All Chapters of Kontrak Pernikahan Rahasia Sang Presdir: Chapter 261 - Chapter 270

350 Chapters

Bab 261 (S2 Part 9)

Ana pun kembali ke dalam, dia berdiri dengan senyuman yang dipaksakan, hatinya terasa hancur. Setiap tawa dan ucapan selamat yang terdengar bagaikan garam yang ditaburkan di atas luka terbukanya.Tiba-tiba, suara-suara sumbang mulai terdengar dari kelompok karyawan yang berdiri tidak jauh dari Ana. Mereka berbisik-bisik, "Lihat, Kiki benar-benar pilih kasih! Dya yang kaya raya langsung dia nikahi, Ana yang biasa saja ditinggalkan begitu saja." Satu suara lain menimpali, "Iya, jelas-jelas Kiki itu matre. Mau yang lebih bisa menyenangkan hidupnya."Kata-kata itu seperti pisau yang menusuk-nusuk perasaan Ana. Wajahnya yang semula pucat, kini merah padam oleh amarah dan malu. Dia tak bisa menahan diri lagi.Dengan langkah tergesa-gesa, Ana mendekati wanita yang tampak paling banyak bicara. "Bisa tolong jaga omonganmu?" desak Ana dengan suara yang bergetar. "Kiki dan aku telah membuat pilihan sesuatu kesepakatan bersama! Dan itu bukan urusanmu!"Wanita itu terkejut, namun cepat-cepat mem
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 262 (S2 Part 10)

Kiki ternyata memesan satu kamar untuk dirinya sendiri. Dia tak ingin satu kamar dengan Dya karena itu memilih tak kembali ke kamar yang seharusnya mereka tempati meski berkata agar Dya menunggu dan pergi lebih dulu ke sana.“Terima kasih,” ucap Kiki setelah mendapat kunci kamar dari resepsionis.Kiki memandang kunci itu lalu pergi ke kamar yang dipesannya, berbeda lantai dari kamar Dya agar tak bertemu dengan wanita yang baru dinikahinya itu. Dia benar-benar terlalu malas untuk satu kamar dengan Dya.Kiki masuk sambil melepas jas dan dasi kemudian meletakan di sandara sofa. Dia kemudian merebahkan tubuh di ranjang, menatap langit-langit kamar sambil menghela napas kasar, lalu teringat dengan Ana.“Ana pasti sedih karena pernikahan sialan ini.”Kiki mengumpat sendiri karena kesal harus terjebak dalam pernikahan itu. Dia bangun lalu mencoba menghubungi Ana. Untungnya Ana menjawab panggilan itu hingga membuat Kiki terlihat sangat lega.“Kenapa kamu menghubungiku?” tanya Ana dari seberan
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 263 (S2 Part 11)

Kiki tersenyum miring mendengar perkataan Dya, lalu membalas, “Apa itu penting? Apa dengan memberitahumu, kamu akan diam saja? Aku yakin kamu akan tanya aku tidur di kamar berapa, lalu akhirnya kamu menyusulku.”Dya terkejut mendengar ucapan Kiki, kenapa Kiki berpikiran seperti itu padahal dia hanya cemas. Andai Kiki berkata ingin kamar sendiri pun Dya takkan mencegah kalau memang itu demi kenyamanan mereka.“Kenapa kamu selalu berpikiran negatif padahal aku tidak ada maksud seperti itu,” ujar Dya sambil menatap Kiki.“Tidak ada maksud karena kamu tak tahu. Kalau kamu tahu, aku yakin kamu akan melakukan itu,” balas Kiki lalu menatap Dya yang masih berdiri.Kiki melihat Dya yang sudah terlihat kesal, tapi dia tak peduli karena baginya perasaan Dya sama sekali tak penting.Dya menghela napas kasar sambil memalingkan muka. Dia tak menyangka jika Kiki akan bersikap sedingin ini kepadanya. Dya berusaha untuk tetap tenang meski rasa kesal bercokol di dada.“Jika Oma atau yang lain tahu kita
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 264 (S2 Part 12)

