Jika bukan Zanny yang mengambil mobil itu, Yuna pasti terluka sekarang.Wano tampak geram saat membayangkan hal tersebut.Mengepalkan kedua tangannya dengan erat.Yanuar meletakkan Zanny di atas tandu lalu menampar wajahnya dengan keras."Zanny, jangan tidur, sadarlah."Zanny tampak kesakitan, perlahan membuka matanya dan memaki Yanuar, "Aku bisa mati karena tamparanmu."Begitu mendengar suara Zanny, Yanuar tampak lega.Segera bertanya, "Gimana perasaanmu, apa bayinya baik-baik saja?"Sebelum Zanny menjawab, Wano bergegas ke sisinya, "Bukan kamu yang hamil, tapi Yuna, 'kan?"Zanny mengangkat kedua kelopak matanya dan menatap Wano yang panik.Hal yang ingin dia rahasiakan malah terungkap.Melihat Zanny terdiam, Wano menganggap bahwa tebakannya benar.Wano tampak muram.Jadi, orang yang ingin Yuna lindungi dalam suratnya itu adalah anak mereka.Untuk melindungi anaknya dari mara bahaya, Yuna memilih untuk pergi.Memikirkan hal ini, Wano langsung mengumpat."Kurang ajar!"Wano tidak perna
Read more