Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / Chapter 701 - Chapter 710

All Chapters of Pendekar Kera Sakti: Chapter 701 - Chapter 710

1041 Chapters

700. Part 7

Keringat banyak mengucur dari tubuh Tabib Akhirat, sementara itu, Cempaka Ungu segera dibawa lari oleh Ratu Pekat ke istana. Di perjalanan, Cempaka Ungu berkata, "Ibu, aku tak kuat lagi...!""Kuatkan anakku! Kuatkan! Ibu akan sembuhkan kamu dengan batu Galih Bumi...!"Tapi alangkah kecewanya Ratu Pekat, karena begitu tiba di istana, sebelum ia mengambil air yang akan dipakai merendam batu Galih Bumi dan diminumkan kepada Cempaka Ungu, ternyata gadis itu sudah menghembuskan napasnya yang terakhir.Ratu Pekat tak dapat berteriak dan mengucap kata apa pun. Tapi wajahnya menjadi merah dan nafsu untuk membunuh Hantu Laut menjadi berkobar besar. -o0o-Ratu Pekat segera kembali ke pantai untuk bikin perhitungan dengan Hantu Laut. Tak ada gentar sedikit pun pada diri Ratu Pekat. Mati pun ia siap demi menebus kematian anaknya.Di pantai, ternyata Tabib Akhirat merasa tak sanggup bertahan melawan Hantu Laut. Lukanya makin parah, ia harus
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

701. Part 8

"Majulah kalau kau berani! Tombak ini akan menghantam kepalamu menjadi remuk!"“Tombak yang mana!" tanya Pendekar Kera Sakti dengan senyum makin lebar.Hantu Laut yang merasa masih memegang tombak dan diputar-putarkan di kepalanya itu menjadi tersentak kaget setelah ia melihat ke tangannya, ternyata sudah tidak memegang tombak lagi. Hantu Laut kebingungan memandang sekeliling dan berkata, "Mana tombakku tadi? Lho... mana tombakku!"Terdengar suara tawa Dewa Racun yang ada di belakang Hantu Laut. Dewa Racun bahkan berkata, "Ap... ap... apa yang kau cari, Gundul? Un... un... undur-undur atau kerang laut!""Diam kau, Bangsat! Aku mencari tombak pusakaku!"“Tak perlu dicar... car... cari! Tombakmu sudah musnah oleh ilmu ‘Tabir Ghaib’ milik anak muda tampan itu!"Hantu Laut cepat palingkan wajah kepada Baraka."Mana tombak pusakaku tadi, hah!"Baraka menjawab dengan tenang, "Sudah kumakan!"Ha
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

702. Part 9

“Tentu saja sak... sak... sakit...! Tapi kala kau lukai orang lain, kau tidak memikirkan bahwa hal itu menyakitkan orang tersebut!""Ampunilah aku...! Tolonglah aku! Aku tidak akan bersikap seperti yang sudah-sudah! Aku telah sadar, bahwa ketinggian ilmu apa pun masih tetap ada yang bisa mengalahkan dan mengunggulinya...! Tolonglah aku, Pendekar Kera Sakti! Aku akan mengabdi padamu jika kau mau menolongku!""Aku tidak suka berteman dengan orang keji," kata Pendekar Kera Sakti."Ak... aku... aku tidak akan berbuat keji lagi! Aku... tobat!" Hantu Laut tundukkan kepala menahan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Wajah dukanya itu disembunyikan dengan penuh kepasrahan.Baraka melihat kepasrahan itu begitu tulus, kemudian ia berkata, "Kuberi kau kesempatan untuk memperbaiki tingkah lakumu selama ini! Jika kau tak mampu perbaiki tingkah lakumu, terpaksa aku tak mau peduli lagi dengan nyawamu!""Ba, ba, baaaik... baik! Beri aku kesempatan sat
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

