All Chapters of Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80

265 Chapters

Bab 71

"Sayang.." Panggil Arifin, dia datang bertamu ke apartemen Arina. Tentunya, perempuan itu menyambut kedatangan Arifin dengan senang hati."Kok kesini gak ngabarin dulu?" Tanya Arina sambil memeluk tubuh Arifin."Sengaja biar surprise, sayang." Jawab pria itu sambil mengecup singkat bibir Arina."Pake surprise segala, datang mah datang aja kali." Ucap Arina sambil menarik tangan Arifin ke sofa ruang tengah apartemen miliknya."Itu tahu, kalau aku datang kesini berarti aku kangen.""Aku juga kangen kok, kangen uang kamu, hehe.""Tahu aja kalo Mas habis gajian ya?" Tanya Arifin sambil menjawil gemas dagu lancip Arina sambil terkekeh."Hehe, tahu dong kan aku ngitung tiap bulannya.""Yaudah, mau beli tas atau pakaian?" Tawar pria itu sambil melucuti pakaian Arina, tepatnya bagian atas perempuan itu. Arina yang memang sudah biasa pun membiarkan Arifin melakukan apapun yang dia mau, selama dia bisa mendapatkan apapun
Read more

Bab 72

Di rumah, Flora juga tengah sibuk dengan makanan yang tengah dia siapkan. Tapi tak lama kemudian, suara deru mesin mobil mendekat. Awalnya, Flora menyangka kalau itu Abian tapi ternyata dugaannya salah, itu adalah Arifin yang baru saja pulang dengan wajah berbinarnya."Sudah pulang, Mas?" Tanya Flora sinis, dia menatap ke arah penampilan Arifin yang terlihat sedikit.. acak-acakan dengan aroma sabun yang menyeruak."Kita harus bicara!" Ucap Flora lalu pergi ke kamar lebih dulu. Arifin menggaruk tengkuknya lalu mengikuti langkah Flora ke kamar."Ada apa, Flora?""Bisa gak jangan terlalu terang-terangan, Mas?""Apanya? Kamu kenapa sih?""Setiap pulang tubuhmu selalu berbau parfum wanita lain, Mas. Kamu pikir aku tidak menyadarinya?" Tanya wanita itu dengan mata menyalak tajam."Lalu?""Sejak kapan, Mas?""Astaga, apa sih?""Arina, selingkuhanmu itu namanya Arina kan?" Tanya wanita itu yang membuat
Read more

Bab 73

"Cukup, Mbak!" Ucap Abian tegas, dia tidak tahan melihat wanitanya di hakimi dengan begitu kejamnya, padahal disini Flora adalah korban. Tapi Winda memperlakukannya seolah dirinyalah yang bersalah.Ketiganya menoleh menatap wajah Abian yang memerah, dia meraih bahu Winda dan menamparnya. Dia kesal dan membalas apa yang sudah di lakukan oleh Winda pada Wanitanya.Plak..Wajah Winda tertoleh ke samping, membuat Santi dan Flora kompak menutup mulut mereka menggunakan tangan. Keduanya benar-benar terkejut, siapa yang menyangka kalau Abian akan melakukan hal itu?"Sudah cukup, Winda. Kali ini aku benar-benar muak melihat tingkah sok suci mu ini.""Abi, berani sekali kau melakukan ini padaku! Aku ini mbakmu.""Aku tahu, aku tahu benar karena aku juga tidak amnesia. Tapi jujur, aku malu mengakuinya sebagai saudariku!" Ucap Abian dengan keras, wajahnya memerah dengan urat-urat leher yang tampan menegang."Kau menampar saudarimu
Read more

