Home / Rumah Tangga / Putra Tersembunyi CEO Kejam / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Putra Tersembunyi CEO Kejam: Chapter 91 - Chapter 100

124 Chapters

Bab 91. Berusaha Memperbaiki Hubungan

Alden masih menunggu sendirian di ruang makan, sudah 20 menit berlalu namun kedua orang tuanya tetap tak kunjung datang ke ruang makan.“Apa Anda ingin makan lebih dulu, Tuan Muda?” tanya salah satu pelayan yang bertugas melayani di meja makan.“Ahh tidak Bibi, Alden mau nunggu mama dan papa aja,” jawabnya.“Baiklah, Tuan Muda.” Pelayan itu pun kembali mundur dan berbaris kembali dengan pelayan lain di samping meja makan.Alden melihat ke sisi kirinya, di mana di sana merupakan arah masuk menuju ruang makan, seketika senyum langsung tersungging di bibirnya saat melihat Eric sudah masuk ke ruang makan. Namun, senyuman itu tiba-tiba menghilang, dan berganti dengan keningnya yang berkerut ketika dia menyadari bahwa mamanya tidak ikut bersama dengan papanya.“Mama mana, Pa?” tanyanya pada Eric yang baru saja duduk di tempatnya.“Mamamu di belakang, nanti juga datang,” jawab Eric apa adanya.Alden terdiam, dia bisa melihat dari raut wajah papanya. Kalau ada yang terjadi antara papa
last updateLast Updated : 2024-03-28
Read more

Bab 92. Suatu Pertemuan

Eric dan Alden sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah Alden. Tampak Jeff yang turun lebih dulu dan membukakan pintu mobilnya untuk Alden. Eric juga ikut turun dari sana dan juga Ronald yang memang Eric ajak ke sana.“Alden, ini paman Ronald. Mulai hari ini, dia akan mengawalmu. Dengar, papa melakukan ini bukannya papa tidak mau kau hidup bebas. Tapi papa sedang sangat mengkhawatirkanmu, kamu mengerti kan maksud papa?” ucapnya.“Iya Pa, Alden ngerti kok,” jawabnya.“Bagus, kamu memang seorang anak yang bijaksana,” pujinya seraya mengusap kepala Alden.Saat Alden dan juga Eric sedang berbincang, tampak ada seorang anak lainnya yang juga baru sampai di sekolah. Dia turun dari mobilnya, dan tersenyum saat melihat Alden yang juga baru sampai dan masih berdiri di depan pintu gerbang dengan 3 orang laki-laki.“Alden sedang bersama siapa? Kenapa dia dikerubungi laki-laki tinggi dan besar itu. Apa jangan-jangan dia mau diculik?” gumam anak itu yang tak lain adalah Cedric. Merasa Al
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Bab 93. Cerita yang Berbeda

Glek! Kembali, Alana menelan salivanya karena kegugupannya. Kenapa dia merasa begitu tertekan saat ini, padahal bibi Han hanya duduk di depannya dan menatapnya saja. Tapi, kenapa hal itu membuatnya bungkam dan tidak bisa mengatakan apa pun.Alis bibi Han tampak berkerut, karena dari tadi Alana terus menerus terdiam tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari mulutnya. “Nona, Anda bilang ada sesuatu yang ingin Anda tanyakan pada saya, apa itu?” tanyanya.Alana kembali menarik nafasnya berusaha menenangkan dirinya. 'Aku tidak boleh mengulur waktu lagi, aku harus segera meluruskan ini, mama Liana berhak atas kasih sayang anaknya dan begitu pun dengan Eric, dia juga berhak atas kasih sayang ibunya. Karena itu, aku tidak boleh takut,' batinnya.“Itu ... bibi Han, aku ... aku ingin bertanya masalah Eri,” ujarnya.“Tuan? Ada apa dengan tuan, Nona?”Alana lalu mengangkat wajahnya, balas menatap bibi Han dengan tatapan seriusnya. “Apa kau, menyayangi Eric dengan tulus?” tanyanya kemudian
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Bab 94. Nasihat dari Seorang Sahabat

