Semua Bab Kontrak Pernikahan Rahasia Sang Presdir: Bab 161 - Bab 170

350 Bab

Bab 161

“Nona Evelyn masuk rumah sakit, Pak.” Kiki di seberang sana memberitahu Naven.Naven cukup terkejut dengan apa yang terjadi. Entah kenapa dia merasa jika ini ada hubungan dengan dirinya yang mengakhiri hubungan.Sebenarnya Naven ingin membicarakan ini, tapi dia sedang akan pulang. Jadi tentu saja tidak bisa.“Aku sedang akan pulang dari rumah sakit. Nanti aku akan menghubungimu.”“Baik, Pak.”Terpaksa Naven mengakhiri sambungan telepon. Tak mau mengganggu perjalanannya pulang.“Ada apa? Apa kantor baik-baik saja?” Nerissa menatap Naven yang baru saja menerima sambungan telepon dari Kiki. Perubahan wajah Naven tadi tertangkap jelas jika tampak terkejut. Jadi dia ingin tahu.“Hanya masalah kantor. Tapi, aku belum tahu detailnya.”Naven tidak mau sampai Nerissa menyalahkan diri atas apa yang menimpa mantan kekasihnya itu. Lagi pula Kiki belum menjelaskan secara detail.“Oh ....” Nerissa mengangguk-anggukkan kepalanya.“Baiklah, ayo.” Naven menarik tangan Nerissa lembut dan membawanya unt
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 162

Naven menarik tubuh sang istri membuat tubuh sang istri menempel padanya. Tentu saja itu membuat Naven memperdalam ciumannya.Tangan Naven yang berada di pinggang perlahan masuk ke dalam balik kaos yang dipakai Nerissa.Tempat yang dituju Naven adalah dua benda kenyal yang sejak tadi menempel di dadanya.Sayangnya, saat tangan Naven nyaris sampai di sana, Nerissa langsung melepaskan ciuman.“Kenapa?” Naven tampak terkejut ketika melihat sang istri yang melepaskan ciumannya begitu saja. Padahal, dia sangat menikmati.Nerissa sadar jika apa yang dilakukan Naven sudah naik satu tingkat lebih cepat. Mulai dari ciuman dan berlanjut meraba-raba. Tentu saja itu membuatnya sedikit terkejut.“Kamu tidak nyaman?” Naven melihat wajah Nerissa yang berubah. Tentu saja dia menyadari hal itu.Ini adalah pertama kali disentuh oleh pria. Jadi jelas Nerissa sedikit terkejut.“Maaf.” Hanya satu kata yang diucapkan Nerissa.“Tidak apa-apa jika kamu belum nyaman. Kita bisa pelan-pelan nanti.” Naven langsu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 163

Nerissa begitu cemas ketika menunggu waktu pemeriksaan. Dia tidak tahu bagaimana dokter kandungan mengecek wanita untuk tahu keadaan kandungannya.“Nerissa Azalia.” Akhirnya nama Nerissa dipanggil juga. Mama Ruby langsung mengalihkan pandangan menatap sang menantu. “Ayo,” ajaknya.Nerissa mengangguk. Segera dia berdiri dan mengikuti sang mama mertua masuk ke ruang pemeriksaan dokter kandungan.Saat masuk seorang dokter wanita menyambut mereka berdua dan mempersilakan mereka untuk duduk.“Ada yang bisa saya bantu?”“Anak saya baru saja menikah beberapa bulan lalu, tapi belum ada tanda-tanda kehamilan. Apa bisa dicek kandungannya, Dok?” Mama Ruby dengan semangat menjelaskan.Dokter langsung beralih pada Nerissa. “Apa sebelumnya Bu Nerissa teratur datang bulan?”“Teratur, Dok.”“Kapan terakhir datang bulan.”“Baru dua minggu lalu.”“Pernah memakai pencegah kehamilan?” Dokter memastikan lebih dulu.“Tidak, Dok.”“Apa saat melakukan hubungan intim memakai alat pengaman?”Saat ditanya se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 164

