Semua Bab Setelah Kau Mendua: Bab 51 - Bab 60

121 Bab

Bersekongkol?

“Tapi aku percaya, kalau istriku yang cantik ini adalah orang yang paling setia. Iya kan, Sayang?” Bara menjawil dagu Firda.“I-iya, jangan ragukan kesetiaanku. Ya sudah, aku mau pulang dulu.” Firda berpamitan pulang, takut nanti akan terbongkar semuanya.“Jangan lupa, selidiki asal-usul Aira.” Firda mengingatkan Bara.“Iya, sayang. Tenang saja, akan aku lakukan semua untukmu.”Firda tersenyum penuh kemenangan.“Bara, Bara, kamu itu sangat baik atau mungkin bodoh ya? Aku tahu kalau kamu sangat memujaku. Aku akan memanfaatkan itu, nggak mungkin kamu percaya dengan omongan Aira. Aira, lihat saja, aku akan membuatmu menderita. Aku akan merebut Alan darimu.” Bara bergegas menemui Irwan untuk mencari informasi tentang Aira. Ia jadi penasaran dengan Aira.“Eh, Pak Bara,” sapa Irwan, ia sedang mencari-cari informasi tentang Aira melalui media sosial.“Kamu mengerjakan apa?”“Ehm, mencari informasi tentang Bu Aira. Permintaan dari Bu Firda.”“Aku penasaran, kenapa Firda ingin tahu tentang Ai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-08
Baca selengkapnya

Bukti Aman

Prang! Irwan dan Aira kaget melihat Bara membanting ponsel Aira. Aira memungut ponsel yang terlepas LCDnya. Hatinya sangat sedih melihat kondisi ponselnya. Kemudian ia keluar dari ruangan Irwan.Bara masih termangu mengingat foto-foto yang ada di ponsel Aira tadi. Pikirannya benar-benar kacau. Disaat yang bersamaan, orang kepercayaannya memberi informasi penting. Bara membuka ponselnya untuk melihat apa yang dikirim oleh orang kepercayaannya itu.Lagi-lagi ia terperangah tidak percaya. Ternyata apa yang dikatakan Aira tadi benar semua. Ia mendapatkan foto-foto Alan bersama dengan Firda. Bara sangat syok, ponsel di tangannya terlepas dan jatuh ke lantai. Irwan mengambil ponsel itu dan meletakkannya di meja.“Akhir-akhir ini aku memang mencurigai Firda, ternyata kecurigaanku terbukti. Kemarin aku tidak jadi pergi ke luar negeri, aku memang sengaja melakukan itu. Firda kedatangan tamu, laki-laki selingkuhannya. Orang suruhanku berhasil membuat babak belur laki-laki itu. Tapi belum ketahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-09
Baca selengkapnya

Tidak Membutuhkan

“Ada apa Aira?” tanya Bara ketika Aira tidak melanjutkan ucapannya.“Ada pesan dari Bu Firda.” Ira menunjukkan pesan itu.[Aira, jangan harap Bara akan percaya dengan semua ucapanmu. Bara itu cinta mati padaku, dia tidak akan percaya dengan orang lain. Aku akan membuatmu diceraikan oleh Alan. Lihat saja nanti!]Bara membacanya tanpa ekspresi sama sekali. Ia sudah mulai mati rasa dengan Firda. Tapi ia akan melakukan sesuatu karena harga dirinya sebagai laki-laki sudah diinjak-injak oleh Firda.“Kamu nggak usah khawatir dengan Firda. Saya yang akan mengurus semuanya. Silahkan pulang, sudah sore, kasihan anakmu.” Bara berkata dengan bijaksana.“Baik, Pak. Terima kasih untuk ponselnya.”Bara hanya mengangguk, Aira pun keluar dari ruangan Irwan.“Mbak Aira masih disini? Katanya tadi dipecat.” Vani yang melihat Aira keluar dari ruangan Irwan tampak heran.“Panjang ceritanya.”“Nggak apa-apa, aku mau mendengarkan.” Vani sudah sangat penasaran. Mereka berdua berjalan menuju ke tempat parkir.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-10
Baca selengkapnya

