Home / Rumah Tangga / Setelah Kau Mendua / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Setelah Kau Mendua: Chapter 31 - Chapter 40

121 Chapters

Bertemu Bos Besar

Sosok perempuan yang pernah ia temui sebelumnya disini. Siapa lagi kalau bukan Firda. Tampak beberapa orang menunduk hormat pada Firda. Kemudian Firda berjalan menuju ke lift, kebetulan pintu lift terbuka, Firda pun masuk ke dalam lift."Berarti Firda kerja disini, pasti punya jabatan tinggi. Apakah dia itu bosnya Pak Irwan ya? Atau mungkin ia pemilik perusahaan ini.""Kalau dia pemilik perusahaan ini, terus tahu kalau istri selingkuhannya kerja disini, pasti ia akan meremehkanku dan mungkin bahkan memecatku.""Aku harus sebisa mungkin menghindarinya, supaya ia tidak tahu kalau aku kerja disini."Ponsel Aira berdering, ojek pesanannya sudah datang. Ia pun segera menuju keluar gedung menghampiri ojek yang ia pesan. Sepanjang perjalanan, ia masih memikirkan keberadaan Firda tadi. Tak butuh waktu lama, akhirnya ia sampai di rumah. Setelah masuk ke dalam rumah dan meletakkan bawaannya, ia keluar lagi untuk menjemput Kenzo. Kenzo sudah menunggu kedatangannya."Bude, Kenzo pulang," pamit K
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

Sempat Terpuruk

Telapak tangan Aira berkeringat menandakan kalau ia sangat gugup. Ia pun menghela nafas panjang."Bismillah." Aira berkata dengan pelan kemudian berjalan menuju ruangan Irwan. Dengan perlahan ia mengetuk pintu ruangan Irwan, selanjutnya ia membuka pintu ruangan itu."Bu Aira, silahkan masuk." Irwan yang sedang duduk bersama Bara mempersilahkan Aira masuk. "Ayo duduk." Dengan ramah, Irwan meminta Aira duduk.Masih dengan keadaan gugup, Aira duduk dan berusaha untuk menguasai keadaanya."Bu Aira ya?" tanya Bara."Iya, Pak. Saya Aira." Aira menjawab dengan gugup."Nggak usah takut Bu Aira. Saya dan Pak Bara memanggil kesini bukan karena ada kesalahan. Hanya ingin ngobrol sebentar." Irwan berusaha untuk mencairkan suasana. Aira pun tersenyum."Bagaimana kabar Kenzo?" tanya Bara sambil tersenyum.Irwan kaget mendengar pertanyaan Bara."Kenzo? Siapa Kenzo?" tanya Irwan dalam hati."Alhamdulillah, Kenzo baik, Pak." Aira menjawab sambil tersenyum, ia lega dengan pertanyaan Bara."Syukurlah.
last updateLast Updated : 2024-03-19
Read more

Mumpung Ada Kesempatan

Alan segera memperbaiki posisi duduknya. Ia berusaha untuk menguasai keadaannya."Masuk!" teriak Alan. Pintu terbuka, tampak Beni datang dengan membawa map."Pak ada yang harus ditandatangani hari ini." Beni menyerahkan map yang ia bawa."Taruh saja di meja, nanti saya tandatangani.""Maaf, Pak. Kalau bisa sekarang Bapak tandatangani, siang ini mau dikirim. Lagipula Bapak sebentar lagi ada janji dengan Pak Handika kan?"Alan tampak mengernyitkan dahi, mencoba mengingat-ingat agenda hari ini. Ia membelalakkan matanya, ternyata ia lupa kalau ada janji dengan Pak Handika."Untung kamu mengingatkanku, Ben. Terima kasih ya? Sini berkasnya, biar saya tandatangani. Tunggu ya?"Beni menyerahkan berkas yang ada di tangannya, ia menunggu Alan menandatangani berkas itu. Ponsel Alan berdering, Alan menoleh ke arah ponselnya. Ternyata Firda menelponnya. Alan mengabaikan panggilan itu, ia harus menandatangani berkas di depannya.Ponselnya berdering terus, Alan pun mensenyapkan dering itu. Beni dari
last updateLast Updated : 2024-03-20
Read more

