All Chapters of Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50

265 Chapters

Bab 41

"Kalo pesan es jeruk sama Mas Abi, kira-kira dia mau gak ya?"Flora merogoh ponselnya, wanita itu menatap ragu ke arah ponsel yang tengah dia pegang. Dia takut kalau keinginannya itu membebankan Abian, meskipun sebenarnya pria itu takkan keberatan sama sekali.Akhirnya, Flora pun mengetikan pesan lalu mengirimnya. Hanya satu kata saja, 'Mas.'Tapi rupanya, pesan itu cukup ampuh juga. Terbukti, hanya beberapa detik kemudian pria itu menghubunginya. Dengan hari ceria, Flora pun segera mengangkat panggilan dari sang pria."Hallo, Mas.."'Ada apa, sayang? Kamu pengen sesuatu? Tanya Abian yang seolah tahu kalau dirinya tengah menginginkan sesuatu tapi mungkin malu untuk memintanya secara langsung."Mas kok tahu sih kalo aku lagi pengen makan sesuatu?" Tanya Flora.'Enggak sih, Mas nebak aja. Jadi kenapa, sayang?' Balik tanya Abian."Pengen es jeruk, Mas. Boleh beliin gak?"'Boleh, sayang. Sebentar lagi Mas p
Read more

Bab 42

"Haruskah aku melempar makanan itu agar dendamku terbalaskan?" Gumam Flora, dia berjalan mendekat dan membuka bungkusan plastik itu. Ternyata, isinya sup dengkul sapi."Maaf, Mbak Winda. Tapi malam ini kamu hanya akan makan terong balado!" Ucap Flora tersenyum jahat, dia pun melempar bungkusan plastik itu hingga pecah berhamburan."Aassshhh.." wanita itu menjerit dan kebetulan, Winda langsung datang ke dapur dan melihat kalau sup pesanannya sudah pecah berhamburan di lantai."Flora! Itu sup punya Mbak kenapa kamu pecahin sih." Teriak Winda dengan marah, membuat Arifin yang baru saja bersiap mandi langsung keluar dari kamar begitu mendengar suara lengkingan Mbaknya."Salahin tuh kucing, mana aku tahu kalau kucingnya suka sup!" Jawab Flora membuat Winda marah dan berjalan mendekat, dia berusaha menjambak rambut Flora. Tapi wanita itu berhasil mengelak dan tak berselang lama tubuh wanita itu tertarik ke belakang saat tangan besar itu menarik pakaiann
Read more

Bab 43

Di dalam kamar, Arifin menatap wajah cantik istrinya. Entah kenapa, wajah Flora kenapa terlihat semakin cantik saat ini? Wajahnya bersih dengan semburat-semburat kemerahan yang membuat wajahnya semakin cantik."Ada apa, Mas? Kenapa menatapku seperti itu?""Wajahmu berubah, Flora. Tapi Mas suka, kamu terlihat cantik."'Ckk, sebel banget. Muji cantik, tapi dia gak mau modalin? Udah di modalin laki-laki lain, baru muji cantik. Situ sehat? Batin Flora dengan kesal."Dari dulu aku memang cantik, hanya saja KURANG MODAL" Jawab Flora dengan menekankan kata kurang modal pada suaminya, membuat Arifin terdiam."Kalau memang kamu cantik, ya gak perlu di modalin kali." Celetuk Arifin yang membuat Flora tertawa."Hah, gak salah Mas? Hahaha..""Dengerin ya, Mas. Kalau mau punya istri cantik, ya jelas harus di modalin. Kamu pikir beli skincare itu pake daun atau dapet minta? Enggak, Mas. Semua pake duit!" Ucap Flora membuat Arifin kemb
Read more

