Mendengar hal itu, Yuna tak gentar dan malah menoleh ke belakang.Dia membalas dengan dingin, "Tentu saja, kita akan lihat apakah Pak Juna mampu melakukannya atau nggak."Setelah mengatakannya, dia berbalik dan naik ke atas.Juna begitu marah hingga menggertakkan giginya. Namun, dia tetap tak bisa berkata-kata hingga terdengar tawa pelan Wano."Maaf, ya, Pak Juna. Selama di rumah, aku selalu memperlakukannya sangat baik, dia jadi agak kurang ajar padamu begini. Tapi menurutku, apa yang Yuna bilang memang benar, sepertinya Anda nggak akan mampu melakukannya."Wano memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas, lalu bersandar di pintu dengan senyuman misterius yang terukir di bibirnya.Namun, matanya menyiratkan sinyal bahaya ketika berkata, "Coba saja kalau sampai berani menyentuhnya."Juna mengepalkan tinjunya dengan amarah.Tak berani berkata-kata lebih jauh lagi.Sebaliknya, dia menatap Wano sambil bertanya, "Bukankah dia sudah mencampakkanmu? Kenapa kamu masih membelanya? Jangan lupa
Read more