Home / Romansa / MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG: Chapter 51 - Chapter 60

117 Chapters

51. Perjuangan Seorang Ibu

“Apa ini Dik isinya?” Raihan bertanya dengan penuh rasa penasaran. Tapi Raya malah menjawabnya dengan senyuman yang semakin lebar. “Kamu buka aja, Mas.” Raihan sedikit menjadi ragu meski tangannya mulai menyentuh kotak yang lumayan besar di hadapannya itu. “Hati-hati ya Mas.” Raya kembali menimpali ketika Raihan mulai menggeser tutup kotak itu. “Pelan-pelan aja Mas.” Raya kemudian malah cekikikan saat melihat raut tegang suaminya. Raihan menjadi gemas melihat tingkah istrinya. Tapi dia juga sangat penasaran dengan isi kotak yang kata istrinya adalah kiriman dari seorang pria jadi-jadian yang sebelumnya pernah menjadi manajer istrinya, saat istrinya masih menjadi seorang selebgram seksi di Jakarta. Raihan sempat mengira jika kotak itu pastinya berisi perleng
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more

52. Kyai Hisyam

“Bu, apa Ibu tahu tentang hubungan Kyai Hisyam itu dengan gadis yang bernama Hanum?” Raya bertanya dengan penuh rasa ingin tahu. Tapi sampai beberapa saat Siti tak juga memberikan jawaban, malah menampakkan gurat keresahan di wajahnya yang segera memancing curiga di hati perempuan muda itu, yang kini selalu menjadi penasaran dengan kisah lama suaminya. “Apa Hanum itu putrinya Kyai Hisyam, Bu?” Raya kembali mencecar. Wajah Siti justru terlihat semakin gugup, bahkan wanita itu lalu bangkit seakan ingin menghindari Raya yang menjadi semakin ingin tahu. “Ibu mau ke mana? Ibu belum jawab pertanyaanku lho.” Raya mengunggah kecewanya dengan cebikan kecil di sudut bibirnya. “Ibu mau mandi dulu, soalnya sebentar lagi maghrib.” Siti dengan sangat lugas kemudian mulai melangkah meninggalkan Raya yang kini hanya bisa diam dengan hati memendam rasa ingin tahu yang semakin kuat. Dengan sedikit kesal, akhirnya Raya bangkit juga dari balai-balai bambu yang didudukinya ketika ibu mertuanya m
last updateLast Updated : 2024-05-14
Read more

53. Tuduhan Sarkas

Awalnya Raya sempat menduga jika suaminya akan mengabaikan dirinya, bila dilihat sikap sang suami yang sedang memusatkan perhatian pada pembicaraan bersama dengan Kyai yang sangat dihormati itu. “Dik, sini ....” ajak Raihan sembari memberi isyarat pada istrinya dengan gerakan tangan agar segera mendekat. Keraguan Raya segera runtuh yang membuatnya berjalan mendekat. Senyuman Raya terulas lembut penuh kelegaan karena suaminya kemudian malah memperkenalkan dirinya kepada semua kenalan, bahkan kepada Sang Kyai yang merupakan guru yang sangat disegani. “Perkenalkan Kyai, dia ini Raya, istri saya,” ucap Raihan sembari meminta pada Raya untuk berdiri di dekatnya. Raya langsung menangkupkan kedua tangan di depan dada memberikan penghormatan pada sosok yang sangat berwibawa itu. “Jadi ini istri kamu, Nak, selamat ya atas pernikahan kalian. Jodoh dan maut memang Allah yang mengatur, walau kita sudah membuat rencana, tetap saja Allah yang membuat ketentuan.” Setelah Kyai Hisyam mulai mem
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

