Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Pesona Presdir Posesif: Chapter 161 - Chapter 170

367 Chapters

Kekhawatiran Sam

Entah sejak kapan kebencian di antara Claire dan Claudia mengakar. Namun, Sam kini sepenuhnya menyadari jika hubungan kedua wanita tersebut sudah benar-benar berakhir.Sekali lagi Sam berusaha menghubungi Claudia. Sembari satu tangannya memegangi ponsel yang ditempelkan di telinga, pandangan Sam mengedar untuk memperhatikan area kampus.“Ayolah, Clau. Kakak mohon angkat,” gumamnya yang terdengar putus asa.Tetap tidak diangkat. Sam mengembuskan napas berat. Dia tak punya pilihan lain selain turun dari mobil mewahnya.Selepas menjenguk Claire, Sam bergegas menuju kampus. Masih mengenakan topi hitam, kacamata, serta masker, Sam melangkahkan kaki ke luar dari parkiran.Dia tahu betul area kampus Tunggal Utama. Meskipun beberapa bangunan tampak berubah, Sam tidak perlu khawatir karena ada papan penunjuk jalan.Namun, seolah berjodoh, Sam tidak perlu repot-repot mencari Claudia karena wanita itu muncul sendiri. Claudia baru saja ke luar dari gedung rektorat.Sedikit berlari-lari kecil, Sam
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

Menagih Cerita

Selepas mengakhiri pembicaraannya dengan Sam, Claudia kembali ke ruangan dosen untuk bertemu rekan-rekan volinya.Pikirannya bercabang dan itu sedikit membuat kepala Claudia berdenyut sakit. Jadi Claudia menghentikkan langkahnya untuk duduk di bangku terdekat, sekadar menghela napas dan memijat pangkal hidungnya.“Mbak.”Demi mendengar panggilan itu, Claudia tidak langsung mengangkat kepalanya. Justru karena sudah familier, Claudia membalas panggilan itu tanpa menatap sosoknya.“Mmm, kenapa, Dir?” tanya Claudia dengan suaranya yang tidak bertenaga.Dirga ikut duduk di sebelah Claudia. Beberapa saat lalu Dirga mencari-cari keberadaan Claudia. Namun, karena tidak mau membuat Aruna kelelahan, Dirga menyuruh gadis itu pulang agar bisa istirahat di rumah.Untungnya Aruna segera menurut. Jadi, Dirga bisa mencari Claudia dengan cepat. Syukurlah dia bisa bertemu Claudia di sini.“Mau gue belikan obat pusing, Mbak?” tawar Dirga kemudian.Ujung bibir Claudia terangkat, membentuk senyuman kecil.
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Dimaafkan, Asal Peluk Dulu!

Sebelum semuanya terlambat, Aruna memutuskan untuk segera pulang dan menemui Ryuga untuk meminta maaf dengan hal yang dia lakukan di kantin tadi.“Bercanda kamu kelewatan, Aruna.”Itu balasan Ryuga ketika Aruna sudah mengatakan permintaan maafnya. Dia menemui Ryuga di ruangan kerjanya. Kedua tangan Aruna saling memilin satu sama lain.Biarpun Ryuga menyayanginya, tapi Ryuga dalam mode marah itu tetap menyeramkan di mata Aruna.“Maaf, Dad,” bisik Aruna sekali lagi. Dia sama sekali tak berani mengangkat wajahnya. Takut jika manik hitam tajam Ryuga membuatnya menangis.Sebenarnya Ryuga tidak pernah bisa untuk berlama-lama marah pada putrinya. Ryuga bersikap seolah marah hanya untuk mendisiplinkan Aruna saja.“Daddy nggak dengar kamu ngomong apa, Aruna,” ucap Ryuga kali ini dengan suara yang jauh lebih lembut. Tangannya menunjuk sisi sofa yang kosong. Ryuga menambahkan, “Pindah sini, Na.”Perlahan Aruna menggeser duduknya agar lebih mendekat dengan Ryuga. Pun, kali ini Aruna memberanikan
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Video Call?!

