All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 111 - Chapter 120

466 Chapters

Sebuah Dilema

“Widuri kecewa padamu dan dia mengajukan gugatan cerai!!” ucap Tuan Sastro. Pria paruh baya itu berkata sambil melemparkan sebuah amplop berisi gugatan cerai Widuri ke arah Emran. Emran terkejut. Ia menerima amplop itu, membuka dan membacanya. “Kapan? Kapan ayah menerima surat ini?” Tuan Sastro terdiam sambil menghela napas panjang. “Tadi siang surat itu datang. Kami dengan lancang membukanya dan ternyata itu surat gugatan cerai Widuri untukmu. Itu sebabnya Ayah dan Ibu langsung ke sini. Kami pikir kedatangan kami ke sini bisa mencegah perceraian, ternyata malah kami melihat kamu bermesraan dengan Mawar.” Emran diam, menundukkan kepala sambil memejamkan mata. Berulang ia remas rambutnya merasakan kegalauan yang didera. Padahal dua hari yang lalu, Emran baru saja melakukan panggilan dengan Widuri. Widuri bersikap biasa dan tidak menunjukkan tanda-tanda keinginan bercerai. Apa memang dia sudah menyiapkan semuanya? Dia menyerah dengan keadaan dan ketidak adilan yang dilakukan Emran.
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Lepaskan Aku, Mas ...

“Aku memaafkanmu, tapi aku tidak akan mencabut gugatan ceraiku. Kumohon, CERAIKAN AKU!!” ujar Widuri.Emran hanya diam. Mata elang pria tampan itu tampak terluka dan kini menatap Widuri dengan tajam. Widuri membalas tatapannya tak kalah menyakitkan. Harusnya Emran tahu apa yang sedang ia rasakan kali ini.“Aku tahu ... aku tahu apa yang terjadi di antara kalian, Mas. Aku hanya tidak ingin kamu mengingkari janjimu pada Mawar.” Widuri kembali bersuara dan kini terdengar lirih.Emran masih membisu, dia tidak mau kehilangan wanita di depannya ini. Bukan karena Widuri begitu baik padanya, tapi Emran benar-benar jatuh cinta padanya dan tak bisa melepaskannya begitu saja.Widuri menundukkan kepala, kemudian kembali bersuara dan hampir tak terdengar.“Aku hanya orang ketiganya, Mas. Aku tidak mau menghalangi kamu dan Mawar bersatu. Kumohon ... lepaskan aku!!”Emran trenyuh mendengarnya. Tanpa berkata apa-apa, Emra
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Aku Ingin Move On

“Widuri, kamu yakin akan pergi? Kenapa tidak minta dipindah ke sini saja?” tanya Bu Nani. Usai resign, Widuri pulang ke kampung halamannya. Ia berpamitan ke ayah dan ibunya kalau pindah kota. Widuri beralasan kalau kantor tempatnya bekerja menugaskan dia di kota itu. Padahal sejujurnya, Widuri melakukan hal itu agar dia tidak bertemu Emran lagi seperti tempo hari. Selain itu Widuri juga tidak mau keluarganya tahu tentang kehamilannya. “Ya gak bisa dong, Bu. Aku kan bukan yang punya perusahaan,” jawab Widuri. Bu Nani tampak cemberut. Wanita paruh baya itu hanya menghela napas panjang. “Setidaknya Dandy atasanmu seharusnya bisa membantu mengusahakannya.” Widuri tersenyum dan menggelengkan kepala. “Dandy juga hanya karyawan, Bu. Yang berkuasa penuh yang punya perusahaan. Lagian di kota ini tidak ada cabang perusahaanku, kalau ada pasti Dandy juga pengen pindah ke sini.” “Akh, iya-ya. Kenapa Ibu gak mikir ke sana.” Widuri langsung tersenyum mendengar ucapan Bu Nani. Kini wanita paru
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Kenyataan Menyakitkan

