Share

Bab 66.

Author: RidaFa05
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kedatangan Mama Venny begitu tiba-tiba lantang tak ayal mengejutkan kedua insan, mereka lekas melepaskan penyatuan dan merapihkan kembali penampilan.

Wajah yang sudah dipenuhi keringat mendadak jadi pucat pasi, saat tahu ada Mama Venny di sini.

"M-mama?" sapa Livya dengan suara bergetar, gugup dan malu secara bersamaan.

Mama Venny sudah merah padam, marah dengan kelakuan Livya yang sama sekali tidak ia sangka akan berselingkuh di belakang suaminya. Bahkan nekat bercinta di kediaman mereka, benar-benar gila.

Plak!

Livya nyaris tersungkur, ketika Mama Venny melayangkan tamparan begitu keras ke pipi.

"Apa yang kamu lakukan, Livya? Kamu gila, hah? Bisa-bisanya kamu berselingkuh dengan mantan pacarmu itu! Dasar gak punya otak kamu!" maki Mama Venny, tak segan memberikan omelan pedas pada anaknya.

Livya memegangi pipi yang berdenyut nyeri, dibantu oleh Daniel, dia membawa Livya ke dalam pelukan untuk ditenangkan.

"Tante bisa bicara baik-baik tanpa melakukan kekerasan seperti tadi!" Daniel m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 67.

    Sore harinya, Gladys sedang bersiap untuk pulang. Peluh keringat membanjiri wajahnya karena bekerja seharian ini. Semenjak bertemu dengan Arnesh, Gladys jadi was-was untuk pulang.Takutnya dia mengikuti. Karena bisa saja, Arnesh diam-diam melakukan berbagai cara agar menemukan rumahnya. Cukup sudah, Gladys sudah tak ingin berhubungan lagi dengan pria itu."Eh, Gladys, tunggu!" Ketika hendak memakai tas, suara seorang pria menghentikannya.n?Dia berbalik badan, ternyata Aaron yang memanggil."Iy-iya, Pak?" balas Gladys.Aaron tersengal-sengal, sembari menetralkan deru napasnya."Aku ada sesuatu untukmu, Glad. Anggap saja sebagai bonus atau hadiah dariku karena kamu sudah bekerja dengan baik," kata Aaron.Tak ayal, Gladys mengernyit keheranan. Bonus? Hadiah? Kenapa tiba-tiba memberikan itu?"Maaf, Pak. Aku rasa nggak usah. Lagian aku baru bekerja di sini. Memberi hadiah dalam rangka apa?" tanya Gladys.Ia tidak mau asal menerima hadiah begitu saja secara cuma-cuma. Ingin tahu alasan jel

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 68.

    Keesokan paginya, Gladys sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja menggunakan angkutan umum. Ia sengaja bangun di pagi-pagi buta, agar bisa datang tempat waktu di tempat kerja.Karena biasanya, pagi-pagi seperti ini serang terjadi kemacetan. Itulah sebabnya, Gladys memilih datang lebih awal.Ketika ia sedang menunggu angkot, sebuah tangan tiba-tiba mencekal pergelangan Gladys. Ketika ia mengangkat wajah, rupanya Pak Bambang."Ada apa, Pak Bambang?" tanya Gladys, berusaha melepaskan cekalan tangan pria paruh baya itu.Bukannya dilepaskan, Pak Bambang malah semakin mengeratkan cengkram. Membuat Gladys meringis kesakitan. "Akh! Lepaskan aku, apa yang Anda mau?" keluh Gladys meringis kesakitan.Pak Bambang menyunggingkan senyum. Mata nakalnya terus menelisik penampilan Gladys dari atas sampai bawah. Gadis muda itu menggoda, jauh lebih menggoda dari Kemala mantan pacarnya.Ditatap seperti itu, Gladys memalingkan wajah karena merasa risih."Jadi kamu beneran keponakannya si Kemala? Peremp

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 69.

    Arnesh menatap Gladys yang hanya bergeming. Malam ini dia pamit untuk pulang, membiarkan Gladys tinggal di apartemen mulai sekarang."Kamu gak papa aku tinggal sendirian di sini, Glad?""Nggak papa, emang kenapa? Toh aku sudah biasa tinggal sendiri. Aku nggak butuh siapa pun."Pun Gladys, dia juga terpaksa menyetujui ajakan Arnesh. Dia masih takut untuk kembali, takut Pak Bambang berulah seperti tadi.Apalagi jarak kamarnya dengan pria tua itu lumayan dekat, Gladys lebih baik menghindari dan percaya pada Arnesh yang bisa menjaga."Kamu masih kepikiran soal tadi? Tenang saja, di sini bakalan aman," ujar Arnesh. Tangannya terulur, hendak mengusap pucuk kepala Gladys, tetapi dia melangkah mundur."Sebaiknya Anda segera pulang, aku juga belum nyaman berduaan," ungkap Gladys. Dia masih dan grogi, setelah sekian lama bertemu dengan sang suami."Bisakah aku bersamamu malam ini, Glad? Entah kenapa, aku merasa kurang enak," pinta Arnesh. Ia senang bisa bertemu Gladys, di sisi lain dia juga mer

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 70.

