Home / Rumah Tangga / Putra Tersembunyi CEO Kejam / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Putra Tersembunyi CEO Kejam: Chapter 61 - Chapter 70

124 Chapters

Bab 61. Bagaimana Aku Bisa Jujur?

Eric telah sampai di rumahnya. Dia langsung keluar dari dalam mobilnya dan memasuki mansion dengan langkah lebarnya.Ketika sampai di depan pintu utama, seperti biasa semua pelayan yang berbaris di sana akan memberikan sambutan mereka atas kepulangan Eric. Namun seperti biasanya juga, Eric hanya terdiam tanpa menggubris sapaan mereka. Saat ini pandangannya langsung tertuju pada bibi Han yang berdiri di tengah dua barisan pelayan yang menyambutnya.Dengan tatapan dinginnya, Eric pun melanjutkan langkahnya dan menghampiri bibi Han. Tampak mata bibi Han melebar, saat melihat pakaian Eric yang dipenuhi oleh darah.“Tuan, apa yang terjadi. Kenapa pakaian Anda –““Itu tidak penting sekarang,” ucapnya yang memotong perkataan bibi Han. “Bagaimana kejadiannya? Jeff bilang dia sampai memberontak?” Lanjutnya.“Benar Tuan,” jawab bibi Han, “awalnya saya hanya melihat nona yang berlari dengan gilanya menuju pintu utama. Melihat Annie, pelayan pribadinya yang mengejarnya. Saya rasa ada yang ti
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

Bab 62. Permainan Takdir

Alana terus memandang Eric, keputusannya sudah bulat. Jika Eric ingin membunuhnya sekarang, dia akan mengikhlaskannya. Dia hanya berharap, bahwa Alden akan baik-baik saja. Dan Mely bisa merawatnya seperti anaknya sendiri. ‘Jika kau sangat membenciku seperti ini, lalu bagaimana aku bisa berkata jujur?’ batinnya.Eric menjauhkan tangannya dari leher Alana dengan kasar. Dia lalu mengeluarkan sapu tangan dari saku jasnya dan mengelap tangannya dengan sapu tangannya itu. “Berani sekali kau menyentuhku,” ucapnya dengan dingin. Aura gelap dari wajahnya semakin terlihat dengan jelas, membuktikan bahwa kemarahan yang berada di hatinya semakin memuncak saat ini. “Bukankah aku sudah bilang, kau tidak akan mati dengan mudah. Kau harus merasakan penderitaan yang kuberikan terlebih dulu, setelah aku puas. Barulah kau akan mati di tanganku. Dan hal itu, sudah pasti akan terjadi!” Lanjutnya dengan penuh penekanan.Setelah mengatakan itu, Eric pun melangkah melewati Alana. Dia masuk ke dalam kamar
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Bab 63. Kau Anak yang Kuat

Eric duduk di kursi yang ada di samping hospital bed Alden, dia menatap lurus pada mata Alden yang masih terpejam dengan selang oksigen yang masih tertempel di mulut dan hidungnya. Eric terdiam, mengingat kembali bagaimana pertemuan pertamanya dengan Alden. Saat itu dia sangat terkejut, sampai tidak bisa berkata apa pun, ketika melihat fisik Alden yang sangat mirip dengannya. Saat itu, bahkan dia tidak bisa memalingkan sedikit pun pandangannya dari Alden, hingga dia menyangka bahwa Alden mungkin saja adalah anaknya bersama wanita yang dulu tidak sengaja tidur dengannya. Namun, siapa sangka jika ternyata Alden adalah anak orang lain. Dia memiliki ayah dan ibu yang lengkap. Tapi sekarang, mereka semua sudah tidak ada. Lalu, bagaimana dia akan melanjutkan hidupnya tanpa kedua orang tuanya di usia yang masih belia seperti ini. Eric mengalihkan pandangannya pada tangan mungil Alden yang lemas tak berdaya. Dia lalu menggerakkan tangannya dan memegang tangan mungil itu dengan tangan besar d
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