Bab 44

Malam harinya, Flora masuk ke dalam kamarnya. Wanita itu melihat Arifin sedang sibuk menata pakaiannya ke dalam tas besar. Dia akan pergi cukup lama, itu akan membuatnya harus membawa barang yang cukup banyak."Gak kurang banyak itu bawa baju? Kenapa gak sekalian aja bawa lemarinya juga?" Tanya Flora sambil melihat kuku-kukunya yang dia poles menggunakan cat kuku berwarna merah terang."Aku disana dua minggu, Flora.""Kerja doang kan, bukan pindah? Kenapa bawa baju sebegitu banyaknya? Kan bisa beli disana sebagian.""Hemat uangnya." Jawab Arifin membuat Flora mencebikkan bibirnya."Iyalah harus hemat, soalnya selingkuhan kamu itu gaya hidupnya mahal.' Batin Flora. Dia tahu kalau selingkuhan suaminya itu merengek meminta di belikan tas keluaran terbaru yang harganya menembus belasan juta.Dia tidak iri, lagi pula dia tidak terlalu suka membeli barang-barang mewah seperti itu. Karena apa? Fungsinya sama, hanya untuk membawa barang-
Read more

Bab 45

"Habis darimana, cantik?""Nganter Mas Arif didepan""Ohh, di dapur ada makanan gak?" Tanya Abian."Ada dong, tadi kan Mbak yang masak. Flora bangun kesiangan!" Sinis Winda yang membuat Flora mendelik. Wanita menyebalkan itu memulai lagi aksinya untuk memojokkan dirinya."Masak apa memangnya, Mbak?""Oseng telur buncis sama cumi saus asam manis." Jawab Winda dengan bangga, membuat Abian mengangguk-anggukan kepalanya. Pria itu pun memberikan kode pada Flora agar pergi sebelum Winda kembali memercikan api perdebatan nantinya."Baiklah, mari kita coba." Gumam Abian, dia harus menyiapkan lidah dan perutnya sekarang untuk mencoba masakan buatan Winda. Semua orang yang ada di rumah pun tahu kalau masakan Winda sudah pasti tidak enak karena dia tidak bisa memasak.Itulah akibatnya jika saat masih kecil hingga remaja dan dewasa, orang tuanya terlalu memanjakan Winda maupun Santi, jadi keduanya sama-sama tidak bisa memasak. Kalau
Read more

Bab 46

"Cantik." Gumamnya, dia melihat wajah Flora yang terlihat mungil. Dia merasa kalau Flora akan sangat cocok ketika rambutnya di potong seperti ini."Yang ini saja.""Baik, Tuan." Jawab staff perempuan itu sambil tersenyum kecil. Dia pun memulai dengan merapikan rambut Flora sedikit demi sedikit, dia juga mengusapkan vitamin."Tuan, apa rambutnya harus di luruskan?""Terserah kau saja, warnai sekalian dengan warna ini." Abian menunjukkan sebuah warna yang memang terlihat cantik. Flora langsung naksir dan dia tidak protes dengan pilihan sang pria.Pegawai itupun segera melakukan apapun yang di perintahkan, Flora benar-benar akan merubah penampilannya karena Abian. Pria itu seolah terobsesi untuk membuat wanitanya terlihat sepuluh kali lipat jauh lebih cantik. Padahal saat ini pun, Flora sudah cantik.Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya Flora pun selesai. Dia terlihat sangat berbeda dengan model rambut itu. Selain itu, dia juga terlih
Read more

Bab 48

"Malam ini pengen yang warna apa, Mas?" Tanya Flora tiba-tiba. Abian tersenyum penuh arti sambil menatap wajah cantik Flora yang menyunggingkan senyum kecilnya."Merah, sayang.""Siap, kapten." Jawab Flora sambil tersenyum, dia meletakan tangannya di kening seperti orang menghormat bendera. Pria itu terkekeh melihat tingkah manis Flora, dia mengacak rambut wanita itu dengan gemas.Setelahnya, keduanya harus berpura-pura canggung karena Winda datang dengan wajah penuh iri dengkinya. Flora tersenyum kecil seakan meledek wanita itu."Abi.""Hmm, apa Mbak?""Tadi kamu sama Flora kemana? Pulang sore, pas pulang rambut dia berubah kayak gitu.""Ohh, tadi nemenin Flora. Katanya pengen nyalon." Jawab Abian santai."Dari mana dia punya uang buat nyalon?""Lho kok nanya Abi, Mbak? Lagian, kalo Flora nyalon ya berarti dia punya uang dari suaminya, Flora kan punya suami jadi gak sepantasnya di pertanyakan dari mana Flora punya uang. Beda lagi kalau Mbak yang nyalon, foya-foya, belanja. Orang-oran
Read more

