Mendengar itu, mata Wano langsung menegang dan bertanya dengan serius, "Anda sudah tahu semuanya?"Leni mengangguk dengan berlinang air mata, "Dulu aku cuma curiga, tapi sekarang aku yakin setelah mendengar darimu. Wano, kamu rela terluka parah demi Yuna. Aku merasa bersyukur dengan pilihan Maya, dia nggak salah menilaimu."Wano berkata dengan suara yang dalam, "Nenek, ini adalah kewajibanku."Mendengar panggilan "Nenek" itu, air mata Leni yang baru saja terhenti kembali mengalir deras dibuatnya.Dia tak hanya menemukan cucunya, tetapi juga mengetahui bahwa cucunya tengah hamil. Terlebih lagi, ayah dari anak itu bahkan memanggilnya nenek.Leni menggenggam tangan Wano, dia tak tahu harus berkata apa karena sangat bahagia.Dia kemudian menoleh ke arah Marisa seraya berkata, "Cucu menantuku memanggilku nenek."Setelah mengetahui kebenarannya, senyum Marisa pun terus terkembang tanpa henti."Dia memang orang yang dipilih Maya untuk Yuna sejak kecil, wajar saja memanggilmu nenek. Wano, sete
Baca selengkapnya