All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 101 - Chapter 110

466 Chapters

Perhatian Calon Ayah

“Ak—aku ... aku hamil. Aku beneran hamil,” gumam Widuri.Wajahnya terlihat rumit. Matanya terus menatap alat test pack dengan tanda positif yang berada di tangannya. Widuri tidak menyangka akan hamil secepat ini. Namun, dia juga tidak menyangkal. Emran terlalu sering melakukan dengannya akhir-akhir ini.Widuri menarik napas panjang. Tubuhnya bersandar di dinding kamar mandi dan terus merosot ke lantai. Dia tidak tahu harus senang atau sedih. Yang pasti, hati Widuri tidak karuan kali ini.“Aku harus gimana?”  Wanita manis itu tampak bingung dan terus menggigit bibir bawahnya. Padahal kemarin hatinya sangat kacau ketika mendapati Emran memanggil nama Mawar saat penyatuan mereka. Bahkan Widuri sudah menyerah dan ingin mengakhiri saja pernikahannya. Namun, ucapan Emran semalam yang tidak menginginkan dia pergi. Lalu sekarang tanda positif di test pack itu semakin membuat Widuri gundah.Belum sempat hilang rasa terkej
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

Kebohongan Mawar

“GAK!!! GAK BOLEH!! WIDURI GAK BOLEH HAMIL!!!” seru Mawar.Wanita cantik itu telihat histeris dan dengan gegas berlari keluar kamar Widuri sambil membawa test packnya. Mawar turun dengan terburu dan langsung menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tengah. Ia membisu termenung di sana. Dadanya naik turun dengan napas yang tersenggal. Ini adalah mimpi buruk baginya. Orang yang harus dia singkirkan dari pernikahannya kini malah sedang mengandung anak dari suaminya.“Apa Mas Emran sudah tahu?” Mawar berbicara sendiri. Kemudian dengan linglung menggelengkan kepala.“Tidak. Sepertinya dia belum tahu. Aku yakin, Widuri baru saja melakukan pengecekan dan belum sempat memberitahu ke Mas Emran.”Lagi-lagi Mawar menjawab tanyanya sendiri. Dia benar-benar seperti orang gila. Kemudian tanpa sebab, sebuah senyuman dengan seringai aneh terukir di wajah Mawar.“Kalau Widuri belum memberitahu Mas Emran. Itu artinya dia belum t
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

Egois atau Tidak

“Apa yang kamu lakukan, Mawar? Kamu tahu kalau kamu tidak sedang hamil. Mengapa kamu berbohong?” seru Tante Karin. Emran baru saja keluar ruangan untuk membeli makanan di kantin dan kali ini Tante Karin langsung bertanya ke Mawar. Mawar hanya diam sambil menatap kosong ke depan. Tante Karin terlihat kesal dan berjalan menghampiri Mawar. “Lalu test pack punya siapa tadi yang kamu berikan ke Emran? Ini sudah kelewatan, Mawar!” Mawar berdecak dan menoleh ke arah mamanya. Sebuah senyuman aneh tersungging di wajah cantik Mawar. “Mama tidak perlu ikut campur urusanku kali ini. Biar aku yang menghandle semuanya dari sini. Lalu soal test pack milik siapa itu? Mama tidak perlu tahu. Yang pasti aku hanya ingin Mas Emran selalu di sisiku. Jadi milikku selamanya.” Tante Karin menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. “Kamu egois, Mawar!! Kamu sudah berubah. Apa ini Mawar putri Mama yang baik dan lemah lembut? Kamu tidak seperti yang Mama kenal.” Mawar langsung menoleh ke ara
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Kejutan Ulang Tahun yang Gagal