Bab 74

"Kamu hamil?" Tuding keduanya yang membuat Flora tersedak.Uhukk.. uhukk..Flora terbatuk hingga wajahnya memerah seperti tomat, Santi yang melihat hal itu, dia langsung menepuk-nepuk punggung Flora hingga batuknya reda."Astaga, kalian ini kenapa sih?""Kamu ngidam gak sih? Sampai ngabisin dua gelas es jeruk, asem lho itu.""Entah, tapi memang bulan ini aku gak dapat tamu bulanan. Biasanya pertengahan bulan, tapi sekarang sudah akhir bulan." Jawab Flora mengingat-ingat kali terakhir dia mendapatkan tamu bulanannya itu."Tapi aku lupa.""Iya, bulan ini kamu gak datang tamu deh, soalnya kan kita main terus." Jawab Abian dengan wajah datarnya, berbeda dengan Flora yang sudah menepuk wajahnya dengan menggunakan tangan."Jadi..""Eehh.." Abian menepuk bibirnya karena sudah keceplosan."Abi!""Hehe.." Abian cengengesan membuat Santi menggelengkan kepalanya."Jadi kalau Flora hamil,
Read more

Bab 75

"Lho, kok kamu kesini lagi, Mas?" Tanya Arina, perempuan itu baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk selutut dan handuk kecil yang membungkus rambut basahnya.Perasaan, baru beberapa menit saja dia tinggal ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya setelah pergulatan yang di lakukannya bersama Arifin, tapi sekarang pria itu sudah ada di apartemennya lagi."Bukannya tadi kamu pamitan mah pulang?" Tanya Arina lagi sambil mengusak rambutnya menggunakan handuk kecil itu."Mumet di rumah, yang.""Kenapa lagi?""Flora sudah tahu perselingkuhan kita, Arin." Ucap Arifin pelan sambil menundukkan kepalanya."Hah, kok bisa ketahuan sih, Mas? Kamu ini gegabah kan? Aku udah bilang jangan ceroboh!" Sewot Arina, dia yang tadinya tengah memilih-milih pakaian di lemari langsung berbalik dan menatap wajah Arifin.Dia tahu kalau hal ini akan terjadi, dia juga harus bersiap-siap untuk hal ini sejak lama. Lagi Pun, artinya rencana Ab
Read more

Bab 76

Keesokan harinya di lain tempat, Flora terbangun ketika perutnya terasa mual seperti di aduk-aduk. Perempuan itu memuntahkan semua isi perutnya di wastafel yang ada di kamar mandi, membuat Abian yang masih tidur itu terganggu. Dia segera menyusul wanitanya ke kamar mandi dan melihat Flora tengah memuntahkan semuanya di wastafel."Sayang, kamu kenapa?" Tanya Abian sambil memijit-mijit tengkuk Flora agar wanita itu merasa lebih nyaman."Minggir, Mas. Jangan dekat-dekat, jijik..""Enggak, Mas gak jijik, yang. Justru Mas khawatir, kamu kenapa sih?" Tanya Abian dan mendapatkan jawaban berupa gelengan di kepala perempuan itu. Dia juga tidak tahu apa yang tengah dia rasakan sekarang, pagi ini perutnya terasa mulas seperti di peras lalu di susul dengan perasaan mual seperti di aduk-aduk dan berakhir di kamar mandi seperti sekarang."Kita periksa ke dokter ya?""Gak usah, Mas. Palingan aku cuma masuk angin doang.""Wajah kamu pucat gini,
Read more

Bab 77

"Ibu, harusnya ibu percaya. Aku denger kalau Flora memang sedang hamil anak Abian.""Mana buktinya, Winda? Kamu gak punya bukti tapi kekeuh mengatakan hal itu? Kelakuan kamu ini bikin Ibu malu!" Ucap Ranti dengan keras, dia benar-benar malu rasanya."Bu..""Cukup, Winda. Apa yang kamu lakukan barusan itu mempermalukan dirimu sendiri, kalau belum memiliki bukti yang cukup, jangan sembarangan melapor!""Tapi Ibu..""Diam!" Tegas Ranti di teras rumah, membuat Abian yang baru saja keluar dari kamar itu segera mendekat ke arah luar, dimana Ranti dan Winda ada disana. Keduanya terlibat percekcokan yang entah apa sebabnya."Ibu sudah pulang?" Tanya Abian membuat Ranti menoleh. Wanita itu hanya menganggukan kepalanya."Ibu malu karena dia.""Kenapa memangnya, Bu?" Pria itu mengernyitkan keningnya sambil melirik ke arah Winda yang tengah menatapnya tajam, tapi Abian tidak takut akan tatapan itu. Justru dia menyunggingkan
Read more

