Share

Rencana Kecil

Author: Agura Senja
last update Huling Na-update: 2024-09-11 23:09:08

Diam-diam, Shouki kembali melirik pada Claudia dan tersenyum tipis saat melihat tatapan percaya diri wanita itu. Sebenarnya ia tidak punya hak untuk bicara tentang perasaan Claudia mau pun tentang kehidupan pribadinya, sejak kecil Shouki sudah tahu tugasnya hanya melindungi dan menjadi boneka bagi sang nona, tapi berkat kebaikan hati Claudia yang diturunkan dari orang tuanya, Shouki jadi bisa bicara, meski yang ia katakan hanyalah hal-hal sederhana yang semuanya adalah bentuk dukungan untuk Claudia.

Shouki tidak boleh menentang apa pun keputusan mau pun rencana yang sedang Claudia lakukan, jadi meski wanita itu berbuat salah pun, Shouki akan tetap bersamanya hingga akhir. Hal itu akan terus berlaku sampai Claudia mati.

“Jadi, apa kegiatan kita hari ini?”

Claudia menghela napas mendengar pertanyaan Shouki, karena mau tak mau ia kembali ke kenyataan. Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan menatap layar, sudah hampir satu jam sejak Raga meninggalkan kediaman Pranaja. “Sebentar lagi,” ucap
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (10)
goodnovel comment avatar
Muti Nasti
makin penasaran Thor..ceritanya bagus banget.. punya jangan kelamaan dong..
goodnovel comment avatar
Fera Lintriana
udah lama kak gak update,,
goodnovel comment avatar
Khuttit Devina Putri
kapan apdet kk .
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Ruang Tunggu

    Claudia menggeret kopernya menjauh dari mobil Shouki, setelah memastikan tidak ada anggota Phantom atau anak buah Malven lain di sekitar. Wanita itu memperhatikan papan petunjuk dan mengikuti hingga tempat di mana ia dan Vall harusnya bertemu. Mereka memang memilih tempat agak jauh untuk bertemu agar sopir yang mengantar Claudia ke stasiun tidak melihat apa-apa dan Claudia bersyukur untuk itu karena ia bisa pergi bersama Shouki. “Nona!” Panggilan itu membuat Claudia menoleh, sedikit khawatir pada betapa cepat Vall datang menjemput. “Kamu mengikutiku dari saat turun tadi?” tanya Claudia sembari membiarkan Vall mengambil alih kopernya. “Tidak, saya menunggu di sini. Tidak ada masalah selama perjalanan ke sini, kan?” Claudia menggeleng, diam-diam menghela napas lega, tapi daripada kecurigaan datang saat Malven menerima laporan dari Fauzi nanti, lebih baik Claudia mengatakannya sekarang. “Aku tidak ke sini bersama Pak Ozi, rasanya agak mengkhawatirkan pergi bersama orang yang belum la

    Huling Na-update : 2024-09-22
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Cinta Pertama

    Claudia mengerjap, menghentikan ceritanya tentang pengalaman mengumpulkan jamur di hutan dan tersesat, mengernyit saat menatap Malven yang tampaknya memang sedang serius bertanya."Aku sedang menceritakan sesuatu, tapi kamu menanyakan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan ceritaku. Kamu mendengarkan tidak, sih?" Claudia terang-terangan merengut, menatap tidak suka pada pria yang malah terkekeh mendengar protesnya.Malven meraih tangan Claudia dan menciumnya. "Bukan begitu, tapi membayangkan kamu memakai seragam pramuka dan berkeliaran mencari jamur membuatku merasa sedikit iri pada teman-teman satu kelompokmu. Kamu pasti menjadi cinta pertama banyak orang dan menerima banyak pengakuan, kan? Aku hanya penasaran siapa di antara ratusan siswa di sekolahmu yang berhasil menarik perhatianmu dan mendapatkan ciuman pertama darimu."Claudia berdecih, tapi tidak mengatakan apa pun untuk membenarkan perkataan Malven karena memang tidak ada yang salah."Aku menerima surat, hadiah dan pengak

    Huling Na-update : 2024-09-24
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Direktur Misterius