Tinggal satu setengah jam lagi, tim voli Claudia siap turun ke lapangan. Claudia sudah sangat siap untuk bermain. Rasa pusing yang mendera kepalanya juga sudah mereda.Barusan dia menyelesaikan pemanasan di GOR bersama yang lain. Sengaja untuk membakar semangat.“Gilaaa, panas banget!” teriak Idellia sambil berlari-lari kecil ke tepi lapangan.Claudia mengangguk setuju. Di sebelahnya, Lilia menyenggol lengan Claudia.“Untung lo nurut nggak pakai baju panjang, Clau,” ucapnya.“Iya, tapi kayaknya kalau buat dipakai main aku mending ganti baju aja deh,” timpal Claudia sambil memeluk kedua lengannya yang terekspos dengan gerakan menyilang.“Ih, kenapa? Kamu cantik banget loh, Clau,” puji Zoya yang memperhatikan Claudia dari depan.Claudia memakai baju olahraga hitam bergaris putih tanpa lengan milik Lilia. Terlihat cocok dan menggemaskan dengan rambut kepang hasil tangan Praya.“Nggak nyaman aja,” beritahu Claudia sambil tersenyum kikuk.Padahal Claudia sudah mengutarakan alasan yang sebe
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Pendekatan Tipis-Tipis

Pertanyaan Aruna sontak mengundang penasaran Diana dan Riel yang berada di kursi depan. Kedua sosok yang bekerja dengan Ryuga itu saling melirik satu sama lain.Mulut Diana berbicara tanpa suara, “Kenapa, Pak Ryuga?”Riel menggeleng samar. Sekon berikutnya, Riel memutuskan bertanya seraya melirikkan mata ke kaca spion tengah, “Anda baik-baik saja, Pak?”Tangan Ryuga terangkat untuk mencopot headset tanpa telinganya. “Memangnya saya kenapa?” tanya Ryuga dengan ketus.Mendengar itu, Diana melipat bibirnya ke dalam. Sudah dipastikan terjadi sesuatu. Beberapa saat lalu Ryuga tampak kelihatan lebih ramah dan sekarang setelah menerima telepon dari Claudia jadi kembali ke setelan pabrik lagi?‘Fix, sih, pasti ada kaitannya sama Bu Claudia.’Asal tahu saja, Diana yang seharusnya sudah pulang dan menikmati malam sebelum weekend-nya harus merelakan waktu karena Ryuga meneleponnya.“Sebenarnya saya butuh kamu untuk membelikan buket buat Claudia dan teman-temannya,” ucap Ryuga kala menelepon sekre
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Begini Rasa Cemburu

Kemungkinan yang bisa Claudia lakukan saat ini adalah berlari ke arah Ryuga dan menghentikan langkah pria itu agar tidak menyapa rekan-rekannya yang lain.Apalagi Dimitri juga di sebelahnya. Claudia tidak ingin membuat kedua pria itu saling berhadapan seperti tadi pagi.‘Masih sempet kok, Clau, buat mencegah itu terjadi,’ bisik Claudia dalam hatinya.Maka Claudia bergegas bangkit. Pandangan Dimitri naik kala Claudia sudah berdiri. “Bu Clau mau ke mana?”Namun, belum sempat menjawab pertanyaan Dimitri dan baru juga melangkahkan kaki, naasnya kaki Claudia tersandung dengan tali tas yang dia simpan di dekat kakinya sehingga membuat Claudia mau tak mau jatuh tersungkur.“CLAUDIAAA.”Suara Dimitri yang berseru paling keras. Tapi, bukan hanya suara Dimitri, suara Ryuga juga mengudara. Hal itu membuat Lilia, Praya, Zoya, Fanya, dan Idellia kompak menolehkan kepalanya ke belakang.Sementara Claudia langsung sigap berusaha berdiri. Dimitri yang jaraknya paling dekat ikut membantu wanita itu.“
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Disusul Aruna: Kenapa Lama?!

Tiba-tiba saja Ryuga menghentikan langkah setelah keduanya berhasil ke luar dari dalam GOR.Claudia yang belum menjawab pertanyaan Ryuga sebelumnya langsung menyeteluk, “Aku sama sekali tidak keberatan, Ryuga!” Dalam satu tarikan napas, Claudia berhasil mengatakannya.Wanita itu menunggu respons Ryuga dengan menggigit bibir. Jujur saja muncul perasaan asing dan aneh bernamakan ‘dicemburui’ kala Ryuga berterus terang kalau pria itu cemburu.“Ryu-ga?”Segera Ryuga menarik Claudia agar duduk di bangku penjual makanan yang ada di luar. Wajah Claudia menunjukkan kebingungan dengan mengerutkan dahi.‘Ryuga mau makan bakso?’“Makan di sini atau dibungkus, Pak?” tanya si Penjual bakso.Kepala Ryuga menoleh. Sebenarnya Ryuga tidak berniat memesan bakso. Namun, mendadak dia terpikirkan Diana dan Riel. Akhirnya Ryuga mengangkat kedua jarinya dan menyeletuk, “Dibungkus, dua porsi.”Otomatis Claudia melirik Ryuga. Dia pun bertanya, “Untuk siapa, Ryuga?”“Kalau kamu mau, kamu bisa pesan, Claudia,”
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Mada yang Lain

