja. Lima belas menit kemudian Dya datang. Saat masuk ke apartemen, Dya melihat Kiki yang duduk santai di ruang tamu.
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Bab 300 (S2 Part 47)

Pagi ini suasana apartemen hening. Masih belum ada orang yang keluar dari kamar, sampai akhirnya Kiki keluar dari kamar dan segera berangkat bekerja. Dia tidak peduli dengan apa yang terjadi pada Dya. Mau sudah berangkat atau pun belum berangkat.Di kantor, Ana tampak bingung ketika Dya tidak masuk ke kantor setelah kejadian kemarin. Pikirannya melayang memikirkan apa yang terjadi kemarin. “Apa Dya tidak mengabari kalian jika tidak masuk kerja?” Akhirnya Ana menanyakan itu pada rekan kerjanya. “Tidak, Bu.” “Tidak, Bu.” Semua rekan kerjanya, menjawab sama, jika Dya tidak mengabari mereka. Tentu saja itu membuat Ana khawatir dengan Dya, memikirkan kenapa Dya tidak masuk. ‘Apa kemarin terjadi sesuatu hingga Dya tidak masuk?’ tanya Ana dalam hatinya. Mengingat jam kerja sudah mulai, terpaksa Ana langsung memulai kerja. Mengabaikan kenapa Dya tidak bekerja. Sambil menunggu, siapa tahu Dya akan mengabari. Sayangnya, sampai jam istirahat, Ana tidak mendapati Dya mengabari. Tentu saj
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
35
DMCA.com Protection Status