54. Rencana Lain Raihan

Raya menjadi tak bisa menahan dirinya saat mendapati sikap Hanum yang terasa jelas begitu memusuhinya meski mereka belum pernah saling mengenal sebelumnya. Ternyata dibalik kelembutan senyuman dan tutur katanya gadis cantik itu memiliki hati yang menyimpan banyak prasangka. Raya langsung melengos kesal, karena telah dituduh dengan sangat frontal oleh sosok yang sejak awal selalu menerbitkan kecemburuannya. “Bukankah sebelumnya kamu adalah perempuan yang selalu suka mengumbar pesona diri kamu? Hanya setelah menikah dengan Mas Raihan saja, kamu sekarang berubah penampilan menjadi tertutup seperti ini.” Raya menjadi semakin tak bisa menyembunyikan kegeramannya. “Aku tahu, kamu tidak rela kan kalau Mas Raihan sudah menikah dan Tuhan menakdirkan wanita seperti aku sebagai jodohnya?” “Kamu tidak rela kenapa? Apa karena kamu juga suka dengan suamiku?” Raya terus saja mencecar. Perempuan muda itu memang selalu teramat lugas mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya. Cara bicara Ra
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

55. Hanum Yang Istimewa

“Pastinya perempuan yang kamu maksud itu Hanum kan Mas?” Raya segera menyebut nama Hanum dengan tandas. “Kamu kok malah memikirkan dia sih Dik?” “Kan memang dia sesuai dengan kriteria yang kamu sebut itu Mas?” Raihan memilih diam tak langsung menanggapi kata-kata istrinya. “Secara Hanum itu kan anaknya kyai besar, punya pondok pesantren dan dia itu seorang Ning, yang sejak kecil dididik ilmu agama, dengan dasar-dasar pendidikan agama yang begitu kuat, nggak kayak aku yang mengaji saja nggak bisa, bahkan meski kamu sudah mengajari aku dengan susah payah.” “Aku tak tahu apa itu ilmu nahwu shorof, aku juga nggak tahu fiqih, dan ilmu agama lain. Karena yang aku pelajari sejak dulu cuma ilmu bersolek, seluk beluk fashion, bahkan aku dulu bisanya hanya berfoya-foya dan jalan-jalan ke luar negeri.” Panjang lebar Raya meletupkan semua yang ada di dada, dan Raihan hanya bisa mendengarkan tanpa bermaksud menyela dengan satu kata pun. Sampai akhirnya Raya berhenti dengan sendirinya dan s
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

56. Cinta Yang Mulai Tumbuh

“Mas ....”Panggilan Raya langsung mendapat perhatian Raihan. Pria itu langsung memandangnya lurus.“Ada apa Dik?” tanya Raihan.“Bisa kita bicara sebentar?”Tatapan Raya yang sedikit tegas membuat Raihan tak bisa mengabaikan permintaan istrinya itu.“Kalian belajar sendiri dulu, yang sudah pintar ajari dulu temannya yang masih belum pandai. Aku ada urusan sebentar.”Setelah memberi pesan sama anak didiknya, Raihan segera bangkit dan mulai menepi di sisi mushola yang lebih lengang, untuk bisa berbicara dengan istrinya.“Mas, apa sekarang Hanum tinggal di desa ini?”Raya bertanya dengan sangat lugas.Raihan tergeragap menjadi sedikit gelisah yang segera memancing kecurigaan Raya.“Kenapa sebelumnya kamu nggak cerita apa-apa sama aku Mas?” cecar Raya menjadi kesal.Raihan mendesah pelan tapi segera mendekati istrinya yang sudah mulai tampak merajuk.“Dik, Hanum tinggal di desa ini untuk sementara, dia akan membantu untuk mengajar ilmu agama buat ibu-ibu, dan masyarakat desa ini.”Tapi R
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

57. Permintaan Hanum

“Mas, kamu kenapa sih? Kok senyum-senyum terus sih?”Raya menjadi semakin penasaran melihat senyuman suaminya yang seperti memendam rasa bahagia yang besar.“Kamu keliatan lagi seneng banget sih? Kamu habis dapat lotre ya?” tebak Raya asal disertai gelak tawa renyah yang selalu terdengar merdu di telinga seorang Raihan.“Kamu itu bisa aja Dik, aku nggak pernah berjudi, jadi nggak pernah bakal dapat lotre. Masak seorang ustadz berjudi, malah ngasih contoh buruk itu.”“Iya, iya, terus kenapa sih Mas, kamu kelihatannya seneng banget gitu?” Raya kembali bertanya lugas.“Aku kasih tidak ya?”“Ish, kamu genit gitu sih Mas,” tukas Raya yang menjadi semakin gemas melihat tingkah suaminya yang mendadak seperti remaja tanggung yang sedang berbicara dengan pacarnya.“Kamu nggak pantes kayak gitu,” imbuh Raya lagi tapi kali ini dengan gelak tawanya yang semakin terburai.“Ya udah deh, sekarang kamu tutup mata aja dulu.”Raihan kemudian tersenyum penuh arti.“Memangnya kamu mau apa sih, Mas?”“Uda
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