    Di posisi genting seperti ini. Gladys rupanya dibawah ke rumah sakit milik Arnesh, karena memang hanya ini tempat yang paling dekat. Gladys juga tidak membantah, yang penting anak dalam kandungannya selamat. Ia berharap, supaya Arnesh tahu.Gladys dibawa oleh brankar untuk dipindahkan ke ruang bersalin. Wanita itu terus menjerit kesakitan, merasa mulas dan sakit pinggang secara bersamaan."Selamatkan Ibu dan bayinya, Dok," ujar lelaki yang menolong Gladys tadi. Ia menunggu di depan, karena Gladys sudah berada di dalam, ditemani oleh tenaga medis yang akan turun tangan.Di dalam ruangan kerjanya, Arnesh belum sadar telah terjadi sesuatu pada istri keduanya. Pria itu memijat pangkal hidung, hatinya merasa tidak tenang sejak meninggalkan Gladys.Suara ketukan pintu mampu mengalihkan atensi Arnesh, dia beralih pada dr. Aulia yang ada keperluan dengannya."Anda kenapa, Dok? Tampaknya gusar saya perhatikan," tanya dr. Aulia sambil meletakkan beberapa berkas laporan."Hanya sedikit pusing, m

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 71.

    Di ruang ICU. Keadaan Gladys masih lemah, wanita itu hanya terbaring di atas brankar sembari menahan sakit di perutnya. Ia senang, mendengar kabar jika anaknya berhasil diselamatkan.Rasa sakitnya tergantikan, dengan kehadiran sang buah hati yang ia sudah nantikan selama ini. Namun, apakah Arnesh tahu?Aish, kenapa juga Gladys jadi memikirkan Arnesh. Pintu ruangan terbuka lebar, Gladys membeliakkan pandangan saat melihat Arnesh tengah berdiri di ambang pintu."Bagaimana keadaanmu, Glad?" tanya Arnesh sembari menutup pintu. Agar lebih leluasa mengobrol dengan istrinya.Gladys pun hanya membalas dengan anggukan. Membiarkan Arnesh duduk di sampingnya, mau bagaimanapun juga Arnesh adalah ayah dari anaknya."Masih terasa sakit," kata Gladys dengan suara pelan.Arnesh pun hanya bisa memandang sendu pada Gladys. Ia melabuhkan kecupan tanpa izin Gladys dulu."Putri kita lahir dengan selamat, Glad. Dia sangat cantik, sepertimu. Terima kasih, aku senang sekali," bisik Arnesh sambil menempelkan

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 72.

    Diberikan pilihan yang rumit seperti itu, Arnesh menjadi dilematis memilih salah satu di antaranya. Dia diam, tidak langsung menjawab pertanyaan dari Livya terus mendesak jawaban.Livya memukul-mukul dada bidang Arnesh, sambil mencengkram kerah kemejanya. Sia-sia sudah perjuangannya mempertahankan rumah tangga, Arnesh malah tergoda oleh Gladys yang bernotabene sebagai orang ketiga di kehidupan rumah tangganya."Kenapa diam, Mas? Nggak bisa jawab 'kan kamu? Tinggalkan perempuan itu," pinta Livya, menuntun tangan Arnesh untuk mengelus perut besarnya. "Ini juga anak kamu, Mas Arnesh. Kenapa kamu lebih memilih gadis yang nggak jelas asal-usulnya?" "BOHONG! JANGAN PERCAYA PADA LIVYA!"Suara teriakan dari seseorang membuat ketiga orang itu menoleh ke arah belakang. Tepatnya pada seorang pria yang berdiri di ambang pintu, sontak saja mereka membelalak terkejut."Papa?" pekik Arnesh. Kaget saat Papa Wandi datang dengan keadaan yang sudah bisa berjalan."Ma-mas? Ka-kamu ... kenapa bisa? Kamu

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 73.