Sok Suci

Ceklek! Pintu kamar terbuka, jantung Alan terasa berhenti berdetak. Ponsel yang ia pegang pun terjatuh ke lantai."Mas?" Aira terkejut melihat ponselnya jatuh, segera ia mengambil ponsel itu. "Kenapa Mas membuang ponselku?" tanya Aira dengan kesal."Maaf, aku nggak sengaja." Alan tampak menyesal melihat Aira yang terlihat kesal. Selain itu ia juga kaget, ketahuan membuka ponsel Aira."Apa yang Mas cari?""Kamu dapat dari mana foto Reza itu?" tanya Alan dengan pelan."Oh, Mas sengaja membuka ponselku ya? Curiga kalau aku menyimpan foto laki-laki lain, begitu?""Maafkan aku, Dek. Kemarin itu waktu kamu membuka ponsel, aku tidak sengaja melihat foto laki-laki dan perempuan. Aku sangat penasaran, foto siapa itu." Alan menjelaskan."Ternyata bukan seperti yang Mas pikirkan, iya kan?" Aira berkata dengan setengah mengejek."Itu foto Reza dengan siapa?" tanya Alan lagi."Aku nggak tahu.""Kenapa kamu nggak bilang sama aku?" Dari suaranya terdengar kalau Alan sangat kesal dan kecewa."Kalau
last updateLast Updated : 2024-03-21
Read more

Menyembunyikan Bangkai

"Jangan mengalihkan pembicaraan." Alan terlihat sedikit emosi.Reza tersenyum melihat ekspresi Alan."Nggak usah marah-marah, Mas. Aku hanya menyebutkan sebuah nama. Nama yang selalu ada dihati dan pikiran Mas Alan. Jangan khawatir, rahasia Mas Alan dan Firda aman padaku. Aku hanya penasaran saja, apakah Mbak Aira tahu ya?" Reza mengejek secara halus, ia ingin melihat reaksi Akan.Alan semakin syok mendengar Reza berbicara. Reza hanya tersenyum kecil."Kasihan deh, kamu ketahuan Mas," gumam Reza dalam hati."Aku yakin, kalau Dwita dan Mama, bahkan Trisa, pasti sangat setuju jika Mas ketahuan selingkuh dengan Firda. Mereka tidak peduli dengan perasaan Mbak Aira. Itulah yang sering aku dengar dari Dwita. Ia sepertinya tidak menyukai Mbak Aira dan selalu menyebut-nyebut nama Firda. Aku heran ada perempuan seperti Dwita, yang bahagia jika kakaknya selingkuh. Ckckck." Reza semakin gencar menguliti Alan, ia sangat senang melihat Alan yang terpojok.Wajah Alan sudah merah padam menahan amara
last updateLast Updated : 2024-03-22
Read more

Dasar Playboy

Detak jantung Aira menjadi tidak beraturan, apalagi ketika tatapan matanya beradu dengan Alan. Tapi ia tetap berusaha untuk profesional. Irwan mempertahankan Aira pada Alan dan Beni. Alan tampak tak berkedip menatap Aira."Dasar laki-laki hidung belang, punya istri, selingkuh, eh sekarang malah tak berkedip melihat yang bening," gumam Beni dalam hati. Ia ingat bagaimana Alan dan Firda tampak gugup di depan Beni waktu itu.Setelah cukup berbasa-basi, akhirnya dimulailah pembahasan tentang kerja sama mereka. Alan dan Irwan merupakan tangan kanan bos mereka di perusahaan. Mereka sudah dipercaya bosnya masing-masing untuk melakukan pembicaraan. Bara sedang ada diluar kota, ia mempercayakan semuanya pada Irwan. Begitu juga dengan Handika.Banyak hal yang mereka bicarakan. Aira dan Beni sangat sigap membantu atasan mereka dalam bernegosiasi. Alan sangat mengagumi cara kerja Aira yang cekatan dan gesit. Apalagi ketika Aira mempresentasikan di hadapan mereka. Terlihat sekali kalau Aira sudah
last updateLast Updated : 2024-03-23
Read more

Lebih Berkelas

"Maaf, saya nggak tahu kalau ada tamu," kata Beni yang sedang membuka pintu. Ia pun keluar lagi dan menutup pintu ruangan Alan.Beni syok melihat Firda yang duduk dipangkuan Alan, dan mereka berdua sedang berc*uman. "Astaghfirullah, maafkan aku ya Allah," gumam Beni, mengingat kejadian tadi. Sebenarnya tadi Beni sudah menelpon Alan, tapi tidak diangkat. Sudah mengetuk pintu juga, tapi tidak ada jawaban. Karena itu ia nekat masuk ke ruangan Alan. Ternyata malah melihat perbuatan zina."Kenapa, Ben?" tanya Evan yang melihat Beni tampak gugup. Beni kaget."Kamu ngagetin aku saja.""Kamu sedang melamun, makanya kaget. Ada apa sih?""Nggak apa-apa." Beni duduk di tempat duduknya dan berusaha melanjutkan pekerjaannya."Lho, berkas itu belum dikasihkan ke Pak Alan?" tanya Evan lagi."Nanti saja.""Itu harus segera dikirimkan ke Pak Handika.""Iya, nanti saja." Beni masih saja mengelak. "Berkas itu ditunggu Pak Handika, lho. Nanti kita kena marah." Evan mengingatkan lagi."Masih ada tamu,"
last updateLast Updated : 2024-03-24
Read more

