Semua Bab Ketika Pewaris Jatuh Cinta: Bab 131 - Bab 140
227 Bab
130 Gadis Lain Mencuri Minat Mian
“Who is her?” “Siapa-siapa?!” Jessen langsung memalingkan wajahnya, mencari sosok yang baru saja Mian tanyakan. “Kak Princess?” tanya Jessen memastikan. “No! The older sister beside the Princess.” Jessen memekik menemukan jawabannya, “sepupu Kak Princess. Siapa ya namanya. Gosh! Aku lupa!” Vero memegangi kepalanya. Gairah ini pernah ia rasakan beberapa waktu lalu dan hasilnya sangat tidak baik. Anak-anaknya baru berdamai, jangan sampai mereka kembali pada titik kemunduran yang sama. “Papi, are you kenal dengan Sister itu?!”Perhatian mereka sepenuhnya terjatuh pada Vero dibalik kemudi. “Adiknya relasi Papi. Keponakannya Om Just. Kenapa?!” “She is so beautiful. I think I'm falling in love again, Papi.” Anak Bekicot ini. Berapa kali dia akan jatuh cinta di usia piyiknya?!Sungguh bukan perilaku anak Taman Kanak-Kanak seumurannya. Disaat teman-temannya tengah belajar berhitung, Mian malah sibuk jatuh bangun dengan cinta-cintaannya kepada seorang gadis.Apalagi tanda-tanda playboy
Baca selengkapnya
131 Princess Sukanya Mian
“Veronya ada di dalem Stef?”Stefany tersentak dengan kedatangan tiba-tiba Justine. Wanita itu langsung berdiri dari kursinya. “Ada apa Just.. Muka lo merah banget?” tanya Stefany kembali teringat dengan feelingnya tadi mengenai Princess.“Gue nanya, suami lo di ruangannya nggak? Gue ada perlu!” Tampaknya Justine sedang tidak dapat diajak berbasa-basi.Mengetahui kondisi yang sepertinya ‘gawat,’ Stefany menganggukkan kepalanya. Ia mempersilahkan Justine selayaknya tamu. Seperti Justine yang berkunjung senormalnya rekan bisnis bukan kerabat, Stefany lantas keluar dari biliknya. Ia berjalan, membukakan pintu untuk Justine.Stefany membekap mulutnya kala Justine merangsek maju dan langsung mencengkram kerah kemeja Vero. Pria itu bahkan juga mengangkat tubuh sang suami yang tengah duduk hingga berdiri.“Lo apain anak gue, Tapir?!”“Mi, Bebong ini kenapa kok tiba-tiba aj..” wajah Vero tertoleh ke samping akibat pukulan yang Justine daratkan ke pipinya. Bibir Vero dibungkam paksa oleh kepal
Baca selengkapnya
132 Edisi Halal-Bihalal Keluarga
Mawar-mawar di taman kediaman milik Ray Husodo bermekaran di bawah langit biru yang teduh. Tak ada terik yang menyorot setiap manusia yang bersantai di atas gazebo. Anak-anak berlarian kesana-kemari saling bercanda karena berkumpulnya seluruh keluarga besar. Pada pertemuan keluarga kali ini seluruh Husodo dan Haryo berkumpul, menyambut hampir datangnya pergantian tahun. "Ma Jing..""Vero kamu kalau masih nggak bener manggil Mamamu, mending mingkem aja deh!" Ditto tak rela nama istrinya diplesetkan. Sedari awal pria itu tak suka dengan penggalan kata di depan nama panggilan sang istri. Hanya dirinya yang boleh, orang lain tidak ia izinkan. "Galak bener aki-aki. Darah tinggi Pah, inget." cibir Vero. Tangannya yang memeluk Stefany ia lepaskan dari pinggang ramping istrinya. "Merong-merong mulu! Nggak anak, nggak Bapak! Sama aja.." "Vero," tegur Haryo. Pria yang semakin botak meski sempat tanam rambut sesaat itu paling tak menyukai perdebatan. Terlebih dilakukan dihadapan para orang t
