Home / Romansa / MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG: Chapter 61 - Chapter 70

117 Chapters

61. Perjodohan Yang Terungkap

Setelah memiliki mesin cuci dan kompor gas sekarang Raya bisa lebih ringan melakukan pekerjaan rumah tangga. Dia bisa menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat yang membuat Raya bisa melakukan hal lain yaitu berkeliling desa untuk mengabadikan beberapa momen sederhana di desa ini ke dalam kontennya yang sekarang sudah mulai dikenal luas. Sebelumnya Raya sudah meminta ijin pada suaminya untuk keluar rumah, dan Raya sudah mendapatkan ijin sebagaimana biasanya. Untuk hari ini Raya berniat mendatangi balai desa karena di sana akan diadakan acara Merti Desa, atau yang biasa dikenal juga dengan istilah bersih desa, yang bertujuan untuk membersihkan desa dari pengaruh jahat. Walau tak termasuk dalam syariat agama tapi budaya seperti ini tetap lestari di desa yang terletak di lereng Merbabu ini. Sesampainya di sana Raya melihat ada beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak yang sibuk membuat persiapan, s
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

62. Berbesar Hati

“Nak Raya, apakah kamu akan mengijinkan suamimu untuk menikahi Ning Hanum?” Pertanyaan yang terlontar dengan sangat lugas itu seakan meluluhlantakkan hati Raya. Perempuan muda itu menjadi sedemikian bimbang, bahkan merasakan luka yang lebih pedih bila dibanding saat dia mendapati perselingkuhan mantan tunangannya dulu bersama dengan saudara tirinya sendiri. “Nak, aku sangat mengenal Raihan, dia pria yang baik, walau nantinya Raihan harus menikahi Ning Hanum aku sangat yakin kalau dia tetap akan memberikan perhatiannya padamu. Bagaimanapun kamu telah menjadi istrinya dan bahkan posisimu adalah seorang istri pertama. Walau nanti Raihan bersanding dengan Ning Hanum, aku sangat yakin Raihan tak akan pernah mengabaikan kamu.” Raya masih saja termangu. Dadanya kian terasa sesak ketika mendengar kalimat yang diucapkan dengan sangat lugas oleh sosok yang Raya tahu selalu menjadi pelindung untuk ibu mertuanya juga yang selalu member
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

63. Tentang Perjodohan Lagi

“Jangan katakan kalau kamu memintaku untuk merelakan agar Mas Raihan bisa menikahi kamu juga?” Raya menegaskan kata-katanya yang membuat Hanum menatapnya begitu lekat. “Kurasa kamu memang sudah tahu bagaimana keadaan kita sekarang? Walau bagaimanapun Mas Raihan harus tetap menikahiku.” Hanum berucap dengan lebih tegas saat ini, yang kembali menyesakkan hati Raya. Raya menilai jika perempuan muda itu begitu percaya diri. Apa semua karena latar belakang dirinya dengan segala kealimannya, membuat Hanum menjadi pantas untuk bisa menjadi pendamping kedua suaminya. Raya mendesah panjang. Ada rasa tidak rela menjadi kian menegas di dalam relung sanubarinya, walau sebagian hatinya menganggap jika dirinya perlu mematut kepantasan dengan latar belakangnya yang selama ini terlalu bebas, bahkan dengan pengetahuannya yang terlalu minim tentang agama, hanya akan menimbulkan keminderan bila dia mema
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more