“Ini.” Dokter memberikan resep dan juga jadwal pada Nerissa.“Terima kasih, Dok.” Nerissa segera menerima resep yang diberikan dokter.Setelah pemeriksaan selesai, Nerissa dan Mama Ruby segera keluar dari ruangan dokter. Mama Ruby langsung menarik tangan Nerissa ke ruang tunggu.Mama Ruby melihat ke sekitar. Memastikan kursi mana yang kosong. Karena mereka harus bicara serius.“Cepat jelaskan pada Mama. Kenapa bisa kamu belum pernah melakukan hubungan intim?” Mama Ruby begitu penasaran sekali.Nerissa memilah dari mana cerita harus diawali. “Jadi waktu itu aku dijodohkan dengan teman anak ayah. Semua berjalan lancar, sampai hari pernikahan. Setelah acara pernikahan selesai, pria itu kabur meninggalkan aku. Jadi aku belum pernah berhubungan intim dengan siapa-siapa, Ma.”Mama Ruby benar-benar tercengang mendengar cerita dari menantunya itu. Ternyata begitulah kisah pernikahan pertama Nerissa. Pantas saja jika tidak Nerissa masih perawan.“Lalu, setelah menikah dengan Naven, kenapa kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

Bab 165

Untuk sesaat Naven mencerna ucapan mamanya. Dia memikirkan kenapa mamanya mengatakan jika sang istri sang-perawan.‘Bukankah Nerissa janda. Kenapa mama bilang dia masih perawan?’ Papa Naven pun juga bingung. Kenapa bisa anak menantunya masih perawan. Seingatnya Naven pernah bilang jika Nerissa-janda. “Perjaka dan perawan bagaimana maksud, Mama?” Naven yang bingung pun langsung bertanya. “Mama baru saja dari dokter, dan mendapati jika istrimu itu masih perawan.” Naven langsung mengalihkan pandangan pada istrinya ketika mendapati ucapan mamanya itu. Dia memikirkan apa yang tidak diketahuinya sampai baru dengar jika istrinya masih perawan.Mama Ruby menyadari keterkejutan Naven. Entah kenapa dia yakin anaknya itu tidak tahu jika Nerissa masih perawan. Seperti halnya dirinya yang tidak tahu tadi. “Sebaiknya kalian pulang saja. Selesaikan masalah kalian dulu.” Mama Ruby pun langsung mengusir anak dan menantunya itu. Memberikan ruang pada anak dan menantunya.Naven merasa jika dia mema
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

Bab 166

Dari sorot mata Nerissa jelas sekali jika Nerissa tidak bohong. Tentu saja Naven tidak bisa meragukan lagi ucapan Nerissa itu. Perasaan bahagia pun seketika langsung merasuki hati Naven. Dia begitu bahagia mendapati sang istri ternyata masih perawan. “Jadi kamu masih perawan? Jadi aku akan jadi orang yang pertama menyentuhmu?” Wajah Naven sudah dihiasi senyuman. Dia tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya itu.Pertanyaan itu membuat Nerissa merona. Dia justru malu mendapati pertanyaan itu. Alih-alih menjawab, Nerissa memilih menunduk. Menyembunyikan wajahnya. “Jawaban aku.” Naven meraih wajah Nerissa agar melihat ke arahnya. Nerissa kesal sekali. Suaminya itu tidak peka sekali jika dirinya sedang malu. “Iya.” Akhirnya Nerissa menjawab lirih.“Aaaccccchhhh ....” Naven tidak menyembunyikan kebahagiaan. Dengan segera dia memeluk Nerissa. “Keberuntungan apa ini? Aku menikah dengan seorang gadis.” Dia mengeratkan pelukannya. Tidak menyangka yang dia nikahi adalah gadis dengan label j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

Bab 167

Nerissa melihat Naven yang sedang memegangi dadanya. Entah apa yang dilakukan suaminya itu. Terlebih lagi suaminya mengatakan sesuatu menjadi miliknya. Senyum Naven langsung menghiasi wajahnya. Dia tidak menyangka jika sang istri hadir di sana. Dengan langkah tenang Naven menghampiri. Senyum manis pun masih menghiasi wajahnya.Senyum itu membuat Nerissa justru takut. Karena ada maksud lain. Tepat di depan Nerissa, Naven melihat sang istri dari atas sampai ke bawah. Dia membayangkan tubuh sang istri akan jadi miliknya. Saat sang suami menatap ke arahnya, Nerissa merasa takut sekali. Dia merasa jika Naven sedang memindahinya. Entah kenapa refleks dia langsung berusaha menutupi area dadanya. Naven langsung tertawa ketika melihat hal itu. Dia merasa lucu sekali dengan aksi sang istri. “Itu semua akan jadi milikku.” Naven berbisik tepat di telinga Nerissa. Nerissa langsung membulatkan matanya. Akhirnya dia tahu arti ucapan yang memegangi dada tadi. Melihat wajah Nerissa yang terke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

