Share

701. Part 8

last update Last Updated: 2024-11-27 01:04:15

"Majulah kalau kau berani! Tombak ini akan menghantam kepalamu menjadi remuk!"

“Tombak yang mana!" tanya Pendekar Kera Sakti dengan senyum makin lebar.

Hantu Laut yang merasa masih memegang tombak dan diputar-putarkan di kepalanya itu menjadi tersentak kaget setelah ia melihat ke tangannya, ternyata sudah tidak memegang tombak lagi. Hantu Laut kebingungan memandang sekeliling dan berkata, "Mana tombakku tadi? Lho... mana tombakku!"

Terdengar suara tawa Dewa Racun yang ada di belakang Hantu Laut. Dewa Racun bahkan berkata, "Ap... ap... apa yang kau cari, Gundul? Un... un... undur-undur atau kerang laut!"

"Diam kau, Bangsat! Aku mencari tombak pusakaku!"

“Tak perlu dicar... car... cari! Tombakmu sudah musnah oleh ilmu ‘Tabir Ghaib’ milik anak muda tampan itu!"

Hantu Laut cepat palingkan wajah kepada Baraka.

"Mana tombak pusakaku tadi, hah!"

Baraka menjawab dengan tenang, "Sudah kumakan!"

Ha

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   702. Part 9

    “Tentu saja sak... sak... sakit...! Tapi kala kau lukai orang lain, kau tidak memikirkan bahwa hal itu menyakitkan orang tersebut!""Ampunilah aku...! Tolonglah aku! Aku tidak akan bersikap seperti yang sudah-sudah! Aku telah sadar, bahwa ketinggian ilmu apa pun masih tetap ada yang bisa mengalahkan dan mengunggulinya...! Tolonglah aku, Pendekar Kera Sakti! Aku akan mengabdi padamu jika kau mau menolongku!""Aku tidak suka berteman dengan orang keji," kata Pendekar Kera Sakti."Ak... aku... aku tidak akan berbuat keji lagi! Aku... tobat!" Hantu Laut tundukkan kepala menahan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Wajah dukanya itu disembunyikan dengan penuh kepasrahan.Baraka melihat kepasrahan itu begitu tulus, kemudian ia berkata, "Kuberi kau kesempatan untuk memperbaiki tingkah lakumu selama ini! Jika kau tak mampu perbaiki tingkah lakumu, terpaksa aku tak mau peduli lagi dengan nyawamu!""Ba, ba, baaaik... baik! Beri aku kesempatan sat

    Last Updated : 2024-11-28
  • Pendekar Kera Sakti   703. Part 10

    "Wenar juga afa katamu, kafal tidak wergerak! Fadahal wanyak angin, layar fun werkemwang wagus!""Wagus, wagus!" omel Nakhoda Salju. "Periksa sekitar kapal, siapa tahu ada yang lego jangkar!""Waik, waik...!" kemudian Sumbing Gerhana memeriksa buritan dan sekitarnya, ia melihat jangkar masih ada di tempatnya, tidak bergerak turun."Dayuuung...!" teriak Sumbing Gerhana."Dayuuung...! Kafal tidak wergerak! Ayo, lekas dayuuung...!"Tarr...! Tarrr...!Sumbing Gerhana melecutkan cambuknya. Maka, dua puluh budak tanpa baju segera mendayung kapal itu dengan serempak. Mereka ada di kanan kiri kapal, duduk di tempat pendayung.Para budak pendayung paling takut jika Sumbing Gerhana marah. Cambukannya lebih sering ngawur.Sumbing Gerhana tak pernah pikirkan cambukannya mengenai hidung atau mata mereka, yang penting dengan melecutkan cambuk dan membentak-bentak, itu adalah tugas utama baginya, disamping menjaga keamanan sekitar geladak kap

    Last Updated : 2024-11-28
  • Pendekar Kera Sakti   704. Part 11

    Semua mata tertuju pada tamu tak diundang itu. Bahkan Sumbing Gerhana sempat ternganga mulutnya karena bengong melihat sesuatu yang mengagumkan, juga para pengintai di atas tiang itu memandang tak berkedip. Ada pula yang bersuit dan menggoda dari sisi lain. Para pendayung serentak hentikan gerakan dayungnya dan tertegun memandang perempuan cantik yang muncul bagaikan setan.Perempuan itu tampak cantik luar biasa, ia berpakaian penutup dada warna hijau dengan hiasan benang emas yang ketat dengan bentuk pinggang sampai dadanya yang montok itu. Ia juga mengenakan celana hijau beludru ketat berhias benang emas. Pakaian itu dirangkapi baju jubah warna biru muda transparan terbuat dari sutera halus. Rambutnya sebagian digulung kecil di atas kepala, tapi bagian belakang dan sisanya dibiarkan terurai panjang sebatas punggung, ia mengenakan mahkota emas kecil sebagai penghias bagian depan rambutnya, juga mengenakan kalung lempengan emas berhias mutiara susun dua, juga gelang keroncong

