Semua Bab Pemuas Hasrat Liar Kembaran Suamiku: Bab 11 - Bab 20

265 Bab

Bab 11

Flora membuka pintu kamar dengan perlahan, kemudian masuk dan kembali menutup pintu kamar secara perlahan. Dia melihat Arifin tengah duduk di pinggir ranjang membelakanginya."mas.""Sudah selesai makan nya?" Tanya Arifin lalu berbalik dan menatap intens ke arah sang istri."Sudah. Mas. Ada apa? Apa ada hal penting yang ingin Mas bicarakan?""Kau tadi pergi kemana dengan Abian?" Pria itu beranjak dari duduknya lalu berjalan mendekat ke arah Flora, membuat perempuan itu refleks mundur. Jujur, dia takut kalau Arifin sudah seperti ini.Perempuan itu memejamkan matanya ketika tangan Arifin mulai terangkat, dia kira pria itu akan memukulnya seperti biasa. Tapi ternyata tidak, tangan itu malah terulur untuk merapikan rambut Flora ke belakang telinga nya."Katakan, kamu habis dari mana aja sama Abian?""Eeee, aku hanya ke kantor terus pulang ke rumah. Tadi ada mampir dulu sih ke warung bakso." Jawab perempuan itu."Kau tidak berbohong kan?""T-tidak. Mas." Jawab Flora. Dia tidak mungkin menga
Baca selengkapnya

Bab 12

"Flora.." panggil Abian membuat perempuan itu menoleh. Seperti biasa, jantungnya berdetak tak karuan ketika pria itu memanggil dirinya. Jujur, dia takut kalau Abian melakukan hal yang tidak-tidak padanya. Apalagi di rumah hanya ada dirinya dan Juga Abian."I-iya, Mas.""Bagaimana tawaran ku hari itu? Kamu sudah memikirkan nya dengan baik?" Tanya pria itu membuat sekujur tubuh perempuan itu merinding seketika."M-mas. tolong jangan mendekat." Pinto Flora. Dia refleks mundur ketika Abian semakin mendekat ke arahnya, dia mematikan kran air dan mengunci pergerakan perempuan itu.Pria itu menunduk dan mendekatkan wajahnya pada Flora, dia tersenyum manis lalu mengangkat dagu perempuan itu."Kamu cantik, hanya saja kamu kurang beruntung karena mendapatkan suami brengsek seperti Arifin.""Mas, tolong menjauhlah.""Tidak. Mas suka berdekatan denganmu." Jawab Abian sambil tersenyum, dia menarik tubuh Flora hingga posisi mereka sangat berdekatan saat ini bahkan nyaris menempel. Flora menahan perg
Baca selengkapnya

Bab 13

Abian tersenyum, dia berhasil membuat Flora menggila menginginkan sentuhannya, saat ini saja wanita itu terlihat menikmati apa yang dia lakukan di bagian bawah tubuh perempuan cantik itu."aahhh, yaahh disitu Mas." Perempuan itu benar-benar sudah kehilangan rasa malu nya karena nafsu yang mengambil alih akal sehatnya. Bodo amat dengan siapa dia melakukan hal ini, dia tidak peduli. Resiko nya akan dia tanggung nanti, setelah dia mendapatkan apa yang dia inginkan."Mas, hisap lebih kuat. Aahhhh." Flora meracau, dia mendesaah kuat sambil meremas-remas rambut belakang Abian yang berada di bagian bawah tubuhnya.Pria itu memanjakan area sensitif miliknya dengan luar biasa, dia sangat bisa membuat miliknya berdenyut hebat menginginkan sebuah klimaks."Mas, a-aku sampai.""Keluarkan saja, sayang. Aku akan menerima nya." Jawab Abian. Dia pun kembali menghisap kacang kecil itu dengan bernafsu, dia juga memainkan lidahnya memutar-mutar di area itu. membuat perempuan itu kelojotan saking nikmatny
Baca selengkapnya