“Kamu sedang hamil, Widuri?” tanya Bu Nani.Widuri langsung terkejut apalagi Dandy. Mereka saling diam dengan mata yang saling melirik seakan memberi isyarat satu sama lain. Bu Nani gegas meletakkan baki berisi minuman dan camilan tadi ke atas meja dan menarik tangan Widuri masuk ke dalam rumah.Widuri panik, melihat ke arah Dandy seakan memberi isyarat minta tolong. Dandy bangkit, mengejar dua orang wanita itu masuk ke dalam rumah.“Bu, tunggu!! Ibu mau apa?” seru Widuri.“Ibu mau memeriksa perutmu. Dari awal, Ibu sudah curiga kalau kamu menyembunyikan sesuatu dari Ibu.” Bu Nani terus menarik Widuri untuk masuk ke dalam kamar. Namun, Widuri gegas menghempaskan tangan ibunya hingga terurai.Bu Nani menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Widuri. Widuri terdiam menatap ibunya dengan sendu. Tak lama keluar Pak Gatot dari dalam rumah berbarengan dengan Dandy yang juga masuk dari arah teras.Dua wanita itu
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Kejujuranmu Menyakitiku

“Istri Anda memang sakit, Pak, tapi tidak hamil. Bahkan saya tidak menemukan proses kehamilan di kandungannya,” jelas dokter tersebut.Emran makin bingung. Bukankah tempo hari, Mawar yang mengatakan padanya kalau sedang hamil. Bahkan Mawar menunjukkan hasil test pack positif kepadanya. Mengapa sekarang dokter di depannya berkata sebaliknya?“Dok, Anda tidak bercanda, kan?”Dokter itu tersenyum dan membuat Emran makin bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa mungkin kalau Mawar membohonginya selama ini?Belum usai Emran menemukan jawabannya, tiba-tiba pintu terbuka dan terlihat Tante Karin yang tak lain mertua Emran masuk ke ruangan dokter tersebut. Emran memang menghubungi mertuanya saat menunggu tadi.“Maaf, Dok. Putri saya selama ini ditangani Dokter Beni dari rumah sakit Cipta Husada. Apa bisa dialihkan ke dokter tersebut?” ujar Tante Karin.Sepertinya wanita paruh baya itu sama sekali tidak menghirauk
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Hukuman Untukku

“Test pack itu ... test pack itu milik Widuri. Dia sedang hamil saat kamu menceraikannya!!!” tutur Mawar.Seketika Emran membisu. Emran merasa dunia seakan berhenti berputar dan dia tercenung untuk beberapa saat. Lagi-lagi dia menerima kenyataan yang menyakitkan. Apa Tuhan sedang menghukumnya? Hingga dia dihantam berulang kenyataan menyakitkan ini.“Maafkan aku, Mas. Aku yang mengambilnya di kamar Widuri. Aku takut ... aku takut kamu akan meninggalkan aku dan memilih bersama Widuri ketika tahu dia hamil.”Emran sama sekali tidak berkomentar dengan ucapan Mawar. Kepalanya tiba-tiba pusing dan tak tahu harus bagaimana. Emran sudah merasa kalau Widuri memang menyembunyikan sesuatu darinya. Bahkan saat di hari ulang tahunnya tempo hari, Widuri bilang sudah menyiapkan kejutan. Namun, nyatanya Emran hanya menerima sebuah jam tangan sport yang seharusnya bisa ia beli sendiri.Tanpa berkata apa-apa, Emran bangkit dari duduknya dan berjalan
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Penyesalan Selalu Datang Terlambat

“APA!!!? Widuri keguguran?” seru Emran. Dia sangat terkejut saat Dandy mengatakan tentang keadaan Widuri. Dandy hanya diam dan mengangguk sambil menatap sendu ke arah Emran. Emran hanya diam membisu sambil menundukkan kepala. Ada buliran bening di sudut matanya yang siap luruh. “Mungkin dia terlalu stress dan lelah saat itu sehingga akhirnya keguguran,” Dandy menambahkan. Emran masih membisu, hanya terdengar suara lirih isakannya. Dandy diam memperhatikan. Baru kali ini Dandy melihat Emran sesedih ini. Sepertinya Emran sangat menyesal. Dia bahkan tak menghiraukan keadaan kafe yang ramai di pagi itu. Perlahan tangan Dandy terulur dan menyentuh bahu Emran. “Sudah, jangan disesali. Mungkin ini jalan yang terbaik untuk kalian. Tuhan sudah punya rencana sendiri, Emran.” Emran mengangkat kepala. Wajah tampannya tampak kusut dan terlihat sembab. Mengapa juga dia menjadi secengeng ini? Apa ini memang penyesalan terdalamnya?
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

