Share

Kekhawatiran Sam

last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-26 19:47:02

Entah sejak kapan kebencian di antara Claire dan Claudia mengakar. Namun, Sam kini sepenuhnya menyadari jika hubungan kedua wanita tersebut sudah benar-benar berakhir.

Sekali lagi Sam berusaha menghubungi Claudia. Sembari satu tangannya memegangi ponsel yang ditempelkan di telinga, pandangan Sam mengedar untuk memperhatikan area kampus.

“Ayolah, Clau. Kakak mohon angkat,” gumamnya yang terdengar putus asa.

Tetap tidak diangkat. Sam mengembuskan napas berat. Dia tak punya pilihan lain selain turun dari mobil mewahnya.

Selepas menjenguk Claire, Sam bergegas menuju kampus. Masih mengenakan topi hitam, kacamata, serta masker, Sam melangkahkan kaki ke luar dari parkiran.

Dia tahu betul area kampus Tunggal Utama. Meskipun beberapa bangunan tampak berubah, Sam tidak perlu khawatir karena ada papan penunjuk jalan.

Namun, seolah berjodoh, Sam tidak perlu repot-repot mencari Claudia karena wanita itu muncul sendiri. Claudia baru saja ke luar dari gedung rektorat.

Sedikit berlari-lari kecil, Sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
lanjuuuut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Menagih Cerita

    Selepas mengakhiri pembicaraannya dengan Sam, Claudia kembali ke ruangan dosen untuk bertemu rekan-rekan volinya.Pikirannya bercabang dan itu sedikit membuat kepala Claudia berdenyut sakit. Jadi Claudia menghentikkan langkahnya untuk duduk di bangku terdekat, sekadar menghela napas dan memijat pangkal hidungnya.“Mbak.”Demi mendengar panggilan itu, Claudia tidak langsung mengangkat kepalanya. Justru karena sudah familier, Claudia membalas panggilan itu tanpa menatap sosoknya.“Mmm, kenapa, Dir?” tanya Claudia dengan suaranya yang tidak bertenaga.Dirga ikut duduk di sebelah Claudia. Beberapa saat lalu Dirga mencari-cari keberadaan Claudia. Namun, karena tidak mau membuat Aruna kelelahan, Dirga menyuruh gadis itu pulang agar bisa istirahat di rumah.Untungnya Aruna segera menurut. Jadi, Dirga bisa mencari Claudia dengan cepat. Syukurlah dia bisa bertemu Claudia di sini.“Mau gue belikan obat pusing, Mbak?” tawar Dirga kemudian.Ujung bibir Claudia terangkat, membentuk senyuman kecil.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Pesona Presdir Posesif   Dimaafkan, Asal Peluk Dulu!

    Sebelum semuanya terlambat, Aruna memutuskan untuk segera pulang dan menemui Ryuga untuk meminta maaf dengan hal yang dia lakukan di kantin tadi.“Bercanda kamu kelewatan, Aruna.”Itu balasan Ryuga ketika Aruna sudah mengatakan permintaan maafnya. Dia menemui Ryuga di ruangan kerjanya. Kedua tangan Aruna saling memilin satu sama lain.Biarpun Ryuga menyayanginya, tapi Ryuga dalam mode marah itu tetap menyeramkan di mata Aruna.“Maaf, Dad,” bisik Aruna sekali lagi. Dia sama sekali tak berani mengangkat wajahnya. Takut jika manik hitam tajam Ryuga membuatnya menangis.Sebenarnya Ryuga tidak pernah bisa untuk berlama-lama marah pada putrinya. Ryuga bersikap seolah marah hanya untuk mendisiplinkan Aruna saja.“Daddy nggak dengar kamu ngomong apa, Aruna,” ucap Ryuga kali ini dengan suara yang jauh lebih lembut. Tangannya menunjuk sisi sofa yang kosong. Ryuga menambahkan, “Pindah sini, Na.”Perlahan Aruna menggeser duduknya agar lebih mendekat dengan Ryuga. Pun, kali ini Aruna memberanikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Pesona Presdir Posesif   Video Call?!