Kalah Pamor

“Wah wah, ponsel baru ya? iPhone terbaru lho. Dibelikan Irwan ya? Luar biasa, apa imbalannya?” ejek Alan.“Nggak usah mengalihkan pembicaraan. Mas sudah menghinaku, aku tidak serendah itu, demi ponsel sampai menggadaikan tubuh!” Aira tersinggung mendengar ucapan Alan.“Aku serius nanya, ponselmu itu mahal lho. Siapa yang membelikan?”“Memangnya Mas peduli? Lihat ini!” Aira menunjukkan ponsel lamanya yang sudah rusak.“Mas nggak peduli kan dengan ponselku yang sudah rusak ini? Sekarang aku bekerja, apa aku tidak boleh menyenangkan diriku sendiri? Kalau bukan aku siapa lagi yang bisa menyenangkan diriku?”“Tapi ponselmu itu mahal, apa gajimu cukup?”“Cukup nggak cukup itu urusanku. Apa karena aku bisa punya iPhone terus Mas mau memotong uang bulanan?”“Aku tanya serius, darimana kamu dapat ponsel itu!” Suara Alan mulai meninggi.“Mencicil tiap bulan! Puas!” Gantian Aira yang suaranya meninggi.Alan terdiam. “Mas, aku sudah lelah dengan situasi seperti ini. Silahkan Mas menggugat aku, b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-11
Baca selengkapnya

Penganiayaan

“Jangan sembarang bicara! Kamu yang memutarbalikkan fakta!” Gunawan yang kaget berusaha untuk tidak terpengaruh dengan ucapan Aira.“Papa mau percaya atau tidak, itu hak Papa. Pasti Papa kenal dengan Firda. Firda itu istri Pak Bara, bosku di kantor. Perusahaan tempat Mas Alan bekerja sedang melakukan kerja sama dengan perusahaan Pak Bara. Apa yang akan terjadi kalau Pak Bara tahu istrinya berselingkuh dengan Mas Alan?”Aira berhenti sejenak, menghela nafas dan melanjutkan berbicara.“Mas Alan juga yang membuatku keguguran. Waktu aku dirumah sakit menunggui Kenzo, Mas Alan marah, kemudian mendorongku hingga terjatuh. Akibatnya aku pendarahan dan kehilangan bayiku.”Gunawan terdiam, tapi ia masih menatap sinis ke arah Aira. “Terima kasih Papa mau mendengarkan ceritaku. Terima kasih juga atas kebaikan Papa selama ini. Aku minta maaf atas segala tingkah lakuku yang tidak baik. Semoga Papa sekeluarga selalu diberi kesehatan.” Aira berkata dengan Air mata yang masih menetes di pipinya. Kem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-12
Baca selengkapnya

Bukti Memberatkan

“Siapa yang datang ya? Apa yang harus aku lakukan? Tapi ini kesempatanku, biar orang tahu kalau aku dianiaya Mas Alan.”Aira pun memantapkan diri untuk membuka pintu. Ia terkejut melihat siapa yang datang, Gunawan, papa mertuanya. Gunawan tampak kaget melihat wajah Aira.“Masuk, Pa.” Suara Aira terdengar bergetar menahan tangis. Semakin ia berusaha menahan tangis, air mata malah keluar dengan sendirinya.“Kamu kenapa, Aira?” tanya Gunawan dengan suara yang terdengar cemas.“Alan yang melakukan ini?” tanya Gunawan lagi. Aira hanya mengangguk sambil menangis.Gunawan langsung masuk ke dalam mencari Alan, ketika melewati ruang keluarga ia melihat Kenzo tertidur di sofa. “Alan dimana?”“Tadi di kamar, Pa.”Gunawan mengangkat Kenzo untuk dibawa ke kamar. Aira mengikuti Gunawan dari belakang. Aira membuka pintu kamar, tampak Alan sedang berbaring. Ia tidak tidur, tapi memikirkan banyak hal.“Alan.”Alan segera menoleh, karena ia hafal betul suara siapa itu.“Pa, kapan datang?” Alan segera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-13
Baca selengkapnya

Nggak Punya Otak

“Kalau ngomong itu dipikirkan dulu, jangan sembarangan!” Dewi tampak marah.“Kenyataan, Ma,” gumam Trisa sambil mengunyah makanan. Ia kesal dengan sikap Dwita yang menurutnya terlalu berlebihan mencintai Reza. Dwita dalam diamnya menghapus air mata yang menetes di pipi. Alan menjadi kasihan melihatnya. Ia jadi teringat kalau Aira memang pernah menyumpahi kalau adik-adiknya akan diselingkuhi. Entah benar atau hanya kebetulan saja, tapi nyatanya sumpah Aira terjadi juga.“Kamu masih mending, Dwita. Karena kalian belum menikah, kalau Aira? Sudah menikah malah diselingkuhi.” Gunawan melirik ke arah Alan.“Sebenarnya Papa membela siapa sih? Apa mentang-mentang menantu kesayangan dibela terus? Memangnya Alan selingkuh dengan siapa?” tanya Dewi.“Tanya sendiri sama orangnya.” “Dengan siapa Alan?” Dewi jadi penasaran.“Firda.” Alan berkata dengan pelan.“Wah, bagus dong! Sudah, kamu menikah saja dengan Firda. Mama sangat mendukung.” Mata Dewi berbinar-binar mengetahui siapa selingkuhannya A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-14
Baca selengkapnya