Alana masih duduk di taman itu, padahal saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 siang. Tapi, sepertinya dia tak ingin beranjak dari sana. Matahari saat ini sudah terbit semakin tinggi dan menyorot dengan begitu panasnya. Tapi dia tetap duduk di sana, layaknya tak merasakan sengatan dari sinar ultraviolet itu.Alana menutup wajahnya dengan kedua tangannya, jawaban yang diberikan bibi Han benar-benar membuatnya tidak bisa berpikir dengan baik. Dia terus bertanya-tanya, kenapa hal yang dikatakan bibi Han dan mama Liana itu berbeda, lalu siapa di antara mereka yang berkata jujur.“Nona, hari sudah semakin terik. Lebih baik Anda masuk ke dalam,” ucap Annie.“Tidak Annie, aku masih ingin di sini. Lebih baik kau masuk saja, biarkan aku sendiri,” jawabnya.“Tapi Nona ....”“Annie, apa kau membantah?” ucapnya dengan dingin.“Tidak Nona, maafkan saya,” jawabnya. Annie pun langsung membungkuk, dan pergi sesuai dengan perintah dari Alana.Setelah kepergian Annie, Alana kembali menutup
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Bab 95. Apa Kau Menghindariku?

“Alden,” panggil Eric dan membuat Alden langsung mengalihkan perhatiannya padanya. Tampak dia langsung turun dari pangkuan Alana dan berlari menghampiri Eric yang sebenarnya tengah berjalan menghampirinya. “Papa,” panggilnya seraya terus berlari.Eric lalu berjongkok dan menyambut pelukan Alden padanya.Alden memeluk erat Eric dengan kedua tangan mungilnya, dan Eric juga membalas pelukan Alden dengan sama eratnya.“Papa baru pulang?” tanyanya seraya mengendurkan pelukannya dan menatap Eric.“Iya, dan kau. Apa yang sedang kau lakukan?” tanyanya balik.“Alden sedang membaca buku dongeng bersama mama,” jawabnya.‘Buku dongeng, memangnya dia sudah lancar membaca? Di usianya yang baru menginjak 5 tahun, mungkin bacaannya masih akan tersendat-sendat. Kecuali dia memang menuruni kecerdasanku. Mungkin tidak akan aneh jika dia sudah lancar membaca di usianya yang masih sekecil ini,' batinnya. “Memangnya kau sudah bisa membaca?” tanyanya kemudian.“Tentu saja Pa, mama sudah mengajarkan A
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Bab 96. Sebuah Janji

Ucapan Eric itu kembali membuat detak jantung Alana bereaksi dengan cepat. Dengan posisi yang masih memunggungi Eric, Alana pun berusaha keras untuk mendapatkan jawaban apa yang seharusnya dia berikan.Di belakangnya, tampak Eric yang mengerutkan alisnya menunggu jawaban apa yang akan Alana katakan padanya. Beberapa saat kemudian, kerutan di kening itu mulai menghilang saat dia melihat Alana yang mulai menggerakkan kepalanya untuk menoleh padanya.“Bukankah, kau sedang marah besar padaku. Kupikir kau tidak mau melihatku, karena itulah aku berusaha menyembunyikan wajahku darimu,” jawabnya.Eric terdiam, setelah mendengar jawaban yang diberikan Alana padanya. Memang benar, karena ucapan Alana tadi pagi padanya, dia menjadi sangat marah. Tapi, sebenarnya dia sudah sedikit melupakan hal itu. Dan juga, biasanya Alana tidak pernah sampai seperti ini bahkan ketika dirinya menghinanya atau ayahnya. Tapi, kenapa hanya dengan bentakan dan marahan seperti itu, dia jadi menghindar seperti ini.
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Bab 97. Sikap yang Tidak Seperti Biasanya

Alden dan Eric membuka mata mereka secara bersamaan, mereka lalu menguap secara bersamaan dan mereka juga mengucek-ngucek mata mereka dengan bersamaan, apa yang mereka lakukan saat ini persis suatu hal yang seperti sudah mereka rencanakan bersama, padahal hal itu terjadi karena naluriah mereka tanpa adanya perjanjian terlebih dahulu.“Good morning my two boys,” ucap Alana yang saat ini sudah berdiri di sisi ranjang Eric.“Good morning Ma,” jawab Alden.Berbeda dengan Alden yang membalas sapaan Alana. Eric justru terbengong dengan apa yang baru saja didengarnya. ‘Apa katanya, my two boys?’ batinnya.Cup! Cup! Alana mencium pipi kanan Eric dan juga pipi kanan Alden setelahnya. Tentu saja hal itu semakin mengejutkan Eric yang memang saat itu sedang memikirkan ucapan Alana. “A-apa yang kau lakukan?” tanyanya dengan refleks seraya memegangi bagian pipinya yang tadi Alana cium.Melihat itu, Alana pun hanya mengedipkan matanya berkali-kali karena ikut terkejut juga dengan suara Eric yan
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Bab 98. Mama Adalah Orang yang Berharga

