Share

705. Part 12

last update Last Updated: 2024-11-28 01:04:05

"Mana Siluman Selaksa Nyawa yang menjadi ketua kalian! Aku mau beltemu dengan dia!" jawab Dayang Selatan dengan bahasa cadel, tak bisa sebutkan huruf 'R'.

"Ada perlu apa kau ingin bertemu dengan sang ketua?"

"Itu ulusanku!"

"Aku harus tahu, karena aku nakhoda di kapal ini! Aku bertanggung jawab atas keselamatan jiwa para penumpang dan awak kapalku!"

"Jangan banyak mulut, Nakhoda Salju! Kau tak akan bisa belnapas lagi jika kesabalanku habis!" ancam Dayang Selatan.

"O, kau mau menggertakku, Dayang Selatan?" kata Nakhoda Salju dengan mata tajam memandangnya. "Ketahuilah, Dayang Selatan... aku orang yang tidak pernah mempan dengan gertakan ataupun ancaman! Aku tahu kau punya ilmu, tapi aku bisa ukur ilmumu tak akan lebih dari ilmu yang kumiliki!"

Tiba-tiba Dayang Selatan menggenggam jari tengahnya sendiri, sementara ketiga jari lainnya mengeras lurus. Jempol tangan itu menekan kuat jari tengahnya, dan Nakhoda Salju cepat-cepat sentakkan tanganny

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   706. Part 13

    "Sekalang sudah menjadi milikku! Si Lalang Buana sudah tak ada!" jawab Dayang Selatan dengan rasa bangga.Wajah Siluman Selaksa Nyawa tetap dingin dan datar saat ia berkata, "Tapi ilmu 'Jemari Mayat'-mu itu tidak berlaku untukku, Dayang Selatan. Jadi, sebaiknya cepatlah minggat dari kapalku sebelum murkaku tiba dan mencelakakan jiwamu!""Aku tidak akan pelgi, sebelum Dadung Amuk kau selahkan padaku, atau kaugantung dihadapanku!""Dadung Amuk tidak ada di sini. Dia belum pulang!""Kalau begitu, aku halus pastikan kebeladaannya di kapal ini dengan cala menggeledahnya!""Bangsat!" teriak Nahkdoa Salju yang cepat bergegas maju. Ia menuding Dayang Selatan dengan geram kemarahan. "Tak kuizinkan kau menggeledah kapal ini! Karena itu sama saja kau menginjak-injak wibawa dan kehormatan orang-orang di kapal ini!"Plakkk...!Tiba-tiba tangan Damu berkelebat dan menampar mulut Nakhoda Salju. Orang berusia sekitar lima puluh tahunan itu tak berani

    Last Updated : 2024-11-29
  • Pendekar Kera Sakti   707. Part 14

    Tabib Akhirat meringis sebentar, lalu cepat-cepat bangkit dan kembali menghadap sang ketua. Wajah sang ketua tetap tak ada perubahan, dingin dan datar. Seakan tak pernah memukul Tabib Akhirat dengan kekuatan tenaga penuh. Wajah Tabib Akhirat pun menjadi pucat."Jelaskan yang sebenarnya!" perintah sang ketua dengan tegas."Tapak Baja berhasil mencuri Pusaka Tombak Kematian milik Jangkar Langit! Pusaka itu akhirnya berhasil direbut Hantu Laut dan dipakai membunuh Tapak Baja dan Gagak Neraka. Semua orang berilmu di Pulau Beliung, termasuk putri bungsunya Ratu Pekat juga dihabisi Hantu Laut dengan Pusaka Tombak Kematian itu, Ketua!""Pusaka Tombak Kematian...!""Betul. Bahkan Hantu Laut merencanakan untuk memberontak melawan kita. Dia bersekongkol dengan Dadung Amuk dan berdiam di Pulau Beliung! Mereka mau membunuh sang ketua dengan menggunakan Pusaka Tombak Kematian itu!""Dadung Amuk dan Hantu Laut bersekongkol mau bunuh aku?""Betul, Ketua!"

    Last Updated : 2024-11-29
  • Pendekar Kera Sakti   708. Part 15

    "Mengapa kau tak bunuh tikus gundul itu, hah!""Saya... saya sudah coba, tapi dia cukup tangguh dengan tombaknya itu, Ketua. Lalu, saya melarikan diri untuk kasih kabar kemari!"Plakkk...!Kembali tamparan itu melayang cepat dan keras. Pipi Loh Gawe merah membekas telapak tangan Siluman Selaksa Nyawa. Dengan tahan napas dan tahan sakit, Loh Gawe kembali menghadap sang ketua. Tapi ia segera rubuh, pingsan di depan sang ketua.-o0o-Tabib Akhirat salah duga. Sebenarnya Hantu Laut tidak bersekongkol dengan Dadung Amuk. Pada waktu pertarungannya dengan Hantu Laut, Tabib Akhirat terpaksa melarikan diri karena merasa terluka parah oleh Pusaka Tombak Kematian di tangan Hantu Laut itu. Pada waktu ia melarikan diri, ia melihat Singo Bodong ada di pulau itu juga. Singo Bodong punya wajah persis Dadung Amuk, juga potongan tubuhnya, apalagi Ratu Pekat mendandani Singo Bodong agar serupa betul dengan Dadung Amuk. Tujuannya untuk membujuk Hantu Lau

