Semua Bab Putra Tersembunyi CEO Kejam: Bab 101 - Bab 110

124 Bab

Bab 101. Sebuah Perhatian

Sekarang, hanya tersisa Eric dan Alana yang berada di dalam ruangan. Setelah kejadian tadi, kenapa rasanya suasananya menjadi canggung. Eric yang awalnya bilang tidak mau memakan makannya, namun tiba-tiba ingin memakannya. Hal itu membuat Alana tidak bisa mengerti kemauan Eric yang sebenarnya. Karena Eric yang tiba-tiba berubah pikiran dan membingungkannya.“Hmm, jadi kau ingin memakannya?” tanya Alana dengan hati-hati.Dengan melihat ke arah lain, Eric pun menjawab pertanyaan Alana. “Ya tidak ada pilihan lain, kau sudah membuat dan membawanya kemari. Karena itu aku harus memakannya.”“Benarkah?” tanya Alana dengan senang. “Kalau begitu ayo duduklah. Aku akan menyiapkannya.”Tanpa izin dari Eric, Alana memegang tangannya dan menariknya untuk duduk di sofa. “Duduklah!” ucapnya.Eric pun menurut, dia lalu duduk di sofa dan melihat Alana yang duduk di sampingnya.Alana saat ini tengah sibuk membuka kotak bekal itu satu persatu dan menyiapkannya untuk Eric. “Ini sendoknya, sekarang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-02
Baca selengkapnya

Bab 102. Rencana Tersembunyi

Saat ini Alana sudah berada di depan gerbang sekolah Alden, seperti yang dikatakan oleh Eric. Jefflah yang mengantarkannya ke sana. Hanya saja, Jeff langsung pergi karena dia harus segera melanjutkan pekerjaannya di kantor. Alhasil saat ini Alana pun hanya berdiri sendirian di depan gerbang.Alana tersenyum, dan langsung melihat ke arah gerbang. Ketika mendengar pintu gerbang sekolah yang sudah terbuka. Itu artinya, waktu pulang sekolah Alden telah tiba. Dengan terus menyunggingkan senyumnya, Alana menatap para anak yang mulai berhamburan keluar.“Mama!” panggil Alden yang membuat senyum Alana semakin melebar. Dia melihat Alden yang berlari ke arahnya dengan diikuti Ronald di belakangnya.Bruk! Seketika Alden memeluknya dengan raut wajah senang. “Mama kok jemput Alden?” tanyanya sembari mendongak menatap wajah Alana.“Iya sayang, tadi mama habis dari kantor papa. Jadi mama sekalian ke sini pas mau pulang,” jawabnya.“Mama ke kantor papa?” tanya Alden lagi.“Iya,” jawab Alana sin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-04
Baca selengkapnya

Bab 103. Percayalah Padaku

Malam semakin larut, suasana di mansion pun sudah tampak sepi. Lampu-lampu di setiap kamar juga sudah dimatikan. Tak halnya dengan Eric dan Alana. Mereka juga sudah larut dalam mimpi mereka masing-masing.Tampak raut wajah Eric yang memperlihatkan ketidak nyamanan di saat matanya yang sedang tertutup rapat. Sepertinya, mimpi buruk itu datang kembali menghampirinya dan mengganggu tidurnya.“Ma, tubuh Eric sakit. Sakit sekali Ma hiks hiks,” igaunya. Eric terus memanggil-manggil mamanya, sampai ke dunia nyata. Di dalam mimpinya itu, mamanya seperti tidak memedulikannya, padahal tubuh Eric saat itu tengah dipenuhi luka cambukkan dari papanya. Di saat itu dia hanya berharap, jika mamanya akan memedulikannya, memeluknya dan menghapus air matanya. Tapi nyatanya hal itu tidak terjadi, mamanya malah meninggalkannya tanpa berpaling lagi ke belakang.“Kenapa mama melakukan itu, apa mama tidak sayang padaku,” igaunya lagi. “Jangan pergi ma, Eric sakit. Mama!” teriaknya dan langsung terbangun d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-04
Baca selengkapnya