Bab 14

Sore harinya, ketika Ranti dan kedua saudari nya tengah beristirahat di kamar mereka mosing-masing. Flora pun keluar dari kamar milik Abian dengan mengendap-endap, tentunya setelah Abian memberikan kode kalau situasi nya aman.Flora pun segera masuk ke dalam kamarnya lalu dengan cepat membersihkan tubuhnya, tak lupa dia juga keramas. Setelahnya. perempuan itu pun keluar dari kamar dan pergi ke dapur untuk mulai memasak makan malam."Flora." Panggil Winda dengan tatapan sinis nya."Iya, Mbak. Kenapa?""Ini." Winda memberikan sebuah paper bag pada Flora. Perempuan itu mengernyitkan kening nya, lalu dengan cepat membasuh tangan nya dan mengeringkan nya dengan lap tangan."Ini apa. Mbak?""Buka aja, tadi Abian nyuruh beliin paket skincare buatmu.""H-oohh?""Gak usah sok kaget gitu, harusnya kamu bersyukur punya kakak ipar seperti Abian yang mau ngasih tanpa harus di minta." Ucap Winda dengan ketus."Ohh iya, terimakasih ya Mbak.""Hmm. sebenarnya aku heran dengan Abian.""Heran kenapa. M
Baca selengkapnya

Bab 15

"Kamu masak sup?" Tanya Arifin dengan mengernyitkan keningnya."Iya. Mas. Tadi Mbak Santi lagi periode bulanan kan jadinya aku masakin sup biar perutnya enakan." Jawab perempuan itu yang membuat wajah Arifin kecut. Dia tidak suka dengan sup, apapun itu."Kamu lupa ya. Mas gak suka makan sup."Aku masak ikan juga kok buat Mas.""Ikan apa?""Bumbu kuning. Mas." Jawab Flora, barulah wajah Arifin berbinar cerah seketika."Nah itu aku suka, bikin sambel juga?""Tadi gak ada terasi. jadinya aku bikin sambel bawang aja. Gapapa kan?" Tanya Flora. Arifin sangat menyukai sambal terasi, tapi berhubung tidak ada terasi di rumah jadinya dia membuat sambel bawang sesuai dengan bahan yang ada di rumah."Gapapa, aku bisa ngambil sedikit aja.""Iyo. Mas. Mau makan sekarang atau ngopi dulu?" Tanya wanita itu sambil tersenyum kecil."Ngopi dulu aja, belum laper." Jawab Arifin. Flora pun menganggukan kepala nya dan segera membuatkan kopi pesanan suaminya. Di ujung lorong menuju dapur, ada Abian yang mema
Baca selengkapnya

Bab 16

"Mau kemana? Rapi bener." Tanya Winda dengan kedua mata yang mendelik kesal ke arah Abian."Bukan urusan Mbok." Jawab Abian sambil tersenyum sinis."Kalo di tanya tuh jawab yang bener, gak ada sopan-sopan nya sama Mbak sendiri.""Hanya usia yang lebih tua, bukan kedewasaan. Sudahlah, mau kemana pun aku pergi itu bukan urusan Mbak dan Mbak gak berhak tahul" Pria itu menjawab dengan tegas."Sudahlah, Win. Lagipun benar. Abian mau pergi kemanapun itu bukan urusan mu.""Ckk. Ibu tuh terus saja membela Abian.""Ya karena dia gak salah, tapi kenapa kamu selalu mendesak Abian sih?" Tanya Ranti yang membuat Winda berdecak kesal lalu pergi ke kamarnya dengan langkah yang di hentak-hentakan."Mbak Winda makin hari tingkahnya makin menjadi." Gumam Abian yang membuat Ranti menatap wajah putranya itu dengan nanar."Mbak mu lagi kesel aja.""Kesel kenapa? Kesel karena aku mau pergi gitu? Lucu banget padahal aku mau p
Baca selengkapnya

Bab 17

"Mas..""Iya, sayang. Ada apa?" Tanya Abian, saat ini keduanya masih ada di dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Kebetulan jaraknya lumayan jauh plus macet, jadi membutuhkan waktu yang cukup lama."Bisa bantu aku membalas dendam?" Tanya perempuan itu lirih."Tentu, apapun untukmu, sayang.Kau ingin aku melakukan apa hmm?" Tanya pria itu sambil tersenyum, dia melirik sekilas ke arah perempuan cantik itu."Seperti nya mereka sudah lama menjalin hubungan kan? Bisakah Mas menyelidiki latar belakang wanita selingkuhan Mas Abi?""Tentu, secepatnya kamu akan mendapatkan semua informasi tentang wanita murahaan itu, sayang.""Mas mau mencari informasi nya sendirian?" Tanya Flora lirih."Tidak, buat apa capek-capek? Selama ada uang, mendingan nyuruh aja terima beres." Jawab Abian sambil tersenyum."Iya deh si paling banyak uang.""Makanya manfaatin dong, gini-gini aku bisa belanjain kamu banyak barang, say
Baca selengkapnya