Ban 47

Di dalam mobil, Flora terus saja melihat kuku-kukunya yang terlihat cantik dan rapi. Selera Abian memang bagus, bahkan penampilan Flora berubah drastis sekarang. Dia berubah seolah bukan Flora yang dulu, dia menjelma menjadi Flora yang berbeda."Mas..""lya, sayang. Kenapa hmm?""Kuku aku jadi bagus-bagus gini, sayang banget kalo aku pake cuci piring.""Jangan cuci piring, biar Mas yang suruh-suruh orang rumah. Mereka gak bakalan berani menolak ucapan Mas karena mereka masih membutuhkan uang Mas.""Omong-omong tentang uang, kembaranmu itu kenapa sih, Mas?""Kenapa memangnya?" Balik tanya Abian dengan kernyitan di dahinya. Meskipun begitu, dia tetap menyetir dengan fokus."Selama dua tahu menikah denganku, dia tidak pernah memberikan aku uang sesuai gajinya. Tapi dia memberikannya pada Mbak Winda dan yang memberi aku uang bulanan itu ya Mbak Winda." Jelas Flora yang membuat Abian terkejut."Berapa setiap bulannya
Read more

Bab 49

Tubuhnya terangkat dengan nafas yang berkejaran, keringat membanjiri tubuhnya membuat Abian tersenyum. Dia puas karena berhasil membuat Flora klimaks berkali-kali dalam satu kali penyatuan saja."M-mas..""Hmm, apa sayang?" Tanya Abian sambil tersenyum. Dia meraba tubuh wanita yang terkulai lemas di bawah tubuhnya dengan tangan besarnya, dia meremas buah kembar yang ada di dada Flora dengan gemas."Eemmm..""Lanjut?""lya, Mas." Jawab Flora, membuat Abian kembali menghantam Flora dengan kenikmatan yang jauh lebih besar. Pria itu bergerak dengan cepat karena dia juga ingin segera mendapatkan klimaksnya."Aaarghhhh.." Pria itu mengerang tertahan, kepalanya mendongak ke atas dengan kedua mata yang terpejam rapat. Pria itu menekan senjatanya lebih dalam lagi, hingga membuat Flora kelonjotan sendiri karena merasa miliknya benar-benar penuh dan sedikit terasa sakit, mungkin karena Abian menekannya terlalu dalam."Terimakasih, sayang." Bisik Abian, lalu mengecup mesra kening Flora. Dia bergu
Read more

Ban 50

"Sayang, kenapa belum tidur?""Kebangun, Mas. Tadi denger suara orang masuk, jadinya aku nyusul kesini buat lihat Mas udah pulang atau belum." Jawab Flora sambil duduk di sisi ranjang."Kemarilah, ini masih malam." Ucap Abian sambil menepuk-nepuk pelan kasur di sampingnya. Dengan senang hati, Flora pun membaringkan tubuhnya disana dan segera merangsek memeluk tubuh besar Abian. Entahlah, sekarang dia sangat nyaman berada di pelukan Abian, apalagi aroma tubuhnya."Jangan peluk-peluk, sayang.""Lho kenapa? Kamu gak suka aku peluk?" Tanya Flora sambil mendongak agar bisa menatap wajah tampan Abian."Bukan begitu, sayang. Mas suka banget kamu peluk begini, apalagi pas kamu manja sama Mas. Tapi sekarang. Mas bau keringat, sayang. Mas gak mandi, males.""Ckk, kayak yang gak pernah aja aku peluk kamu pas lagi keringetan." Ucap Flora yang membuat Abian terkekeh pelan, lalu menepuk-nepuk mesra puncak kepala wanitanya itu lalu mengecupnya.
Read more
PREV
1
...
34567
...
27
DMCA.com Protection Status