All Chapters of Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan : Chapter 61 - Chapter 70

80 Chapters

Bab 61.

Arnesh baru kembali dari rooftop Rumah Sakit, ketika pikirannya sudah menenang. Dia sering datang ke tempat itu, sekedar menghilangkan penat sambil memandangi kawasan ibu kota di atas sana.Ia memakai masker dan kacamata, berjalan di sepanjang lorong. "Dokter Arnesh, ada pasien yang mengalami luka. Di sana juga ada teman anda yang membawa."Si pemilik alis tebal itu menaut. "Siapa?" tanyanya."Pak Aaron, dia datang bersama wanita hamil. Katanya dia gak sengaja mau nabrak," papar Suster yang ditugaskan menemani Arnesh melakukan pemeriksaan.Arnesh pun segera masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Betapa terkejutnya ia, melihat siapa yang ada di ruangannya.Bukan kedatangan Aaron yang membuatnya kaget, akan tetapi kedatangan Gladys yang berada di sampingnya sembari menundukan pandangan.Sebisa mungkin Arnesh meredam kerinduan, ketika dipertemukan dengan wanita yang sedang ia cari keberadaannya. Siapa sangka, sang wanita datang ke hadapannya."Ngapain diam di situ? Cepat periksa, Ar. Aku taku
Read more

Bab 62.

Takut jika kehadirannya diketahui oleh Arnesh dan para bawahannya. Gladys memutuskan untuk berhenti berdagang, ia berniat mencari tempat untuk melamar pekerjaan.Syukur-syukur jika ada yang menerima wanita hamil seperti dirinya. Semoga saja. Karena Gladys membutuhkan uanh demi keberlangsungan hidup.Hidup di tengah kerasnya ibu kota memang tidak mudah, mangkannya Gladys tak menyerah mencari uang. Jika bukan dirinya, lalu siapa lagi?"Glad, kamu nggak jualan?" tanya April, begitu paspasan dengan Gladys."Nggak sih, Pril. Aku mau nyari kerjaan lain, aku butuh uang lebih untuk persalinanku nanti," jawab Gladys.April merasa kagum, pada sosok Gladys. Selain baik, dia juga wanita pekerja keras. Apalagi di saat kondisi mengandung. Wanita yang harusnya berdiam diri dan banyak istirahat di rumah, justru malah sebaliknya, harus bekerja di masa-masa kehamilannya."Coba kamu ikut aku aja ke restoran tempat aku kerja, Glad. Kalau nggak salah, kemarin ada karyawan yang mengundurkan diri karena di
Read more

Bab 63.

Gladys jadi berbinar-binar, saat dirinya diterima dipekerjaan. Ia bahkan mengembangkan senyum dan saling berpegangan tangan dengan April, berbagi kebahagiaan.Aksi dua wanita tersebut, sukses membuat Aaron dan Max menganga dengan sikap mereka berdua."Serius, Pak?" Gladys memekik pelan, memastikan.Aaron mengernyit, lalu mengangguk mengiyakan. Dia harap, dengan cara seperti ini bisa memberikan bantuan pada orang yang sedang dilanda kesusahan.Apalagi Gladys tengah hamil, harus berjuang mencari uang padahal baiknya memang angkang-angkang di rumah. Aaron takjub."Iya, kamu bisa langsung bekerja mulai hari ini," ujar Aaron, mengubah ekspresinya menjadi biasa-biasa saja. Sejenak terpana, pada pesona wanita hamil di hadapannya.Segera ia mengenyahkannya, ini benar-benar gila. Takjub dan terpesona pada wanita pastinya merupakan istri orang."Terima kasih banyak, Pak, terima kasih," ujar Gladys. Hampir menangis haru, saat dirinya bisa bekerja di sini mulai sekarang.Sementara Max, menampilka
Read more

Bab 64.