    Last Updated : 2024-11-28
  • Pendekar Kera Sakti   705. Part 12

    "Mana Siluman Selaksa Nyawa yang menjadi ketua kalian! Aku mau beltemu dengan dia!" jawab Dayang Selatan dengan bahasa cadel, tak bisa sebutkan huruf 'R'."Ada perlu apa kau ingin bertemu dengan sang ketua?""Itu ulusanku!""Aku harus tahu, karena aku nakhoda di kapal ini! Aku bertanggung jawab atas keselamatan jiwa para penumpang dan awak kapalku!""Jangan banyak mulut, Nakhoda Salju! Kau tak akan bisa belnapas lagi jika kesabalanku habis!" ancam Dayang Selatan."O, kau mau menggertakku, Dayang Selatan?" kata Nakhoda Salju dengan mata tajam memandangnya. "Ketahuilah, Dayang Selatan... aku orang yang tidak pernah mempan dengan gertakan ataupun ancaman! Aku tahu kau punya ilmu, tapi aku bisa ukur ilmumu tak akan lebih dari ilmu yang kumiliki!"Tiba-tiba Dayang Selatan menggenggam jari tengahnya sendiri, sementara ketiga jari lainnya mengeras lurus. Jempol tangan itu menekan kuat jari tengahnya, dan Nakhoda Salju cepat-cepat sentakkan tanganny

    Last Updated : 2024-11-28
  • Pendekar Kera Sakti   706. Part 13

    "Sekalang sudah menjadi milikku! Si Lalang Buana sudah tak ada!" jawab Dayang Selatan dengan rasa bangga.Wajah Siluman Selaksa Nyawa tetap dingin dan datar saat ia berkata, "Tapi ilmu 'Jemari Mayat'-mu itu tidak berlaku untukku, Dayang Selatan. Jadi, sebaiknya cepatlah minggat dari kapalku sebelum murkaku tiba dan mencelakakan jiwamu!""Aku tidak akan pelgi, sebelum Dadung Amuk kau selahkan padaku, atau kaugantung dihadapanku!""Dadung Amuk tidak ada di sini. Dia belum pulang!""Kalau begitu, aku halus pastikan kebeladaannya di kapal ini dengan cala menggeledahnya!""Bangsat!" teriak Nahkdoa Salju yang cepat bergegas maju. Ia menuding Dayang Selatan dengan geram kemarahan. "Tak kuizinkan kau menggeledah kapal ini! Karena itu sama saja kau menginjak-injak wibawa dan kehormatan orang-orang di kapal ini!"Plakkk...!Tiba-tiba tangan Damu berkelebat dan menampar mulut Nakhoda Salju. Orang berusia sekitar lima puluh tahunan itu tak berani

    Last Updated : 2024-11-29
  • Pendekar Kera Sakti   707. Part 14

    Tabib Akhirat meringis sebentar, lalu cepat-cepat bangkit dan kembali menghadap sang ketua. Wajah sang ketua tetap tak ada perubahan, dingin dan datar. Seakan tak pernah memukul Tabib Akhirat dengan kekuatan tenaga penuh. Wajah Tabib Akhirat pun menjadi pucat."Jelaskan yang sebenarnya!" perintah sang ketua dengan tegas."Tapak Baja berhasil mencuri Pusaka Tombak Kematian milik Jangkar Langit! Pusaka itu akhirnya berhasil direbut Hantu Laut dan dipakai membunuh Tapak Baja dan Gagak Neraka. Semua orang berilmu di Pulau Beliung, termasuk putri bungsunya Ratu Pekat juga dihabisi Hantu Laut dengan Pusaka Tombak Kematian itu, Ketua!""Pusaka Tombak Kematian...!""Betul. Bahkan Hantu Laut merencanakan untuk memberontak melawan kita. Dia bersekongkol dengan Dadung Amuk dan berdiam di Pulau Beliung! Mereka mau membunuh sang ketua dengan menggunakan Pusaka Tombak Kematian itu!""Dadung Amuk dan Hantu Laut bersekongkol mau bunuh aku?""Betul, Ketua!"