“Selamat pagi!!” ucap Emran.Widuri sontak terkejut saat mendapati Emran sudah berada di kamarnya. Pria tampan itu juga sedang tersenyum berbaring di sebelah sambil menyangga kepala menatap ke arahnya. Widuri yang baru terjaga langsung tersenyum membalasnya.“Kok sudah di sini?” tanya Widuri dengan suara seraknya.Emran tersenyum, mendekatkan wajahnya sambil mengecup sekilas hidung Widuri.“Aku kangen. Apa tidak boleh aku datang sepagi ini?”Widuri mengulum senyum. Mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang. Tidak bisa dipungkiri kalau dia sangat senang pagi ini. Untung saja, Widuri sudah membeli test pack semalam. Dia juga sudah melakukan test ulang dan menyiapkan sebuah kejutan untuk Emran.“Apa Mawar baik-baik saja, Mas?” Widuri malah bertanya tentang Mawar kali ini. Dia memang sengaja mengalihkan topik pembicaraan. Widuri takut, Emran tergesa menagih kejutannya semen
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

Ini Sakit

“Mawar ... Mawar hamil, Widuri!!” ucap Emran.Emran mengatakannya dengan lembut dan tanpa ada tekanan di nada suaranya. Bahkan Widuri mendengarnya seperti rayuan saja. Namun, entah mengapa ucapan itu seakan langsung menusuk tajam ke dada Widuri. Ada sakit yang teramat sangat usai Widuri mendengarnya.Widuri membisu, tak bisa bersuara. Bahkan matanya hanya diam memandang datar ke arah Emran. Padahal dia baru saja ingin mengatakan kehamilannya. Mengapa Widuri malah mendengar kalau madunya juga tengah hamil? Apa mereka sedang janjian kali ini?“Widuri ... kenapa kamu diam saja? Kamu tidak senang mendengar kabar ini?”Widuri seketika menggelengkan kepala. Sebuah senyuman dengan terpaksa dia ukir di wajah. Widuri tidak mau merusak kebahagian Emran. Hari ini adalah hari ulang tahunnya dan dia berhak mendapat sesuatu yang spesial. Termasuk kado dari Mawar.“Jangan khawatir, itu tidak akan mengubah perasaanku padamu. Kamu sama
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

Terluka Lagi

“Apa benar ini rumah sakitnya?” tanya Dandy.Akhirnya Widuri terpaksa pergi ke rumah sakit diantar Dandy. Padahal, Widuri bersikeras menolak. Namun, Dandy berdalih kalau dia juga mengenal Emran dan Mawar. Tidak enak kalau dia tidak ikut menjenguk.Tadi sengaja Widuri menelepon Tante Karin untuk menanyakan di rumah sakit mana Mawar dirawat. Sepanjang pagi hingga siang, ponsel Emran tidak aktif. Widuri sendiri tidak tahu apa yang membuat suaminya sesibuk ini.“Iya, benar ini rumah sakitnya,” jawab Widuri.Dandy manggut-manggut kemudian melajukan mobilnya masuk ke dalam parkiran. Namun, dia sedikit tercengang. Karena parkiran rumah sakit di bagian depan penuh dan dia terpaksa parkir di area gedung yang lain.“Turunkan aku di lobby dulu, Dandy. Aku akan tunggu kamu di ruangan Mawar. Aku sudah kirim ke ponselmu tadi ruangannya.”Dandy mengangguk. Mungkin Widuri memang tidak mau terlihat bersama dirinya kali ini
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

Berakhir Sudah

“Apa itu, Mas?” tanya Mawar.Emran berjalan masuk sambil membawa buket buah yang ditemukannya. Dandy melirik buket buah yang dibawa Emran.“Di mana kamu menemukannya? Tadi Widuri yang membawanya.” Dandy bersuara.Emran tidak menjawab. Hanya diam sambil meletakkan buket buah itu di atas meja.“Apa Widuri sudah ke sini tadi dan kamu tidak tahu?” tebak Dandy.Emran masih membisu. Ia berpikir seperti itu bahkan Emran sudah menduga kalau Widuri mendengar semua pembicaraannya dengan Mawar.“Kalau begitu aku cari Widuri dulu. Sejak tadi pagi dia terlihat sakit. Siapa tahu dia sedang ke toilet atau ke mana.” Dandy gegas berlalu pergi tanpa menunggu jawaban dari Emran.Mawar hanya diam melihat kepergian Dandy. Kemudian matanya teralihkan ke Emran. Mawar melihat wajah suaminya terlihat muram. Apa mungkin Widuri tadi sudah datang dan mendengar semua percakapannya dengan Emran?Tanpa sadar se
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