Setelah bertemu dengan Arnesh di depan tadi, Gladys menetralkan degup jantungnya yang bertalu begitu cepat. Siapa sangka, bahwa Arnesh datang bersama istrinya.Perempuan yang sangat glamour dan juga cantik, lebih pantas disandingkan dengan pria seperti Arnesh. Melihat kenyataan tersebut, hati Gladys berdenyut milu bak tersayat sembilu.Andai bisa memilih, harusnya mereka tidak dipertemukan ditempat ini. Gladys lupa, bahwa Aaron dan Arnesh berteman."Kenapa Tuhan? Kenapa aku kembali dipertemukan?" gumam Gladys, menekan dada dengan badan lemas seketika.Pria yang ia hindari, malah muncul dengan sendiri. Ia harap, takdir tak mempertemukan mereka. Sudah lelah Gladys menghindar, ia tak boleh mudah ditemukan.Tiba-tiba Gladys merasa sakit, karena si jabang bayi memberikan tendangan di usia kandungan besar ini. Seolah makhluk kecil itu tahu, ada keberadaan sang ayah didekatnya. "Nggak, Nak! Kamu hanya anak Mama, Mama yang akan membesarkanmu." Wanita hamil besar itu terus bermonolog, member
Read more

Bab 65.

Gladys mendorong kasar tubuh Arnesh yang dengan lancang mencuri ciuman. Perempuan itu langsung mengusap bibirnya yang basah dan bengkak akibat ulah Arnesh, ditambah ada darah segar mangalir di sana.Suara isak tangis terdengar, Gladys menghindari Arnesh dengan tubuh terguncang. "Ini nggak benar, Pak Arnesh ... yang kita lakukan ini perselingkuhan, anda sudah memiliki istri dan akan punya anak. Tolong, jauhi aku mulai sekarang, Pak," pinta Gladys, berlutut di bawah kaki Arnesh sembari menangkupkan kedua tangan di depan dada.Arnesh terhenyak, dengan aksi Gladys yang nekat bersimpuh di hadapannya. Lekas ia menarik Gladys ke dalam pelukan, meski terkesan memaksa."Kenapa aku harus menjauhimu, Glad? Kamu istriku dan juga anak yang ada di perutmu adalah anakku, kalian berdua tanggung jawabku," ujar Arnesh, mengusap pipi basah Gladys yang tak malu mengeluarkan isak tangisan.Gladys menggelengkan kepala dengan cepat, air matanya terus berderai membasahi pipi. Betapa hinanya Gladys saat ini,
Read more

Bab 66.

Kedatangan Mama Venny begitu tiba-tiba lantang tak ayal mengejutkan kedua insan, mereka lekas melepaskan penyatuan dan merapihkan kembali penampilan.Wajah yang sudah dipenuhi keringat mendadak jadi pucat pasi, saat tahu ada Mama Venny di sini."M-mama?" sapa Livya dengan suara bergetar, gugup dan malu secara bersamaan.Mama Venny sudah merah padam, marah dengan kelakuan Livya yang sama sekali tidak ia sangka akan berselingkuh di belakang suaminya. Bahkan nekat bercinta di kediaman mereka, benar-benar gila.Plak!Livya nyaris tersungkur, ketika Mama Venny melayangkan tamparan begitu keras ke pipi."Apa yang kamu lakukan, Livya? Kamu gila, hah? Bisa-bisanya kamu berselingkuh dengan mantan pacarmu itu! Dasar gak punya otak kamu!" maki Mama Venny, tak segan memberikan omelan pedas pada anaknya.Livya memegangi pipi yang berdenyut nyeri, dibantu oleh Daniel, dia membawa Livya ke dalam pelukan untuk ditenangkan."Tante bisa bicara baik-baik tanpa melakukan kekerasan seperti tadi!" Daniel m
Read more

Bab 67.

Sore harinya, Gladys sedang bersiap untuk pulang. Peluh keringat membanjiri wajahnya karena bekerja seharian ini. Semenjak bertemu dengan Arnesh, Gladys jadi was-was untuk pulang.Takutnya dia mengikuti. Karena bisa saja, Arnesh diam-diam melakukan berbagai cara agar menemukan rumahnya. Cukup sudah, Gladys sudah tak ingin berhubungan lagi dengan pria itu."Eh, Gladys, tunggu!" Ketika hendak memakai tas, suara seorang pria menghentikannya.n?Dia berbalik badan, ternyata Aaron yang memanggil."Iy-iya, Pak?" balas Gladys.Aaron tersengal-sengal, sembari menetralkan deru napasnya."Aku ada sesuatu untukmu, Glad. Anggap saja sebagai bonus atau hadiah dariku karena kamu sudah bekerja dengan baik," kata Aaron.Tak ayal, Gladys mengernyit keheranan. Bonus? Hadiah? Kenapa tiba-tiba memberikan itu?"Maaf, Pak. Aku rasa nggak usah. Lagian aku baru bekerja di sini. Memberi hadiah dalam rangka apa?" tanya Gladys.Ia tidak mau asal menerima hadiah begitu saja secara cuma-cuma. Ingin tahu alasan jel
Read more

Bab 68.