Pulang Mendadak

"Aku nggak tahu lagi, Mas, apa yang harus aku lakukan supaya keluargamu bisa menerimaku dengan baik. Apakah memang kita harus berpisah seperti keinginan mereka?" Mata Aira berkaca-kaca menahan tangis."Semua yang aku lakukan selalu salah. Kalau memang berpisah adalah jalan terbaik, aku akan berusaha untuk ikhlas. Carilah kebahagiaanmu sendiri, tapi Kenzo tetap bersamaku." Aira langsung masuk ke kamar, menjatuhkan tubuhnya di kasur. Ia menangis tersedu-sedu. "Ya Allah, berilah aku jalan terbaik," kata Aira dalam hati.Di ruang keluarga, Alan hanya termangu. Ia sedih melihat Aira kecewa seperti itu. Memang mamanya memperlakukan Aira seperti musuh saja. Ia bingung dengan situasi seperti ini.Ada rasa sangat bersalah di dalam hatinya, melihat Aira yang bersedih karena kelakuannya. "Apa yang harus aku lakukan?" kata Alan dalam hati. Matanya menerawang jauh, mengingat perselingkuhannya dengan Firda. Ponselnya berdering, Alan melihat siapa yang memanggil. Siapa lagi kalau bukan Firda. Ia
last updateLast Updated : 2024-03-25
Read more

Munafik

Bara shock mendengar Firda menyebut nama laki-laki lain. Seketika ia menjadi tidak berselera melanjutkan pergumulan mereka. Tapi Bara masih berusaha menuntaskannya. Malam yang seharusnya membuat Bara bahagia, ternyata malah membuatnya sangat kecewa.Setelah selesai, Firda tampak kelelahan, ia masih telentang di tempat tidur. Bara segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Dibawah guyuran air shower, pikiran Bara melayang jauh, mengingat kejadian tadi. Bara memang tidak mendengar dengan jelas nama laki-laki yang disebut oleh Firda. Tapi ia yakin kalau itu bukan namanya."Apakah Firda selingkuh? Mungkinkah tadi ia menunggu laki-laki itu? Ia pikir aku belum pulang, jadi ia janjian dengan selingkuhannya. Terus tadi ia membatalkan janjian itu. Ah, semuanya tampak sangat mencurigakan," gumam Bara.Bara keluar dari kamar mandi, ia melihat Firda tertidur dengan lelapnya. Bara mendekati Firda, memandangi tubuh Firda yang dulunya selalu membuatnya tergila-gila. Tapi kejadian malam in
last updateLast Updated : 2024-03-26
Read more

Berusaha Mempengaruhi

Brukk! Aira tampak kaget karena menabrak seseorang."Maaf, Saya tidak sengaja." Aira menunduk, ia melihat sepatu orang yang ditabraknya. Sepatu perempuan yang terlihat mahal harganya."Nggak apa-apa, Aira. Kamu kan nggak sengaja."Aira mendongakkan wajahnya, terlihat Firda menatapnya sambil tersenyum."Eh, Bu Firda. Maaf, Bu.""Kamu dari mana?" tanya Firda."Dari toilet, Bu. Sakit perut.""Oh, kenapa? Belum sarapan?" Firda terlihat peduli dengan Aira. "Tadi belum sempat sarapan, Bu. Buru-buru." Aira memberikan alasan yang kira-kira masuk akal."Saya yakin pasti setiap pagi kamu sangat sibuk mengurus rumah, anak dan suami. Tapi tetap semangat ya? Tidak semua orang punya kesempatan seperti itu." Suara Firda terdengar agak sedih."Maaf, Bu. Maksudnya?" Aira menjadi penasaran."Kamu lebih beruntung dibandingkan saya. Sampai sekarang kamu belum dikarunia anak.""Oh, maaf, saya tidak tahu.""Nggak apa-apa! Sekarang kamu sarapan dulu, kalau masih sakit, minum obat ya? Jangan sampai nanti pu
last updateLast Updated : 2024-03-27
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status