    Sekujur tubuh Livya terbujur kaku. Bagai tersambar petir di siang bolong Livya tersentak kaget saat Arnesh berkata seperti itu. Livya langsung memeluk Arnesh, dia tidak mau hubungannya berakhir."Apa maksud kamu, Mas? Aku nggak mau cerai, aku nggak pisah," ujar Livya menangis terisak-isak. Sial sekali, nasib buruk malah terjadi padanya hari ini.Arnesh mendengus. Sudah terlanjur murka dengan apa yang dilakukan Livya padanya, yang lebih parah lagi pada ayahnya. Papa Wandi hampir meregang nyawa karena perbuatan Livya.Apa yang sudah Livya lakukan sulit ditolelir. Arnesh jadi tidak mau lagi berhubungan dengannya. Livya sudah berkhianat dan mencelakai keluarganya. Begitipun mama Linda, dia juga sangat geram pada menantu kesayangannya, dengan tiba-tiba malah membencinya."Lepaskan aku, Livya! Aku nggak akan memberikanmu kesempatan! Kamu udah mencelakai ayahku!" sentak Arnesh. Tanpa rasa iba yang ia rasa, Arnesh dengan cepat menepis tangan Livya yang melingkar di perutnya."Mama, tolong Liv

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 74.

    Pipi Gladys bersemu, ia menunduk dalam saat Arnesh mengatakan hal itu padanya, tepat di depan matanya. Pria itu menegakkan duduk, menggenggam tangan Gladys begitu erat dan mencium punggungnya tangannya dengan sangat lama."Kenapa, Glad? Apa kamu nggak cinta aku dan nggak mau hidup bersamaku?" tanya Arnesh dengan serius.Apa yang harus Gladys jawab? Dia sendiri pun bingung harus menjawab apa di saat dirinya belum bisa memahami yang dirasakan dirinya saat ini."Glad ...." Arnesh memanggil, dia menunggu jawaban istri keduanya. Dagu Gladys diangkat agar bisa menatapnya. "Maukah?" tanyanya.Gladys membalas tatapan Arnesh, kepalanya mengangguk begitu saja seolah setuju dengan pertanyaan Arnesh."Aku lakukan demi putri kita, ibumu sepertinya nggak menyukaiku," ujar Gladys. Masih terngiang-ngiang perkataan yang dilotarkan mama Linda padanya.Gladys tidak mau, mengganggu keluarga suaminya. Ia hanya ingin hidup tenang bersama putri yang baru dilahirkan.Jawaban Gladys membuat Arnesh senang, mes

Latest chapter

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 80. (Ending)

    Livya terduduk di lantai, dia terus dimarahi oleh para tahanan lain karena terus menangis. Dia memeluk lututnya, menangisi takdir yang tak berpihak padanya.Ia ingin pulang dan keluar dari sini. Mama Venny datang untuk besuk, dia menghampiri Livya yang sedang duduk."Livya! Livya!" pekik mama Venny. Berhasil menyentak Livya yang sedang melamun.Livya yang tadinya duduk, buru-buru mendekat ke arah ibunya sambil memegang kedua tangannya. "Ma, tolong bantu aku keluar dari sini, Ma."Mama Venny tak bisa melakukan apapun sekarang. Bukti yang diberikan Arnesh sangat kuat."Nanti Mama pikirkan. Mama punya info penting Livya.""Info apa, Ma?""Soal Daniel."Mendengar nama Daniel disebut-sebut, Livya jadi mengharap sang kekasih datang dan membebaskannya."Ada apa soal Daniel, Ma?" Dengan cepat Livya bertanya."Daniel ... dia sudah menikah dengan perempuan lain, Livya," balas mama Venny.Deg! Tubuh Livya terbujur kaku. Ia berpegangan pada jeruji agar tubuhnya tidak limbung. Saraf-sarafnya tera

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 79.

    Satu minggu kemudian ....Setelah dirawat di rumah sakit selama beberapa hari, akhirnya Gladys diizinkan pulang selama proses pemulihan. Bayinya pun sehat setelah melakukan pemeriksaaan.Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa Gladys dan Arnesh akan pulang ke kediaman mama Linda. Arnesh juga memutuskan untuk menjual rumah yang dulu ia tempati bersama Livya."Angkat aja, Nak, bawa masuk ke kamar," kata mama Linda, memberitahu anaknya agar menggendong Gladys yang masih kesulitan jalan. Dia menggendong Jesslyn, bayi perempuan yang mirip sekali dengan putranya.Gladys digendong ala bridal, menuju salah satu kamar di lantai bawah."Nah, Gladys, ini rumah kami. Saya harap kamu nggak merasa sungkan di sini," kata mama Linda. Perlahan mulai menerima kehadiran anak dan menantunya."Iy-iya, Ma."Gladys mengangguk. Sejak kejadian Livya datang, ibu mertuanya jadi perhatian sampai sekarang. Apalagi wanita paruh baya itu selalu membantu menjaga Jesslyn."Kamu temani aja istrimu. Biar Mama yang

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 78.