Bab 78

Flora pun masuk ke kamarnya dan memutar matanya dengan jengah ketika melihat Arifin yang tengah duduk di sisi ranjang."Flo.." Panggil Arifin ketika melihat Flora masuk."Apa? Mau jelasin semua yang sudah kamu perbuat, Mas?" Tanya Flora dengan nada menyindir, membuat Arifin bungkam seketika."Dia perempuan yang aku temui satu tahun setelah pernikahan kita, aku tidak sengaja menabraknya lalu atas dasar kemanusiaan aku menolongnya dan membiayai pengobatannya karena kakinya patah. Tapi Mas gak ada niatan untuk berselingkuh awalnya, tapi semakin lama dia semakin menarik dan cantik hingga membuat Mas tergoda.Mas khilaf..""Khilaf? Haha, alasan. Khilaf itu di lakukan secara tidak sengaja dan hanya satu kali, lalu ini? Berarti sudah hampir dua tahun kamu mengkhianati aku, Mas. Pantas saja selama ini gaji mu tidak pernah sampai padaku, rupanya kamu memiliki wanita lain yang harus kau biayai." Ucap Flora dengan tawa hambarnya. Wanita itu kini men
Read more

Bab 79

"Selamat datang kehidupan baruku, aku datang. Gumam Flora sambil membuka pintu rumah mewah yang di belikan oleh Arifin. Dia mendudukan tubuhnya di sofa ruang tamu rumah itu, Abian benar-benar menepati ucapannya. Dia gerak cepat untuk mengisi rumah ini dengan berbagai macam perabotan yang super duper mewah, bahkan sofa yang dia duduki saat ini sangat empuk dan nyaman."Sofa yang nyaman, aku bisa tidur disini." Gumamnya sambil tersenyum, tapi hal itu hanya berlangsung beberapa detik saja karena di detik berikutnya, wanita itu beranjak dengan membawa tas yang dia jinjing dan masuk ke kamarnya.Lagi-lagi, senyumnya terbit dengan begitu cerahnya ketika melihat ranjang besar dengan kasur yang nyaman. Interior kamarnya juga terasa sangat nyaman, sesuai dengan apa yang dia inginkan."Kasurnya empuk sekali, ini pasti Mas Abian yang memilihnya." Wanita itu duduk di sisi ranjang dan mengambil ponsel dari tas yang dia sampirkan di pundaknya.'Bagaimana, sayan
Read more

Bab 80

Flora menoleh ketika ponsel miliknya berdering cukup nyaring. Dia tersenyum saat melihat kalau Abian lah yang menghubunginya."Hallo, Mas."'Mas sudah di depan, sayang. Ucap pria itu di seberang telepon. Flora pun segera berlari keluar untuk membukakan pintu, dia sangat antusias ketika mendengar kalau pria itu sudah datang. Entah kenapa, dia sendiri tidak tahu apa alasannya.Flora membuka pintu, dia mengembangkan senyumannya ketika melihat Abian datang dengan menenteng beberapa kresek di tangannya, dia juga membawa buket bunga untuk Flora."Hai, sayang.""Masuk, Mas." Ucap Flora sambil membukakan pintu agar Abian bisa masuk ke dalam rumah."Ini untukmu, sayang." Abian memberikan buket bunga itu dan di terima dengan senang hati oleh Flora. Dia memang sangat menyukai bunga, apalagi bunga mawar. Mau berwarna apapun, selama itu bunga mawar dia pasti suka."Terimakasih, Mas." Flora menghirup aroma bunga itu dalam-dalam, rasan
Read more
PREV
1
...
678910
...
27
DMCA.com Protection Status