Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 711 - Chapter 720

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 711 - Chapter 720

1041 Chapters

710. Part 17

Wusss...! Debb...!Blarrr...!Suara ledakan mengguncangkan kapal. Tubuh Nakhoda Salju terlempar ke belakang akibat gelombang hentakkan kedua pukulan yang bertabrakan tadi. Tubuh Nakhoda Salju seperti didorong kuat-kuat hingga keseimbangannya tak terjaga lagi. Ia jatuh terduduk, lalu terjungkal ke belakang. Tapi segera cepat bangkit dan berdiri tegak menatap lawannya."Bangsat kau, Tua Bangka!" geram Nakhoda Salju.Sementara itu, Loh Gawe yang berusaha melepaskan rantai bandul berduri itu masih belum berhasil, demikian pula halnya dengan Sumbing Gerhana. Tapi mereka berdua masih tetap berusaha dan pantang menyerah. Sampai akhirnya, Loh Gawe gunakan rantai bandul yang menyangkut di cabang tongkat itu untuk bergelayutan dan tubuhnya menerjang Jangkar Langit dengan kaki direntangkan ke depan.Wuttt...!Tendangan itu sedikit dihindari Jangkar Langit, lalu kaki Jangkar Langit menyepak ke kiri dengan kuat.Plokk...!Wajah Loh Gawe ter
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

711. Part 18

Dapat dibayangkan suasana di Pulau Beliung. Dayang Selatan, tokoh perempuan sakti yang sepertinya baru muncul di rimba persilatan itu sedang dalam perjalanan menuju Pulau Beliung. Jelas dia akan mengamuk disana untuk membuat perhitungan dengan Dadang Amuk. Juga tokoh tua yang yang dikenal sakti dan usianya masih di bawah usia Rawana Baka itu, Jangkar Langit juga pergi ke Pulau Beliung dan akan mengamuk ke sana kepada Hantu Laut.Setidak-tidaknya, Pulau Beliung akan diguncang dua pertempuran hebat yang mungkin akan memakan korban pihak lain. Ditambah lagi, Siluman Selaksa Nyawa merasa geram terhadap perkara Pusaka Tombak Kematian itu. Maka di depan orang-orangnya yang dikumpulkan di atas geladak, Siluman Selaksa Nyawa berkata, "Pusaka Tombak Kematian sebaiknya ada di tanganku saja, supaya tidak ada pihak lain yang berani menentangku dengan mengandalkan pusaka itu!"Sumbing Gerhana menyahut, "Jadi, sang ketua mau sufaya tomwak fusaka itu jatuh ke tangan kita!""Be
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

712. Cermin Benggala Kembar

SEHARI setelah keberangkatan Doma dan Damu, kapal berbendera hitam itu berpapasan dengan perahu berlayar hijau. Perahu itu juga memakai lambang gambar tengkorak dengan tujuh mata rantai mengelilingi kepala tengkorak tersebut.Mereka terkejut, bahkan wajah mereka menjadi tegang, karena saat itu Nakhoda Salju berseru kepada orang-orang di geladak."Perahu berlayar hijau mendekat! Siapkan semua senjata!"Anak buahnya segera berkata, "Mengapa siapkan senjata, Nakhoda? Bukankah perahu itu bersimbol seperti simbol layar kita? Berarti perahu itu adalah sekutu kita juga, teman kita juga...!"Plakkk...!Nakhoda Salju menampar keras wajah anak buahnya, lalu lontarkan bentak keras, "Bodoh! Itu perahunya Dadung Amuk!""Siafa yang datang!" Sumbing Gerhana cepat muncul dari dalam lambung kapal."Dadung Amuk! Perahunya mendekati kita!" seru Nakhoda Salju.Sumbing Gerhana memandang baik-baik perahu berlayar hijau itu. Setelah yakin betul bahwa
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