Dya melihat jalanan bukan ke arah bandara atau pun stasiun. Karena itu dia bingung, mau ke mana sebenarnya Kiki membawanya. “Kita mau ke mana?” “Ke apartemenku.” Kiki masih fokus pada jalanan di hadapannya, tidak menoleh sama sekali pada Dya.Embuskan napas kasar terasa begitu menyesakkan bagi Dya. Dipikirnya, Kiki meminta menyiapkan koper untuk diajak bulan madu. Namun, ternyata tidak. Mereka justru akan ke apartemen. Kiki melirik ke arah Dya. Berpikir jika pasti Dya berharap dirinya mengajak ke suatu tempat. Hal itu jelas tidak mungkin, karena dia tidak akan pernah pergi dengan Dya. Mobil sampai di tempat parkir apartemen. Tampak Kiki keluar dari mobil. Kiki mengambil tasnya yang ditaruhnya di jok belakang. Dya yang keluar dari mobil pun segera menuju ke bagasi. Mengambil koper miliknya. Alih-alih membantunya, Kiki justru asyik bersandar di mobil sambil menunggu Dya. Tak peduli sama sekali apa yang dilakukan Dya. Rasanya Dya benar-benar kesal sekali karena Kiki tidak sama sek
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 265 (S2 Part 13)

Pagi-pagi Dya bangun. Hal pertama yang dilakukan adalah ke dapur. Dia ingin mencari bahan makanan yang mungkin bisa dipakai. Saat membuka lemari pendingin, dia hanya melihat telur saja. Tentu saja itu membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa. “Kenapa aku tidak buat omelet saja.” Tiba-tiba Dya mendapatkan ide masakan simple yang bisa dibuatnya. Dengan cekatan, Dya segera membuat omelet. Semangat pagi membuat senyuman menghiasi wajah cantiknya. Dya sebenarnya tidak tahu Kiki suka makan apa. Jadi berharap jika Kiki akan suka dengan apa yang dibuatnya. Omelet cantik tampak tersaji di atas piring. Tampak begitu menggoda. Dya yakin Kiki pasti akan suka dengan masakannya itu. Kiki yang keluar dari kamar, mencium aroma masakan. Sejenak dia memikirkan siapa gerangan yang membuat masakan. Seingatnya, di apartemennya jarang ada yang masak. Kecuali Ana. Dengan langkah cepat dia ke dapur. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Dya yang berada di dapur. Kiki baru ingat jika dirinya sendiri
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 266 (S2 Part 14)

Mata Naven membulat, raut wajahnya mencerminkan keheranan yang mendalam saat ia melihat Kiki melangkah masuk ke kantor dengan wajah lesu. "Bukannya kamu dan Dya sudah dijadwalkan bulan madu hari ini?" tanyanya, suara penuh kebingungan.Kiki menghela napas, matanya tertunduk, "Kami belum ada rencana bulan madu dalam waktu dekat ini Pak. Jadi kami sepakat untuk menunda rencana itu," jawabnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar. Ada rona aneh yang tersirat jelas dari ekspresinya.“Kenapa begitu? Saranku jangan menunda hal baik Ki. Lebih cepat lebih baik.”“Iya Pak. Untuk sementara ini belum.”Naven mengernyit, ada kecurigaan yang berkecamuk dalam benaknya, namun sebelum dia sempat menggali lebih dalam, Kiki sudah bergegas pamit mengerjakan pekerjaanya.Naven, masih dengan tatapan bingung, berbalik dan melangkah menuju ruangannya.Di dalam hati Kiki, rasa malas dan keberatan terasa membebani setiap langkahnya. Dia membayangkan wajah sok polos Dya, istrinya, yang seharusnya menjadi teman
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 267 (S2 Part 15)

Dya sangat terkejut dengan sikap Kiki. Apalagi Kiki terang-terangan mengabaikan dirinya hingga membuat hatinya terasa sangat sakit.Dya menarik napas panjang, lalu mengembuskan pelan untuk menguatkan dirinya dan tetap bersabar menghadapi sikap Kiki. Jika Oma Clarisa tahu, Kiki pasti akan mendapat masalah, sebab itu Dya masih berusaha menghadapi Kiki sendiri tanpa mengadu ke sang oma.“Aku yang memaksanya menikah dan berjanji akan menerima segala sikapnya. Bukankah seharusnya aku tak perlu memikirkan berlebihan apa pun yang dia lakukan?”Dya mencoba menerima sikap Kiki meski sakit. Dia akhirnya keluar dari perusahaan untuk mencari taksi. Tak banyak taksi yang mangkal di dekat perusahaan karena ini jam pulang yang pastinya banyak taksi sibuk mengantar penumpang.Dya berdiri di dekat pintu keluar area perusahaan, mencari-cari taksi yang biasa lewat area di sana.“Tumben sekali tidak ada taksi yang berlalu-lalang?” Dya mulai bingung karena belum melihat taksi melintas di area itu.Dya men
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Bab 268 (S2 Part 16)

