Home / Romansa / MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of MENJADI ISTRI USTADZ KAMPUNG: Chapter 41 - Chapter 50

117 Chapters

41. Cara Membahagiakan Istri

Raya sedikit ternganga ketika mendengar pertanyaan dari sang suami yang dirasanya malah menggelitik hati. “Kenapa sih kamu mendadak nanya  gitu?” tanya Raya sembari terkekeh pelan dan malah menelusupkan wajahnya pada dada bidang sang suami yang membuat debaran gelisah di dalam diri Raihan yang sudah sejak tadi menahan dirinya dengan gerakan seduktif sang istri yang selalu saja bisa memancingnya. Tapi setelah itu Raihan yang kembali teringat perbincangan Raya dengan mantan manajernya, langsung kembali mengunggah ekspresi wajah muramnya. “Maaf ya Dik, kalau aku belum bisa memberikan kamu kehidupan yang layak, aku belum bisa membahagiakan kamu.” Raya semakin intens memandang wajah tampan sang suami, masih dengan senyuman di bibir yang kini tersungging semakin lebar. “Kamu kok mendadak melow gini Mas, kenapa sih kamu nganggap aku nggak bahagia?&rdqu
last updateLast Updated : 2024-05-03
Read more

42. Pertemuan Dengan Teman Lama

Raya menjadi sangat bahagia karena akhirnya sang suami menerima tawarannya untuk menggunakan uang yang dia miliki. Kini mereka bahu membahu mewujudkan sebuah rencana untuk membangun bisnis pertanian di desa ini, dengan memberdayakan penduduk setempat dan mengajak mereka bekerjasama, namun yang lebih penting lagi adalah untuk membebaskan penduduk dari jeratan rentenir dengan memodali mereka saat akan memulai musim tanam. Raihan sengaja hanya mengajak beberapa penduduk yang dirasanya memiliki tekad kuat untuk tak lagi terlibat dalam hutang riba. Lelaki itu berpikir jika apa yang sudah mereka lakukan ini berhasil, dia yakin akan menarik penduduk lain mengikuti program yang dia rancang ini. Tapi untuk setiap rencana baik, selalu saja akan ada orang yang menghalangi. Untuk saat ini tentu saja Parman yang merasa terusik, berusaha sangat keras untuk menggagalkan apa yang sedang direncanakan oleh keponakannya sendiri itu.
last updateLast Updated : 2024-05-04
Read more

43. Partner

Saat mendengar pertanyaan dari sang istri Raihan malah menjadi sangat gugup, meski kemudian senyumnya kembali terunggah tipis. “Dia guruku di pesantren,” jawab Raihan cepat. Tapi setelah itu dia kembali memusatkan perhatian pada sahabat lamanya. “Ayo kita ngobrol di rumah aja,” ajak Raihan kemudian. Tapi sebelum dia melangkah Raihan merasa perlu mengambilalih semua bawaan istrinya, lalu menggandeng tangan wanita cantik itu, sebelum akhirnya mereka berjalan beriringan yang kemudian segera diikuti oleh Rizal yang melangkah di samping mereka. “Angin apa yang membawamu datang ke desaku ini?” “Panggilan negara, Han,” jawab Rizal enteng. “Jadi kamu akan ditugaskan di desa ini?” Raihan bertanya dengan sangat antusias. Jelas dia merasa bahagia, karena dengan keberada
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more

44. Seorang Wanita Bernama Hanum

“Apa kamu sekarang sudah melupakan niatmu dulu untuk balik lagi ke kota?” Raya langsung tergeragap ketika mendengar pertanyaan dari sosok yang sudah bergelar suami baginya itu. Untuk beberapa saat wanita muda itu bahkan hanya diam bergeming ketika mendengar pertanyaan yang sebenarnya dilontarkan dengan nada bercanda. Dengan segala yang sudah dia berikan, Raya merasa sudah melangkah terlalu jauh. Bahkan dia sendiri tidak tahu entah sejak kapan dia seakan melupakan apa yang awalnya menjadi tujuan utamanya. Sekarang Raya menjadi semakin ragu dengan masa depannya sendiri, walau jauh di dalam lubuk hatinya saat ini dia merasa mulai terikat dengan pernikahan ini yang awalnya bahkan sempat dia anggap sebagai suatu hubungan yang sementara saja. Ketika mendapati sikap sang istri yang menjadi diam, sebuah gelisah langsung menelusup hadir ke dalam hati Raihan. 
last updateLast Updated : 2024-05-06
Read more

45. Seorang Wanita Bernama Hanum 2

“Apa aku boleh tahu siapa namanya?” “Apa namanya Hanum? Soalnya tadi aku dengar kalian terus saja menyebut nama itu?” Raya terus saja mencecar yang segera mengubah ekspresi wajah Raihan menjadi digayuti gelisah. Sementara Rizal sendiri langsung mengusap bibirnya dan menarik kedua benda kenyal itu hingga menjelma menjadi senyuman yang lebar. “Oh Hanum itu memang cantik, kalem, penampilannya anggun, sangat pintar lagi, pengetahuannya tentang fikih, bahkan tasawuf sangat mendalam untuk ukuran seorang wanita.” Rizal kemudian malah mengunggah bermacam pujian untuk sosok yang hanya namanya saja Raya dengar. Bahkan Raya belum mengetahui cerita tentang wanita itu sebelumnya karena tak pernah sekalipun sang suami mengungkit nama itu di depannya sepanjang pernikahan mereka yang sudah berjalan hampir lima bulan itu. Kembali Raya menol
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

