“Apa maksudmu, Lun?” tanya Fabian.Pria tampan bermata sipit itu tidak menduga jika istrinya akan berkata seperti ini. Padahal dia sudah yakin jika Luna akan menuruti permintaannya, tapi dugaannya salah.“Aku sungguh-sungguh, Fabian. Aku ... aku rela dimadu. Tidak mungkin juga kamu membiarkan dia menanggung semuanya sendiri. Aku ikhlas, Fabian.”Fabian tertegun, bergeming berdiri di depan Luna. Kemudian tanpa berkata apa-apa, Fabian langsung menarik tubuh Luna masuk dalam pelukannya. Luna hanya diam dan membalas pelukan Fabian. Dia memang sudah lama merindukan suaminya.“Maafkan aku, Luna ... ,” desis Fabian pelan.Luna terdiam, memejamkan mata sambil menikmati semua sentuhan Fabian. Hingga setelah beberapa saat, Fabian mengurai pelukannya dan menatap Luna dengan sendu.“Bagaimana jika aku tidak bisa berbuat adil? Bagaimana jika aku malah menyakitimu, Lun? Tolong, jangan buat aku kebingungan, Luna.&r
Last Updated : 2024-08-07 Read more