64. Meminta Dinikahi

“Pikirkan kepentingan orang banyak juga, karena pernikahan kamu bersama Hanum sebenarnya untuk kemaslahatan umat.”Kharis kembali melanjutkan kata-katanya.Raihan tetap bergeming, mendengarkan dengan menyajikan ekspresinya yang penuh kegundahan.“Sebagai calon seorang pimpinan umat, kamu membutuhkan seorang pendamping yang pantas Han.”Raihan mendesah panjang. Nuraninya mulai menelaah meski pada akhirnya dia mengambil kesimpulan yang berlainan.“Apa wanita yang aku nikahi sekarang itu tidak pantas?”Raihan memprotes pelan.Kharis menanggapi dengan desahan jengah.“Aku tidak akan mengatakan apapun, tapi aku rasa kamu bisa membandingkan antara istri kamu yang sekarang dengan Hanum.”“Tapi selama ini Raya selalu mendukungku, apa yang dia lakukan secara nyata telah memberikan kontribusi positif untuk masyarakat desa ini, meski dia masih harus banyak belajar untuk mengejar ketertinggalannya dalam ilmu agama. Tapi aku sudah mengajarinya selama ini dan dia memiliki kemauan kuat untuk belajar
last updateLast Updated : 2024-05-23
Read more

65. Bukan Sebuah Anugerah

“Apa kamu akan menikahi Ning Hanum?”Pertanyaan yang terlontar dari bibir Ida itu juga menjadi pertanyaan di batin Raya saat ini.Kedua wanita itu kini menatap penuh rasa penasaran pada Raihan yang masih diam termangu.“Aku nggak mau tahu kalau kamu menikahi Ning Hanum, berarti aku juga harus menjadi istri kamu.”Perempuan muda itu tampak sudah kehilangan akal sehatnya, semakin tak bisa dipahami oleh Raya yang sudah sangat jengah dengan situasi ini. Dia sama sekali tak menyangka jika pria yang menikahinya ternyata seperti seorang flamboyan yang selalu menarik perhatian banyak wanita dan diperebutkan dengan terlalu terang-terangan.Pedih hati Raya kembali terasa, yang membuatnya memilih menyingkir alih-alih bertahan di tempat itu, di mana seorang Ida sedang mendesak suaminya untuk dinikahi.Kepergian Raya segera menarik perhatian Raihan, yang membuat pria itu langsung menyusul, mengabaikan dengan telak rengekan Ida yang dianggapnya sangat tidak penting.“Dik, kita harus bicara, tolong
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

66. Terjerat Hutang Budi

Kali ini Raihan tak bisa menampik ajakan gurunya untuk berbicara secara intens selepas mereka menjalankan sholat isya berjamaah di mushola.Sementara Raya hanya bisa melepaskan kepergian sang suami bersama dengan sosok kharismatik itu, tanpa kuasa untuk mengikuti langkah mereka berdua.Raya memilih mengayunkan langkahnya untuk kembali ke rumah, dengan memendam semua rasa penasaran juga gemuruh di dalam dadanya yang sekarang sedang dipenuhi kegusaran.Setelah sampai di rumah Rizal, Raihan semakin memusatkan perhatian pada Kyai Hisyam yang sekarang mengajaknya berbicara di ruang tamu.Raihan sedikit tak bisa menyembunyikan keresahannya karena mendapati sosok gurunya yang kembali berkunjung di desa ini. Bila melihat gurat serius di wajah teduh itu, Raihan menjadi tak bisa menganggap enteng soal perjodohan yang sempat dia abaikan itu.“Aku rasa kamu sudah bisa menebak kedatanganku kali ini di desa ini lagi.”Kyai Hisyam memulai perbincangan dengan sorot mata yang terlihat begitu lugas.Ra
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

67. Sebuah Keraguan

“Apakah aku salah kalau aku menikahi Hanum, Bu?”Pertanyaan itu langsung memancing aura kekagetan Siti. Wanita paruh baya itu langsung memandang lugas ke arah sang putra.“Apa itu memang harus dilakukan?”Siti balik bertanya.Raihan kemudian malah menjawabnya dengan sebuah kedikan ragu.Siti segera menarik nafas berat.Sementara di dalam kamar, Raya mulai dirajam gelisah. Ada kecewa yang kemudian menerpa yang segera menghadirkan kesedihan di dalam hatinya. Sepertinya pilihan itu memang harus diambil, dan cepat atau lambat dia harus menyaksikan suaminya bersanding dengan wanita lain, sesuatu yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.***Raya sudah bisa menerka tentang kedatangan seorang Hanum yang sekarang kembali berkunjung ke rumahnya bersama dengan seorang wanita paruh baya yang kemudian diperkenalkan sebagai ibunya.Perempuan bertubuh sedang itu memiliki penampilan yang nyaris sama dengan Hanum, memakai jubah dan hijab lebar yang menutupi tubuh.Tatapannya tampak menyergap lekat pa
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

