Semua Bab Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Bab 91 - Bab 100

466 Bab

Bagai Jatuh Tertimpa Tangga

“Sudah cukup berghibahnya?” tanya Mawar dengan dingin.Seketika semua karyawan yang berada di sana tampak terdiam dan gugup. Kemudian salah satu dari mereka sudah bersuara.“Maaf, Bu. Kami gak bermaksud ---“Belum selesai karyawan itu bicara, Mawar sudah mengangkat tangannya ke udara. Matanya kini menatap penuh amarah ke setiap orang yang mengantri di sana.“Apa ini hobby kalian? Suka bergunjing di belakang atasannya? Mengatakan hal yang belum pasti benar lagi.”Semua yang berada di sana menunduk dan tak berani melihat ke arah Mawar. Mawar kesal dan sangat marah, padahal selama ini tidak ada yang tahu status pernikahannya dengan Emran. Semua hanya tahu dia sudah menikah, tapi bukan sebagai istri kedua. Salahnya juga yang keceplosan bicara saat bersama Sisi tadi pagi.“Siapa yang menyebar rumor itu?” Mawar kembali bertanya.Semua yang ada di sana masih membisu dan tidak berani mengangkat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-30
Baca selengkapnya

Kebohongan Demi Kebohongan

Pagi itu, mereka tampak sedang asyik menikmati sarapan di ruang makan. Kali ini Mawar yang menyiapkan sarapan untuk mereka. Emran terlihat lahap menikmati makan paginya dan Mawar selalu senang kalau Emran menikmati masakannya.“Hari ini aku berangkat lebih dulu ya, Mas. Aku ada meeting pagi.” Mawar bersuara yang langsung diiyakan oleh anggukkan Emran.Pukul tujuh lima belas, Mawar sudah berpamitan meninggalkan Widuri dan Emran.“Kamu sudah berkemas, Widuri?” tanya Emran.“Iya, sudah, Mas. Apa Mas sudah bilang ke Mawar kalau kita akan keluar kota?”Emran tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Iya, sudah, semalam. Dia gak papa.”Widuri hanya diam dan menganggukkan kepala. Widuri tidak tahu kalau Emran tidak minta izin ke Mawar akan keluar kota bersamanya. Memang awalnya Widuri menolak ajakan Emran. Namun, Emran sudah mengatakan alasannya untuk bersikap adil pada dua istrinya. Tempo hari dia suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-30
Baca selengkapnya

Kebohongan yang Terkuak

Tiga hari berselang, Mawar habiskan seorang diri. Ia sengaja tidak pulang ke rumah Tante Karin. Rumah keluarga Mawar letaknya lebih jauh dari rumahnya. Selain itu akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk berangkat kerja dari sana. Sementara Mawar semakin sibuk akhir-akhir ini. Dia selalu pulang lewat jam kantor, begitu sampai rumah langsung terlelap.Hari ini sengaja Mawar ingin menghabiskan waktu makan siangnya di luar. Dia ditemani oleh beberapa rekan kali ini. Mereka memang baru saja meeting di kantor cabang lain, itu sebabnya Mawar tidak seorang diri.“Mau makan apa?” tawar Mawar kepada rekannya.“Makan chinese food saja, Bu,” jawab salah satu rekannya.Mawar mengangguk kemudian sudah berjalan menuju resto chinese food di dalam mall tersebut. Dia mengenal salah satu gerai resto chinese food yang masakannya enak dan sesuai lidahnya. Kali ini mereka duduk di bagian depan resto, karena bagian dalamnya penuh. Jam makan siang seper
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-31
Baca selengkapnya