Di ruang makan. Dya akhirnya terpaksa makan sendiri. Dia menoleh ke pintu kamar Kiki, tapi masih tak ada tanda-tanda pria itu keluar dari kamar.“Apa dia benar-benar membenciku?”Dya benar-benar sedih, apakah dirinya sangat buruk sampai Kiki membencinya hanya karena diminta menikahinya? Apakah dia juga tak layak mendapat kesempatan untuk membuktikan kalau dia bisa menjadi orang yang paling perhatian dan bisa diandalkan untuk Kiki.“Salahku karena memaksanya,” gumam Dya mencoba melegakan hatinya sendiri.“Dia hanya perlu tahu kalau aku tulus, lalu dia bisa menerimaku.”Dya terus berusaha optimis. Dia makan sambil mencoba meyakinkan dirinya jika setelah ini semua akan baik-baik saja.Dya menyibukkan dirinya setelah makan dengan mencuci peralatan makan dan membersihkan dapur. Setelah selesai dan mematikan semua lampu di dapur dan ruang tengah, Dya pergi ke kamarnya.Dingin memang, sudah menikah tapi tak dianggap. Parahnya suaminya sama sekali tak mau sekamar dengannya. Apakah Dya akan me
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Bab 269 (S2 Part 17)

Dya menyodorkan goodie bag berisi makanan pada Kiki. Sengaja dia memberikan makanan itu saat ada Ana. Ingin memperlihatkan seberapa bahagia Kiki dengannya. Untuk sesaat Kiki hanya terdiam, dia bingung dengan apa yang dilakukan Dya. Ada angin apa wanita itu membawakan makanan untuk dirinya. Ana yang berada dalam situasi ini benar-benar merasa bingung. Berada dalam keromantisan suami-istri jelas bukan sesuatu yang nyaman baginya. Ting …. Lift terbuka, tapi Kiki belum mengambil makanan yang diberikan Dya. “Ini, Sayang. Aku kerja dulu. Sampai berjumpa nanti.” Saat Kiki tak kunjung menerima, Dya berinisiatif menarik tangan Kiki dan memintanya menerima. Dengan segera Dya keluar lebih dulu. Takut-takut Kiki menolak dan akan membuatnya malu nanti di depan Ana. Kiki langsung melihat ke arah Ana. Dia yakin jika Ana pasti terluka. Namun, mau bagaimana lagi. Ana yang melihat Dya keluar langsung ikut keluar tanpa mengatakan apa-apa. Dia berusaha menahan rasa sakitnya melihat pemandangan ro
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Bab 270 (S2 Part 18)

“Oh … ini.” Petugas kebersihan menunjukan goodie bag pada Dya. “Ini dari Pak Kiki, Bu.” Mendapati jawaban itu membuat hati Dya teriiris. Ternyata Kiki tidak memakan makanan yang dibuatkannya, tapi memberikan pada petugas kebersihan.Mata Dya sudah berkaca-kaca dan sebisa mungkin dia berusaha untuk tidak membiarkan bulir air mata menetes. “Memang kenapa, Bu?” Petugas kebersihan bertanya karena bingung. “Tidak apa-apa.” Suara Dya sedikit bergetar. “Kamu bisa pergi.” Petugas kebersihan itu segera pergi. Dya tak sanggup menahan tangisnya yang meluncur, akhirnya dia memilih ke toilet. Segera masuk ke bilik toilet untuk menumpahkan tangisnya. “Kenapa dia tega sekali?” Beberapa saat Dya menangis. Namun, buru-buru dia menghapus air matanya. Tak mau orang tahu dia menangis untuk hal sepele ini. “Bukankah aku harusnya kuat. Aku tidak boleh kalah dengan sikap Kiki padaku.” Dya berusaha menguatkan diri. Tak mau menyerah begitu saja. Masih yakin jika Kiki akan luluh juga padanya nanti.
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
35
DMCA.com Protection Status