Baca selengkapnya
133 Kedatangan Tamu Agung
Vero meninju bantal disampingnya yang kosong ketika suara bel terus menggema. Hari ini beberapa asistennya tengah mengajukan cuti bersama untuk liburan ke Monumen Nasional. Entah apa yang mereka lihat di sana, Vero juga tidak tahu mengapa destinasi tersebut dipilih, yang jelas sekarang ia sangat-sangat emosi jiwa. Akibat liburan berjamaah itu ia jadi tidak memiliki pembantu satupun, termasuk Siti. Pengasuh kurang ajarnya tersebut juga ikut menghilang ditelan bumi.“Miiii… Ada yang pencet beeel!!”Vero baru memejamkan matanya sebentar. Sebelumnya duo dajjalnya meminta ia untuk naik dan menuruni tangga rumah hanya karena memang ingin makan di dalam kamar. Seharian ini Vero sudah seperti atlet lari. Banyak sekali permintaannya. Hebat sekali Siti dalam menangani dua krucil itu. Vero yang orang tuanya saja hampir meninggal dianiaya sikap sok bossy mereka.“Mamiiii!!!!” jerit Vero.“MOM! VALLEY! DADDYYYYY!”“Masa beginian harus aku juga? Semua orang pada kemana sih!” dengusnya sebelum bangk
Baca selengkapnya
134 Pasangan Trouble Maker
"Ati-ati di jalan." Vero melambaikan tangannya, melepaskan kepulangan Justine.Di sampingnya Stefany turut mengatakan jika Justine harus pelan-pelan dalam menyetir. Tidak perlu terburu-buru karena memikirkan perasaan campur aduk putri laki-laki itu. “PAPIIII!! PRINCESSNYA MIAN MANA?” teriak Mian berlarian menuju pintu rumah yang terbuka. Pria kecil itu menghampiri Vero dan Stefany kembali bertanya meski sosok yang ia cari-cari masih terlihat di depan mata. Alhasil Vero hanya mengangkat tangannya untuk menunjuk Princess. “Kenapa mau pulang?” tanya Mian heran, padahal kan gadis itu baru sampai. Mereka juga belum sempat bermain bersama. "Kamu nolak cinta dia makanya dia sedih terus minta pulang mulu." Kelopak mata Jeremian membesar. Kapan ia pernah menolak gadis pujaan hatinya?! Ia saja belum memberikan jawaban. Saking senangnya karena pernyataan cinta Princess, Mian memilih kabur untuk memberitahukan kabar mengejutkan itu pada saudaranya. Bagi Mian Jessen adalah orang pertama yang ha
Baca selengkapnya
135 Should We Apologize?
Melihat wajah ditekuk Vallery adalah kebahagiaan tersendiri untuk Vero. Apalagi ia mengetahui dengan pasti alasan dibalik mengkerutnya kulit-kulit muka sang adik. Semalam, bisa Vero pastikan jika anak-anaknya tidak membiarkan Mischa bergerak seincipun. Kedua anak aktif tersebut tidak akan puas sebelum apa yang diinginkannya terpenuhi. Mereka adalah anak yang ambisius. Gigih sekali dalam mengacau.“Cemberut aja Neng? Nggak dapet jatah ya semalem?” tanya Vero usil. “Abang dong tiga ronde.” Ia sengaja pamer kegiatan panasnya dengan sang istri agar Vallery semakin merana dalam deritanya. “Gas pol! Mumpung anak-anak lagi sama Om Mischanya. Iya nggak Mi?”“Masa sama Mischa semalem? Bukannya mereka bilang mau tidur ya.” Stefany menatap ke sembarang arah. Ia tidak mau ikut disalahkan meski ya— semalam telah menitip pesan jika adik-adik iparnya menolak, bilang saja suruhan Mami. Menyaksikan sendiri betapa kacaunya Vallery, ada sepercik rasa kasihan meski selebihnya diisi dengan perlombaan taha