703. Part 10

"Wenar juga afa katamu, kafal tidak wergerak! Fadahal wanyak angin, layar fun werkemwang wagus!""Wagus, wagus!" omel Nakhoda Salju. "Periksa sekitar kapal, siapa tahu ada yang lego jangkar!""Waik, waik...!" kemudian Sumbing Gerhana memeriksa buritan dan sekitarnya, ia melihat jangkar masih ada di tempatnya, tidak bergerak turun."Dayuuung...!" teriak Sumbing Gerhana."Dayuuung...! Kafal tidak wergerak! Ayo, lekas dayuuung...!"Tarr...! Tarrr...!Sumbing Gerhana melecutkan cambuknya. Maka, dua puluh budak tanpa baju segera mendayung kapal itu dengan serempak. Mereka ada di kanan kiri kapal, duduk di tempat pendayung.Para budak pendayung paling takut jika Sumbing Gerhana marah. Cambukannya lebih sering ngawur.Sumbing Gerhana tak pernah pikirkan cambukannya mengenai hidung atau mata mereka, yang penting dengan melecutkan cambuk dan membentak-bentak, itu adalah tugas utama baginya, disamping menjaga keamanan sekitar geladak kap
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

704. Part 11

Semua mata tertuju pada tamu tak diundang itu. Bahkan Sumbing Gerhana sempat ternganga mulutnya karena bengong melihat sesuatu yang mengagumkan, juga para pengintai di atas tiang itu memandang tak berkedip. Ada pula yang bersuit dan menggoda dari sisi lain. Para pendayung serentak hentikan gerakan dayungnya dan tertegun memandang perempuan cantik yang muncul bagaikan setan.Perempuan itu tampak cantik luar biasa, ia berpakaian penutup dada warna hijau dengan hiasan benang emas yang ketat dengan bentuk pinggang sampai dadanya yang montok itu. Ia juga mengenakan celana hijau beludru ketat berhias benang emas. Pakaian itu dirangkapi baju jubah warna biru muda transparan terbuat dari sutera halus. Rambutnya sebagian digulung kecil di atas kepala, tapi bagian belakang dan sisanya dibiarkan terurai panjang sebatas punggung, ia mengenakan mahkota emas kecil sebagai penghias bagian depan rambutnya, juga mengenakan kalung lempengan emas berhias mutiara susun dua, juga gelang keroncong
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

705. Part 12

"Mana Siluman Selaksa Nyawa yang menjadi ketua kalian! Aku mau beltemu dengan dia!" jawab Dayang Selatan dengan bahasa cadel, tak bisa sebutkan huruf 'R'."Ada perlu apa kau ingin bertemu dengan sang ketua?""Itu ulusanku!""Aku harus tahu, karena aku nakhoda di kapal ini! Aku bertanggung jawab atas keselamatan jiwa para penumpang dan awak kapalku!""Jangan banyak mulut, Nakhoda Salju! Kau tak akan bisa belnapas lagi jika kesabalanku habis!" ancam Dayang Selatan."O, kau mau menggertakku, Dayang Selatan?" kata Nakhoda Salju dengan mata tajam memandangnya. "Ketahuilah, Dayang Selatan... aku orang yang tidak pernah mempan dengan gertakan ataupun ancaman! Aku tahu kau punya ilmu, tapi aku bisa ukur ilmumu tak akan lebih dari ilmu yang kumiliki!"Tiba-tiba Dayang Selatan menggenggam jari tengahnya sendiri, sementara ketiga jari lainnya mengeras lurus. Jempol tangan itu menekan kuat jari tengahnya, dan Nakhoda Salju cepat-cepat sentakkan tanganny
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

706. Part 13

"Sekalang sudah menjadi milikku! Si Lalang Buana sudah tak ada!" jawab Dayang Selatan dengan rasa bangga.Wajah Siluman Selaksa Nyawa tetap dingin dan datar saat ia berkata, "Tapi ilmu 'Jemari Mayat'-mu itu tidak berlaku untukku, Dayang Selatan. Jadi, sebaiknya cepatlah minggat dari kapalku sebelum murkaku tiba dan mencelakakan jiwamu!""Aku tidak akan pelgi, sebelum Dadung Amuk kau selahkan padaku, atau kaugantung dihadapanku!""Dadung Amuk tidak ada di sini. Dia belum pulang!""Kalau begitu, aku halus pastikan kebeladaannya di kapal ini dengan cala menggeledahnya!""Bangsat!" teriak Nahkdoa Salju yang cepat bergegas maju. Ia menuding Dayang Selatan dengan geram kemarahan. "Tak kuizinkan kau menggeledah kapal ini! Karena itu sama saja kau menginjak-injak wibawa dan kehormatan orang-orang di kapal ini!"Plakkk...!Tiba-tiba tangan Damu berkelebat dan menampar mulut Nakhoda Salju. Orang berusia sekitar lima puluh tahunan itu tak berani
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