Wanita Murahan

“Mbak Aira, aku tahu Mbak Aira ada di dalam!” teriak orang itu lagi.Aira masih terdiam, ia memandang ke arah Vani meminta pendapat. Vani menganggukkan kepala. Aira mengintip dari balik kaca, jantungnya berdetak dengan kencang melihat siapa yang datang. Ia menjadi ragu mau membuka pintu.“Mbak Aira, aku datang bukan untuk membuat masalah. Percayalah.”Aira menguatkan hati untuk membuka pintu, karena ada Vani bersamanya. Setidaknya ia ada teman jika terjadi sesuatu.Ceklek! Dwita yang berada di depan pintu sangat terkejut melihat wajah Aira. Ia tidak menyangka jika kakaknya tega melakukan penganiayaan pada Aira. Ia pikir wajah Aira tidak bengkak dan lebam seperti ini.“Mbak Aira,” gumam Dwita.“Kamu pasti tertawa melihatku seperti ini. Apalagi Mama dan Trisa. Silahkan tertawa sepuasmu.” Aira berkata dengan tenang.“Enggak Mbak, aku tidak akan menertawakan Mbak Aira. Boleh aku masuk?”Aira mengangguk, Dwita pun masuk ke dalam rumah. Lagi-lagi ia terkejut, kali ini karena melihat sosok
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-15
Baca selengkapnya

Sok Suci

Bara terkejut melihat siapa yang datang.“Masuk, Pa. Firda ada di dalam,” kata Bara sambil mencium tangan papa mertuanya.Hendrawan, papanya Firda, hanya tersenyum terpaksa. Wajahnya tampak datar, sepertinya ia akan marah. Hendrawan berjalan menuju ke dalam, ada Firda yang asyik dengan ponselnya.“Ehem!” Hendrawan berdehem, karena melihat Firda terlalu asyik dengan ponsel. Firda langsung menoleh.“Eh, Papa.” Firda menyambut papanya dengan bahagia. Setidaknya amarah Bara terhenti sejenak karena kehadiran papanya.“Syukurlah Papa datang, Papa akan membelaku. Bara pasti akan tunduk dengan Papa,” kata Firda dalam hati. Ia merasa menang melawan Bara.Hendrawan hanya tersenyum sebentar, kemudian duduk di sofa. Bara juga duduk menemani sang mertua.“Kok Papa tampak aneh, ada apa ya? Apakah ada hubungannya dengan Bara yang marah tadi?” kata Firda dalam hati.Firda berjalan ke dalam, rencananya ingin mengambilkan minuman untuk papanya.“Mau kemana kamu?” tanya Hendrawan.“Ambil minuman untuk P
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-16
Baca selengkapnya

Lebih Baik Berpisah

“Mau ditendang lagi?” tantang Aira, ia pun pura-pura bersiap-siap untuk menendang. Alan masih mengerang kesakitan sambil memegang yang sakit. “Tendang lagi?” ejek Aira.“Ja-jangan.” Alan mengangkat tangannya menunjukkan kalau ia menyerah. Alan beranjak perlahan sambil meringis menahan sakit untuk menuju ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya. Ia sangat tidak berdaya.Melihat Alan tidak berdaya, Aira sebenarnya merasa kasihan. Ia pun segera masuk ke kamar mandi untuk mandi wajib. Di bawah guyuran shower, Aira menangis tersedu-sedu. Ia merasa dirinya sangat kotor karena sudah diper*osa Alan. Puas menangis, Aira menyudahi mandinya. Di tempat tidur, Alan tampak tertidur pulas. Sebenarnya Aira merasa kasihan melihat Alan. Tapi teringat perlakuan Alan, membuat Aira menjadi emosional. Ingin rasanya ia membangunkan Alan dan mengusirnya dari rumah ini. “Pulanglah ke rumah Papa,” kata Aira ketika melihat Alan sudah bangun dari tidurnya. Aira sendiri bermain bersama dengan Kenzo.“Kenapa? I
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status