Bab 168

“Segera setelah mama dan papa pulang ke Indonesia, aku akan pergi bulan madu dengan Nerissa.” Naven berusaha menjelaskan pada sang mama.“Bagus kalau begitu. Jangan ditunda-tunda lagi.”Mama Ruby yang selesai menikmati tehnya segera kembali ke kamar. Menemani suaminya.Naven sendiri memilih bergabung dengan Nerissa, Oma Clarisa, dan Dya.Sayangnya, baru saja bergabung, Oma Clarisa memilih ke kamar. Beliau sudah mengantuk dan ingin segera istirahat. Kini tinggallah Nerissa dan Naven saja di ruang tamu. Mereka menikmati siaran televisi yang ada depan mereka.“Kamu sudah merapikan barangmu?” Naven menatap Nerissa.“Sudah.” Tadi Nerissa menyempatkan diri untuk merapikan barang-barangnya. Karena tidak terlalu banyak. Jadi dia tidak terlalu lama merapikannya.“Baiklah, jadi besok kita bisa langsung pulang.”Rencananya besok Naven dan Nerissa akan kembali ke Indonesia. Mengingat Papa Raven sudah keluar dari rumah sakit.“Apa Kiki akan langsung ke sini?” Nerissa menatap Naven.“Aku harus men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

Bab 169

Pertanyaan itu langsung dilemparkan Naven. Dia begitu penasaran sekali dengan informasi yang selama ini Kiki dapatkan. Selama di Singapura, dia memang tidak terlalu banyak menghubungi Kiki. Jadi tidak banyak yang dia tahu.“Untuk informasi pertama, terkait kasus Harry, Bu Nerissa harus datang minggu depan bersama Ana ke pengadilan untuk memberikan saksi.” Kiki memberikan informasi pertama.“Aku akan katakan pada Nerissa nanti.”“Informasi kedua terkait Nona Evelyn. Kabar masuknya Nona Evelyn ke rumah sakit, saya dengar dari infotainment. Berita cukup heboh karena Nona Evelyn pingsan saat acara di salah satu acara. Karena itu, akhirnya dia dilarikan ke rumah sakit. Informasi yang saya dapatkan lagi, keadaan sudah membaik. Jadi dia sudah terbang lagi ke luar negeri untuk melanjutkan kembali syuting.”Naven merasa kepergian Evelyn ke luar negeri cukup membuatnya lega, karena wanita itu tidak membuat ulah. Artinya, Evelyn sudah merelakan dirinya.“Selebihnya, masalah kecil yang bisa saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

Bab 170

Naven yang sedang makan langsung tersedak ketika mendengar hal itu. “Kamu tidak apa-apa?” Nerissa langsung meraih botol air mineral dan membukakannya untuk Naven. “Minum dulu.” Dia langsung memberikan minuman itu pada Naven. Dengan segera Naven meraih botol air mineral yang diberikan sang istri. Segera meminumnya untuk meredakan tenggorokannya. “Kamu ini kenapa? Kenapa tidak pelan-pelan?” Nerissa heran kenapa sang suami tiba-tiba tersedak. Padahal dilihatnya tidak sedang makan terburu-buru. Naven benar-benar terkejut ketika ada dua wanita di meja sebelah sedang membahas perihal Evelyn. Lebih membuatnya terkejut adalah dua wanita itu menuduh Evelyn hamil. “Tidak apa-apa. Aku sepertinya tersedak saus. Ternyata sausnya pedas juga.” Naven terpaksa berbohong. “Benarkah?” Perasaan Nerissa, burger di sini tidak pedas, jadi mana mungkin bisa tersedak. “Iya, ini pedas.” Naven tidak punya alasan lain. Mendapati jawaban Naven, dia sadar, tingkat toleransi terhadap pedas lain-lain. Jadi d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
35
DMCA.com Protection Status