68. Kabar Dari Papanya Raya

{“Sekarang Papa berada di mana?”}{“Apa Papa sudah keluar dari penjara?”}Raya menjadi tak tahan untuk mencecar banyak pertanyaan. Dia menjadi sangat penasaran ditengah kegalauan yang sedang melanda hatinya saat ini.{“Apa Papa sekarang sudah bebas?”}Bukannya jawaban Raya malah mendengar derai gelak tawa dari seberang sana, meski kemudian juga hadir tangis haru yang begitu menggelisahkan.{“Papa sudah bebas sayang, Om Arif telah berhasil membuktikan jika Papa tidak bersalah. Papa hanya dijebak, sekarang Papa sudah mendapatkan semua milik Papa kembali.”}Raya kembali menjatuhkan tangis haru, mendengar jika papanya telah bebas bahkan mendapatkan semua yang sudah mereka miliki sebelumnya. Jelas Raya menjadi begitu bahagia. Namun nyatanya itu hanya untuk sesaat, ketika Raya mulai teringat dengan keadaannya yang sekarang, dengan segera senyum di wajahnya segera terlerai.Keadaannya tak lagi sama seperti sebelumnya, bahkan statusnya sekarang juga berubah. Dia bukan lagi seorang gadis seper
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

69. Janji Yang Harus Dipenuhi

Raihan menatap istrinya dengan sangat lekat, dengan sebuah keyakinan yang terlihat dari sorot matanya. “Kenapa kamu tidak percaya padaku? Dik, percayalah aku tidak akan pernah menerima perjodohan itu.” Raihan berusaha untuk menularkan sebuah keyakinan pada istrinya yang sekarang terlihat meragu. “Apa kamu percaya padaku, Dik?” Pertanyaan Raihan yang tegas, perlahan mampu menepikan keraguan Raya. Untuk sesaat Raya termangu dan menundukkan wajahnya. Namun ketika Raihan mendekat dan meraih dagunya. Raya tak menolak bahkan ketika Raihan membawa wajahnya terangkat yang membuat tatapan mereka kemudian saling beradu. “Aku mencintaimu, Dik, sangat mencintaimu.” Setelah itu Raihan mulai mendekatkan wajahnya hingga kemudian dia mendaratkan sebuah ciuman lembut pada bibir istrinya. Raya menyambut dengan sepenuh perasaan, dengan hati yang kini tegas bisa merasakan tentang cinta suami yang sedemikian nyata untuknya. *** “Mbak Raya, aku jadi kelihatan ganteng ya di dalam video it
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

70. Mantap Untuk Pergi

“Aku sama sekali tak merasa telah menjanjikan sesuatu sama kamu.”Raihan menegaskan kalimatnya karena lelaki itu merasa tak pernah menjanjikan apapun pada wanita berhijab lebar yang sedang duduk di sebuah batu besar, tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.“Memang secara tidak langsung tapi aku terlanjur menganggapnya sebagai sebuah janji.”Raihan mengernyitkan dahinya semakin tegas, sembari memberikan tatapan yang semakin tajam.Hanum membalas tatapan itu dengan tenang.“Aku sangat ingat ketika kamu mengungkapkan tentang semua harapan dan impian kamu padaku, kamu pernah berucap bahwa kamu tidak akan pernah melupakan siapapun yang sudah mendukungmu, yang mendampingimu selama kamu berproses untuk menempa diri agar kamu memiliki kekuatan untuk mengentaskan desa asal kamu dari kemiskinan dan ketertinggalan. Kamu selalu menegaskan jika kamu adalah sosok yang sangat tahu balas budi.”Hanum mengunggah kata-katanya dengan begitu terang.Raihan menjadi termangu mendengarkan.“Dulu kamu teru
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status