    Meski Malven sudah mengatakan jika ia membeli salah satu suite room di hotel bintang lima, itu pun terletak di pulau yang terkenal dengan keindahannya di Vietnam, Claudia masih tidak menyangka matanya akan benar-benar dimanjakan. Claudia tidak ingat pernah pergi ke pulau ini, jadi sudah pasti ini pertama kali baginya.Claudia memang pernah beberapa kali ke Vietnam, entah untuk mengikuti ayahnya mengisi seminar, menghadiri seminar sebagai perwakilan yayasan atau hanya sekedar jalan-jalan, tapi mengunjungi pulau ini sepertinya tidak pernah. Jika mengingat foto-foto liburannya bersama sang ibu saat masih kecil dulu, maka jelas, Claudia memang belum pernah mengunjungi pulau ini."Tapi, kenapa rasanya deja vu? Aku jelas belum pernah ke sini, tapi seperti sudah pernah? Ehm ....""Apa sih yang kamu gumamkan sejak tadi?"Saat Claudia sedang berpikir dan mencoba mengingat-ingat banyak hal, Malven mendekat, memeluk Claudia dari belakang dan mengecup bahunya yang terbuka.Mereka sampai di sini s

    Huling Na-update : 2024-09-26
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Kesempurnaan Tiada Tanding

    Claudia menaikkan satu alis, "Melahapku? Tidak, kali ini biarkan aku yang memakanmu," ucapnya sembari tersenyum penuh arti. Saat Claudia menurunkan tubuhnya perlahan, ia tidak bisa menahan tawa setelah melihat sesuatu yang berdiri tegak di hadapannya. "Padahal aku tidak merasakan apa pun saat kamu memelukku tadi, lalu kenapa 'dia' terlihat seperti ini?" Claudia mendongak, mengerling ke arah Malven yang sedang menunduk dan menatapnya seolah benar-benar akan menelan Claudia hidup-hidup.Malven mengelus pipi wanita yang berjongkok di hadapannya, "Kenapa lagi, tentu saja karena kamu mengatakan sesuatu yang membuatnya semakin lapar," ucapnya sembari memasukkan satu jari ke mulut Claudia."Haa, sial!" Malven mengumpat saat Claudia mengisap jarinya dengan lihai tanpa memutus kontak mata. Cara wanita itu menatap sambil terus mengisap jarinya membuat Malven menghela napas berat, lalu ketika tangan Claudia berhasil menyusup ke dalam bathrobe yang Malven kenakan, pria itu mengernyit.Claudia

    Huling Na-update : 2024-10-02
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Jalan-jalan Malam

    Sebenarnya cukup disayangkan hari pertama di sini Claudia malah menghabiskan waktunya dengan tidur seharian, jadi sebagai ganti, ia memaksa Malven untuk keluar dari hotel dan berjalan-jalan meski hanya di tepi pantai. Menapakkan kaki telanjangnya di atas pasir dan mendengar deburan halus di sekitar membuat perasaan Claudia sangat tenang.“Aku menyukai laut sejak dulu, mendengarkan suara debur ombak selalu menenangkan.” Claudia tersenyum semringah seraya mengayunkan genggaman tangannya dan Malven. Kehangatan yang wanita itu terima dari pria di sisinya mengalahkan angin malam yang berembus.“Aku lebih suka hutan dan pegunungan, bau pohon, lumut dan tanah basah selalu menyenangkan. Itulah kenapa markas utama Phantom ada di sana, di dekat villa yang waktu itu kita datangi. Hutan memberikanku keyakinan tentang perlindungan dan keamanan, kalau berada di sana, aku sangat percaya diri tidak ada yang akan menemukan dan berhasil menangkapku.”Claudia tidak mengerti kenapa Malven memberitahu ten

    Huling Na-update : 2024-10-04
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Ulang Tahun Terbaik

    "Jadi, mau apa kita hari ini?" Claudia bertanya antusias, karena yang merencanakan bulan madu ini adalah Malven, jadi ia tidak tahu apa-apa.Malven mengernyit saat merasakan sinar matahari yang cukup terik, padahal belum terlalu siang. Pria itu memakai kaca mata hitamnya untuk mengurangi silau dari matahari, tapi gerakannya yang sederhana itu tanpa disadari membuat orang-orang di sekitar terpesona.Claudia merengut tanpa sadar saat melihat para wanita dan pria memandangi Malven-nya dengan air liur hampir menetes."Kita akan main golf, pemandangannya sangat bagus, jadi kita bisa bersantai di sana sambil berolahraga ringan. Lalu, aku berencana membawamu ke Seawalker, kita akan menyelam dan menjelajahi dunia bawah laut." Jawaban Malven membuat rasa kesal Claudia berkurang, tampaknya pria itu sudah merencanakan segalanya dengan matang."Hanya ke dua tempat itu?" Claudia menaikkan satu alis, berjalan di sisi Malven yang lagi-lagi menggenggam tangannya. "Setelah menyelam, kita akan jalan-

