Home / Pernikahan / Putra Tersembunyi CEO Kejam / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Putra Tersembunyi CEO Kejam: Chapter 71 - Chapter 80

124 Chapters

Bab 71. Mendapatkan Dua Fakta Baru

Sinar bulan telah berganti dengan cerahnya sinar matahari. Eric, Alden dan juga Alana sudah berada di ruang makan. Saat ini mereka sedang melakukan sarapan pagi bersama. Tampak Eric yang hanya terdiam karena memperhatikan Alana yang sedang sibuk melayani Alden, dia bahkan menyuapi Alden layaknya anaknya sendiri.Melihat pemandangan itu, membuat alis Eric berkerut. Dia tidak mengerti dengan sikap Alana pada Alden. Semalam dia melihat Alana yang tidur di kamar Alden sembari memeluknya. Dan sekarang dia melayani Alden layaknya seorang ibu. ‘Aku sungguh tidak mengerti, apa yang dipikirkan wanita ini?’ batinnya. “Alden, apa tidurmu nyenyak, semalam?” tanyanya kemudian.Alden pun melihat pada Eric, setelah mendengar pertanyaan darinya. “Iya Paman. Sangat nyenyak,” jawabnya.“Apa ada yang menidurkanmu, hingga tidurmu bisa sangat nyenyak?” tanyanya lagi.“Ahh itu, ma ... Bibi Alana semalam datang ke kamarku. Karena dia tahu, kalau Alden habis kecelakaan. Jadi dia ngerawat Alden,” jawabnya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 72. Katakan dengan Jelas!

“Apa yang kau katakan Jeff?!” tanya Eric dengan nada suara yang tinggi.“Tadi bibi Han menghubungi saya, jika tuan Erland datang ke rumah dan bertemu dengan Alden,” jawab Jeff.Raut wajah Eric berubah, kini terlihat kemarahan besar yang telah menyelimuti wajah itu. Tampak kedua tangannya juga mengepal, membuktikan seberapa marahnya dia saat ini. “Apakah pengawal-pengawal di sana membiarkan dia masuk ke rumahku?” tanyanya.“Sepertinya, mereka tidak berani menghalangi tuan Erland, Tuan. Karena status tuan Erland yang merupakan kakak dari Anda. Itu artinya, tuan Erland juga masih majikan mereka,” jelas Jeff.“Cih, mau dia kakakku atau ayahku pun. Seharusnya dia tidak bisa masuk seenaknya ke dalam rumahku!” kesalnya. “Lalu, bagaimana keadaan Alden? Apa dia baik-bauk saja?”“Bibi Han bilang, Alden baik-baik saja Tuan.”Eric menelan salivanya, hatinya kembali merasakan sesuatu yang tidak nyaman. Erland sudah melihat Alden, karena Alden sangat mirip dengannya. Sepertinya dia akan beran
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 73. Bertemu Kedua Kalinya

73.“Saya melihatnya Tuan,” ucap Jeff yang memotong perkataan Eric.“Apa?” Eric bertanya dengan raut wajah tidak mengertinya.“Iya Tuan, waktu itu. Waktu pertama kali Anda membawa Alden ke rumah. Bukankah nona juga datang ke lantai satu untuk menyambut Anda?”“Lalu?” tanya Eric lagi dengan suara dinginnya.“Saya melihat keterkejutan nona saat melihat Alden. Dan saya juga mendengar sebuah gumaman,” ungkapnya.Eric mengerutkan keningnya, ucapan Jeff ini masih terdengar mengambang di telinganya. “Gumaman apa?” tanyanya kemudian.“Nona menyebut nama Alden,” jawabnya dengan cepat.“Hanya itu?”“Saya juga melihat Alden yang hendak menghampiri nona, tapi tiba-tiba nona menaruh jari telunjuknya di bibirnya dan juga menggelengkan kepalanya dengan air matanya yang menetes. Seakan menyuruh Alden untuk tidak mengatakan apa pun dan juga menghampirinya. Bukankah itu sudah sangat jelas Tuan, bahwa nona dan Alden saling mengenal. Tapi saya tidak mengerti, kenapa setelah itu Alden justru bers
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 74. Ucapan Tanpa Sadar

