Semua Bab Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris: Bab 111 - Bab 120

257 Bab

BAB 111: Sebuah Tawaran

Floryn mematung di tempat, dia selalu terkejut dengan keberanian Alfred Morgan yang bicara blak-blakan tentang perasaannya.Floryn tidak tahu harus mendefiniskan sikap blak-blakan Alfred adalah keberanian atau tidak tahu malu.“Apa perlu aku menggelar karpet merah agar kau mau berjalan dan duduk disini?” tanya Alfred menyentak keterdiaman Floryn.Ragu-ragu Floryn mendekat dan duduk, sepasang matanya yang hijau itu bergerak mengawasi Alfred yang membukakan tudung saji dan hingga memotongkan beberapa bagian makanan di piring sebelum mendorongnya untuk Floryn makan.Floryn menjilat bibirnya yang mendadak kering, ada debaran kencang di dalam dadanya melihat Alfred Morgan yang terbiasa hidup dilayani dari hal-hal yang paling dasar hingga bagian tersulitan. Kini, justru pria itu tengah memberikan pelayanan padanya.Sejujurnya, Floryn ingin meraguan perasaan Alfred padanya karena Floryn tahu, Alfred Morgan adalah pria bermulut pedas dan arogan. Floryn juga tahu diri, dia hanya manta narpid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya

BAB 112: Pertemuan Floryn dan Rachel

Floryn meninggalkan kamar hotel seorang diri.Langkah kakinya gontai dan sorot matanya terlihat kosong karena pikirannya sedang berada di tempat.Perkataan Alfred terus terngiang didalam pikiran, semakin Floryn mengingatnya dia menjadi semakin ragu untuk menolak tawaran itu meski tahu hal buruk apa yang akan terjadi bila masuk ke dalam jerat pria berkuasa itu.Didunia ini tidak ada yang gratis, dan Floryn sadar betul mungkin hanya Alfred satu-satunya orang yang mau menawarkan kekuatan untuk membantunya.‘Haruskah aku mengorbankan kehormatanku untuk menghancurkan mereka ibu?’ batin Floryn bertanya-tanya.Floryn tidak rela, Issabel dan Emier hidup damai lebih lama lagi setelah membuat ibunya meninggal bunuh diri, dan Floryn tidak rela, Rachel semakin bersinar setelah memfitnahnya hingga mendekam di penjara.Tidak akan Floryn biarkan dirinya hancur untuk yang kedua kalinya sebelum melihat musuh-musuhnya bersujud menangis dalam penyesalan yang tidak akan pernah bisa perbaiki sedikitpun.L
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-29
Baca selengkapnya

BAB 113: Rumah Lama

Suara angin terdengar berhembus, membawa terbang daun-daun kering yang bertumpuk.Floryn berdiri di depan pagar, sudah lima menit lamanya dia di sana, tidak ada satu orangpun yang terlihat lewat.Dilihatnya, gembok yang mengikat pagar berkarat, Floryn tidak boleh merusaknya meski dia bisa menghancurkannya hanya satu dorongan kuat agar besi patah. Kedatangannya ke rumah ini boleh diketahui siapapun, terutama keluarga Emier.Sekali lagi Floryn melihat ke penjuru arah, memastikan jika tidak ada satu orangpun yang melihat. Floryn memutuskan memanjat pagar setinggi dada, mengabaikan sakit di tangannya yang terluka.Merah dari besi berkarat tertinggal di kain kasa yang membungkus tangannya. Rumput-rumput liar yang tumbuh tinggi menghalangi jalan setapak, pohon-pohon yang tumbuh di halaman rumah, kini semakin tinggi dan rimbun membawa aura yang tidak begitu menyenangkan.Floryn menarik napasnya dalam-dalam, sekuat tenaga dia mencoba untuk menenangkan diri. Floryn tidak boleh terjatuh ping
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-30
Baca selengkapnya