    Huling Na-update : 2024-10-05
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Bulan Madu

    Saat menyiapkan pernikahannya dan Deon dulu, Claudia selalu membayangkan akan seperti apa pengalaman pertamanya sebagai seorang wanita. Sebuah kecupan lembut di kening dan pipi, ciuman manis dan perlahan, saling mengisi kekosongan dengan kehangatan, lalu tersenyum sambil bergenggaman tangan, itu adalah hal-hal yang Claudia bayangkan saat memikirkan kata ‘bulan madu’.Claudia percaya bahwa bulan madu adalah momen sakral di mana kehangatan, kenangan dan kebahagiaan diciptakan. Menyambut pagi dengan saling tersenyum lembut satu sama lain dan memasang wajah malu saat mengingat kejadian manis semalam, Claudia jelas memikirkan bulan madu sebagai sesuatu seperti itu. Hanya saja ….“Hhh, Malven, ugh, tolong, kumohon perlahan—ah!”Hanya saja Malven menghancurkan bayangan manis Claudia tentang konsep bulan madu. Bukannya menyambut pagi dengan senyum malu-malu, Claudia malah terbangun karena Malven menggerayanginya, seolah semalam tidak cukup padahal mereka nyaris tidak berhenti. “Claudi, bagai

    Huling Na-update : 2024-10-09
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Nasib Sial

    “Aku benar-benar menghabiskan waktu liburku hanya begini saja,” keluh Claudia setelah selesai mengemas barang-barangnya. Seminggu berlalu sejak ia dan Malven datang untuk berbulan madu.Rasanya sangat disayangkan karena Claudia lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar daripada berjalan-jalan. Tidak ada satu pun tempat di kamar ini yang tidak menjadi saksi atas pergumulan Claudia dan Malven. Semua sudut yang Claudia lihat hanya berisi kenangan saling memuaskan diri.“Sudah selesai? Ayo, kita harus segera berangkat, tidak lucu kalau sampai ketinggalan pesawat.” Malven menghampiri, memeluk Claudia yang sedang menatap kopernya dengan mata penuh permusuhan. “Kamu boleh ke sini lagi kapan pun, kan sudah kuberikan kuncinya. Jangan memasang wajah cemberut begitu.”Claudia berdecih. Memang sih, Malven sudah memberikan satu kunci ke kamar ini, tapi apa gunanya itu kalau perjanjian mereka berakhir saat Malven masih belum membuat keputusan atas kelanjutan hubungan mereka?Hari itu Claudia meni

    Huling Na-update : 2024-10-10

Pinakabagong kabanata

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Calon Suami

    Selama menunggu Malven dan Regan bicara, Claudia menunggu di ruang keluarga. Sudah dua jam sejak Malven memasuki ruang kerja Regan, tapi hingga kini belum ada tanda-tanda akan keluar. Claudia menghela napas panjang, sedikit khawatir.Kalau saja ayahnya tidak melarang, Claudia pasti sudah menemani Malven saat ini. Tapi, Regan mengatakan jika itu adalah pembicaraan antar laki-laki, jadi Claudia dilarang ikut campur.“Berapa lama lagi ayah akan mengintrogasinya?” Claudia menarik napas pelan, matanya melirik pada jam yang tertera di ponsel. Awalnya Claudia tidak sendirian karena Raga menemaninya bermain, tapi anak itu akhirnya tertidur setelah hampir satu jam, jadi Claudia memindahkannya ke kamar dan kembali ke ruang keluarga untuk menunggu Malven.“Tapi, kenapa lama sekali?” Claudia kembali mengeluh sembari menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap lampu gantung yang malam ini terlihat lebih jauh.Claudia sebenarnya merasa lelah dan perutnya sedikit kram. Mengingat perjalanan panjang yang

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Permintaan Raga

    “Raga, Kakak pulang!” Claudia berseru setelah memasuki ruang keluarga, membuat Raga dan Regan yang sedang menyusun puzzle besar, langsung menoleh bersamaan. “Iya, selama datang kembali, Kak.” Raga membalas sapaan Claudia sebelum kembali fokus pada mainannya.Claudia cemberut pada rendahnya antusias Raga. Apa anak itu tidak merindukannya?“Raga … Kakak bawa sesuatu lho,” ucap Claudia sembari mendekat dan menggoyangkan kresek putih di tangannya. Claudia sempat mampir ke mini market untuk membeli beberapa es krim dan camilan kesukaan Raga. Biasanya Raga akan sangat senang karena ia jarang diizinkan makan makanan instan seperti itu. Tapi … kenapa tidak ada reaksi berarti?Raga hanya menoleh sebentar dan mengatakan ‘oh ya’ sebelum kembali berusaha menyusun puzzle, sama sekali tidak menyadari wajah keruh Claudia. Wanita itu meletakkan barang bawaannya sebelum mendekati Raga dan langsung menusuk pipi anak itu menggunakan jari telunjuknya.“Apa ini … Raga mengabaikan Kakak?” Claudia mengelua