    Tinggal satu setengah jam lagi, tim voli Claudia siap turun ke lapangan. Claudia sudah sangat siap untuk bermain. Rasa pusing yang mendera kepalanya juga sudah mereda.Barusan dia menyelesaikan pemanasan di GOR bersama yang lain. Sengaja untuk membakar semangat.“Gilaaa, panas banget!” teriak Idellia sambil berlari-lari kecil ke tepi lapangan.Claudia mengangguk setuju. Di sebelahnya, Lilia menyenggol lengan Claudia.“Untung lo nurut nggak pakai baju panjang, Clau,” ucapnya.“Iya, tapi kayaknya kalau buat dipakai main aku mending ganti baju aja deh,” timpal Claudia sambil memeluk kedua lengannya yang terekspos dengan gerakan menyilang.“Ih, kenapa? Kamu cantik banget loh, Clau,” puji Zoya yang memperhatikan Claudia dari depan.Claudia memakai baju olahraga hitam bergaris putih tanpa lengan milik Lilia. Terlihat cocok dan menggemaskan dengan rambut kepang hasil tangan Praya.“Nggak nyaman aja,” beritahu Claudia sambil tersenyum kikuk.Padahal Claudia sudah mengutarakan alasan yang sebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Pesona Presdir Posesif   Pendekatan Tipis-Tipis

    Pertanyaan Aruna sontak mengundang penasaran Diana dan Riel yang berada di kursi depan. Kedua sosok yang bekerja dengan Ryuga itu saling melirik satu sama lain.Mulut Diana berbicara tanpa suara, “Kenapa, Pak Ryuga?”Riel menggeleng samar. Sekon berikutnya, Riel memutuskan bertanya seraya melirikkan mata ke kaca spion tengah, “Anda baik-baik saja, Pak?”Tangan Ryuga terangkat untuk mencopot headset tanpa telinganya. “Memangnya saya kenapa?” tanya Ryuga dengan ketus.Mendengar itu, Diana melipat bibirnya ke dalam. Sudah dipastikan terjadi sesuatu. Beberapa saat lalu Ryuga tampak kelihatan lebih ramah dan sekarang setelah menerima telepon dari Claudia jadi kembali ke setelan pabrik lagi?‘Fix, sih, pasti ada kaitannya sama Bu Claudia.’Asal tahu saja, Diana yang seharusnya sudah pulang dan menikmati malam sebelum weekend-nya harus merelakan waktu karena Ryuga meneleponnya.“Sebenarnya saya butuh kamu untuk membelikan buket buat Claudia dan teman-temannya,” ucap Ryuga kala menelepon sekre

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Pesona Presdir Posesif   Begini Rasa Cemburu

    Kemungkinan yang bisa Claudia lakukan saat ini adalah berlari ke arah Ryuga dan menghentikan langkah pria itu agar tidak menyapa rekan-rekannya yang lain.Apalagi Dimitri juga di sebelahnya. Claudia tidak ingin membuat kedua pria itu saling berhadapan seperti tadi pagi.‘Masih sempet kok, Clau, buat mencegah itu terjadi,’ bisik Claudia dalam hatinya.Maka Claudia bergegas bangkit. Pandangan Dimitri naik kala Claudia sudah berdiri. “Bu Clau mau ke mana?”Namun, belum sempat menjawab pertanyaan Dimitri dan baru juga melangkahkan kaki, naasnya kaki Claudia tersandung dengan tali tas yang dia simpan di dekat kakinya sehingga membuat Claudia mau tak mau jatuh tersungkur.“CLAUDIAAA.”Suara Dimitri yang berseru paling keras. Tapi, bukan hanya suara Dimitri, suara Ryuga juga mengudara. Hal itu membuat Lilia, Praya, Zoya, Fanya, dan Idellia kompak menolehkan kepalanya ke belakang.Sementara Claudia langsung sigap berusaha berdiri. Dimitri yang jaraknya paling dekat ikut membantu wanita itu.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Pesona Presdir Posesif   Disusul Aruna: Kenapa Lama?!

    Tiba-tiba saja Ryuga menghentikan langkah setelah keduanya berhasil ke luar dari dalam GOR.Claudia yang belum menjawab pertanyaan Ryuga sebelumnya langsung menyeteluk, “Aku sama sekali tidak keberatan, Ryuga!” Dalam satu tarikan napas, Claudia berhasil mengatakannya.Wanita itu menunggu respons Ryuga dengan menggigit bibir. Jujur saja muncul perasaan asing dan aneh bernamakan ‘dicemburui’ kala Ryuga berterus terang kalau pria itu cemburu.“Ryu-ga?”Segera Ryuga menarik Claudia agar duduk di bangku penjual makanan yang ada di luar. Wajah Claudia menunjukkan kebingungan dengan mengerutkan dahi.‘Ryuga mau makan bakso?’“Makan di sini atau dibungkus, Pak?” tanya si Penjual bakso.Kepala Ryuga menoleh. Sebenarnya Ryuga tidak berniat memesan bakso. Namun, mendadak dia terpikirkan Diana dan Riel. Akhirnya Ryuga mengangkat kedua jarinya dan menyeletuk, “Dibungkus, dua porsi.”Otomatis Claudia melirik Ryuga. Dia pun bertanya, “Untuk siapa, Ryuga?”“Kalau kamu mau, kamu bisa pesan, Claudia,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Pesona Presdir Posesif   Mada yang Lain