Yang Pergi dan Yang Datang

“Ayo, satu suap lagi, Sayang!!” ucap Emran. Hampir empat bulan berselang usai kejadian itu, kini kondisi Mawar sudah lebih baik dari sebelumnya. Meski dia harus banyak menghabiskan waktu di atas kasur. Mawar sudah tidak bisa beraktivitas seperti dulu. Dia terpaksa resign dari pekerjaannya. Sedangkan Emran, dia harus meluangkan banyak waktu untuk merawat Mawar. Seperti pagi ini, Emran selalu dengan senang hati menyuapinya. “Sudah, Mas. Aku sudah kenyang.” Mawar menepis tangan Emran agar menyudahinya. Emran menghela napas panjang sambil meletakkan piring buburnya ke atas nakas. “Ya sudah kalau kenyang. Sekarang minum obatnya, ya!!” Mawar mengangguk. Emran kembali sibuk menyiapkan obat untuk Mawar. Emran senang Mawar sudah tidak perlu dirawat di rumah sakit lagi. Untuk sementara waktu mereka sedang menunggu kondisi tubuh Mawar untuk operasi pencangkokkan sumsum tulang belakang. “Kamu gak kerja, Mas?” tanya Mawar kemudian.
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

Kenangan yang Kembali

“ALIF!!! ALIF!!!” seru suara tersebut. Tak ayal bocah laki-laki itu langsung berlari meninggalkan Emran. Emran gegas bangkit mencoba mencari sosok pemilik suara yang sangat dikenalnya. Namun, dia tidak melihat siapa pun. Bahkan bocah laki-laki itu sudah menghilang entah ke mana. Helaan napas panjang keluar dari mulut Emran. Ia menggelengkan kepala dengan cepat. Gara-gara usai menerima panggilan telepon dari ibunya. Tiba-tiba benak Emran malah kepikiran Widuri dan suara tadi sangat mirip dengan Widuri, mantan istrinya. “Akh ... mungkin aku memang harus pulang akhir pekan ini,” gumam Emran. Ia berjalan menuju mobil dan kembali melanjutkan perjalanannya. Selang beberapa saat, Emran tiba di kafe yang dimaksud. Kafenya terletak di dalam perumahan. Itu sebabnya dia tidak pernah tahu. Hanya saja meskipun kafe ini terletak di perumahan, tapi pengunjungnya sangat ramai. Mungkin benar kata Reno, makanan di sini memang enak. Apa lagi yang membuat kafe banyak pengunjung kalau tidak masakan mer
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

Bertemu Kamu

“Anda ingin bertemu dengan saya, Tuan?” tanya sosok berhijab itu.Emran menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat wanita paruh baya seumuran ibunya berdiri di depannya.“Iya. Apa Ibu pemilik kafe ini?” Emran bertanya dengan sopan.“Iya, betul sekali. Saya pemiliknya. Apa ada masalah?”Emran tersenyum dan menggelengkan kepala. Ia pikir kalau yang akan bertemu dengannya adalah orang yang dia kenal. Namun, sepertinya Emran salah. Gara-gara panggilan ibunya tadi pagi membuat pikiran Emran kacau.“Eng ... gak ada masalah, Bu. Hanya saja masakan Ibu mirip dengan masakan ibu saya. Saya suka.”Wanita paruh baya yang berhijab itu tampak tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Syukurlah kalau Anda suka, Tuan. Semoga Anda akan semakin sering ke sini.”“Tentu, Bu. Saya akan semakin sering ke sini.”Emran sudah berpamitan undur diri. Masih banyak pekerjaan ya
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
47
DMCA.com Protection Status