Bab 104. Kebun Binatang

Alden menunggu kedua orang tuanya di ruang tamu, saat ini dia sudah siap. Biasanya dia memang selalu dimandikan dan didandani oleh mamanya. Tapi, karena Alden pikir tadi pagi mamanya masih sibuk dengan papanya, alhasil dia pun meminta Annie untuk menyiapkannya.Alden melihat ke belakang, saat kedua telinganya mendengar suara langkah kaki yang tengah menuruni anak tangga. Dia mendongak, bibirnya langsung menyunggingkan senyum karena ternyata suara langkah kaki itu adalah milik kedua orang tuanya. “Mama, Papa,” panggilnya, yang langsung turun dari sofa dan berlari menghampiri Alana dan Eric.“Ayo kita berangkat,” ucap Eric.Alden pun mengangguk, Eric langsung mengangkat Alden dan menaruhnya di gendongannya. Mereka lalu berjalan keluar mansion, di sana sudah ada sebuah mobil mewah berwarna hitam yang terparkir untuk digunakan oleh mereka.Eric membukakan pintu mobil bagian depannya untuk Alden. “Ayo masuk sayang,” ucapnya.Namun, bukannya masuk. Alden justru hanya diam di tempatny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-05
Baca selengkapnya

Bab 105. Keingintahuan Alden

“Kok Mama sama Papa diem aja. Apa permintaan Alden ini terlalu sulit?” tanyanya.“Itu ... Alden ....”“Iya!” jawab Eric memotong ucapan Alana yang sebenarnya hendak menjelaskan jika keinginan Alden itu sulit, dan tidak akan bisa dilakukan olehnya dan Eric. Tapi, mendengar jawaban Eric yang mengatakan iya, membuat Alana juga terkejut. Dan langsung melihat pada Eric dengan matanya yang melebar. “Mama dan Papa pasti akan memberikanmu seorang adik,” lanjutnya.Wajah Alana langsung memerah, setelah mendengar lanjutan dari ucapan Eric. ‘Apa maksudnya itu, dia sungguh akan mengabulkan keinginan Alden?’ batinnya.“Wahh benar ya Pa,” ucap Alden dengan senangnya.“Iya, tapi Alden harus ngerti. Memberikan Alden adik itu gak mudah. Perlu waktu, jadi papa harap Alden mau nunggu. Apa Alden mengerti?” ucapnya.“Emm.” Alden mengangguk mengerti dengan apa yang baru saja papanya jelaskan. “Alden mengerti Pa, yang penting Papa udah janji kalo papa sama mama mau kasih Alden adik,” lanjutnya. Mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-06
Baca selengkapnya

Bab 106. Kelepasan Bicara

“Itu ... bukankah kau membenciku?”Eric menghentikan langkahnya, setelah mendengar pertanyaan Alana. Dia menghadapkan tubuhnya pada Alana dan memandangnya dengan tatapan dalam.Di tatap seperti itu, tentu saja membuat Alana menjadi gugup, dia menjadi salah tingkah entah bagaimana dia harus bersikap saat ini. Karena jujur, ini adalah pertama kalinya dia ditatap sedalam ini oleh Eric. Biasanya, Eric selalu menatapnya dengan dingin atau tajam.“Aku tidak tahu isi pikiranmu sekarang, tapi aku ingin memberitahumu sesuatu. Aku adalah tipe seorang ayah yang akan mengabulkan apa pun keinginan anaknya. Jika Alden menginginkan seorang adik, maka tidak ada alasan bagiku untuk tidak mengabulkannya. Karena mengabulkan keinginannya, adalah suatu kewajiban untukku. Dan kebahagiaannya adalah yang terpenting bagiku. Aku harap kau memahami hal itu,” jelasnya.Alana terdiam, dia masih mencerna dengan baik maksud ucapan Eric saat ini. ‘Apa itu artinya, dia akan tetap melakukan hubungan itu denganku,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-06
Baca selengkapnya

Bab 107. Aku Berkata Jujur

Setelah bersusah payah menenangkan Alden, akhirnya Alana pun berhasil membuat Alden tenang dan menidurkannya. Saat ini dia masih berada di dalam kamar Alden, Alana duduk di samping Alden yang saat ini sudah tertidur setelah lama menangis.Dia menepuk-nepuk pelan kening Alden, memberikan kehangatannya sebagai seorang ibu. Pandangannya terlihat sayu, karena saat ini dia tengah berpikir bagaimana caranya menjelaskan semua ini pada Eric. Jika dia berkata jujur masalah mamanya, akankah Eric percaya. Dan jika dia berkata jujur akan bibi Han, apakah dia juga akan percaya. Alana masih mengingat, bagaimana saat dia berusaha untuk memberitahu Eric masalah mamanya, waktu itu Eric menjadi sangat marah padanya. Dan sekarang, kemarahannya itu pasti akan semakin memuncak.Alana memegangi keningnya yang terasa sakit, kenapa semuanya selalu berjalan tidak sesuai yang diinginkannya, padahal dia ingin mencari bukti tentang pengkhianatan bibi Han terlebih dulu. Tapi semuanya justru berakhir seperti ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-07
Baca selengkapnya

