Dina memandang nanar laki-laki yang masih duduk di depannya, Angga memang tak pernah berubah, sejak pertama kali mereka bertemu, dia memang sudah seperti itu, bertanggung jawab pada Dina dan keluarga secara finansial dan berlaku lembut itu saja, tapi hambar. Tidak ada kasih sayang yang tulus di sana, Dina merasa hampa. Dia ingin menertawakan kata sedikit yang dibilang Angga. "Sedikit, ya, setelah lima tahun kita bersama, setelah pengabdianku selama ini padamu?" Dina berkata dengan pahit."Dan sekarang setelah kehadiran Keira aku tak yakin yang sedikit itu akan bertambah bisa juga jadi hilang," lanjut Dina."Itu tidak akan terjadi," Angga berkata dengan yakin. "Karena tidak pernah sekalipun Keira ada dalam pikiranku.""Bohong!" bantah Dina dengan keras."Kamu boleh tidak percaya tapi itulah kenyataan, aku memang selalu menjaga Keira, tapi itu bukan tentang rasa, tapi hanya tentang bisnis belaka, aku menganggap Keira ad
Baca selengkapnya