Aku Ingin Pulang

“Aku ... aku mau menggugat cerai Emran,” ucap Widuri.Dandy semakin terkejut mendengarnya. Pria berwajah manis itu hanya terdiam menatap Widuri. Ia tidak pernah tahu apa yang terjadi pada rumah tangga Widuri, tapi Dandy yakin, Widuri pasti sudah menderita selama ini.Helaan napas panjang keluar perlahan dari bibir Dandy. Kemudian mulutnya sudah terbuka dan bersuara.“Kamu sudah yakin dengan keputusanmu?”Widuri terdiam sesaat, kemudian menganggukkan kepala.“Iya. Aku yakin. Harusnya aku lakukan ini sejak lama. Namun, sudahlah. Aku harap kamu mau membantuku untuk mengurus semuanya dan aku mohon rahasiakan semua ini dari Emran.”Dandy tidak bersuara, tapi kepalanya sudah mengangguk seakan mengiyakan semua permintaan Widuri. Sebenarnya ini sangat bertentangan dengan hati nurani Dandy, tapi dia juga tidak bisa menolak menolong wanita di depannya ini. Lagi-lagi Dandy berandai-andai. Mengapa bukan dia yang mengg
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

Terbongkar Sudah

“Widuri!! Kok kamu gak memberi kabar kalau mau pulang?” seru Bu Nani.Sepuluh hari sebelum lebaran, Widuri pulang lebih dulu ke kampung halamannya. Dia sengaja mengajukan cuti lebih awal. Bahkan sebelumnya dia sudah minta izin ke Emran. Emran dengan terpaksa mengizinkannya.“Mana Emran? Kok kamu sendirian?”Widuri hanya tersenyum saat mendengar pertanyaan ibunya.“Mas Emran masih banyak kerjaan, Bu. Nanti dia nyusul pulang mendekati lebaran, kok,” jawab Widuri. Ia tidak mau orang tuanya tahu apa yang sedang terjadi padanya kali ini.“Oh, ya sudah. Ibu pikir kalian berantem.”Widuri tersenyum dan menggelengkan kepala. Andai saja, ibunya tahu apa yang sedang terjadi pada rumah tangganya kali ini. Widuri berani taruhan, mereka pasti terkejut.“Ayah mana, Bu?” Widuri mengalihkan topik pembicaraan.“Ada di taman samping, lagi ngasih makan ikannya.”Widuri
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

Penjelasan Emran

“Ayah ... Ibu!” seru Emran lirih.Ia gegas menurunkan Mawar dari gendongannya dan berdiri terdiam di tempatnya. Mawar tampak ketakutan dan berdiri diam di sebelahnya. Sementara dua sosok itu yang tak lain Nyonya Sari dan Tuan Sastro berjalan mendekat menghampirinya.Kemarahan terlihat jelas di wajah kedua orang tua Emran. Emran terdiam, tak berani menatap wajah kedua orang tuanya. Hal inilah yang selama ini dia takutkan. Harusnya saat pulang kemarin Emran mengatakan semuanya, tidak terus menunda hingga seperti ini.PLAK!! PLAK!!Dua kali tamparan langsung mendarat di pipi Emran. Emran terkejut saat melihat Tuan Sastro yang melakukannya. Selama ini Tuan Sastro tidak pernah berlaku kasar padanya. Sejak kecil, dia selalu dilimpahi kasih sayang. Tak pernah sekalipun Emran dipukul sekeras ini. Ini adalah pertama kali baginya.Mawar yang berdiri di sebelah Emran semakin ketakutan dan terus menunduk tanpa berani mengangkat kepala.&ldqu
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more
PREV
1
...
910111213
...
47
DMCA.com Protection Status