Kaki jenjang Dokter Arnesh melangkah, menuju ruangan kerjanya. Saat membuka pintu, dia melihat seorang wanita cantik tengah duduk dan bermain ponselnya.Dokter Arnesh membuka stelan kerjanya dan menyampirkan di kursi, dia duduk berhadapan dengan Livya yang menatapnya cemas."Kamu kenapa nggak pulang, Mas? Aku khawatir tahu," kata Livya, jarinya menaut disela-sela jari sang suami.Sembari bersandar, Dokter Arnesh tidak menolak dan berwajah datar, beda dengan sekali saat sedang bersama Gladys."Aku bukan anak kecil, Liv. Nggak perlu kamu khawatirkan," timpal Arnesh.Rasa senang Livya bertemu dengan suaminya kentara, bisa ditebak dari raut wajahnya begitu cerita, padahal Arnesh abai-abai saja."Kangen, pengen peluk," pinta Livya, manja.Tidak suami pada umumnya yang suka dengan sikap manja istrinya. Justru Arnesh malah sebaliknya, dia risih."Gerah," elak Arnesh. Namun tetap saja Livya tidak mendengarkan, seolah menulikan pendengaran dan duduk di pangkuan suaminya.Livya memang begini, l
Baca selengkapnya