Alana lalu berbalik, hendak masuk kembali ke dalam mansion. Namun, saat kedua matanya itu melihat wajah bibi Han, dia pun mengurungkan niatnya dan malah terus menatap bibi Han yang saat ini tengah sibuk memberikan arahan pada para pelayan.“Aku tidak akan membiarkan orang lain melukaimu lagi Eric, sudah cukup. Sekarang, hanya akan ada kebahagiaan yang menghampirimu. Tidak ada lagi raut lelah yang akan terlukis di wajahmu, tidak akan ada lagi lingkaran hitam di sekitar matamu dan tidak akan ada lagi mimpi buruk yang terus menghantuimu. Aku akan mengusir semua itu dari hidupmu Eric,” ucapnya lagi, seraya menatap tajam pada bibi Han.***Sementara itu, di tempat lain.Tampak Eric, Alden dan juga Jeff yang berada di dalam mobil untuk menuju sekolahan Alden. Suasana di sana saat ini begitu tenangnya. Karena belum ada seorang pun yang membuka pembicaraan. Namun, tiba-tiba Alden terus melihat ke sana kemari seperti sedang mencari seseorang.“Siapa yang sedang kau cari, Alden?” tanya Eri
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Bab 99. Mengantar Makan Siang

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.15. siang. Saat ini Alana tengah sibuk di dapur, mempersiapkan makanan yang akan dibawakannya ke kantor Eric. Tampak dia begitu sibuknya memasukkan makanan hasil masakannya sendiri itu ke dalam kotak bekal.Di sampingnya berdiri 3 koki, yang sebenarnya bertugas memasak di sana. Raut wajah mereka menunjukkan kepanikan dan kekhawatiran karena telah lancang membiarkan nyonya rumah ini memasak sendiri makanannya.“Sudah Nona, biar kami yang teruskan. Anda sudah memasaknya dari tadi, jadi biar kami yang merapikannya,” ucap kepala koki di sana.“Tidak papa Paman, ini sebentar lagi selesai kok,” jawabnya. Tak! Bunyi penutup bekal itu saat Alana menaruhnya dan merapatkannya pada kotak bekal yang sudah ia isi makanan. “Lihat, sudah selesai, kan?” ucapnya dengan tersenyum.Alana terus melihat kotak bekal yang sudah disiapkannya itu. Dia merasa sangat senang, karena ini adalah makanan pertamanya yang dia masak sendiri untuk Eric. Dia hanya berharap, Eric akan
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

Bab 100. Cemburu?

“Ehh, sekretaris Jeff!” panggil Alana yang merasa bingung dengan Jeff yang tiba-tiba berlari keluar padahal tadi dia terlihat sanat antusias untuk mencoba masakannya. “Ada apa dengannya, diterkam harimau? Memangnya di sini ada harimau?” gumamnya bingung.Alana kembali menoleh pada Eric yang masih duduk dengan santainya. “Hmm, bisakah kau bangun dan pindah ke sofa. Ayo istirahat, dan makan dulu,” ucapnya dengan lembut.Eric masih tetap bergeming, saat ini dia hanya fokus menatap Alana yang dia pikir berperilaku semakin aneh. Namun kemudian, Eric pun berdiri. Dia lalu melangkahkan kakinya mendekati Alana yang masih berdiri di dekat sofa.Alana tersenyum, karena sepertinya Eric akan menuruti perkataannya untuk duduk di sofa dan makan. Namun rupanya, hal itu tidak seperti yang dibayangkannya. Bukannya duduk dengan tenang di sofa, Eric malah mendekati dirinya dan menatapnya dengan penuh ketajaman.“Kenapa kau bersikap aneh seperti ini sejak pagi? Apa rencanamu sebenarnya? Kau pikir aku
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status