BAB 114: Sebuah Harapan

Gorden putih disibak, debu-debu yang menempel beterbangan, cahaya dari luar langsung menerani semua penjuru kamar.Floryn memejamkan matanya yang merah sembab, dia menghabiskan waktu setengah jamnya untuk menangis hingga puas, bergumul dengan kesedihan yang sulit untuk dia rangkai dalam kata sampai perasaannya kembali tenang.Floryn menarik napasnya dalam-dalam, menyadarkan dirinya sendiri bahwa segala kesulitan yang begitu melelahkan ini semua adalah sebuah permulaan, dia tidak boleh menyerah. Floryn tidak boleh berlarut-larut dan tenggelam dengan traumanya.Dalam satu gerakan kakinya memutar, kembali melihat kamarnya yang berantakan, perhatian Floryn langsung tertuju pada sebuah patung kayu yang diletakan di sisi dinding.Apakah handycamnya juga masih berada di sana?Floryn merangkak naik ke ranjang, dengan susah payah dia berusaha menjangkau patung kayu yang diletakan cukup tinggi. Dalam satu lompatan Floryn memutuskan menarik patung kayu itu hingga pengaitnya patah dari dinding
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-01
Baca selengkapnya

BAB 115: Penantian Alfred

Hari telah berlalu dengan cepat, matahari sudah mulai bergerak turun menuju arah barat.Floryn melompat turun dari busway, membawa banyak barang-barang yang telah diambil dari rumah dinas Emier. Dipunggungnya dia membawa dua buah tas besar, sementara di tangannya di menarik sebuah koper besar.Dengan langkah terkopoh-kopoh dia berjalan memasuki sebuah gang, sesekali berhenti karena tangannya yang sakit.“Flo!”Wajah Floryn terangkat melihat Roan tengah berdiri dibawah tangga. Roan berlari tergesa menghampiri, kekhawatiran tergambar jelas diwajah pria itu melihat tubuh kecil Floryn dikelilingi oleh banyak beban yang harus dibawa.Roan merebut koper dan semua tas Floryn tanpa sisa. “Darimana kau mendapatkan barang-barang ini Flo? Harusnya kau menelponku jika butuh bantuan.”Floryn mengusap keningnya yang berpeluh keringat. “Mengapa kau ada di sini?” tanyanya mengalihkan pembicaraan tanpa jawaban.“Tadi aku mencarimu ke tempat kerja, paman Piper bilang kau diistirahatkan selama dua hari.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

BAB 116: Cemburu

“Bisa kau cepat sedikit? Kenapa lelet sekali?” gerutu Alfred tidak sabaran.Ali melirik spion tengah, memperhatikan Alfred yang beberapa kali kedapatan mengubah posisi duduknya seperti tidak nyaman dengan wajah muram, berbanding balik dengan tapi pagi, berbinar penuh keceriaan layaknya anak kecil yang akan pergi ke taman dan menghabiskan waktunya dengan hal yang paling dia sukai.Apa yang sebenarnya sudah mengganggu pikiran tuan mudanya saat ini?Semenjak kembali bertemu dengan gadis mantan narapidana itu, Ali merasa ada sesuatu yang berubah pada Alfred. Alfred kehilangan fokusnya dan bertingkah lebih kekanak-kanakan dari biasanya.Ali merasa miris setiap kali teringat fakta bahwa Alfred mencintai perempuan yang salah. Entah akan seperti apa reaksi Nathalia dan Steve Morgan jika mereka tahu, alasan Alfred tidak pernah bisa menyukai Melisa karena sebenarnya, putra mereka tergila-gila pada mantan seorang narapidana.Sejujurnya, Ali sangat mendukung kebahagiaan Alfred, namun sepertiny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-03
Baca selengkapnya

BAB 117: Pengejaran

Suara riang tawa anak-anak terdengar, mereka berlarian membawa sepotong kue yang Floryn bagikan di hari ulang tahunya. Roan menyandarkan bahunya pada kursi, diam-diam memperhatikan dengan bibir mengulum senyuman.Keceriaan Floryn telah kembali setelah dia meninggalkan toko itu.Roan rindu sisi Floryn yang seperti ini, percaya diri saat berkomunikasi dengan orang asing, banyak tersenyum tanpa memikirkan banyak hal yang menjerat segala kebebasan jiwanya.Entah harus dengan cara apa Roan mengembalikan Floryn yang dulu.Roan tahu, ada banyak masalah yang harus diselesaikan. Roan ingin terus berada disisi Floryn sampai akhir menyadarkan gadis itu bahwa dia tidak sendirian dan didunia ini, dan masih ada orang yang akan selalu percaya bahwa dia bukanlah seorang penjahat.Floryn menyendok cake dipangkuannya, dengan tatapan polos tanpa dosa dia menyodorkannya kepada Roan.Tubuh Roan menegak. “Apa?” tanya Roan gugup.“Ini kue pertama yang aku dapatkan setelah lebih dari lima tahun lamanya, ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