713. Part 2

Kejap berikutnya, Dadung Amuk tersentak kaget. Sang ketua melompat ke arahnya begitu cepat. Bergerak mengelilinginya bagai kilasan cahaya petir.Wut wut wuttt...!Sang ketua segera kembali ke tempatnya tanpa napas terengah. Tetap tenang dan dingin. Tetapi tubuh Dadung Amuk telah terjerat tambangnya sendiri. Tambang itu melilit dan mengikat kedua tangannya sehingga tak bisa digerakkan lagi. Bahkan kedua kakinya pun jadi merapat dan terikat kuat. Bukan hanya Dadung Amuk yang terbengong melompong dalam keheranan yang amat tinggi, tetapi para pengepung, termasuk Sumbing Gerhana dan Nakhoda Salju, juga tertegun bagai tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Nakhoda Salju membatin di hatinya, "Edan betul! Begitu cepat gerakan sang ketua. Tak sempat aku berkedip dua kali, tahu-tahu tubuh Dadung Amuk sudah terikat tak bisa bergerak sedikit pun! Sungguh merupakan gerakan tercepat dari seluruh gerakan manusia yang pernah kulihat!"Dadung Amuk gemetar setelah mengeta
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

714. Part 3

Sejak berusia enam belas tahun, si Tua Rakus sudah mempunyai kesenangan memperkosa perempuan. Sampai seusia sekarang, kegemaran itu masih berkelanjutan. Cukup banyak perempuan di wilayah timur yang menjadi korban keganasan nafsu si Tua Rakus itu. Dan agaknya ia sedang melarikan diri dari kejaran dendam seseorang yang merasa dirugikan oleh kegemaran memperkosanya itu.Bukan hal aneh lagi jika si Tua Rakus tak mau kedipkan matanya ketika melihat Dayang Selatan melesat di atas belarak, atau pelepah daun kelapa kering.Bukan ketinggian ilmu Dayang Selatan yang menjadi pusat perhatian si Tua Rakus, melainkan kecantikan dan bentuk tubuh Dayang Selatan yang membuat mata si Tua Rakus lupa berkedip. Bahkan lidahnya beberapa kali menyapu bibirnya yang sudah mulai dihinggapi keriput pada bagian sudut dan tepiannya."Waduuuk...!" serunya memanggil sang anak buah.Orang kurus yang berjuluk Waduk Kebo itu cepat menyahut dari samping haluan dan segera berlari menghadap
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

715. Part 4

"Kenapa dia?" tanya si Tua Rakus.Salah seorang dari mereka yang berkerumun menjawab, "Mungkin mengantuk!"Memang keadaan Waduk Kebo seperti orang mengantuk. Tunduknya kepala dengan terkulai lemas, juga kedua tangannya yang bagai tak bertulang lagi itu. Tetapi mata si Tua Rakus segera menyipit curiga. Ia melihat ada kepulan asap di kedua pundak Waduk Kebo. Cepat-cepat ia memeriksa pundak itu dengan membuka sebagian baju Waduk Kebo."Jahanam...!" si Tua Rakus menggeramkan suara dengan mata terbelalak lebar, ia melihat kulit pundak kanan-kiri Waduk Kebo itu melepuh biru. Bagian tengahnya sedikit mengeluarkan busa yang berasap. Tiba-tiba tubuh Waduk Kebo itu rubuh ke depan.Brukk...!Semua orang yang memandang segera sentakkan badan mundur ke belakang. Waduk Kebo terkulai tak berkutik. Si Tua Rakus semakin belalakkan mata dengan dahi berkerut kuat. Lalu, ia cepat berdiri dan palingkan wajah beringasnya setelah memeriksa sebentar keadaan Waduk Kebo. De
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

716. Part 5

"Heaaa...!" Mereka cepat mencabut senjata masing-masing dan melompat menyerang Dayang Selatan.Wuurrr...! Dayang Selatan segera lompat dengan berpegangan pada seutas tambang layar yang menggantung. Dengan tambang itu, ia laksana terbang di atas kepala orang-orang yang menyerangnya secara bersamaan.Dalam keadaan melayang begitu, Dayang Selatan kelebatkan tangannya seperti orang menaburkan sesuatu dengan cepat. Lalu dari tangan itu keluarlah ratusan ekor kunang-kunang. Kunang-kunang itu jatuh dan hinggap di kepala mereka, sehingga kepala mereka menjadi berpijar-pijar nyala hijau kekuningan. Mereka seperti memakai mahkota, dan kelihatan indah. Namun beberapa kejap berikutnya mereka saling menjerit, berteriak kesakitan, bahkan saling berguling-gulingan di lantai geladak.Ratusan kunang-kunang itu meresap masuk di kepala mereka bagai bersarang ke dalam kepala. Setiap satu kepala, jumlahnya lebih dari lima puluh kunang-kunang. Dan kepala mereka menjadi bengkak, kulit
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

