Home / Romansa / Pengasuh Kesayangan Tuan Duda / Kabanata 111 - Kabanata 120

Lahat ng Kabanata ng Pengasuh Kesayangan Tuan Duda: Kabanata 111 - Kabanata 120

187 Kabanata

Menelepon Aira

Claudia berdecak saat menatap pantulan dirinya di cermin. Semalam Malven benar-benar melaksanakan keinginannya, melukis di banyak tempat dan tidak meninggalkan ruang kosong di tubuh Claudia. Entah Claudia harus merasa lega atau tidak pada kenyataan bahwa satu-satunya yang bersih dari tanda yang Malven tinggalkan hanyalah lehernya.Wanita itu menghela napas sebelum merapatkan kimononya. Saat Claudia terbangun, matahari sudah tinggi dan ia tidak menemukan Malven di sisinya. Seperti biasa, pria itu hanya meninggalkan catatan kecil di atas bantal."Aku lapar ...." Claudia bergumam sembari mengelus perutnya, sungguh suatu keajaiban dia bisa bangun dari tempat tidur, mandi dan berganti pakaian dalam keadaan kelaparan, apalagi setelah menghabiskan semua energinya sepanjang malam. Sebenarnya Claudia ingin keluar dan mengajak Raga makan di restaurant hotel, tapi ia khawatir Deon akan menunggu di depan kamarnya. Memesan makanan pun Claudia tidak berani, takut saat membuka pintu untuk menerima
last updateHuling Na-update : 2024-08-24
Magbasa pa

Status Hubungan

Claudia memutar bola mata. Di mana lagi coba ada atasan yang dikatakan ‘bodoh’ oleh karyawannya sendiri selain Claudia?“Kututup telponnya, pekerjaanku banyak berkat seseorang. Jangan terlalu dipikirkan tentang Deon, tapi tetaplah berhati-hati.”Sambungan telpon benar-benar diputus setelahnya sebelum Claudia sempat mengatakan apa-apa. Wanita itu menggeleng tidak habis pikir, tangannya menggulir layar untuk mencari nomor Malven, berniat menghubungi pria itu untuk mengajaknya makan bersama. Tapi belum sempat Claudia melakukan apa-apa, nama pria itu sudah tertera lebih dulu di ponselnya, bersamaan dengan suara bel kamar yang ditekan.“Aku di depan kamarmu bersama Raga,” ucap Malven begitu Claudia mengangkat telponnya.Claudia cepat-cepat membuka pintu dan tersenyum lebar saat Raga langsung menghambur ke pelukannya.“Sayang!” panggil Claudia sembari memeluk Raga, tapi tatapannya terarah pada Malven.Malven mengernyit, satu ingatan tentang janji Claudia jika wanita itu akan memanggil ‘saya
last updateHuling Na-update : 2024-08-31
Magbasa pa

Kado dari Kakek

“DERAAA … AKU PULANG!” Raga berteriak saat keluar dari mobil, langsung berlari ke arah Dera dan mengulurkan tangan. “Hadiah dari Opa mana?” tanyanya tidak sabar.Mereka akhirnya kembali ke kediaman Pranaja, meski hanya Raga dan Claudia karena Malven masih belum kembali sejak pria itu pamit untuk pekerjaan dua hari lalu. Claudia cukup terkejut saat dalam perjalanan dari bandara tadi, mereka harus berpisah dari Vall dan Sean karena ada sopir lain yang akan menjemput. Claudia tidak mengerti kenapa dua orang yang telah menemani Claudia dan Raga selama di Jepang itu tidak ikut sampai rumah.Tidak hanya itu, Claudia diminta untuk menandatangani perjanjian ‘lupa’ di mana ia tidak akan mengatakan apa pun tentang Sean mau pun Vall, juga keberadaan Phantom. Tidak mau memikirkan sesuatu yang rumit, Caudia dengan mudah menandatanginya, karena ia juga bukan orang yang mudah menceritakan sesuatu, jadi hal seperti itu tidak sulit dikabulkan.“Tuan Muda, Anda tidak boleh berlari seperti itu. Bagaiman
last updateHuling Na-update : 2024-08-31
Magbasa pa

