Home / Romansa / MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG: Chapter 71 - Chapter 80

117 Chapters

71. Rindu

Raya tertegun ketika bertemu kembali dengan sang papa. Sosok yang dulu diingatnya sebagai sosok tegap dan begitu sehat, sekarang Raya melihat sosok itu begitu ringkih yang segera menghunuskan kesedihan di dalam hatinya.“Papa ...!”Raya segera menghambur ke dalam pelukan pria paruh baya itu yang sekarang bahkan sedang merentangkan tangannya menunggu sang putri menghambur ke dalam dekapan.“Raya, sayang!” ungkap Andi Fajar menjadi mengharu biru. Dipeluknya dengan sangat erat putri kesayangannya yang sudah sangat dirindukannya itu.“Akhirnya kamu pulang, Nak, maafin papa ya, maafin papa.”Andi terus saja mempertahankan tubuh putrinya ke dalam dekapan.Sementara Raya hanya bisa menangi sesenggukan dengan dada yang terasa begitu sesak.Setelah puas mereka melepas kerinduan, barulah Andi melerai dekapannya demi bisa memindai lebih lekat wajah putri yang dia rindukan.Andi melihat perubahan penampilan sang putri yang menjadi lebih tertutup.Bahkan saat pulang kembali ke rumahnya Raya tetap
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

72. Semakin Membaik

Raya terpengarah saat melihat notifikasi yang masuk semuanya berasal dari suaminya. Ada begitu banyak panggilan juga pesan-pesan chat yang hanya menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan dari sang suami.Raya segera merasa bersalah. Hati kecilnya tak bisa membenarkan, jika ia terus menerus mengabaikan sang suami.Bahkan terakhir Raya melihat notifikasi yang masuk ke dalam gawainya baru beberapa menit yang lalu. Sementara sekarang bahkan sudah nyaris jam 1 dini hari. Padahal untuk bisa mendapatkan sinyal di desa asal suaminya, mereka harus mendaki bukit di pinggiran desa.Raya segera menduga jika suaminya pasti bertahan di atas bukit itu demi bisa menghubungi dirinya.Mendapati semua yang sedang dilakukan suaminya saat ini demi dapat mengetahui kabar keberadaannya, membuat hati Raya langsung disergap rasa bersalah.Sekarang Raya bahkan tak bisa menahan laju air matanya. Dia merasa telah mengambil keputusan yang salah dengan meninggalkan suaminya begitu saja.“Mas, kenapa kamu nggak pulang
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

73. Semangat Baru

“Kalau begitu sekarang bilang sama papa, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?”Andi bertanya dengan penuh perhatian.Raya mendengarkan dengan seksama yang membuatnya mulai merenung untuk beberapa saat.Mendapati ekspresi sang putri yang menjadi begitu serius, Andi merasa semakin janggal. Walau di permukaan Andi melihat putrinya masih menyajikan sebuah keceriaan tapi sikap dan gestur tubuh Raya terlalu banyak berubah.Sikap Raya menjadi semakin tertata dan begitu dewasa, walau kemudian Andi juga menangkap ada sebuah kegelisahan di mata putrinya untuk saat ini.“Papa janji sekarang papa nggak akan pernah maksa kamu lagi seperti dulu.”Andi kembali menyesali sikapnya dimana dulu dia merasa sering memaksakan kehendaknya kepada sang putri. Bahkan dia memaksa Raya untuk mengambil jurusan manajemen saat kuliah, alih-alih jurusan seni seperti yang sebenarnya diinginkan Raya. Karena paksaan itu Raya menjadi tak serius saat kuliah bahkan terakhir yang dia tahu Raya malah memutuskan untuk cut
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

