"Diam Din! aku bicara dengan Aksa dia laki-laki harus bisa bertanggung jawab pada perbuatannya," bentak Angga pada Dina. Dina terkejut dengan bentakan Angga, Dina menatap tajam suaminya memberi tanda agar segera menghentikan perdebatan ini, tapi dasar Angga yang bebal malah masih melotot pada Aksa membuat anak itu makin menunduk dengan rasa bersalah. Dina tak dapat menahan air matanya lagi, dia ingin meraih Aksa dalam pelukannya, menenangkan anak itu, melakukan sesuatu yang membuat anak itu akan merasa lebih baik, tapi anak itu menolak, terborgol oleh rasa bersalah. "Aksa yang dorong Bunda, Aksa jahat sama Bunda seperti wanita itu, Bunda boleh hukum Aksa," rancaunya lagi. "Bunda nggak apa-apa, Ini bukan salah Aksa," bujuk Dina lagi, wanita itu beringsut mendekati Aksa dan berusaha meraihnya kembali. Tapi Aksa menepisnya dengan kasar, dan memandang Dina dengan mata nyalang. Dina terkejut tentu saja, begitu jug
Read more