Makan Malam Terakhir

Orangnya Papa. Claudia tahu jika hubungan Malven dan kakeknya tidak begitu baik, tapi melihat keduanya saling mencurigai atas kasih sayang terhadap Raga membuat Claudia sulit memahami. Malven mungkin biasa diperlakukan dengan tegas dan disiplin sejak kecil, jadi wajar jika pria itu khawatir Raga akan diperlakukan sama. Tapi dari sisi sang kakek, mungkin Raga memiliki tempat tersendiri dan kasih sayang yang tidak sempat diperlihatkan pada Malven, pria tua itu berikan pada Raga sebagai ganti. Bukankah keduanya hanya perlu duduk berdua dan berkomunikasi?“Kakak?” Raga memanggil sembari meraih rambut panjang Claudia untuk menyadarkan kakak asuhnya yang melamun. “Kakak kepikiran karena bakal kutinggal? Jangan takut, nanti Dera ikut sama aku, jadi yang paling galak di sini nggak bakal ada. Trus kan Papa juga akal sering pulang. Tapi, kalau Kakak beneran nggak enak tinggal di sini tanpa aku, Kakak cuti aja dulu, pulang, trus ke sini lagi kalau aku udah balik. Gimana?”Claudia mengelus sayang
last updateHuling Na-update : 2024-09-01
Magbasa pa

Tiket Emas untuk Raga

Bisikan itu membuat seluruh tubuh Claudia meremang, bahkan ia seolah masih bisa merasakan napas Malven di tengkuknya meski pria itu sudah berlalu. Sejak ulang tahun Raga dua bulan lalu, Malven jarang pulang, bahkan pernah selama lima hari tidak kembali sama sekali. Meski pria itu rajin menelpon untuk mengobrol bersama Raga di sela-sela kesibukannya, tapi kebutuhannya sebagai pria dewasa tentu saja jadi dilampiaskan sekaligus saat Malven pulang.Hari ini pun Malven baru kembali sore ini setelah tiga hari pergi, itu pun karena ia harus mengantar Raga ke bandara besok. Lalu, sejak beberapa minggu lalu, ketika Claudia tanpa sengaja ‘bermain peran’, Malven jadi sering menggodanya dengan menggunakan kalimat-kalimat formal. ‘Ah, kuharap ingatan itu menghilang.’ Claudia membatin, menyesali kecerobohannya.Waktu itu Claudia tidak bisa tidur dan berpikir Malven tidak akan pulang, jadi ia iseng memakai seragam pelayan dan membersihkan kamar Malven, tapi pria itu malah datang dan hampir mengusir
last updateHuling Na-update : 2024-09-01
Magbasa pa

Mengukir Janji

Claudia tidak bisa menahan tawa mendengar kalimat pertama yang Raga katakan setelah melihat kartu namanya. “Biasa saja, kok, cuma kebetulan gaji yang Kakak terima lebih banyak daripada karyawan lain.”“Trus ini … nama asli Kakak?” Raga kembali bertanya sembari mengusap nama yang tertera. Claudia mengangguk membenarkan. Selama ini Claudia memang belum pernah memberitahukan nama lengkapnya pada Raga. “Cantik, kan? Kata Mama-nya Kakak, nama itu dipilih langsung oleh mendiang nenek.”Raga mendongak, sedikit menelengkan kepala saat kembali bertanya. “Jadi, Kakak tuh manggilnya Mama atau Bunda sih? Aku bingung,” ucapnya polos.Claudia mengerjap, “Raga sendiri sebenarnya memanggil Kakek atau Opa, sih? Kakak juga jadi bingung,” balasnya sembari menatap Raga.Keduanya kemudian tertawa saat menyadari kesamaan cara memanggil mereka terhadap seseorang.“Sebenarnya sih panggilannya Mama, cuma karena dari kecil Kakak sering main--!” Claudia menghentikan kata-katanya, dadanya kembali dipenuhi oleh
last updateHuling Na-update : 2024-09-03
Magbasa pa

Perpisahan Sementara

Seandainya Claudia bisa mengatakan hal itu, kira-kira tanggapan seperti apa yang akan Malven berikan? Sayangnya, pertanyaan tentang kelanjutan hubungan mereka itu hanya bisa tersangkut di tenggorokan Claudia, tanpa pernah wanita itu melontarkannya.“Kamu tidak menjawab, Claudi.”Claudia mengecup rahang Malven, “Memangnya selama ini apa yang kulakukan di kamarmu? Meski kulayani setiap hari, kamu tidak pernah sekali pun membawakan berlian tuh, bahkan meski yang sangat kecil sekali pun,” jawabnya asal. Memang Malven tidak pernah membawakan berlian, perhiasan, atau bunga, tapi pria itu memberikan unlimited card pada Claudia dan membebaskan wanita itu membeli apa pun, tapi bukankah kesannya akan berbeda kalau barang itu dibelikan langsung oleh Malven?“Akan kubelikan nanti, tapi sekarang ada hal lain yang akan kuberikan sebagai gantinya.” Malven tersenyum misterius sebelum membuka laci di samping ranjang, mengeluarkan sesuatu yang membuat Claudia terkesiap.“Ini kan ….” Claudia menatap dua
last updateHuling Na-update : 2024-09-04
Magbasa pa