74. Raya Yang Berbeda

Langkah Raya langsung tertahan ketika mendengar panggilan dari dosennya.Perlahan dia menoleh ke belakang mendapati sosok pria bertubuh tegap itu sedang meringkas buku-bukunya.Raya mengulas senyumnya ketika sorot mata sang dosen mengarah padanya dengan lugas.“Sungguh sebuah kejutan melihat kamu mengikuti kelasku. Apa kamu sekarang sudah benar-benar berubah?” tanya pria yang memiliki sepasang mata tajam itu dengan sarkas.“Apa kali ini kamu tidak akan meninggalkan kampus lagi dan lebih memilih bersenang-senang dengan dunia kamu yang selalu gemerlap itu?”Raya kembali mendengar tuduhan sarkas yang penuh penghakiman.Untuk sesaat Raya memilih menanggapi dengan pancaran mata yang datar tanpa emosi.Namun respon Raya yang terlalu biasa malah menerbitkan rasa penasaran bagi dosen muda itu, yang membuat pria yang berpotongan rapi itu menelisik semakin lekat pada mahasiswinya yang dirasanya terlalu berbeda, bahkan dengan hijab yang dipakai Raya saat ini malah menampilkan kepribadian seorang
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

75. Pertemuan Tak Sengaja

Jika bukan karena banyak kebutuhan rumah tangga yang sudah habis, Raya sebenarnya enggan untuk berbelanja.Bahkan setiap malam Raya sudah tak pernah lagi tertarik untuk keluar ke mall, apalagi sampai ke diskotek sebagaimana sebelumnya.Raya lebih suka berdiam diri di rumah untuk mempelajari banyak hal, termasuk juga mengejar ketertinggalannya dalam kuliah setelah nyaris satu tahun setengah dia meninggalkan kampus.Tapi sore ini Raya terpaksa keluar untuk berbelanja di salah satu swalayan terdekat bersama dengan salah seorang ARTnya yang paling senior bernama, Mbak Darsih.“Apalagi ya Mbak yang habis di rumah?” tanya Raya sembari celingukan ke samping memandang pada deretan rak yang berisi aneka merek shampoo.“Detergent cair buat nyuci baju Non.”“Namanya detergent ya buat nyuci baju, Mbak, masak buat nyuci gusi.” Raya menjawab dengan asal, yang tentu saja langsung menerbitkan gelak tawa wanita sederhana di sampingnya, yang dulu memang pernah bekerja pada keluarganya dan kini kembali
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

76. Semakin Rindu

“Apa kamu sekarang jatuh miskin, Dania?”Raya menjadi tak bisa menahan rasa ingin tahunya meski sebenarnya dia sudah berusaha untuk tidak terlalu peduli setelah apa yang sudah dia alami dulu.Perlakuan Dania padanya dulu memang begitu menyakitkan. Segala hinaan dan pengkhianatan yang dilakukan oleh sosok yang dianggapnya sebagai saudara yang baik itu, sangat melukai Raya yang ketika itu sedang hancur dan hidupnya sangat berantakan.Dania malah menggeleng samar, meski kemudian wanita itu menghela nafas panjang.“Ternyata Reno bukan pria yang baik Ray.”Setelah Dania memandang luruh ke arah Raya setelah sebelumnya dia menunduk lesu.“Maaf Ray, karena dulu aku pernah menyakiti kamu, aku merebut Reno dari kamu dengan berbagai cara, karena aku pikir Reno adalah pria yang sempurna. Dia bukan hanya tampan tapi juga kaya raya. Aku nggak tahu kalau ternyata dia pria yang kasar dan suka mukul. Bahkan dia tak pernah peduli dengan bayi kami, sudah beberapa hari ini dia nggak pernah ngasih aku uan
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

77. Dosenku Penolongku

“Tolong ....”Raya masih saja berteriak meminta tolong.Suasana yang terlalu sepi membuatnya nyaris putus asa meski dia tetap berusaha untuk membebaskan cengkeraman tangan Reno.Raya mulai kesakitan apalagi Reno menyeret tubuhnya yang membuat kakinya bahkan mulai terkilir saat menghentak di atas aspal ketika Reno menariknya paksa.“Tolong, tolong, aku ....”Raya masih saja berteriak yang membuat Reno sangat kesal.“Ray, aku cuma mau mengajakmu bersenang-senang kayak dulu, kenapa kamu nggak mau?”“Lepasin aku Ren, aku nggak mau, aku mau pulang.”Raya terus memberontak.Tapi Reno semakin mencengkeramnya kuat.Hingga detik berikutnya seseorang datang menyergap di depan mereka, hingga Reno menjadi sangat kaget, dan melepaskan lengan Raya begitu saja.“Lepaskan Raya!” sergah sosok itu tegas.Raya terperangah melihat sosok yang sudah menolongnya. Sungguh sangat di luar ekspektasinya.“Pak Darwis?!” ucap Raya tertahan.Raya terkesiap sejenak namun setelah itu dia segera mendekati dosennya ya
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