717. Part 6

Hantu Laut ditaklukkan Pendekar Kera Sakti, dan kini justru menjadi pelayannya Baraka, yang siap membantu dalam perjalanan laut. Karena Hantu Laut memang lebih menguasai tentang kelautan ketimbang Pendekar Kera Sakti dan Dewa Racun. Sedangkan Singo Bodong, orang yang selama ini digembar-gemborkan sebagai kembarannya Dadung Amuk, lebih memilih tinggal di Pulau Beliung, karena Ratu Pekat ingin mengangkat Singo Bodong sebagai muridnya. Singo Bodong yang polos dan tidak mempunyai ilmu kanuragan sedikit pun itu, merasa lebih senang mendapat ilmu dan menjadi muridnya Ratu Pekat, ketimbang mengikuti Pendekar Kera Sakti ke Puri Gerbang Kayangan di Pulau Serindu, tanpa ada kepastian kapan ia akan bisa menjadi seorang pendekar. Singo Bodong memang sangat berkeinginan untuk menjadi seorang pendekar seperti Baraka.Sejak Hantu Laut tidak lagi memiliki Pusaka Tombak Kematian, niatnya untuk memberontak dan mengalahkan Siluman Selaksa Nyawa menjadi batal. Bahkan ia selalu dibayang-
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

718. Part 7

"Iiyyy... iya, iya... aku ingat!" jawab Dewa Racun dengan bersemangat. "Sugali itu nama asli Singo Bodong, dan... dan... dan dia bilang ibunya sering sebut-sebut nama Arjuna sebagai ayah Singo Bodong, dan dijuluki Siluman oleh ibunya Singo Bodong, karena sang Arjuna itu tak pernah punya waktu tetap untuk menjenguk ibu Singo Bodong yang bekas... beka... bekas sinden zaman dulu!""Kalau begitu, Singo Bodong itu kakak beradik dengan Dadung Amuk, hanya lain ibu tapi satu bapak!" ujar Baraka menyimpulkan keterangan itu."Tap.... tapi mereka seperti anak kembar saja?" kata Dewa Racun.Hantu Laut segera menyahut, "Menurut keterangan Begawan Sangga Mega, Rawana Baka adalah anak kembar. Ia mempunyai kakak yang namanya aku tak ingat, tapi yang jelas dia sendiri yang bunuh kakaknya! Dia tak mau ada orang yang menyamainya, baik ilmunya maupun ketampanannya.""O, bisa jadi darah keturunan kembarnya ada di wajah Singo Bodong dan Dadung Amuk!" kata Pendekar Kera Sakti.
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

719. Part 8

Gemetar sekujur tubuh Baraka mendengar nama Eyang Purbapati dan Nini Galih adalah kakek dan neneknya Siluman Selaksa Nyawa. Padahal Eyang Purbapati dan Nini Galih adalah gurunya si Setan Bodong dan Dewi Pedang. Sedangkan Pendekar Kera Sakti adalah murid dari Setan Bodong. Tapi selama menjadi murid mereka, Baraka tidak pernah mendengar cerita tentang kutukan hidup sesat dari Eyang Purbapati kepada Rawana Baka. Apakah si Setan Bodong merahasiakannya, atau memang tidak tahu? Jika si Setan Bodong tidak tahu, mengapa Hantu Laut yang sebagai budak Kapal Neraka, orang bawahannya Tapak Baja, bisa mengetahui urutan silsilah tersebut? Mengapa Hantu Laut bisa hafal semua nama dan kejadian leluhur Siluman Selaksa Nyawa? Benarkah ia mampu mengingat segala yang pernah didengarnya dari Begawan Sangga Mega?Hantu Laut berdebar cemas ketika Pendekar Kera Sakti melangkahkan kaki mendekatinya. Kemudian Pendekar Kera Sakti menepuk-nepuk pundak Hantu Laut sambil ucapkan kata, "Lupakan tentang sik
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
7071727374
...
105
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status