Bab 108. Janji yang Teringkar

Setelah kepergian Alana, Eric langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya, mengingat apa yang dia lalui selama ini. Rasanya dia tidak bisa memercayai ucapan Alana, tapi melihat bagaimana tatapannya saat menjelaskan itu semua. Dia tidak melihat sama sekali kebohongan di sana. Hanya ada kejujuran dan ketulusan di bola mata hitam itu.“Apa yang terjadi sebenarnya, aku sungguh tidak mengerti,” gumamnya lirih.Eric lalu bangun dari duduknya, dia melangkah ke arah jendela kaca besarnya dan memandangi pemandangan senja di dalam kamarnya. Tangannya dia masukkan ke dalam saku celananya. Tatapan sayu itu, dia tunjukkan untuk pertama kalinya.“Jika benar apa yang Alana katakan, jika benar bibi Hanlah pengkhianatnya. Apa yang akan aku lakukan, bisakah aku menerimanya. Aku sungguh menyayanginya, aku sudah menganggapnya seperti ibuku sendiri. Atau, haruskah aku pura-pura tidak tahu. Dan terus hidup seperti orang bodoh?” gumamnya.***Alana duduk sendiri di ruang keluarga, dia menangis ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-07
Baca selengkapnya

Bab 109. Apa Kau Mengkhianatiku?

Alden keluar dari dalam kamar Eric, dan di saat bersamaan Alana juga baru saja hendak menuju ke kamar Alden dan memastikan keadaannya. Tampak raut wajah Alana yang menunjukkan keterkejutannya karena melihat Alden yang keluar dari dalam kamar Eric dalam keadaan menangis dan langsung berlari menuju kamarnya.“Alden,” gumam Alana. Tak mau membuang waktu lagi, akhirnya dia juga ikut berlari menyusul Alden yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kamarnya.Alana menghentikan larinya, saat dia sudah berada di depan pintu kamar Alden yang terbuka. Dia melihat putranya itu yang duduk termenung dengan kedua tangannya yang sesekali menghapus air matanya. Melihat keadaan anaknya yang seperti itu, membuat Alana juga tak bisa menahan air matanya. Akhirnya air matanya itu pun kembali menetes, dan dengan langkah perlahan dia pun menghampiri putranya.“Alden,” ucapnya seraya duduk di samping Alden.Alden tidak menjawab, dia masih sibuk dengan tangisannya sendiri. Hingga akhirnya Alana pun memegang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-08
Baca selengkapnya

Bab 110. Terkecoh

Jeff dalam perjalanan pulang menuju rumahnya, saat ini hari sudah senja dan tak lama lagi akan berganti malam. Dia menyetir mobilnya dengan kecepatan yang relatif cepat. Karena hari ini dia merasa sangat lelah, dan ingin cepat sampai di apartemennya untuk istirahat. Padahal dia hanya pergi jalan-jalan dengan tuan mudanya, tapi dia tidak menyangka ternyata hal itu lebih melelahkan dari pada mengurus pekerjaannya di kantor.Saat sedang menyetir, tiba-tiba pikiran Jeff melayang mengingat hal lain, yang tak lain adalah kejadian yang baru saja terjadi antara tuan dan nonanya. Sepertinya rencana tuan mudanya untuk menyatukan orang tuanya kembali telah gagal, dan akan sulit untuk melakukannya lagi. Karena sepertinya kepercayaan Eric pada Alana sudah benar-benar hilang.Ketika sedang sibuk memikirkan hal lain, Jeff tidak menyadari bahwa ada seorang wanita yang tengah menyeberangi jalan yang di lewatinya.“Aaaaa!” teriak wanita itu saat melihat mobil Jeff yang terus melaju dan seperti henda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status