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mendapatkan Restu Ayah

    “Biar aku yang menghubungi Devan, kalian tinggal yakinkan anak nakal itu saja.” Adhamar berkata saat mengantarkan Claudia dan Malven ke halaman, keduanya akan meninggalkan kediaman Adhamar hari ini.“Tapi, kalau ayah masih tidak mau memberi restu bagaimana?” Claudia bertanya pelan, agak cemas.“Kenapa menanyakan hal yang sudah jelas? Tentu saja kalian tidak akan bisa menikah. Meski aku masih tidak menyukai anak nakal itu, bukan berarti aku tidak mendengarkan pendapatnya. Berusahalah lebih giat, tapi aku yakin dia akan segera merestui. Dia bukan orang yang keras kepala.”Claudia menghela napas panjang. Anak nakal yang disebut kakeknya adalah Regan, meski Claudia tidak mengerti kenapa Adhamar selalu menyebut menantunya seperti itu.“Kalau begitu kami permisi dulu, Tuan Adhamar.” Malven mengangguk hormat, membukakan pintu mobil dan membiarkan Claudia masuk lebih dulu.Setelah memeluk kakeknya, Claudia langsung memasuki mobil dan segera disusul oleh Malven. Hari ini mereka akan kembali ha

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Membuat Kenangan Baru

    Setelah memberitahu pelayan tentang tujuan mereka, Claudia dan Malven menelusuri jalan setapak dengan pohon-pohon besar di sepanjang jalan. Seperti yang Claudia katakan, hutan ini sangat rimbun dan terlihat seperti hutan sungguhan yang tidak terbatas luasnya.Meski begitu, Malven bisa melihat beberapa ranting dan daun bergoyang secara tidak wajar. “Apa di hutan ini ada ‘penunggu’ juga?” tanyanya sembari menatap lembut Claudia.Claudia yang tidak pernah melepas genggamannya dari Malven, mendongak dan tersenyum lebar. Sekarang ia mengerti apa maksud dari kata ‘penunggu hutan’ yang pernah Malven dan Arfa bicarakan. Orang-orang yang dilatih dan bekerja di bawah Adhamar, bertugas untuk menjaga keamanan tempat ini dengan memperhatikan siapa pun tamu yang datang.Tapi, meski Claudia bukan tamu asing, sejak kecil ia memang sudah dijaga diam-diam. Ada kalanya Claudia tersesat saat mengeksplor hutan dan salah satu penjaganya akan berpura-pura tidak sengaja lewat lalu membawa Claudia kembali ke

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Bagian Dari Claudia

    Claudia memilih menunggu di ruang keluarga yang tidak jauh dari ruang kerja kakeknya, sedikit gugup dengan pembicaraan yang akan dilakukan Adhamar dan Malven. Bagaimana kalau kakeknya bersikeras tidak akan merestui seperti saat bersama Deon dulu?“Ah, harusnya aku tidak menurut begitu saja dan meninggalkan mereka.” Claudia bergumam sembari menggoyangkan kaki, tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.“Minum tehnya dulu, Nona. Apa perlu saya bawakan camilan lain? Atau Nona ingin makan?”Pertanyaan pelayan yang menghampiri sambil membawa nampan berisi secangkir teh dan sepiring kukis, membuat Claudia menghela napas pendek. Benar, tidak ada yang akan berubah hanya karena ia bergumam sendirian di sini, jadi lebih baik mengisi perutnya dengan sesuatu yang hangat.“Terima kasih, tapi bisakah ganti tehnya dengan kopi? Aku ingin kopi hitam tanpa gula,” ucap Claudia saat menyadari bahwa perutnya mual mencium harum yang menguar dari teh. “Lalu, aku sedang tidak ingin kukis. Bawakan saja sesuatu