Cinta yang Tamak

“Kamu keluar kota bersama Widuri, bukan? Kamu menghabiskan waktu tiga hari ini bersamanya, kan?” ucap Mawar dengan sinis.Emran hanya diam, mengatupkan rapat bibirnya sambil menatap tajam ke arah Mawar. Mata Emran kini melirik ke arah foto yang ditunjukkan Mawar dari ponselnya. Emran penasaran siapa yang mengambil gambarnya bersama Widuri saat keluar kota kemarin? Apa ada orang yang sengaja ingin mengacaukan rumah tangganya kali ini? Yang pasti Emran sebenarnya tidak berniat bohong hanya saja, Mawar selalu marah dan tidak terima jika dia berkata jujur sedang menghabiskan waktu dengan Widuri.“Kenapa diam? Gak bisa memberi alasan? Atau terkejut karena kebohonganmu terbongkar?”Emran menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan pelan.“Sayang ... aku gak bermaksud bohong. Hanya saja situasinya ... aku ---“Emran tidak meneruskan kalimatnya. Ia benar-benar bingung harus mengatakan dari mana.“CUKUP
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-31
Baca selengkapnya

Panggilan yang Salah

“Aku lelah, Mas. Aku gak mau berbagi lagi. Ceraikan salah satu dari kami!! Atau kalau tidak, aku yang akan mengugat cerai!!” ucap Mawar.Seketika Emran terbelalak kaget mendengar ucapan Mawar. Ini adalah hal yang paling ditakutkannya. Emran sangat serakah. Dia benar-benar tidak mau kehilangan dua wanita itu.Mawar gegas bangkit dari sofa, mengambil jaket dan tas seakan bersiap pergi. Emran tampak gusar melihatnya.“Kamu mau ke mana, Sayang?” kejar Emran. Emran bangkit dari duduknya saat Mawar sudah berjalan menuju pintu.“Aku tunggu keputusanmu, Mas. Sekarang aku mau menenangkan diri di mama. Aku harap kamu bijaksana mengambil keputusan dan tidak mengingkari janjimu padaku!!”Usai berkata seperti itu, Mawar keluar kamar meninggalkan Emran seorang diri. Dari dalam kamar, Emran sayup-sayup mendengar suara mobil Mawar berlalu dari garasi. Emran terdiam, menunduk sambil meremas rambutnya. Ia sangat bingung sekaligus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-01
Baca selengkapnya

Kamu Menipuku

“I love you ... I love you ... Mawar,” desis Emran lirih sebelum tumbang di sebelah Widuri.Bisa jadi apa yang dikatakan Emran kali ini berasal dari alam bawah sadarnya. Dia merasa bersalah atas semua yang ia lakukan pada Mawar. Kemudian kata itu terucap spontan sebagai permintaan maaf. Sayangnya Widuri yang mendengar memberi reaksi lain.Widuri membisu saat mendengar nama wanita lain disebut suaminya. Tidak biasanya Emran bersuara usai penyatuan mereka bahkan menyebut nama Mawar. Apa selama ini Emran juga melakukannya? Hanya saja diucapkan dalam hati dan baru kali ini terdengar dengan jelas di telinga Widuri.Widuri melirik pria tampan yang sudah terbaring pulas di sampingnya. Mata elangnya dengan bulu mata yang lentik terkatup rapat. Sepertinya dia sangat lelah usai permainan panas mereka tadi. Memang Widuri merasa Emran sangat beda malam ini.Helaan napas panjang keluar dari bibir Widuri. Ada sakit yang merembes merasuki dadanya tanpa dimin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-01
Baca selengkapnya

White Liar

“IBU!!!” seru Emran. Wajah pria tampan itu tampak terkejut begitu tahu yang sedang melakukan panggilan bukan Mawar melainkan ibunya, Nyonya Sari. [“Iya, ini Ibu. Memangnya kamu pikir siapa?”] Emran membisu. Dia sedang memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan ibunya. Belum sempat Emran menjawab, Nyonya Sari kembali bertanya. [“Siapa yang marah padamu, Emran? Terus siapa yang minta cerai? Apa Widuri?”] Emran menghela napas panjang sambil meraup wajahnya dengan kasar. Ia menyesali keteledorannya. Entahlah, mengapa juga akhir-akhir ini dia sering tidak fokus dan berulang kali melakukan kesalahan. “Eng ... bukan, Bu. Itu ... itu temanku. Dia lagi konsultasi tadi.” Lagi-lagi Emran berkata bohong. Belakangan ini dia menjadi semakin pintar bohong padahal dia sendiri paling benci dibohongi. Emran mendesah sambil terus mengacak rambutnya. Dia tidak tahu harus menjawab apa dan memutuskan berbohong saja. [“Oh ... temanmu. Ibu pikir Widuri. Memang temanmu pria atau wanita. Hati-hati,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-02
Baca selengkapnya