707. Part 14

Tabib Akhirat meringis sebentar, lalu cepat-cepat bangkit dan kembali menghadap sang ketua. Wajah sang ketua tetap tak ada perubahan, dingin dan datar. Seakan tak pernah memukul Tabib Akhirat dengan kekuatan tenaga penuh. Wajah Tabib Akhirat pun menjadi pucat."Jelaskan yang sebenarnya!" perintah sang ketua dengan tegas."Tapak Baja berhasil mencuri Pusaka Tombak Kematian milik Jangkar Langit! Pusaka itu akhirnya berhasil direbut Hantu Laut dan dipakai membunuh Tapak Baja dan Gagak Neraka. Semua orang berilmu di Pulau Beliung, termasuk putri bungsunya Ratu Pekat juga dihabisi Hantu Laut dengan Pusaka Tombak Kematian itu, Ketua!""Pusaka Tombak Kematian...!""Betul. Bahkan Hantu Laut merencanakan untuk memberontak melawan kita. Dia bersekongkol dengan Dadung Amuk dan berdiam di Pulau Beliung! Mereka mau membunuh sang ketua dengan menggunakan Pusaka Tombak Kematian itu!""Dadung Amuk dan Hantu Laut bersekongkol mau bunuh aku?""Betul, Ketua!"
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

708. Part 15

"Mengapa kau tak bunuh tikus gundul itu, hah!""Saya... saya sudah coba, tapi dia cukup tangguh dengan tombaknya itu, Ketua. Lalu, saya melarikan diri untuk kasih kabar kemari!"Plakkk...!Kembali tamparan itu melayang cepat dan keras. Pipi Loh Gawe merah membekas telapak tangan Siluman Selaksa Nyawa. Dengan tahan napas dan tahan sakit, Loh Gawe kembali menghadap sang ketua. Tapi ia segera rubuh, pingsan di depan sang ketua. -o0o-Tabib Akhirat salah duga. Sebenarnya Hantu Laut tidak bersekongkol dengan Dadung Amuk. Pada waktu pertarungannya dengan Hantu Laut, Tabib Akhirat terpaksa melarikan diri karena merasa terluka parah oleh Pusaka Tombak Kematian di tangan Hantu Laut itu. Pada waktu ia melarikan diri, ia melihat Singo Bodong ada di pulau itu juga. Singo Bodong punya wajah persis Dadung Amuk, juga potongan tubuhnya, apalagi Ratu Pekat mendandani Singo Bodong agar serupa betul dengan Dadung Amuk. Tujuannya untuk membujuk Hantu Lau
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

709. Part 16

"Periksa bagian bawah perahu itu! Pasti ada orang yang bersembunyi di sana sambil mendorong perahu untuk merapat kemari!" perintah Nakhoda Salju kepada Sumbing Gerhana. Dan segera Sumbing Gerhana perintahkan kepada dua anak buahnya untuk memeriksa bagian bawah perahu berlayar biru itu. Tapi mereka tidak menemukan siapa-siapa di bawah perahu tersebut.Bahkan bagian dalam perahu diperiksa dengan teliti ternyata tidak ada benda lain yang mencurigakan, kecuali sekumpulan daun kecil yang menyerupai daun beringin. Daun-daun kecil itulah yang salah satunya menancap di leher Tabib Akhirat dan membuatnya mati tanpa secuil nyawa pun."Berarti perahu biru ini ada penunggangnya. Orang yang berada di perahumu itu, pasti orang yang melemparkan daun bertenaga dalam ke leher Tabib Akhirat," kata Nakhoda Salju kepada Loh Gawe."Jika benar begitu, lantas siapa orang yang menggunakan perahuku sampai datang kemari?"Tiba-tiba terdengar jawaban dari arah buritan, "Aku penumpa
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
PREV
1
...
6970717273
...
105
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status