Ksatria Sang Putri

Tadinya Claudia ingin ikut mengantar Raga ke bandara, tapi karena ia juga harus bersiap, maka Claudia harus puas hanya dengan memeluk anak itu sebelum berangkat. Hari ini Claudia menjadikan alasan cuti yang sudah lama tidak diambil agar bisa keluar tanpa dicurigai, lalu Malven juga memberikan izin satu minggu untuk Claudia berlibur. Meski katanya sejauh ini hanya Dera yang dikirim untuk memperhatikan dan melaporkan setiap pergerakan Malven, tapi baik Malven mau pun Claudia harus tetap berhati-hati. Setelah mengemas beberapa barang ke dalam koper kecil dan memasukkan laptop serta alat make up-nya ke ransel, Claudia segera berpamitan pada wakil kepala pelayan yang menggantikan Dera selama wanita itu pergi bersama Raga.“Anda yakin tidak ingin diantar, Nona? Tapi, Tuan bilang saya harus mengantar sampai ke tempat tujuan.”Pertanyaan dari pria berusia tiga puluhan yang merupakan sopir baru pengganti Ali sejak beberapa bulan lalu itu membuat Claudia menghentikan langkahnya. “Antar saja ak
last updateHuling Na-update : 2024-09-07
Magbasa pa

Rencana Kecil

Diam-diam, Shouki kembali melirik pada Claudia dan tersenyum tipis saat melihat tatapan percaya diri wanita itu. Sebenarnya ia tidak punya hak untuk bicara tentang perasaan Claudia mau pun tentang kehidupan pribadinya, sejak kecil Shouki sudah tahu tugasnya hanya melindungi dan menjadi boneka bagi sang nona, tapi berkat kebaikan hati Claudia yang diturunkan dari orang tuanya, Shouki jadi bisa bicara, meski yang ia katakan hanyalah hal-hal sederhana yang semuanya adalah bentuk dukungan untuk Claudia.Shouki tidak boleh menentang apa pun keputusan mau pun rencana yang sedang Claudia lakukan, jadi meski wanita itu berbuat salah pun, Shouki akan tetap bersamanya hingga akhir. Hal itu akan terus berlaku sampai Claudia mati.“Jadi, apa kegiatan kita hari ini?”Claudia menghela napas mendengar pertanyaan Shouki, karena mau tak mau ia kembali ke kenyataan. Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan menatap layar, sudah hampir satu jam sejak Raga meninggalkan kediaman Pranaja. “Sebentar lagi,” ucap
last updateHuling Na-update : 2024-09-11
Magbasa pa

Ruang Tunggu

Claudia menggeret kopernya menjauh dari mobil Shouki, setelah memastikan tidak ada anggota Phantom atau anak buah Malven lain di sekitar. Wanita itu memperhatikan papan petunjuk dan mengikuti hingga tempat di mana ia dan Vall harusnya bertemu. Mereka memang memilih tempat agak jauh untuk bertemu agar sopir yang mengantar Claudia ke stasiun tidak melihat apa-apa dan Claudia bersyukur untuk itu karena ia bisa pergi bersama Shouki. “Nona!” Panggilan itu membuat Claudia menoleh, sedikit khawatir pada betapa cepat Vall datang menjemput. “Kamu mengikutiku dari saat turun tadi?” tanya Claudia sembari membiarkan Vall mengambil alih kopernya. “Tidak, saya menunggu di sini. Tidak ada masalah selama perjalanan ke sini, kan?” Claudia menggeleng, diam-diam menghela napas lega, tapi daripada kecurigaan datang saat Malven menerima laporan dari Fauzi nanti, lebih baik Claudia mengatakannya sekarang. “Aku tidak ke sini bersama Pak Ozi, rasanya agak mengkhawatirkan pergi bersama orang yang belum la
last updateHuling Na-update : 2024-09-22
Magbasa pa
PREV
1
...
1011121314
...
19
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status