Terpancing Amarah

“Kenapa gak dijawab? Angkat saja!! Aku sudah tahu kalau Mas Emran akan semakin sering menghubungimu!!” ucap Mawar dengan dingin.Widuri membisu, tapi matanya sudah membalas tatapan Mawar. Tanpa peduli dengan reaksi Mawar, Widuri langsung menekan tombol hijau dan menjawab panggilan Emran. Dia tidak mau terintimidasi dengan ucapan dan sikap Mawar. Bagaimana pun dia istri Emran dan punya hak yang sama, jadi mengapa harus takut?“Iya, Mas. Ada apa?” Widuri sengaja mengeraskan suaranya seraya membuatnya mendayu-dayu. Dia kesal dengan sikap Mawar dan kali ini sengaja membuat madunya itu cemburu.Mawar pura-pura tidak mendengar, memalingkan wajah sambil sibuk memainkan ponsel.[“Kamu di mana, Widuri? Apa masih di pasar?”] tanya Emran di seberang sana.“Iya, Mas. Memangnya kenapa?” Widuri melirik Mawar sekilas dan sepertinya wanita cantik itu sedang mendengarkan percakapannya. Widuri tersenyum sinis sambil me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-02
Baca selengkapnya

Cinta yang Menyakitkan

“Aku berangkat naik pesawat paling pagi besok. Kamu gak papa aku tinggal sendiri?” tanya Emran.Malam ini Emran dan Widuri sedang makan malam di rumah. Emran sengaja mengatakan tentang keberangkatannya besok untuk pulang ke rumah orang tuanya.“Iya, gak papa, Mas. Aku berani sendirian, kok.” Widuri tersenyum saat menjawab pertanyaan Emran.“Ya udah kalau gitu. Soalnya Mawar belum bisa ke sini. Katanya masih ada urusan di rumah Tante Karin.”Widuri kembali menganggukkan kepala. Tanpa Emran tahu, Widuri sudah bertemu Mawar tadi siang. Bahkan pertemuan mereka kali ini sedikit panas tidak seperti biasanya. Rasanya ini lebih baik dari pada harus berinteraksi dengan Mawar dalam suasana hati yang tidak nyaman.Usai makan, Widuri hendak beranjak ke kamarnya di lantai dua. Namun, Emran memanggil dan minta tolong Widuri untuk membantunya berkemas. Kali ini Widuri terpaksa menurut dan sudah berjalan menuju kamar Emran.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-03
Baca selengkapnya

Hadiah atau Musibah

“Apa kabar, Ayah, Ibu?” sapa Emran.Setelah perjalanan hampir tiga jam, akhirnya Emran tiba di rumah orang tuanya. Tuan Sastro dan Nyonya Sari langsung menyambut putra tunggal mereka itu dengan suka cita.“Kabar Ayah dan Ibu baik, Emran. Kamu dan Widuri bagaimana?” tanya Tuan Sastro.“Aku baik. Widuri juga. Maaf, dia tidak bisa ikut ke sini. Widuri tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.” Emran sudah memberi alasan.“Iya, gak papa. Oh ya, Emran. Minuman yang tempo hari Ibu kasih ke Widuri sudah kamu minum, belum?”Emran terdiam beberapa saat. Ia jadi teringat dengan minuman herbal dari ibunya yang pernah dia konsumsi bersama Widuri tempo hari. Emran mengulum senyum dan tanpa sadar dia terbayang wajah Widuri kali ini.“Sudah, Bu. Aku dan Widuri sudah meminumnya.”Nyonya Sari tersenyum kesenangan sambil mengurut dadanya. “Syukurlah. Lalu bagaimana? Apa sudah ada hasil? Widu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
47
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status