Erland pun tersenyum. Dia akui, sepertinya Alden mewarisi kecerdasan yang Eric miliki. Tapi, dia tetaplah seorang anak kecil yang mudah dirayu. “Tentu saja, bahkan paman sangat dekat dengan papamu. Saking dekatnya, kami bahkan memiliki darah yang sama,” jawabnya. “Jadi, kau mau ikut dengan paman, kan?” Erland lalu mengulurkan tangannya pada Alden, dia tersenyum berusaha merayu Alden agar ikut dengannya.Alden melihat tangan Erland yang terulur padanya. Mamanya mengatakan, jika dia harus menjauhi pria di depannya saat ini. Tapi, pria ini adalah kakaknya paman Eric. Dan dia juga bilang tahu siapa papanya. ‘Paman Eric adalah orang yang baik, itu artinya. Paman Erland juga baik, kan? Terlebih, paman Erland mengetahui siapa papaku. Aku sangat ingin bertemu dengannya, bagaimana wajahnya. Dan bertanya kepadanya, kenapa dia meninggalkan mama dan aku. Jadi, haruskah aku ikut dengan paman Erland?’ batinnya.Alden menatap wajah Erland yang masih menunjukkan senyuman manisnya pada Alden. Seakan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 75. Semuanya Akan Baik-baik Saja

Alana hendak keluar dari ruangan Eric bermaksud untuk mencari Alden, namun tiba-tiba langkahnya terhenti karena Eric yang sudah memegang tangannya untuk menghentikan langkah kakinya.“Apa kau bilang? Putraku?” tanyanya dengan nada penuh dengan keterkejutan.Deg!Alana yang mendengar ucapan Eric itu, langsung terdiam. 'Memangnya apa yang tadi aku ucapkan, apa aku telah mengucapkan dengan tidak sengaja, hal yang seharusnya tidak aku ucapkan' batinnya.Eric menarik Alana dengan kasar hingga dia berbalik dan menghadapnya. Saat ini jarak mereka sudah sangat dekat, Alana yang mendongak menatap Eric dengan tatapannya yang penuh dengan kekhawatiran. Dan Eric yang menatap Alana dengan tatapannya yang meminta penjelasan atas apa yang baru saja Alana katakan.“Katakan dengan jelas dan jujur, apa maksud ucapanmu tadi. Kau bilang apa, putraku Alden? Bukankah kau bilang, anak yang kau kandung sudah meninggal, lalu apa maksudnya itu?” tanyanya dengan perasaan yang sudah menggebu-gebu.Alana ma
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 76. Di Mana Kau Sembunyikan Putraku!

Erian kembali memfokuskan pandangannya pada Alden. Dia kembali melihat rambut Alden yang berwarna coklat gelap, bola mata amber terangnya, lalu garis wajahnya. Matanya langsung melebar, saat sudah menyadari siapa anak itu. “Dia, putranya Eric?” tanyanya dengan raut terkejut.Erland pun langsung mengangguk, membenarkan apa yang papanya katakan.Melihat anggukan Erland, Liana yang berada di samping Erian langsung terkejut. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Pandangannya itu lalu fokus pada Alden. Anak itu, dia memang sangat mirip dengan Eric ketika masih seusianya.“Tapi, bagaimana mungkin. Bukankah Eric baru saja menikah, kenapa anaknya bisa langsung sebesar ini?” tanya Erian seakan tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.“Mereka memang baru menikah. Tapi mereka sudah melakukan hubungan itu sejak 6 tahun yang lalu. Apa Papa ingat, foto yang kutunjukkan waktu itu. Itu adalah foto 6 tahun yang lalu. Itu artinya, anak ini adalah anak di luar nikahnya Eric dengan wanita i
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 77. Api Amarah yang Tak Dapat Diredam

Eric langsung terdiam, dia berbalik menatap tajam pada Erian yang saat ini berdiri tak jauh darinya. Dia melepaskan cengkeraman tangannya pada kerah kemeja Erland dan berjalan mendekati Erian. Saat ini, dengan beraninya Eric memberikan tatapan yang begitu tajam kepada papanya itu, rasanya dia tidak peduli lagi dengan apa pun dampak dari tindakannya ini. Karena yang terpenting sekarang, dia harus menyelamatkan putranya.“Erland membawa Alden kemari, kan?” tanyanya pada Erian dengan suara dingin.Bukannya menjawab, Erian justru malah membuang wajahnya ke arah lain. Sepertinya, dia tidak berniat sama sekali untuk menjawab pertanyaan Eric.Melihat itu, membuat tangan Eric kembali mengepal. “Hah, apa sekarang aku sedang bertanya kepada para patung di sini?” ucapnya, “kalian pikir, aku punya kesabaran lagi untuk seperti ini?” Eric kembali melihat pada Erland, dengan gerakan cepatnya dia kembali mencengkeram kerah kemejanya dengan begitu kuat. Sehingga menimbulkan keterkejutan pada Lianan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 78. Sebuah Pilihan