Bab 64. Tak Masuk Akal

Eric kembali mengelus puncak kepala Alden, dia mengelusnya dengan sangat lembut sehingga memberikan kenyamanan bagi Alden. “Bagus, kau memang anak yang kuat Alden. Aku bangga padamu,” ucapnya kemudian.Alden melihat pada Eric, sesekali matanya berkedip untuk memperjelas penglihatannya yang tadi masih sedikit terasa samar. “Paman, kenapa Paman bisa ada di sini?” tanyanya dengan suara lemah.“Aku melihat kecelakaan yang terjadi padamu dan keluargamu.”Mendengar jawaban Eric, membuat Alden teringat dengan ayah dan juga bundanya. Terakhir kali, dia mengingat bahwa ayah dan bundanya tidak menjawab panggilannya dan mereka terus menutup mata, tanpa sedikit pun bergerak. “Paman ... di-mana bunda dan ayah Alden?” tanyanya lagi.Eric langsung tersentak ketika mendengar pertanyaan Alden, sekarang apa yang harus dia katakan? Haruskah dia jujur? Tapi, keadaan Alden masih lemah. Dia baru saja siuman. Mungkin keadaannya akan memburuk jika dia mengetahui kebenarannya sekarang. Pikirnya.“Alden
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Bab 65. Kenyataan yang Terjadi

Eric dan Jeff berdiri di depan ruang rawat Alden. Saat ini Jeff hanya terdiam, entah kenapa dia merasa kesal karena sepertinya Eric sama sekali tidak percaya padanya. Bukankah dia ini sahabatnya, dia bukan hanya sekretaris pribadinya, kan. Atau Eric tidak menganggapnya sebagai sahabat? Pikirnya.“Ada apa denganmu Jeff? Tadi kau memegangi kepalamu, apa kau sakit? Dan kenapa saat ini kau terlihat marah padaku?” tanya Eric.Dengan wajah kecewanya, Jeff akhirnya melihat pada Eric. “Tuan, saya tahu saya hanyalah sekretaris pribadi Anda. Tapi saya ini adalah tangan kanan Anda, bukan? Tapi kenapa Anda tidak mempercayai saya?” tanyanya, “saya, saya bukan hanya tangan kanan Anda. Tapi saya juga sahabat Anda. Saya mengerti Anda telah kehilangan kepercayaan kepada orang lain. Tapi saya?” Lanjutnya.Kening Eric berkerut. Dia sama sekali tidak mengerti dengan arah pembicaraan Jeff saat ini. “Katakan dengan jelas, apa maksud ucapanmu Jeff!”“Sekarang saya tahu, kenapa Anda sangat perhatian kepa
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

Bab 66. Tangis Keputusasaan

Alana berdiri di depan jendela kaca besar di kamarnya. Dia terus diam sembari menatap pemandangan yang terlihat melalui jendela kamarnya. Dia lalu mendongak, menatap pada birunya langit dan cerahnya sinar matahari. Hari ini dunia terlihat begitu terangnya, tapi kenapa hatinya tidak bisa secerah hari ini. Kenapa hatinya tetap terasa gelap, kenapa sinar matahari tidak bisa menerangi kegelapan di hidupnya.Clakkk! Lagi-lagi Alana mengeluarkan air matanya. Hidup ini terasa begitu sulit, dia rela disiksa seberat apa pun, dia juga rela jika harus hidup kelaparan, dia rela menjadi gelandangan. Asalkan dia bisa bersama dan melihat putranya. Hukuman berat apa bagi seorang ibu selain terpisah dari anaknya. Rasanya begitu sulit, rasanya begitu sakit. Sungguh dia lebih memilih untuk mati dari pada terus terpisah dengan putranya.“Hiks hiks, bagaimana aku hidup sekarang?” gumamnya di sela-sela tangisnya. Namun tiba-tiba, ekspresi wajah Alana menajam. Dia lalu berbalik dan berlari ke arah pintu d
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

Bab 67. Pertemuan Tak Terduga

“Alden tidak sendiri, masih ada paman. Paman akan menjaga Alden, paman berjanji. Paman tidak akan meninggalkan Alden. Karena itu, maukah Alden ikut dengan paman?” tanyanya.Alden terdiam, dia masih fokus melihat pada Eric. Berusaha untuk mendapatkan keputusannya sendiri. Dia lalu menunduk, kembali menatap makam bunda dan ayahnya secara bergantian. 'Paman adalah orang asing, kami baru saja bertemu dan berkenalan. Bunda bilang, jangan terlalu percaya kepada orang asing. Tapi, paman adalah orang yang baik. Paman merawatku selama di rumah sakit. Jadi, haruskah aku percaya padanya?’ batinnya.Tampak kedua tangan mungil Alden yang berada di atas pahanya itu mengepal. Di umurnya yang baru menginjak 5 tahun. Dia sudah ditinggalkan orang-orang yang di sayanginya. Dimulai dari mamanya dan sekarang oleh kedua orang tua angkatnya. Dia hanya sendirian sekarang, apa yang bisa seorang anak kecil lakukan jika hidup seorang diri. Akankah dia menjadi seorang gelandangan dan putus sekolah? Pikirnya.
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