46. Mengurai Salah Paham

Raihan langsung menoleh ke belakang, menjadi sangat terkejut, sampai-sampai buku yang berada di atas pangkuannya langsung terjatuh di lantai. “Kamu belum tidur, Dik?” Kegugupan yang Raya lihat dari suaminya, segera menelusupkan seonggok kecewa di hatinya. “Pasti itu foto Hanum, kan?” Raya kembali mencecarkan tebakannya sembari langkahnya mulai beringsut mundur. Dengan segera Raihan memutuskan bangkit berusaha mendekati istrinya yang tampak sedang meradang sekarang. Raihan menjadi ragu untuk bisa memberikan penjelasan pada wanita yang sudah dinikahinya itu. Segala kebenaran yang masih dia sembunyikan bisa saja akan memantik salah paham. Karena itu Raihan harus bisa menghadapi semua ini dengan hati-hati. “Biar aku jelaskan semuanya padamu, Dik.” Raya menggeleng tegas sembari langsung
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

47. Menjadi Cemburu

“Katakan saja di mana foto itu?!” Raya semakin mendesak, yang membuat Raihan memandang dengan bingung. Sampai akhirnya Raihan mendesah panjang dan mulai berterus terang. “Aku masih menyimpannya di almari, karena foto itu bukan hanya berisi sosok Hanum tapi ada juga Bu Nyai, beserta Kyai Hisyam, mereka berdua sosok yang sangat berjasa dalam hidupku.” Setelah mendengar jawaban Raihan, Raya malah bergegas turun dan segera bersiap melangkah dengan tergesa-gesa. Raihan yang cemas mau tidak mau merasa harus mengikuti. Dia tak mau istrinya menjadi kian marah karena dia berterus terang masih menyimpan foto dari sosok yang sekarang bisa memantik kecemburuan dari wanita yang sudah menjadi istrinya itu. Setelah berpamitan sebentar kepada beberapa orang yang masih berada di kebun di dekat mereka, Raihan segera mengikuti langkah istrinya, sampai ke
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

48. Permintaan Tolong Ida

Tak berselang lama, ketika Raihan akhirnya keluar dari kamar, yang kemudian segera diikuti oleh Raya, mereka melihat kedatangan Ida, dengan memasang raut muka yang sangat tegang. Bibirnya yang cemberut dengan kedua mata membeliak memandang nyalang ke arah Raya malah menimbulkan berbagai macam prasangka. “Ada apa. Da?” tanya Raihan hati-hati. Bukannya menjawab Ida kemudian segera merangsek mendekat dengan membawa tangisnya. Perempuan itu menjatuhkan diri dalam dada bidang Raihan, yang membuat Raihan harus menahan tubuh sepupunya. Raya langsung terperangah, menjadi tak bisa menyembunyikan kegeramannya mendapati sikap wanita yang selalu saja berusaha menarik perhatian suaminya itu. Dengan geram Raya langsung menarik tubuh perempuan yang dianggapnya tidak tahu malu itu. Meski Ida masih sepupu suaminya, Raya menganggap perempuan itu selalu tak bisa menjaga sikap selalu saja menca
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

49. Menyusul Raihan

“Mas, jangan pergi ya.” Raya masih saja berusaha membujuk suaminya untuk tak mendatangi rumah Parman. Tapi Raihan tampak sangat yakin dengan keputusannya yang membuat Raya tak bisa lagi mendesak sang suami. “Dik, kamu nggak usah khawatir, aku akan baik-baik saja, bagaimanapun Lek Parman itu masih pamanku, aku yakin dia tidak akan berani menyakitiku lagi. Aku tahu apa yang harus dilakukan kok Dik.” Raihan berusaha menenangkan istrinya. Raya sekarang akhirnya hanya bisa diam, tak lagi mencecar suaminya. Tapi di dalam hatinya, perempuan muda itu telah merangkai sebuah rencana tersendiri, yang diyakininya pasti akan bisa melindungi sang suami dengan caranya. *** Dengan langkah yang sedikit tergesa Raya berjalan menuju kediaman dari seorang aparat keamanan yang juga merupakan kawan lama suaminya. Raya merasa hanya pri
last updateLast Updated : 2024-05-11
Read more

50. Jebakan Ida

Ketika mereka semua menoleh tampaklah sosok Ida berjalan mendekat dengan tergesa-gesa, setelah tadi perempuan yang selalu memoles bibirnya dengan gincu berwarna merah menyala hanya menguping saja pembicaraan pria pujaannya dengan bapaknya tanpa mau memunculkan dirinya sama sekali. Ida kemudian menyusul dan berusaha menahan langkah Raihan. “Mas, kamu kok pulang begitu saja? Bagaimana nasibku dong Mas?!” Perempuan muda itu masih ingin menahan Raihan tetap di rumahnya dengan berusaha memeluk lengan kokoh Raihan dengan kedua tangannya, benar-benar mengabaikan keberadaan Raya yang langsung memberikan tatapan jengah kepadanya. Bahkan setelah itu Raya langsung menarik tegas tangan Ida dari lengan suaminya, memberi peringatan pada Ida dengan tatapannya yang tajam agar tak sembarangan mendekati Raihan. Sikap Raya selalu menegaskan tentang kepemilikannya atas sang suami, yang sel
last updateLast Updated : 2024-05-12
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status