“Dan sekarang, kalian juga akan melakukan hal yang sama pada putraku? Memangnya apa salahnya, dia hanyalah seorang anak kecil. Tapi, kau tega mengatakan hal sekejam itu. Dengarkan aku! Aku, sangat membenci kalian!” jelas Eric.Clakk! Tanpa diduga dan tanpa disadari oleh semua orang, air mata Liana menetes. Kenapa hatinya terasa sakit, atas apa yang baru saja Eric katakan. Dia merasa tertampar, dan tamparan itu sangat keras, hingga rasa sakitnya bisa menembus hatinya.Namun, tanpa diduga. Rupanya Alana melihat itu, air mata Liana yang menetes. Dia berpikir, sepertinya hati Liana sebagai seorang ibu itu sudah mulai mencair, karena mendengar apa yang putranya katakan. Karena walau bagaimanapun, dia adalah seorang ibu. Mau sekeras apa pun hati seorang ibu. Jika dia sudah mendengar ucapan seperti ini dari anaknya. Tentu saja hatinya akan terluka. Dan akhirnya dia pun menyadari kesalahannya.“Dengar Erian, mulai sekarang. Aku bukan lagi anggota keluarga Carlson. Aku tidak butuh lagi gela
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 79. Sebuah Penjelasan

Eric lalu menoleh ke belakang, melihat kembali kepada kedua orang tuanya. Sembari menggendong Alden, dia berbalik dan melangkahkan kakinya mendekati kedua orang tuanya dan juga Erland.Erian menatap Eric dengan serius, seakan memberi tahu bahwa apa yang diucapkannya tadi tidaklah main-main. Begitu pun dengan Eric, dia juga menatap mata papanya itu dengan tatapan kosong, seakan belum terlihat manakah yang akan dia pilih.Eric menghentikan langkahnya tepat di depan Erian. “Apa Papa pikir ... ah, bukan. Kau bahkan tidak pantas untuk kupanggil papa. Lebih tepatnya, aku tidak sudi lagi memanggilmu dengan sebutan itu!” ucapnya.Lagi-lagi Liana shock mendengar apa yang Eric katakan, dia kembali tidak menyangka jika Eric akan berani mengatakan hal itu kepada Erian.“Apa kau pikir, aku takut dengan ancamanmu. Aku tidak takut sama sekali. Jika kau mau menghabisi anak dan istriku, maka itu artinya. Kau harus menghabisiku dulu, karena aku akan menjadi dinding pelindung bagi mereka!” lanjutnya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 80. Apakah Aku Sejahat Itu?

Alden sudah berbaring di atas tempat tidurnya. Tapi, saat ini dia tidak bisa menutup matanya sama sekali. Yang dia lakukan hanya terus bergerak ke kiri dan ke kanan tempat tidurnya. Sejujurnya, dia masih merasa tidak percaya jika Eric ternyata adalah papa kandungnya. Dia tidak pernah berpikir sama sekali tentang hal itu. Jadi itulah kenapa teman-temannya selalu mengatakan jika Eric adalah ayahnya karena dirinya dan Eric terlihat sama.“Tuan Muda, apa ada bagian tubuh Anda yang sakit?” tanya bibi Han, yang ternyata masih berada di sana.“Tidak ada bibi Han, Alden hanya tidak bisa tidur saja,” jawabnya.“Apa Anda ingin sesuatu, makanan misalnya. Agar Anda merasa lebih baik?” tanyanya lagi.“Tidak usah bibi Han, Alden mau istirahat saja.”“Baiklah, istirahatlah dengan baik Tuan Muda. Kalau begitu saya permisi.” Bibi Han pun membungkuk, dia lalu berbalik dan pergi dari kamar Alden.Ceklek! Bruk! Suara pintu terbuka dan langsung tertutup itu menandakan bahwa bibi Han sudah benar-bena
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status