Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 731 - Chapter 740

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 731 - Chapter 740

1041 Chapters

730. Penguasa Pulau Mayat

GUA yang ada di belakang mereka antara jarak tiga puluh langkah itu dipandangi oleh mereka. Pendekar Kera Sakti ucapkan kata seperti bicara pada dirinya sendiri. "Berapa banyak mayat hidup yang bersembunyi di gua itu!""Ap... apakah kau yakin di dalam gua itu ada banyak mayat berilmu tinggi seperti orang tadi?""Aku hanya khawatirkan hal itu. Aku sendiri tidak tahu-menahu tentang pulau ini. Kau lebih tahu tentunya, karena kau bilang tadi di perahu, jika sudah mencium bau busuk, itu pertanda sudah dekat dengan pulau tempat tinggalmu?""Memang. Aaak... aku tahu tentang pulau ini, tapi tak banyak! Yang kutahu, dulu pulau ini punya banyak penghuni. Namun kurang lebih empat tahun yang lalu, penduduk pulau ini habis bagai disapu badai.""Kenapa?""Kaar... kaaar... karena penduduk pulau ini dibantai oleh Siluman Selaksa Nyawa. Habis semua orang-orangnya, dan mayatnya dibiarkan membusuk, tak ada yang menguburkan mayat sebegitu banyak!""Mengapa Silu
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

731. Part 2

Hantu Laut cepat ucapkan kata tegang, "Siapa yang menutup pintu gua ini! Siapa...!""Ak... aku... aku tidak tahu!"Lalu, terdengar suara Pendekar Kera Sakti berseru tegang pula. "Hei...? Di mana Suling Naga Krishna-ku?""Hahh...!" Dewa Racun kaget. Dalam bias cahaya kecil itu mereka mencoba mencari Suling Naga Krishna Pendekar Kera Sakti, tapi tidak ada yang berhasil menemukannya."Suling Naga Krishna-ku hilang!" geram Pendekar Kera Sakti."Celaka...! Pasti ada orang yang mencurinya dan orang itulah yang menutup pintu gua dengan batu besar itu!" kata Hantu Laut."Berarti kita tidur pun karena dorongan suatu tenaga batin yang membuat kita jadi sama-sama tertidur dengan nyenyaknya!" ucap Baraka bagaikan bicara pada dirinya sendiri."Baag... bag... bagaimana kita keluar dari sini? Tak ada jalan lain untuk bisa keluar selain melalui pintu itu!"Hantu Laut segera mencoba kerahkan tenaganya untuk mendorong batu besar tersebut. Tapi s
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

732. Part 3

Semua diam tertegun memikirkan nasib mereka. Semua diam berkerut dahi saling bertanya dalam hati tentang batu itu. Lalu kejap berikutnya Pendekar Kera Sakti bangkit, seperti mendapat satu gagasan. Gerakannya itu diikuti oleh mata Dewa Racun dan Hantu Laut. Mereka menaruh harapan besar pada usaha Pendekar Kera Sakti kali ini.“Aku akan gunakan ‘Tenaga Matahari Merah’!” kata Pendekar Kera Sakti. “Jika jurus ini gagal, aku tak tahu harus bagaimana lagi.”“Cob... cob... cobalah!” kata Dewa Racun.Tanpa menunggu waktu lagi. Baraka segera mengerahkan ‘Tenaga Matahari Merah’-nya, dan meluruskan sepuluh jari tangannya. Dan... seketika itu juga, melesatlah sepuluh larik sinar merah berkilauan wujud dari ‘Tenaga Matahari Merah’!“Hiaahh...!”Srat...!Batu besar yang menjadi sasaran tampak bergetar kencang ketika terbelit sepuluh larik sinar y
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

