Yanuar menoleh ke arah Zanny sambil mengerutkan dahinya, "Mau diputuskan sekarang?"Zanny mengomeli Yanuar, "Keputusan kepalamu!"Zanny menggerakkan kursi roda ke arah ibunya, lalu berkata, "Ibu, kami nggak punya hubungan apa pun. Aku membohongi Ibu soal bayi itu, jangan memperumit masalah ini lagi."Ibu Zanny memegang tangan Zanny sambil menenangkannya, "Zanny, Ibu tahu suasana hatimu sedang buruk karena bayi itu sudah tidak ada, tapi itu bukan salah Yanuar. Kalian masih muda, cepat atau lambat kamu bisa hamil lagi, benar nggak Yanuar?"Dia tersenyum sambil menatap Yanuar.Yanuar menjawab sambil tersenyum, "Bibi benar.""Benar kepalamu! Yanuar, jangan membuat masalah, pergilah, ini bukan urusanmu!"Ibu Zanny memelototi Zanny, "Perhatikan caramu berbicara, sama sekali nggak seperti perempuan. Yanuar, kalau dia bersikap begini lagi, beritahu Bibi, akan kuberi pelajaran."Yanuar segera menggelengkan kepalanya dengan sedih, "Nggak apa-apa Bibi, aku sudah terbiasa."Zanny sungguh ingin men
Read more