Bab 18

"Mau makan dulu, sayang?""Aku pengen makan pecel ayam boleh?" Tanya Flora. Abian menganggukan kepala nya, menandakan kalau dia mengizinkan. Selama berhubungan dengan Flora, wanita itu tidak pernah meminta makanan yang mahal atau mewah, dia lebih memilih untuk makan makanan sederhana. Waktu itu dia lebih meminta mie ayam, sekarang pecel ayam.Sederhana sekali, padahal kalau Flora ingin makan makanan yang mahal sekalipun Abian pasti akan memberikan nya tanpa harus bertanya dua kali. Tapi sepertinya Flora lebih suka dengan makanan yang terbilang sederhana seperti ini."Pecel ayam yang di pinggir jalan aja, Mas.""Kamu gapapa makan di pinggir jalan, sayang?" Tanya Abian."Gapapa dong, memang nya kenapa? Atau jangan jangan Mas yang gak terbiasa makan di pinggir jalan?" Balik tanya Flora dengan wajah penasaran nya."Enggak kok, Mas juga suka makanan di pinggir jalan. Tapi kita makan nya di mobil aja ya, Mas gak mau itu lukanya kena se
Baca selengkapnya

Bab 19

"M-mas..""Iya, sayang.""Aku harus jawab apa kalau di tanya sama Ibu atau Mas Arif?" Tanya perempuan itu sambil mengusap bibirnya yang terasa kebas juga bertambah volumenya setelah di kokop oleh Abian selama hampir setengah jam. Selain itu, buah apel nya juga terasa pedih dan kebas di bagian putingnya.Ternyata setelah beberapa menit memainkan benda kenyal itu, akhirnya Abian tidak tahan dan akhirnya dia menyibak pakaian yang di kenakan oleh Flora dan menyusu seperti bayi di buah kenyalnya itu."Bilang aja di entup tawon, sayang.""Lah, kita habis dari rumah sakit bukan habis dari kebun binatang, Mas." Jawab Flora sambil terkekeh pelan."Terserah kamu saja.""Tapi ini ulah kamu, bahkan ini aku rasanya perih banget. Kamu nyusu nya pakai gigi." Ucap Flora dengan kesal."Kan aku bayi yang baru mau tumbuh gigi, jadi gusi Mas tuh gatel, sayang." Jawab Abian sambil cengengesan."Ckkk, mana ada bayi berkumis
Baca selengkapnya

Bab 20

Keesokan harinya, Abian pergi pagi-pagi sekali. Setelah selesai sarapan, pria itu segera meninggalkan rumahnya untuk menemui seseorang untuk melancarkan rencana nya. Rencana apa? Tentu saja merebut Flora, namun dia membutuhkan pelicin untuk itu.Tak lupa, Abian memberikan nasihat dan peringatan pada ibu dan juga kedua saudari nya agar jangan menyuruh-nyuruh Flora jika bukan wanita itu yang menawarkan diri. Pertama, karena kondisi kaki Flora yang belum sepenuhnya sembuh dan jahitan nya belum kering. Kedua, dia tidak yakin dengan orang-orang yang ada di rumah itu.Tidak ada yang bisa menjamin kalau orang-orang itu akan menyuruh-nyuruh Flora layaknya pembantu seperti biasa. Selama ini, Flora bisa beristirahat dari pekerjaan rumah karena Abian selalu ada di rumah. Kalau pun pergi, pria itu selalu mengajaknya. Tapi kali ini, pria itu pergi sendirian dan meninggalkan Flora di rumah."Selamat siang, Robi." Sapa Abian sambil tersenyum."Eehh, Abian. Maaf aku agak sedikit terlambat." Ucap pria
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
27
DMCA.com Protection Status