Share

72. DESA BAGAI TANPA PENGHUNI

"Tabib, apa masih mau makan apel?!" tanya Airin melihat buah apel di tangan Virgolin telah habis.

"Tidak Airin, terima kasih. Perutku sudah kenyang," jawab Virgolin membuang buah apel yang tersisa hanya bagian bijinya saja. "Buah apelnya lumayan besar, perutku sampai kenyang."

"Iya, makanya aku tadi ambil beberapa buah untuk bekal di jalan."

Putra Mahkota Pisceso datang mendekat lalu duduk di samping Virgolin. Airin yang mengerti dengan situasi, langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kamu mau apel?!" tanya Virgolin.

"Apel darimana?!"

"Airin tadi mengambilnya dari penginapan. Tunggu sebentar, aku ambilkan untukmu." Virgolin segera pergi untuk mengambil buah apel, tak lama kemudian Virgolin sudah kembali lagi dengan membawa satu buah apel.

"Apel yang segar," Pisceso menerima apel dari tangan Virgolin dan langsung memakannya.

"Apa yang kalian bicarakan tadi dengan Jidan?!" tanya Virgolin.

"Perjalanan kita sebentar lagi sampai. Setelah melewati bukit itu, desa yang akan kita tu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status