    Last Updated : 2024-11-29
  • Pendekar Kera Sakti   708. Part 15

    "Mengapa kau tak bunuh tikus gundul itu, hah!""Saya... saya sudah coba, tapi dia cukup tangguh dengan tombaknya itu, Ketua. Lalu, saya melarikan diri untuk kasih kabar kemari!"Plakkk...!Kembali tamparan itu melayang cepat dan keras. Pipi Loh Gawe merah membekas telapak tangan Siluman Selaksa Nyawa. Dengan tahan napas dan tahan sakit, Loh Gawe kembali menghadap sang ketua. Tapi ia segera rubuh, pingsan di depan sang ketua.-o0o-Tabib Akhirat salah duga. Sebenarnya Hantu Laut tidak bersekongkol dengan Dadung Amuk. Pada waktu pertarungannya dengan Hantu Laut, Tabib Akhirat terpaksa melarikan diri karena merasa terluka parah oleh Pusaka Tombak Kematian di tangan Hantu Laut itu. Pada waktu ia melarikan diri, ia melihat Singo Bodong ada di pulau itu juga. Singo Bodong punya wajah persis Dadung Amuk, juga potongan tubuhnya, apalagi Ratu Pekat mendandani Singo Bodong agar serupa betul dengan Dadung Amuk. Tujuannya untuk membujuk Hantu Lau

    Last Updated : 2024-11-29
  • Pendekar Kera Sakti   709. Part 16

    "Periksa bagian bawah perahu itu! Pasti ada orang yang bersembunyi di sana sambil mendorong perahu untuk merapat kemari!" perintah Nakhoda Salju kepada Sumbing Gerhana. Dan segera Sumbing Gerhana perintahkan kepada dua anak buahnya untuk memeriksa bagian bawah perahu berlayar biru itu. Tapi mereka tidak menemukan siapa-siapa di bawah perahu tersebut.Bahkan bagian dalam perahu diperiksa dengan teliti ternyata tidak ada benda lain yang mencurigakan, kecuali sekumpulan daun kecil yang menyerupai daun beringin. Daun-daun kecil itulah yang salah satunya menancap di leher Tabib Akhirat dan membuatnya mati tanpa secuil nyawa pun."Berarti perahu biru ini ada penunggangnya. Orang yang berada di perahumu itu, pasti orang yang melemparkan daun bertenaga dalam ke leher Tabib Akhirat," kata Nakhoda Salju kepada Loh Gawe."Jika benar begitu, lantas siapa orang yang menggunakan perahuku sampai datang kemari?"Tiba-tiba terdengar jawaban dari arah buritan, "Aku penumpa

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

  • Pendekar Kera Sakti   1250. Part 17

    Tubuh Pangkas Caling tak kelihatan setelah terjadi kilatan cahaya terang warna ungu akibat benturan tadi. Tubuh kedua pendeta itu terjungkal lima langkah dari jarak tempat berdiri mereka tadi. Hidung mereka sama-sama keluarkan darah, dan wajah mereka sama-sama menjadi pucat. Mereka sendiri tak sangka kalau akan terjadi ledakan sedahsyat itu."Jantung Dewa, apakah kita masih hidup atau sudah di nirwana?""Kukira kita masih ada di bumi, Mata Lima," jawab Pendeta Jantung Dewa dengan suara berat dan napas sesak. Getaran bumi terhenti, angin membadai hilang. Gemuruh bebatuan yang longsor bersama tanahnya pun tinggal sisanya. Kedua pendeta itu sudah tegak berdiri walau sesak napasnya belum teratasi. Tapi pandangan mata para orang tua itu sudah cukup terang untuk memandang alam sekitarnya.Pada waktu itu, keadaan Rajang Lebong yang sudah mati ternyata bisa bernapas dan bangkit lagi. Sebab sebelum Pangkas Caling menyerang, terlebih dulu meludahi wajah Rajang Lebong. Tet

  • Pendekar Kera Sakti   1249. Part 16

    Bersalto di udara dua kali masih merupakan kelincahan yang dimiliki orang setua dia. Kini keduanya sudah kembali mendarat di tanah dan langsung menghadang lawannya, tak pedulikan sinar kuning tadi kenai pohon itu langsung kering dari pucuk sampai akarnya."Rajang Lebong dan Pangkas Caling, mau apa kalian menyerang kami!" tegur Pendeta Jantung Dewa dengan kalem. Senyum Pangkas Caling diperlihatkan kesinisannya, tapi bagi Pendeta Jantung Dewa, yang dipamerkan adalah dua gigi taring yang sedikit lebih panjang dari barisan gigi lainnya. Pangkas Caling menyeringai mirip hantu tersipu malu.Sekalipun yang menyeringai Pangkas Caling, tapi yang bicara adalah Rajang Lebong yang punya badan agak gemuk, bersenjata golok lengkung terselip di depan perutnya. Beda dengan Pangkas Caling yang bersenjata parang panjang di pinggang kirinya."Kulihat kalian berdua tadi ada di Bukit Lajang!""Memang benar!" jawab Pendeta Jantung Dewa. Tegas dan jujur."Tentunya kalian

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status