Mommy. Satu kata yang menurut Claudia sangat ajaib. Karena sepanjang hari itu, Claudia menghabiskan sisa harinya dengan penuh semangat. Termasuk saat pertandingan berlangsung. Tim voli dosen prodi Seni melawan tim voli dosen prodi Manajemen. Yap, dengan kata lain voli putri dari rekan-rekan dosennya Dimitri. Sementara skor unggul di prodi Manajemen. Di bangku tribun, beberapa kali Aruna duduk lalu berdiri untuk menyemangati Claudia. “Semangat, Bu Clau!!!” Entah sudah berapa kali Aruna meneriakki hal serupa. Dan rupanya banyak sekali yang menonton pertandingan ini. Ryuga menarik Aruna untuk duduk. “Tenggorokanmu bisa sakit Aruna kalau teriak seperti itu,” tegurnya dengan lembut. “Kurang seru kalau nggak teriak, Dad,” ucap Aruna merengut pelan. Dia menunjuk tribun paling bawah dengan alis yang menekuk kesal. “Daddy lihat, Pak Dimitri aja sampe heboh semangatin Bu Claudia. Aruna nggak mau kalah!” Tampaknya Aruna sekarang mulai melihat Dimitri sebagai sosok berbahaya yang bisa sew
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Jatuh Cinta Itu Nggak Salah

Skor masih 16-12 dalam set pertama. Sejauh ini, tim voli dari prodi Manajemen yang masih unggul. Tapi, Claudia dan rekan-rekannya tidak patah semangat. Ini masih permainan awal. “Good job, Clau!” puji Lilia begitu Claudia melakukan servis bawah hingga mengirimkan bola ke area lawan dengan baik. Claudia tersenyum senang mendengarnya. Dia maju beberapa langkah dan tetap fokus pada permainan dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya. Itu yang membuat Dirga keheranan saat menyaksikan Claudia di tribun paling bawah, yang jaraknya paling dekat dengan Claudia. ‘Mbak Clau kelihatan happy banget,’ batin Dirga yang tidak melepaskan pandangannya dari wanita cantik itu. Sejujurnya itu kabar yang baik. Dirga sudah khawatir jika Claudia akan sedih mengingat artikel itu pasti sudah menjadi konsumsi orang-orang kampus. Namun, sepertinya banyak juga yang memilih tidak peduli dengan pemberitaan tersebut. Apalagi Dimitri di seberang sana, menyerukan nama Claudia yang mendapat sorakan dari r
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Si Kembar Aland Dirga

Hanya ada dua hal yang bisa membuat Ryuga Daksa tampak gusar dalam duduknya: kalau bukan soal Aruna, pasti Claudia Mada.Kai ini Riel menebak alasannya karena Aruna yang belum kembali dari toilet. Riel berdekham dan berinisiatif bertanya, “Pak Ryuga, Anda ingin saya menyusul Aruna?”Manik hitam Ryuga melirik ke arah Riel. Lantas memandang jauh ke belakang pria itu. Dagu Ryuga mengedik ke depan, “Tidak perlu, Riel.”Riel segera memutar wajahnya dan mengikuti arah pandang Ryuga. Tampak Aruna dan Diana berjalan ke arah mereka.Aruna tampak melangkah terburu. Sebelum kembali duduk di sebelah Ryuga, Aruna sempat melihat skor poin.24-21.Perbedaan yang tipis, namun jika tim voli Manajemen meraih skor satu poin lagi, maka pertandingan voli untuk satu set selesai dan tentu tim voli putri Manajemen akan meraih satu poin.“Dad, Aruna mau tanya sesuatu!” Begitu Aruna duduk, dia tidak sabar ingin menanyakan soal adik dari Claudia.Tepat setelah Aruna mengatakan itu, sorakan gembira terdengar di
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
37
DMCA.com Protection Status