    Arnesh terkekeh sinis, saat Daniel meminta Livya untuk dibebaskan. Padahal sudah bersalah, bukti pun sudah jelas. Dia tak mengindahkan keinginan Daniel, pengkhianat yang sudah menusuknya dari belakang.Arnesh bangkit dari kursi, mengabaikan Livya dan Daniel yang ada di hadapannya. Sementara mama Venny, wanita paruh baya itu bingung mau bagaimana."Gila saja membebaskan orang yang sudah terbukti bersalah. Lanjutkan prosesnya, Pak, biarkan Livya menjalani hukumannya," ujar Arnesh berlalu bergitu saja, meninggalkan para dua pengkhianat itu.Mulai sekarang, Arnesh tidak ingin lagi berhubungan atau bertemi dengan mereka. Ia hanya ingin fokus pada kehidupannya yang sekarang bersama Gladys."Udah. Mulai sekarang kamu lupain mereka, fokus ke kebahagiaanmu," ujar papa Wandi menepuk pundak putranya.Pria berbeda usia itu menaiki mobil masing-masing untuk kembali ke rumah sakit. Ia khawatir dengan kondisi Gladys beserta anaknya.Ia menjalankan mobilnya dengan kebut-kebutan, ingin segera sampai,

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 77.

    Arnesh memutuskan untuk pergi, karena ia akan bicara dengan pengacaranya di sebuah caffe. Ia akan mengurus surat perceraiannya dengan Livya. Ia berpamitan dulu pada Gladys dan juga anaknya."Aku pergi dulu sebentar, kalau ada apa-apa hubungi aku," ujar Arnesh. Melabuhkan kecupan berulang-ulang pada pipi istri dan pipi anaknya.Gladys terkekeh, ia mendorong Arnesh agar menjauh. "Nanti Jesslyn bangun, Pak Arneh.""Gemas rasanya," ucap Arnesh diiringi dengan tawa.Arnesh melirik arloji yang melingkar di tangannya. Ia lantas pamit. Arnesh sudah mengundang pengacara datang. Dengan berat hati dia pun menaiki mobilnya.Kepergian Arnesh itu menjadi sebuah kesempatan bagi Livya yang diam-diam masuk ke dalan ruangan Gladys. Wanita itu memakai topi dan juga masker agar kehadirannya diketahui.Melihat ada Livya di sini, Gladys membeliakkan matanya sambil memeluk Jessyln. Livya membuka topi, ia menatap bengis pada wanita yang sudah menjadi simpanan suaminya."Sekarang kau bahagia bukan jika Mas Ar

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 76.

    Sementara di luar ruangan, papa Wandi sedang membujuk istrinya yang enggan masuk ke dalam. Mama Linda masih belum bisa menerima Gladys sebagai menantunya. Ia juga belum percaya, jika anak yang dikandung Gladys adalah anaknya.Papa Wandi juga sudah bercerita, jika ia sudah dikenalkan pada Gladys. Mama Linda kesal, selama ini hanya dia yang tidak tahu fakta sebesar ini. Ia kesal, itulah sebabnya enggan keluar."Ma, kenapa nggak masuk ke dalam? Yakin nih nggak mau lihat cucu kita? Bukannya Mama pengen banget punya cucu," ajak papa Wandi menggoda istrinya yang memiliki keinginan menimang cucu.Mama Linda tidak akan luluh begitu saja, dia bersedekap dada dan membuang pandangannya. "Ngapain Papa ngajak Mama? Biasanya juga main rahasiaan, 'kan? Udahlah sana. Mama di sini aja."Melihat istrinya yang sedang marah. Papa Wandi jadi gemas sendiri, pasalnya kemarahan sang istri sudah seperti anak ABG saja, tidak ada ubahnya dari dulu."Ada alasan kenapa Papa nyembunyiin dari kamu, Ma, sekarang ngg

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 75.

