Virgolin memandang bulan yang menjadi satu-satunya penghias langit kelam. Rambut hitamnya yang panjang terurai dibiarkan begitu saja dimainkan angin malam. Tanpa sadar, Pisceso tak lepas menatap wajah Virgolin. "Wajahnya semakin cantik terkena cahaya rembulan. Kenapa aku tak bisa mengalihkan pandanganku setiap kali menatap wajahnya? Apa mungkin aku ,,,, akhh, tidak, tidak, itu tidak boleh terjadi. Aku dan Virgolin akan sama-sama menderita jika kita berdua saling menyukai karena cepat atau lambat, Virgolin akan pulang ke dunianya," ratap Pisceso dalam hatinya. "Pisceso," gumam Virgolin tanpa mengalihkan tatapan dari bulan."Iya.""Jika suatu saat nanti aku sudah berada di duniaku, apa kamu akan merindukan ku?!" tanya Virgolin pelan.Deeeg ,,, hati Pisceso berdesir mendapat pertanyaan seperti itu sehingga tak mampu berkata apa-apa. Virgolin menoleh pada Pisceso. "Jujur saja, semakin lama aku semakin terbiasa berada di duniamu ini. Jika suatu saat nanti aku kembali ke duniaku ,,," Vir
Read more