Baca selengkapnya
136 What Happen With Vero?
Hari yang sungguh sangat menyebalkan. Karena pertanyaan putranya pagi tadi seharian ia menjadi tak fokus dalam bekerja. Egonya sebagai seorang laki-laki tersentil. Ia kalah memperebutkan perhatian mereka melalui adu kecerdasan bersama Mischa.Bahu Vero melorot. Ingin mencoba sekeras apa, kalau perbandingannya mengenai otak sudah jelas jawabannya. Ia memang kalah. Tidak ada yang bisa Vero sombongkan, selain menerima kenyataan dan kekalahan.“Lahir dari benih siapa sih tuh bocah? Kenapa nggak ada bela-belain guenya sedikit. Kan gue penyumbangnya!” gerutu Vero membuat Fendi menyerngitkan alisnya. Sejak tadi bosnya itu selalu berbicara sendiri, marah tidak jelas dan anehnya tidak pernah absen menyalahkan anak-anaknya sendiri.“Kembar buat ulah ya Mas?” Fendi merupakan pengecualian yang tidak harus memanggil Vero ‘Pak’, di lingkungan kantor. Pria itu hanya perlu memanggilnya demikian jika berhadapan dengan kolega bisnis saja.“Mereka ngeraguin otak cerdas saya Fen.” Bersama Fendi, Vero tak
Baca selengkapnya
137 Vero Mencari Masalah
“TINTIN!!” Vero membuka lalu menanting ruang kerja Justine hingga membuat seluruh isi yang berada di ruangan tersebut bergetar karena ulahnya. “Gasswaaat!! Celaka Dua Puluh Empat!” pekiknya, rebut sendiri.Di mata Justine pria itu seperti bertransformasi menjadi seorang reog. Melangkah penuh hentakan dengan tarian yang akan menyedot seluruh energi Justine karena menonton pertunjukannya. Benar apa yang dikatakan Vero— memang celaka dua belas! Dikit aje! yang lagi edan Vero! Gue mah setia… Sekarang!“Jantung gue,” Vero menarik tangan Justine, meletakan telapak sahabatnya ke atas dadanya yang berdetak-detak seperti genderang mau perang. “Ngerasain kan lo? Gue kenapaaa Tin-Tin!” Vero menghempaskan tangan Justine, membuat pria itu tersentak karena kaget.“Pake aba-aba dong! Gue nih ntar yang lama-lama jantungan.” Omel Justine.Vero ber-sut. Ia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Justine, “nggak boleh ngeluh. This is my day. Gue doang yang boleh kayak gini.” Ucapnya agar Justine tida
Baca selengkapnya
138 Kejujuran yang Membawa Petaka
Layaknya gerakan slow motion yang semakin diperlambat Vero berlari lalu berlutut tepat di bawah kaki sang istri. “Sayang.. Ampuni aku!” Ia menangkupkan tangan ke depan dadanya. Meremas-remas jarinya sembari memejamkan mata. “Aku mau pengakuan dosa Stef..” tindakan ini tak pelak membuat karyawan yang ingin menuju meja Stefany untuk menyerahkan berkas laporan bertanya-tanya. Ada apakah gerangan sehingga bos mereka berlaku demikian. Cerita mengenai tingkah aneh Vero memang bukanlah isapan jempol belaka. Perilaku tersebut telah menyebar ke seluruh lantai gedung perusahaan utama Husodo. Jadi sebenarnya mereka tidak terlalu heran, tapi hanya kepo semata. Siapa tahu ada bahan gosip yang dapat dibagikan sebagai update-an terbaru grup rumpi. Seperti Netizen ternama, tanpa ada yang mengomandoi, salah satu karyawan Vero membuka fitur kamera ponselnya. Ia memotret adegan Vero secara sembunyi-bunyi melalui celah tubuhnya dan map ditangannya. ‘Tangkapan besar,’ batin laki-laki gemulai itu. “Saya
Baca selengkapnya
139 Semua Karena Uang
“Papi what are you doing at here?” tanya Jessen saat melihat Vero duduk mengemper di depan pilar rumah mereka. Mereka baju saja turun dari mobil untuk masuk ke dalam rumah. “Your Mami kabur, Jes.” “Kabur?” Pekik Jessen dan Mian bersamaan. “Maksud Daddy Mami missing?” Mian mengubah perbendaharaan Vero pada kata yang ia mengerti. Bodohnya Vero malah menjelaskan jika kabur dan hilang adalah dua kata yang berbeda meski sama-sama membuat Stefany tidak terlihat di mata mereka. “Confused Papi.. Nggak ada yang lebih simpel dari itu semua ya?” tawar Jessen. Masalahnya dia tidak sepintar Mian yang sudah mengangguk-anggukan kepalanya. Saudara kembarnya tersebut cepat sekali paham, tidak seperti dirinya yang terkadang cukup lemot dalam berpikir. “Mian, jelasin ke aku dong. Nanti aku bagi coklat yang dikasih Mami tadi.” “Jadi begini, Mami pergi. Intinya gitu.” Padat, jelas dan mudah sekali dicerna. Vero saja sampai melongo. Tenang, bukan karena putranya yang lebih pandai dalam menjelaskan dudu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
23
DMCA.com Protection Status