733. Part 4

Dengan bantuan cahaya obor itu, mereka bisa pandangi lumut-lumut yang menempel di dinding lorong yang terasa lembab. Lorong yang lebarnya antara dua tombok itu mempunyai dinding rata walau bukan berarti halus. Dewa Racun curiga dengan dinding rata itu. Apalagi ketika obor diangkat lebih ke atas, mereka bisa melihat bahwa lorong itu amat panjang walau berkelok-kelok lagi di bagian sana. Kemudian mata Dewa Racun menemukan keanehan pada dinding lorong itu.“Cob... coba dekatkan ke dinding kiri obormu itu, Hantu Laut!”Hantu Laut yang memegang obor segera mendekatkan nyala apinya ke dinding kiri. Kemudian mereka sama-sama menemukan gambar pada dinding. Gambar itu berupa batu-batuan yang ditoreh oleh benda tajam. Bekas torehannya sudah berlumut, itu pertanda sudah sangat lama torehan tersebut terjadi di dinding itu.“Mungkin dulu ada manusia purba yang menghuni tempat ini!” kata Baraka.Hantu Laut hanya menggumam sambil manggut-manggut.
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

734. Part 5

“Begini,” kata Pendekar Kera Sakti pecahkan hening di antara mereka bertiga. “Kita bercermin dari perbuatan kita sendiri. Kita gunakan patokan, bahwa orang berbuat sesuatu yang buruk sering dikatakan menyimpang ke jalan kiri, orang yang berbuat baik dikatakan berjalan dijalan kanan. Kita sering muliakan tangan kanan sebagai tanda penghormatan terhadap sesama, misalnya menerima sesuatu dari orang lain lebih sopan dengan menggunakan tangan kanan, tapi tangan kiri tidak sopan. Jadi, usulku kepada kalian, kita gunakan lorong kanan, sebagai lorong kebaikan dan kesopanan.”“Bagaimana jika dugaanmu salah?” tanya Hantu Laut.“Mampuslah kita!” jawab Pendekar Kera Sakti tirukan jawaban Hantu Laut tadi. “Jika dugaan kita tentang lorong kiri pun salah, mampus pulalah kita ini!”Dewa Racun segera keluarkan pendapat, “Bba... baar... barr... barangkali kita akan temui kesalahan dan kematian, tapi mati dengan men
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

735. Part 6

Siapa pelempar tombak dari arah kiri Hantu Laut tadi” Tak ada yang tahu, karena tak terlihat ada orang di sana. Dewa Racun cepat berlari ke arah tempat datangnya tombak tadi, dan melakukan pemeriksaan sebentar, ternyata tak ada orang di sana.Ia berseru akan hal itu tentu saja Baraka serta Hantu Laut samasama heran. Lalu mereka pun saling menduga bahwa orang itu telah bersembunyi di tempat lain, karena pasti dia tahu seluk-beluk jalan rahasia di gua itu.Hantu Laut berdiri agak di tengah arena ketika ia berkata kepada Pendekar Kera Sakti itu, “Mendekatlah kemari. Di sini hawanya lebih sejuk!”Baru saja selesai Hantu Laut ucapkan kata demikian, tiba-tiba melesatlah sebuah piringan bergerigi yang bergaris tengah dua jengkal. Piringan besar itu melesat cepat dari arah belakang Hantu Laut.Weengngng...!“Awas!” seru Baraka seketika.Kepala gundul itu tak sempat menengok ke belakang. Tapi melihat mata Pendekar Kera S
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

736. Part 7

“Hantu Laut...!” ucap Siluman Selaksa Nyawa dengan suara tenang tapi berkesan ingin membunuh. “Sengaja aku menemuimu di arena ini karena ingin tentukan nasibmu, berapa napas lagi kamu bisa menikmati hidup! Tapi aku tak mau membunuhmu secara sia-sia! Kamu harus ada perlawanan! Bertarunglah secara jantan denganku. Hantu Laut...!”Hantu Laut geleng-gelengkan kepala. Sebab ia ragu untuk menyetujui pertarungan itu, karena Pendekar Kera Sakti dan Dewa Racun kelihatan diam saja tak mau cepat bertindak mendekati dirinya. Sedangkan Hantu Laut merasa sebagai pihak yang bersalah di mata Siluman Selaksa Nyawa, ia memang telah memberontak keluar dari gerombolan orang sesat itu. Ia keluar karena sudah telanjur berkoar ingin membunuh Siluman Selaksa Nyawa ketika ia masih memegang Pusaka Tombak Kematian, milik Jangkar Langit.Tapi kali ini. Pusaka Tombak Kematian itu tidak ada lagi ditangannya. Itulah sebabnya, kali ini Hantu Laut nyaris terkulai lemas karena t
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