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Meminta Restu

    Sindiran tajam dan dengusan Adhamar membuat suasana ruangan itu hening. Tidak ada yang bisa membantah, baik Claudia maupun Malven tahu pasti apa yang Adhamar maksud.“Memang benar kalau saya jatuh cinta padanya, tapi saya tidak pernah mengatakan itu, dan dia pun sama. Kami saling mencintai, tapi tidak sempat menyatakan perasaan masing-masing. Saya sibuk dengan beberapa urusan, lalu Zheva yang kebetulan punya pekerjaan di sini dan mengkhawatirkan kondisi saya, datang dan membuat hubungan kami berakhir dengan kesalahpahaman.”Malven menghela napas pelan. “Dia pergi meninggalkan saya tanpa sepatah kata. Saya membuatnya menangis patah hati, karena kekurangan saya dalam berkomunikasi membuatnya berpikir jika Zheva adalah wanita yang akan dijodohkan dengan saya. Satu bulan lalu, saya kehilangan arah karena wanita itu menghilang tiba-tiba.”Claudia menatap penuh perhatian pada Malven, berharap waktu yang akan mereka habiskan ke depannya akan menghapus sedikit demi sedikit rasa sakit karena k

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Cerita Picisan

    Claudia menarik napas panjang saat pria berusia tujuh puluhan itu mengangkat pandangan dari buku di tangan. Adhamar tentu saja mengernyit melihat kedatangan cucunya yang tiba-tiba, apalagi setelah melihat tangan Claudia yang melingkari lengan Malven.Adhamar meletakkan bukunya di meja dan berdiri, menghampiri dua orang yang masih mematung tanpa mengatakan apa-apa.“Ayo bicara di dalam.” Claudia dan Malven segera menunduk sopan saat Adhamar berjalan lebih dulu sebelum mengekor di belakang. Tidak ada yang bicara selama perjalanan melewati beberapa koridor, ruang keluarga dan anak tangga menuju ruang kerja Adhamar. Sudah menjadi aturan tak tertulis untuk membicarakan hal penting hanya di ruang kerja Adhamar, tempat di mana tidak ada seorang pun yang akan menguping. Setelah memasuki ruang kerja dan pintu tertutup, Claudia segera melepas lengan Malven dan berjalan menuju sofa yang telah diduduki kakeknya. Ini adalah hal yang harus Claudia lakukan sekarang, duduk di sisi kakeknya dan mem

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mengunjungi Kakek

    Setelah perjalanan panjang yang cukup melelahkan, akhirnya Claudia dan Malven tiba di kediaman Adhamar. Gerbang besar terbuka perlahan, menampakkan halaman luas dengan arsitektur klasik yang mencerminkan wibawa pemiliknya.Bangunan besar dengan arsitektur klasik itu selalu berdiri anggun, dikelilingi tamanluas yang tertata rapi. Meski Claudia tidak asing dengan tempat ini, tapi perasaanya saat ini lebih tegang dan mendebarkan.Claudia melirik ke samping dan tersenyum melihat Malven yang duduk diam dengan wajah sedikit kaku, tentu saja pria itu juga sedang sangat tegang sekarang. Claudia bisa melihat jari-jari Malven saling tertaut erat di pangkuan, napasnya pun terdengar lebih berat dari biasanya. Claudia masihtersenyum saat meraih tangan Malven dan menggenggamnya erat.“Jangan terlalu tegang, Malven,” bisik Claudia lembut, mencoba menenangkan. “Kakekku tidak akan menelanmu, kok.”Malven menoleh ke arah Claudia dan mengernyit mellihat senyum jahil wanita itu. Tentu saja Adhamar tidak

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Orang Baik

    Pria yang wajahnya nyaris tidak lagi bisa dikenali itu, Deon, semakin gemetar saat Malven berjalan mendekat. Malven memang menangkap dan menyerahkan Deon pada pihak berwajib, tapi tidak ada yang tahu jika yang akan ‘mengadili’ Deon adalah Malven sendiri. “Ugh! Ggh!”“Hm? Kau bilang apa? Coba katakana dengan jelas agar aku mengerti keinginanmu,” ucap Malven sembari berjalan menuju sebuah meja panjang, di atasnya terdapat banyak alat yang biasa Malven gunakan untuk bermain.Pria itu memilih sebuah belati kecil hari ini. Kemarin ia bermain menggunakan besi panjang yang dipanaskan, berpikir jika itu menyenangkan, tapi nyatanya tidak. Malven lebih suka jika ada warna merah yang menghiasi mainannya, itulah kenapa ia hanya sempat menggunakan besi panas itu satu kali. Alat itu membosankan.Malven melepas jas hitamnya, menukarnya dengan sebuah padding hitam panjang yang tersedia di gantungan. Pria itu tidak lupa menggulung lengan kemejanya, khawatir akan ada noda yang menempel seperti kemari

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status