Bab 68. Kenapa Semuanya Menjadi Seperti Ini

Air mata Alana langsung menetes, ketika dia melihat putra yang dirindukannya itu berada di hadapannya saat ini. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya sebagai bukti rasa tidak percaya yang dia rasakan saat ini.Tak berbeda dengan Alana, Alden juga mulai meneteskan air matanya. Karena dia tidak menyangka, bahwa dia akan bertemu dengan mamanya, mama yang sangat dia rindukan dan yang sangat ingin dia peluk.Alden hendak melangkah, dan menghampiri Alana. Namun, niatnya itu dia urungkan saat dia melihat Alana yang menaruh jari telunjuknya di bibirnya dan menggelengkan kepalanya meminta kepadanya untuk tidak mengatakan apa pun dan juga mendekatinya.Melihat itu, raut wajah Alden langsung berubah, dia tidak mengerti kenapa mamanya melarang dirinya untuk memanggil dan menghampirinya.Alana melihat pada Eric yang saat ini masih sibuk berbicara dengan bibi Han. Dia harus berusaha menahan Alden untuk tidak memanggil dan menghampirinya atau semuanya akan terbongkar.‘Maafkan mama Alden,
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

Bab 69. Maafkan Mama, Sayang

“Mungkin? Jadi maksudmu, Alden bisa putraku atau bisa juga bukan? Jika dia putraku, kau pikir siapa ibunya? Bukankah, aku hanya pernah tidur denganmu. Atau mungkin ... kau adalah ibunya?”Deg! Ucapan Eric itu benar-benar membuat detak jantung Alana langsung berpacu dengan cepat, hingga membuatnya membeku seketika.Detak jantung Alana semakin berdetak dengan cepatnya saat dia menyadari Eric yang mendekat padanya. “Jawab, bukankah jika dia putraku. Maka, kau adalah ibunya?” tanyanya lagi.“A-apa maksudmu, aku ... aku tidak mengerti. Aku bertanya, dan kau justru bertanya balik?” ucap Alana.Eric memegang dagu Alana dan mendongakkannya agar dia menatap padanya. Karena dari tadi, Alana terus saja menunduk. Dan itu membuat Eric kesulitan untuk membaca raut wajah yang sedang Alana tunjukkan.“Karena kau bodoh! Bukankah aku sudah bilang, aku hanya pernah tidur denganmu, jika dia bukan anakmu. Lalu bagaimana mungkin dia jadi anakku,” jelasnya.Glek! Lagi-lagi Alana menelan salivanya. Men
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

Bab 70. Pemandangan yang Membuat Hati Nyaman

Seperti tidak ada pilihan lain, Alden pun mengangguk. Namun, di dalam pikirannya. Dia masih tidak mengerti, kenapa mamanya terlihat sangat ketakutan. “Apakah paman Eric, menjahati Mama?’ tanyanya.Deg! Alana tersentak, dia tidak menyangka sama sekali bahwa Alden akan memikirkan pertanyaan seperti itu. Sekarang apa yang harus dijawabnya, haruskah dia mengatakan bahwa Eric memanglah jahat? Tapi Alden masih kecil, pikirannya tidak boleh diisi oleh hal-hal negatif seperti ini.“Ma, jawab. Apakah paman Eric selalu menjahati Mama?”“Ahh tidak sayang, hanya saja ... mama tidak mau tinggal di sini. Mama hanya ingin hidup sama kamu, seperti dulu,” jawabnya kemudian.Alden terdiam, kenapa dia merasa jika mamanya itu sedang menyembunyikan sesuatu.Alana melirik pada Alden, putranya ini sangat cerdas. Kemungkinan besar dia akan menyadari keanehan yang terjadi dalam dirinya. Dan sebelum hal itu terjadi, dia harus melakukan sesuatu. “Ahh sayang, bagaimana kalau sekarang kita tidur. Mama akan c
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status