    Livya terusir paksa dari rumah suaminya. Dia harus pindah, ke kediamannya yang di Jakarta. Wanita hamil itu menangis tersedu-sedu, harus diceraikan karena Arnesh memilik madunya itu.Mama Venny merasa malu, dengan kelakuan Livya dan juga Daniel. Karena mereka, reputasinya hancur. Arnesh juga tidak mau percaya. Lelaki itu memilih menceraikan Livya.Sesampainya di kediaman. Mama Venny menyapu semua barang-barang sekitar, dia begitu geram dipermalukan. Tentu saja yang tak lain dan tak bukan karena Livya."Lihat sekarang, Livya! Atas perbuatanmu itu Mama yang harus menanggung malu! Sekarang Arnesh sudah menceraikanmu. Mama nggak akan membantumu! Silakan saja menikah dengan Daniel, pria yang menghamilimu!" sentaknya sembari menunjuk pelipis Livya menggunakan jari telunjuknya.Amarahnya sudah tak terkendali dengan semua ini. Apalagi Livya hanya bisa diam dan menangis, seolah itu bisa menyelesaikan masalah."Dan kamu, Daniel! Nikahkan anak saya jika benar itu anakmu! Saya tidak mau cucu saya

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 74.

    Pipi Gladys bersemu, ia menunduk dalam saat Arnesh mengatakan hal itu padanya, tepat di depan matanya. Pria itu menegakkan duduk, menggenggam tangan Gladys begitu erat dan mencium punggungnya tangannya dengan sangat lama."Kenapa, Glad? Apa kamu nggak cinta aku dan nggak mau hidup bersamaku?" tanya Arnesh dengan serius.Apa yang harus Gladys jawab? Dia sendiri pun bingung harus menjawab apa di saat dirinya belum bisa memahami yang dirasakan dirinya saat ini."Glad ...." Arnesh memanggil, dia menunggu jawaban istri keduanya. Dagu Gladys diangkat agar bisa menatapnya. "Maukah?" tanyanya.Gladys membalas tatapan Arnesh, kepalanya mengangguk begitu saja seolah setuju dengan pertanyaan Arnesh."Aku lakukan demi putri kita, ibumu sepertinya nggak menyukaiku," ujar Gladys. Masih terngiang-ngiang perkataan yang dilotarkan mama Linda padanya.Gladys tidak mau, mengganggu keluarga suaminya. Ia hanya ingin hidup tenang bersama putri yang baru dilahirkan.Jawaban Gladys membuat Arnesh senang, mes

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 73.

    Sekujur tubuh Livya terbujur kaku. Bagai tersambar petir di siang bolong Livya tersentak kaget saat Arnesh berkata seperti itu. Livya langsung memeluk Arnesh, dia tidak mau hubungannya berakhir."Apa maksud kamu, Mas? Aku nggak mau cerai, aku nggak pisah," ujar Livya menangis terisak-isak. Sial sekali, nasib buruk malah terjadi padanya hari ini.Arnesh mendengus. Sudah terlanjur murka dengan apa yang dilakukan Livya padanya, yang lebih parah lagi pada ayahnya. Papa Wandi hampir meregang nyawa karena perbuatan Livya.Apa yang sudah Livya lakukan sulit ditolelir. Arnesh jadi tidak mau lagi berhubungan dengannya. Livya sudah berkhianat dan mencelakai keluarganya. Begitipun mama Linda, dia juga sangat geram pada menantu kesayangannya, dengan tiba-tiba malah membencinya."Lepaskan aku, Livya! Aku nggak akan memberikanmu kesempatan! Kamu udah mencelakai ayahku!" sentak Arnesh. Tanpa rasa iba yang ia rasa, Arnesh dengan cepat menepis tangan Livya yang melingkar di perutnya."Mama, tolong Liv

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 72.

    Diberikan pilihan yang rumit seperti itu, Arnesh menjadi dilematis memilih salah satu di antaranya. Dia diam, tidak langsung menjawab pertanyaan dari Livya terus mendesak jawaban.Livya memukul-mukul dada bidang Arnesh, sambil mencengkram kerah kemejanya. Sia-sia sudah perjuangannya mempertahankan rumah tangga, Arnesh malah tergoda oleh Gladys yang bernotabene sebagai orang ketiga di kehidupan rumah tangganya."Kenapa diam, Mas? Nggak bisa jawab 'kan kamu? Tinggalkan perempuan itu," pinta Livya, menuntun tangan Arnesh untuk mengelus perut besarnya. "Ini juga anak kamu, Mas Arnesh. Kenapa kamu lebih memilih gadis yang nggak jelas asal-usulnya?" "BOHONG! JANGAN PERCAYA PADA LIVYA!"Suara teriakan dari seseorang membuat ketiga orang itu menoleh ke arah belakang. Tepatnya pada seorang pria yang berdiri di ambang pintu, sontak saja mereka membelalak terkejut."Papa?" pekik Arnesh. Kaget saat Papa Wandi datang dengan keadaan yang sudah bisa berjalan."Ma-mas? Ka-kamu ... kenapa bisa? Kamu

DMCA.com Protection Status