BAB 118: Menerima Tawaran

“Jangan mendekat!” teriak Floryn mengayunkan pisaunya tanpa keraguan. Floryn telah terpojokan, selagi teman penjahat itu belum menyusul, dia harus kembali kabur.“Sebaiknya kau menyerah karena aku bisa melukaimu,” jawab Manyu seraya mengangkat tangannya namun kakinya mendekat tidak tergertak sedikitpun oleh ancaman Floryn. Dalam gerakan cepat manyu menarik tangan Floryn, merebut pisau di tangannya, lalu menyasar lehernya dengan kuncian.Diantara pandangan yang mengabur dan tubuh mulai lemas, sekuat tenaga Floryn menggerakan wajahnya untuk menggigit tangan manyu dan mencubit perutnya sekeras mungin.“Arght..” erang Manyu merasakan gigitan Floryn yang semakin dalam.Cengkraman Manyu merenggang, Floryn mengambil kesempatan itu dengan kembali berlari.Dalam seperkian detik, Manyu kembali berhasil menangkapnya dan membanting tubuh Floyn ke aspal hingga tubuh kecil itu terpelanting dan mengerang kesakitan.“Sudah aku bilang kan, lebih baik kau menyerah karena aku bisa lebih kasar padamu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

BAB 119: Kedatangan Alfred

“Mau saya bantu?” tanya sopir taksi menyangga lengan Floryn agar dia tidak terjatuh saat keluar dari mobil.Floryn menggeleng tanpa suara.“Anda yakin Nona?” tanya sopir itu sekali lagi untuk memastikan.“Saya yakin,” jawab Floryn nyaris tidak terdengar.Floryn terhuyung-huyung melewati satu persatu anak tangga dengan penuh perjuangan. Seluruh tubuhnya sakit dan lelah, kepalanya sangat panas dan kakinya sangat berat kesulitan melangkah. Sesekali pandangannya mengabur membawanya tersandung terjatuh, lalu kembali merangkak dengan wajah pucat dihiasi noda darah yang mengering.Bayang-bayang orang yang mengejar terngiang dalam ingatannya. Ketakutan dapat dia rasakan disetiap tarikan napasnya seakan dimanapun Floryn berada, nyawanya terus terancam. Tidak hanya satu orang saja yang menginginkan nyawanya..Emier, Issabel, dan terutama Rachel. Mereka adalah orang pertama yang akan bersuka ria jika melihat Floryn mati, mungkin mereka juga akan mengadakan pesta besar-besaran merayakan kematia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

BAB 120: Sepakat

Alfred menopang sisi wajahnya di kepalan tangan, kakinya menumpang karena jarak kursi ke meja yang terlalu sempit untuk postur tubuhnya. Memperhatikan gerak-gerik Floryn tengah pergi ke dapur, tidak berapa lama gadis itu kembali membawa segelas air dan duduk di sebrangnya.Alfred menekan bibirnya membentuk garis kasar. Jauh didalam lubuk hatinya, dia tidak tega memanfaatkan kelemahan Floryn, Alfred ingin menjadi lelaki yang gantleman di mata gadis itu.Tetapi, mustahil Floryn menerima bantuan darinya tanpa alasan yang masuk akal, justru kebaikan Alfred yang tidak berdasar hanya akan membuat curiga. Ini adalah jalan satunya untuk bisa menolong Floryn dan untuk bisa dekat dengannya.Hening…Keduanya masih terjebak dalam diam, bergulat dengan pikiran masing-masing yang tidak tahu harus memulai percakapan dari mana.Floryn tertunduk menautkan jemarinya di pangkuan, dia tidak memiliki keberanian memulai percakapan. Dia sadar, dalam posisi ini dia adalah orang yang paling membutuhkan, namun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
26
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status