    Last Updated : 2024-11-29
  • Pendekar Kera Sakti   709. Part 16

    "Periksa bagian bawah perahu itu! Pasti ada orang yang bersembunyi di sana sambil mendorong perahu untuk merapat kemari!" perintah Nakhoda Salju kepada Sumbing Gerhana. Dan segera Sumbing Gerhana perintahkan kepada dua anak buahnya untuk memeriksa bagian bawah perahu berlayar biru itu. Tapi mereka tidak menemukan siapa-siapa di bawah perahu tersebut.Bahkan bagian dalam perahu diperiksa dengan teliti ternyata tidak ada benda lain yang mencurigakan, kecuali sekumpulan daun kecil yang menyerupai daun beringin. Daun-daun kecil itulah yang salah satunya menancap di leher Tabib Akhirat dan membuatnya mati tanpa secuil nyawa pun."Berarti perahu biru ini ada penunggangnya. Orang yang berada di perahumu itu, pasti orang yang melemparkan daun bertenaga dalam ke leher Tabib Akhirat," kata Nakhoda Salju kepada Loh Gawe."Jika benar begitu, lantas siapa orang yang menggunakan perahuku sampai datang kemari?"Tiba-tiba terdengar jawaban dari arah buritan, "Aku penumpa

    Last Updated : 2024-11-29
  • Pendekar Kera Sakti   710. Part 17

    Wusss...! Debb...!Blarrr...!Suara ledakan mengguncangkan kapal. Tubuh Nakhoda Salju terlempar ke belakang akibat gelombang hentakkan kedua pukulan yang bertabrakan tadi. Tubuh Nakhoda Salju seperti didorong kuat-kuat hingga keseimbangannya tak terjaga lagi. Ia jatuh terduduk, lalu terjungkal ke belakang. Tapi segera cepat bangkit dan berdiri tegak menatap lawannya."Bangsat kau, Tua Bangka!" geram Nakhoda Salju.Sementara itu, Loh Gawe yang berusaha melepaskan rantai bandul berduri itu masih belum berhasil, demikian pula halnya dengan Sumbing Gerhana. Tapi mereka berdua masih tetap berusaha dan pantang menyerah. Sampai akhirnya, Loh Gawe gunakan rantai bandul yang menyangkut di cabang tongkat itu untuk bergelayutan dan tubuhnya menerjang Jangkar Langit dengan kaki direntangkan ke depan.Wuttt...!Tendangan itu sedikit dihindari Jangkar Langit, lalu kaki Jangkar Langit menyepak ke kiri dengan kuat.Plokk...!Wajah Loh Gawe ter

    Last Updated : 2024-11-30
  • Pendekar Kera Sakti   711. Part 18

    Dapat dibayangkan suasana di Pulau Beliung. Dayang Selatan, tokoh perempuan sakti yang sepertinya baru muncul di rimba persilatan itu sedang dalam perjalanan menuju Pulau Beliung. Jelas dia akan mengamuk disana untuk membuat perhitungan dengan Dadang Amuk. Juga tokoh tua yang yang dikenal sakti dan usianya masih di bawah usia Rawana Baka itu, Jangkar Langit juga pergi ke Pulau Beliung dan akan mengamuk ke sana kepada Hantu Laut.Setidak-tidaknya, Pulau Beliung akan diguncang dua pertempuran hebat yang mungkin akan memakan korban pihak lain. Ditambah lagi, Siluman Selaksa Nyawa merasa geram terhadap perkara Pusaka Tombak Kematian itu. Maka di depan orang-orangnya yang dikumpulkan di atas geladak, Siluman Selaksa Nyawa berkata, "Pusaka Tombak Kematian sebaiknya ada di tanganku saja, supaya tidak ada pihak lain yang berani menentangku dengan mengandalkan pusaka itu!"Sumbing Gerhana menyahut, "Jadi, sang ketua mau sufaya tomwak fusaka itu jatuh ke tangan kita!""Be