78. Ucapan Terima Kasih

{“Papa kenapa Mbak?”} tanya Raya.Sekarang dia bahkan urung untuk keluar dari mobil Darwis, demi bisa menerima panggilan dari salah satu ARTnya dengan baik.{“Papa Non nggak sadarkan diri, aku nggak tahu harus ngapain Non.”}{“Apa Papa di rumah memangnya?”} tanya Raya memastikan.{“Iya Non,”} jawab suara dari seberang sana.{“Tunggu sebentar Mbak, aku udah nyampe rumah sekarang.”}Setelah itu Raya langsung mematikan panggilannya dan bergegas melangkah keluar.Bahkan sekarang dia mengabaikan keberadaan sang dosen yang ternyata ikut mengikuti langkahnya masuk ke dalam rumah besar itu.Ketika akhirnya Raya sadar, Raya langsung melirik jengah.“Ngapain Bapak ikut?” letup Raya malas.Raya menghentikan langkahnya di dekat tangga sembari memandang tegas pada sosok yang sekarang bahkan sudah berjalan di depannya.“Sepertinya kamu sedang membutuhkan bantuan,” ucap Darwis ringan dan setelah itu dia mulai menaiki anak-anak tangga tanpa merasa perlu menjawab pertanyaan Raya yang seperti akan dice
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

79. Dugaan Kehamilan

Mendengar pertanyaan Raya yang menyiratkan sebuah kegelisahan segera Darwis menarik pandangannya dan memutar bola matanya ke samping pada parcel buah yang sudah diberikan Raya padanya.“Sebenarnya aku tidak terlalu suka apel Raya,” ucap Darwis kemudian.Raya mendengus samar.Hati Raya mulai memendam kekesalan mendapati sikap dosennya yang dianggapnya tidak berubah itu.“Tapi di dalam parcel itu ada buah yang lain juga kok Pak,” kilah Raya.Darwis menanggapi dengan desahan panjang, yang membuat Raya segera memendam dugaan jika buah yang dia bawa sama sekali tak menarik minat lelaki itu.“Apa Bapak nggak suka anggur? Di parcel itu juga ada anggur kok Pak.”“Aku nggak mau buah,” tegas Darwis lagi yang membuat Raya sedikit membeliakkan matanya.“Kalau begitu Bapak mau apa?”“Aku ingin makan yang lain,” ucap Darwis enteng.“Bapak mau makanan apa? Nanti aku akan bawakan.”“Nanti saja, nanti selepas kuliah aku akan ngasih tahu kamu, sekarang kamu masuk ke kelas, sebentar lagi kuliah akan di
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

80. Tersiksa Rindu

Prasangka buruk yang semakin memenuhi relung hati membuat gelisah Raya semakin tak terbendung.Kerinduannya yang awalnya membuncah segera berubah kebencian.“Pasti sekarang kamu sudah menikahi anak kyai itu Mas, dan kamu mematikan handphone kamu biar aku nggak bisa ganggu kamu kan?”Raya kembali bermonolog dan mencecar foto Raihan yang tercantum di buku nikah yang masih Raya pegang. Raya semakin terseret dengan praduga yang dibangunnya sendiri, di dalam labirin pikirannya yang sekarang menjadi kian rumit.“Baiklah kalau begitu jika beneran aku hamil, aku akan besarkan anak ini sendirian. Aku akan mendidiknya menjadi ustadz yang lebih hebat dari kamu, kalau bisa jadi kyai sekalian, aku akan tunjukkan sama kamu Mas, biarpun aku nggak anaknya kyai, aku bisa membesarkan anak kita menjadi ustadz yang hebat.”Dengan cepat Raya kembali menyimpan buku nikahnya. Dia sudah menegaskan tekadnya.Saat ini dia berniat untuk ke apotik. Dia harus memastikan segalanya terlebih dahulu. Raya akan membel
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status