Bab 90: Kurap**Sungguh, aku ingin berterima kasih kepada Kassandra. Akan tetapi, tiba-tiba sekarang semuanya menjadi aneh.Aku tinggal di rumah yang sama dengan Kassandra, namun aku sulit menemukannya.“Ya sudahlah..,” pikirku.“Aku akan menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan dia.”Selanjutnya, aku sibuk berlatih. Pagi, siang, sore, malam. Tiada hari tanpa latihan. Pada sasana mini yang terletak di bagian belakang rumah Pluit ini, ada banyak sarana yang bisa aku manfaatkan.Samsak, punchbag, alat-alat kebugaran, boneka lenting, termasuk tiang besar dengan batang-batang kayu di sekelilingnya seperti yang biasa kulihat di film Mandarin.Termasuk juga para lawan latih tanding yang secara pura-pura tak sengaja sering aku pukul, tendang, atau membanting mereka dengan sungguh-sungguh.Bondan, iya, Bondan, hidungnya pernah aku pukul sampai mimisan.“Hihihi..,&rd
Read more