    Last Updated : 2024-11-30
  • Pendekar Kera Sakti   712. Cermin Benggala Kembar

    SEHARI setelah keberangkatan Doma dan Damu, kapal berbendera hitam itu berpapasan dengan perahu berlayar hijau. Perahu itu juga memakai lambang gambar tengkorak dengan tujuh mata rantai mengelilingi kepala tengkorak tersebut.Mereka terkejut, bahkan wajah mereka menjadi tegang, karena saat itu Nakhoda Salju berseru kepada orang-orang di geladak."Perahu berlayar hijau mendekat! Siapkan semua senjata!"Anak buahnya segera berkata, "Mengapa siapkan senjata, Nakhoda? Bukankah perahu itu bersimbol seperti simbol layar kita? Berarti perahu itu adalah sekutu kita juga, teman kita juga...!"Plakkk...!Nakhoda Salju menampar keras wajah anak buahnya, lalu lontarkan bentak keras, "Bodoh! Itu perahunya Dadung Amuk!""Siafa yang datang!" Sumbing Gerhana cepat muncul dari dalam lambung kapal."Dadung Amuk! Perahunya mendekati kita!" seru Nakhoda Salju.Sumbing Gerhana memandang baik-baik perahu berlayar hijau itu. Setelah yakin betul bahwa

    Last Updated : 2024-11-30
  • Pendekar Kera Sakti   713. Part 2

    Kejap berikutnya, Dadung Amuk tersentak kaget. Sang ketua melompat ke arahnya begitu cepat. Bergerak mengelilinginya bagai kilasan cahaya petir.Wut wut wuttt...!Sang ketua segera kembali ke tempatnya tanpa napas terengah. Tetap tenang dan dingin. Tetapi tubuh Dadung Amuk telah terjerat tambangnya sendiri. Tambang itu melilit dan mengikat kedua tangannya sehingga tak bisa digerakkan lagi. Bahkan kedua kakinya pun jadi merapat dan terikat kuat. Bukan hanya Dadung Amuk yang terbengong melompong dalam keheranan yang amat tinggi, tetapi para pengepung, termasuk Sumbing Gerhana dan Nakhoda Salju, juga tertegun bagai tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Nakhoda Salju membatin di hatinya, "Edan betul! Begitu cepat gerakan sang ketua. Tak sempat aku berkedip dua kali, tahu-tahu tubuh Dadung Amuk sudah terikat tak bisa bergerak sedikit pun! Sungguh merupakan gerakan tercepat dari seluruh gerakan manusia yang pernah kulihat!"Dadung Amuk gemetar setelah mengeta

    Last Updated : 2024-11-30

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

  • Pendekar Kera Sakti   1250. Part 17

    Tubuh Pangkas Caling tak kelihatan setelah terjadi kilatan cahaya terang warna ungu akibat benturan tadi. Tubuh kedua pendeta itu terjungkal lima langkah dari jarak tempat berdiri mereka tadi. Hidung mereka sama-sama keluarkan darah, dan wajah mereka sama-sama menjadi pucat. Mereka sendiri tak sangka kalau akan terjadi ledakan sedahsyat itu."Jantung Dewa, apakah kita masih hidup atau sudah di nirwana?""Kukira kita masih ada di bumi, Mata Lima," jawab Pendeta Jantung Dewa dengan suara berat dan napas sesak. Getaran bumi terhenti, angin membadai hilang. Gemuruh bebatuan yang longsor bersama tanahnya pun tinggal sisanya. Kedua pendeta itu sudah tegak berdiri walau sesak napasnya belum teratasi. Tapi pandangan mata para orang tua itu sudah cukup terang untuk memandang alam sekitarnya.Pada waktu itu, keadaan Rajang Lebong yang sudah mati ternyata bisa bernapas dan bangkit lagi. Sebab sebelum Pangkas Caling menyerang, terlebih dulu meludahi wajah Rajang Lebong. Tet

  • Pendekar Kera Sakti   1249. Part 16

    Bersalto di udara dua kali masih merupakan kelincahan yang dimiliki orang setua dia. Kini keduanya sudah kembali mendarat di tanah dan langsung menghadang lawannya, tak pedulikan sinar kuning tadi kenai pohon itu langsung kering dari pucuk sampai akarnya."Rajang Lebong dan Pangkas Caling, mau apa kalian menyerang kami!" tegur Pendeta Jantung Dewa dengan kalem. Senyum Pangkas Caling diperlihatkan kesinisannya, tapi bagi Pendeta Jantung Dewa, yang dipamerkan adalah dua gigi taring yang sedikit lebih panjang dari barisan gigi lainnya. Pangkas Caling menyeringai mirip hantu tersipu malu.Sekalipun yang menyeringai Pangkas Caling, tapi yang bicara adalah Rajang Lebong yang punya badan agak gemuk, bersenjata golok lengkung terselip di depan perutnya. Beda dengan Pangkas Caling yang bersenjata parang panjang di pinggang kirinya."Kulihat kalian berdua tadi ada di Bukit Lajang!""Memang benar!" jawab Pendeta Jantung Dewa. Tegas dan jujur."Tentunya kalian

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status