58. Penolakan Raihan

“Apa kamu bersedia untuk menjadikan aku sebagai istrimu?”Pertanyaan dari Hanum yang diucapkan dengan terlalu lugas terasa begitu mengagetkan untuk Raihan yang kini menjadi kian bimbang.Lelaki yang memiliki cambang halus di kedua rahangnya itu menjadi kian gusar, yang membuatnya terus menarik nafas dalam.Namun Hanum masih saja menelisiknya dengan tatapannya yang kian tajam.“Aku tak pernah melihatmu seragu ini Mas.”Hanum mengunggah sekelumit kecewanya sembari tanpa sadar menggelengkan kepalanya.Perempuan berhijab lebar itu masih saja memendam harapannya yang besar, bahwa semua penantiannya selama ini akan membuahkan sebuah hasil terbaik.Hanum selalu yakin dengan apa yang diimpikannya, impian untuk bisa bersanding dengan santri kebanggaan abahnya, yang sejak awal telah bisa membuktikan kemampuannya untuk menerabas batasan meski berasal dari kaum marjinal yang selalu dianggap lemah.Segala prestasi dan keuletan Raihan hingga bisa mendapatkan pencapaian yang begitu luar biasa sepert
last updateLast Updated : 2024-05-18
Read more

59. Pertanyaan Yang Belum Terjawab

“Bu memangnya Mbah Darmo membawa kabar apa?”Raya merasa perlu untuk bertanya. Bahkan semenjak saat kedatangan Kyai Hisyam beberapa waktu lalu, ibu mertuanya itu menjadi bersikap aneh, seperti ada sesuatu yang sedang ditutupi darinya.Raya bisa merasakan semua itu dengan sangat lugas. Raya harus mencaritahunya yang membuatnya terus mengekori langkah ibu mertuanya sampai di dapur.“Bu, kenapa Ibu nggak menjawabku?”“Kemarin Ibu juga menghindar saat aku bertanya tentang Kyai Hisyam. Apa kedatangan Mbah Darmo juga ada hubungannya dengan gurunya Mas Raihan, Bu?”Raya semakin mencecar, membuat Siti kian tampak gelisah.Sampai akhirnya Raya memutuskan untuk mengambilalih pekerjaan mertuanya saat menjerang air yang akan digunakan untuk membuat kopi.“Biar aku yang mengantarnya ke depan.” Raya segera menawarkan diri.Tapi mertuanya masih bergeming malah terlihat sibuk menata klepon buatannya di atas piring saji.“Nak Raya, biar ibu saja yang membawa hidangan ini ke depan, kalau boleh ibu mint
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

60. Bukan Sedang 'Kebelet'

“Mas Ustadz, Mbak Raya!” Panggilan itu segera membuat Raihan dan Raya menoleh bersamaan pada asal suara. Ketika melihat sosok Parno, seorang pria muda yang selama ini membantu Raihan di kebun, Raihan langsung melebarkan senyumnya. “Hey Parno, kamu udah lama nunggu kami ya?” tanya Raihan ketika pria berkulit gelap telah berdiri di hadapannya. “Enggak juga Mas, biasanya kan emang seperti itu kalau naik motor nyampenya itu jauh lebih cepat daripada naik kendaraan umum,” ucap Parno sembari menunjuk motor bututnya yang telah dia parkir di area parkir pasar. “Ya sudah kamu nunggu kami sambil sarapan dulu, nanti kalau aku sama istriku udah mendapatkan barang-barang yang akan kami beli, aku akan nyari kamu di sini, biar kamu bisa bantu membawakan belanjaan kami.” Sejak awal Raihan memang sudah meminta pada orang kepercayaannya itu untuk mengikuti mereka berbelanja, karena Raihan berpikir dia
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status