737. Part 8

“Suling Naga Krishna...!” gumamnya, lalu ia tundukkan kepala seakan berpikir dan mempertimbangkan. Bahkan ia pejamkan matanya pelan-pelan. Sementara Baraka tetap menunggu jawaban sambil sesekali melirik ke arah Dewa Racun dan Hantu Laut, yang posisi mereka ada di sebelah kanan dan kiri Pendekar Kera Sakti.Dewa Racun tampak tetap siagakan anak panahnya yang sewaktu-waktu siap dilepaskan ke arah orang berkerudung hitam itu. Karena terlalu lama menurut ukuran Pendekar Kera Sakti, ia pun segera berkata, “Tak perlu ragu, serahkan saja Suling Naga Krishna-ku itu! Buatmu Suling itu tidak berguna, tapi buatku sangat berguna!”Orang itu tidak menjawab. Masih tundukkan kepala dengan pejamkan mata. Baraka memperhatikan terus sampai akhirnya dahinya berkerut dan wajahnya sedikit mendekat memandang wajah orang itu. Kemudian terdengar gerutuan Baraka di sela gema ruangan tersebut,“Sial! Dia malah tidur!”“Hah...!” Hantu
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

738. Part 9

Orang berkerudung hitam bagai utusan dari alam kubur itu mulai melangkahkan kaki mendekati Hantu Laut. Pendekar Kera Sakti merasa cemas akan nasib Hantu Laut. Dalam keadaan tertindih beban yang amat berat itu, Pendekar Kera Sakti segera sentilkan jarinya ke arah Siluman Selaksa Nyawa. Sentilan jurus ‘Jari Guntur’ itu tepat mengenai punggung lawan.Debbb...!Siluman Selaksa Nyawa merasa mendapat tendangan bertenaga kuda yang amat besar dan panas, ia pun tersungkur jatuh.Brukk...!Tapi lekas berdiri dan membalikkan badan menghadap Pendekar Kera Sakti, ia menggeram melalui dengusan napas memanjang. Tapi wajahnya masih dingin dan kaku. Hanya matanya yang terlihat lebih tajam memandang Baraka sebagai ungkapan kemarahannya.“Kurang ajar! Berani-beraninya kau melakukan hal itu kepadaku, hah!”Sambil menahan beban berat, Baraka berkata, “Aku hanya ingin membuktikan, bahwa biar dalam keadaan terjepit begini, ta
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

739. Part 10

Siluman Selaksa Nyawa redakan ketegangannya, ia kembali berdiri dengan sikap santai. Tongkatnya digenggam tangan kanan dalam keadaan berdiri di sampingnya. “Apa maksudmu menanyakan aku kenal dengan Salya Tirta Raharja, apakah ia gurumu?”“Tidak, Aku bukan murid Salya Tirta Raharja. Secara kebetulan saja, aku menemukan kitab kesaktian milik Salya Tirta Raharja yang sudah tiada”“Lalu kau murid siapa?”Kali ini Baraka terdiam, seakan mempertimbangkan jawaban yang akan diberikan.“Salah satu guruku adalah Setan Bodong”Siluman Selaksa Nyawa terkejut dengan cara menarik kepala ke belakang sedikit, tapi wajahnya tetap beku dan dingin.“Apakah benar kau murid si Setan Bodong?”“Ya! Kau takut berhadapan dengannya?”Siluman Selaksa Nyawa tidak kasih jawaban, tapi justru ajukan pertanyaan lagi, “Sebutkan nama asli mereka jika memang kau murid mereka!”
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
1
...
7273747576
...
105
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status