Keesokan paginya, Gladys sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja menggunakan angkutan umum. Ia sengaja bangun di pagi-pagi buta, agar bisa datang tempat waktu di tempat kerja.Karena biasanya, pagi-pagi seperti ini serang terjadi kemacetan. Itulah sebabnya, Gladys memilih datang lebih awal.Ketika ia sedang menunggu angkot, sebuah tangan tiba-tiba mencekal pergelangan Gladys. Ketika ia mengangkat wajah, rupanya Pak Bambang."Ada apa, Pak Bambang?" tanya Gladys, berusaha melepaskan cekalan tangan pria paruh baya itu.Bukannya dilepaskan, Pak Bambang malah semakin mengeratkan cengkram. Membuat Gladys meringis kesakitan. "Akh! Lepaskan aku, apa yang Anda mau?" keluh Gladys meringis kesakitan.Pak Bambang menyunggingkan senyum. Mata nakalnya terus menelisik penampilan Gladys dari atas sampai bawah. Gadis muda itu menggoda, jauh lebih menggoda dari Kemala mantan pacarnya.Ditatap seperti itu, Gladys memalingkan wajah karena merasa risih."Jadi kamu beneran keponakannya si Kemala? Peremp
Read more

Bab 69.

Arnesh menatap Gladys yang hanya bergeming. Malam ini dia pamit untuk pulang, membiarkan Gladys tinggal di apartemen mulai sekarang."Kamu gak papa aku tinggal sendirian di sini, Glad?""Nggak papa, emang kenapa? Toh aku sudah biasa tinggal sendiri. Aku nggak butuh siapa pun."Pun Gladys, dia juga terpaksa menyetujui ajakan Arnesh. Dia masih takut untuk kembali, takut Pak Bambang berulah seperti tadi.Apalagi jarak kamarnya dengan pria tua itu lumayan dekat, Gladys lebih baik menghindari dan percaya pada Arnesh yang bisa menjaga."Kamu masih kepikiran soal tadi? Tenang saja, di sini bakalan aman," ujar Arnesh. Tangannya terulur, hendak mengusap pucuk kepala Gladys, tetapi dia melangkah mundur."Sebaiknya Anda segera pulang, aku juga belum nyaman berduaan," ungkap Gladys. Dia masih dan grogi, setelah sekian lama bertemu dengan sang suami."Bisakah aku bersamamu malam ini, Glad? Entah kenapa, aku merasa kurang enak," pinta Arnesh. Ia senang bisa bertemu Gladys, di sisi lain dia juga mer
Read more

Bab 70.

Di posisi genting seperti ini. Gladys rupanya dibawah ke rumah sakit milik Arnesh, karena memang hanya ini tempat yang paling dekat. Gladys juga tidak membantah, yang penting anak dalam kandungannya selamat. Ia berharap, supaya Arnesh tahu.Gladys dibawa oleh brankar untuk dipindahkan ke ruang bersalin. Wanita itu terus menjerit kesakitan, merasa mulas dan sakit pinggang secara bersamaan."Selamatkan Ibu dan bayinya, Dok," ujar lelaki yang menolong Gladys tadi. Ia menunggu di depan, karena Gladys sudah berada di dalam, ditemani oleh tenaga medis yang akan turun tangan.Di dalam ruangan kerjanya, Arnesh belum sadar telah terjadi sesuatu pada istri keduanya. Pria itu memijat pangkal hidung, hatinya merasa tidak tenang sejak meninggalkan Gladys.Suara ketukan pintu mampu mengalihkan atensi Arnesh, dia beralih pada dr. Aulia yang ada keperluan dengannya."Anda kenapa, Dok? Tampaknya gusar saya perhatikan," tanya dr. Aulia sambil meletakkan beberapa berkas laporan."Hanya sedikit pusing, m
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status