    Mommy. Satu kata yang menurut Claudia sangat ajaib. Karena sepanjang hari itu, Claudia menghabiskan sisa harinya dengan penuh semangat. Termasuk saat pertandingan berlangsung. Tim voli dosen prodi Seni melawan tim voli dosen prodi Manajemen. Yap, dengan kata lain voli putri dari rekan-rekan dosennya Dimitri. Sementara skor unggul di prodi Manajemen. Di bangku tribun, beberapa kali Aruna duduk lalu berdiri untuk menyemangati Claudia. “Semangat, Bu Clau!!!” Entah sudah berapa kali Aruna meneriakki hal serupa. Dan rupanya banyak sekali yang menonton pertandingan ini. Ryuga menarik Aruna untuk duduk. “Tenggorokanmu bisa sakit Aruna kalau teriak seperti itu,” tegurnya dengan lembut. “Kurang seru kalau nggak teriak, Dad,” ucap Aruna merengut pelan. Dia menunjuk tribun paling bawah dengan alis yang menekuk kesal. “Daddy lihat, Pak Dimitri aja sampe heboh semangatin Bu Claudia. Aruna nggak mau kalah!” Tampaknya Aruna sekarang mulai melihat Dimitri sebagai sosok berbahaya yang bisa sew

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Pesona Presdir Posesif   Jatuh Cinta Itu Nggak Salah

    Skor masih 16-12 dalam set pertama. Sejauh ini, tim voli dari prodi Manajemen yang masih unggul. Tapi, Claudia dan rekan-rekannya tidak patah semangat. Ini masih permainan awal. “Good job, Clau!” puji Lilia begitu Claudia melakukan servis bawah hingga mengirimkan bola ke area lawan dengan baik. Claudia tersenyum senang mendengarnya. Dia maju beberapa langkah dan tetap fokus pada permainan dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya. Itu yang membuat Dirga keheranan saat menyaksikan Claudia di tribun paling bawah, yang jaraknya paling dekat dengan Claudia. ‘Mbak Clau kelihatan happy banget,’ batin Dirga yang tidak melepaskan pandangannya dari wanita cantik itu. Sejujurnya itu kabar yang baik. Dirga sudah khawatir jika Claudia akan sedih mengingat artikel itu pasti sudah menjadi konsumsi orang-orang kampus. Namun, sepertinya banyak juga yang memilih tidak peduli dengan pemberitaan tersebut. Apalagi Dimitri di seberang sana, menyerukan nama Claudia yang mendapat sorakan dari r

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   H-3

    Dua puluh menit lagi seminar untuk career preparation dalam acara Job Fair yang diadakan kampus Tuma akan segera dimulai. Selaku dosen muda yang ikut dilibatkan, Claudia seharusnya saat ini tengah ada di aula acara tersebut.“Kenapa Tante Yuli mengajakku untuk berbicara di sini?” tanya Claudia keheranan. Dia membiarkan punggungnya bersandar di dinding tembok sambil kedua tangan tengah memeluk dirinya sendiri.Pandangan Claudia mengedar ke sekeliling, tidak ada apa pun di dalam ruangan pintu darurat. Hanya ada sebuah tangga untuk akses dari ruangan atas yang belum sepenuhnya jadi. Lima menit yang lalu Tante Yuli menemui Claudia seraya mengatakan, ‘Sebelum acara, bisa kamu ke ruangan pintu tangga darurat dekat gedung prodi kita, Clau? Ada hal penting yang Tante ingin bicarakan.’Alih-alih mengajaknya berbicara di ruangan fakultas, Bu Yuli malah mengajaknya berbicara di ruangan pintu darurat. Sekon berikutnya, Claudia tersentak. Dia segera menegakkan tubuhnya. ‘Tunggu … Tante Yuli tidak

  • Pesona Presdir Posesif   Tentang Cuti untuk Bulan Madu

    “Saya sudah menyebarkan undangan pernikahan Anda dan Bu Claudia pada kolega penting dari Daksa Company, Pak Ryuga. Kemungkinan besar … kolega yang hadir saat acara seminar nanti sudah menerima undangan pernikahan Anda, Pak.”Pandangan Ryuga terangkat, menatap lurus ke arah sekretarisnya yang sedang menjelaskan di kursi depan mobil. Sang sekretaris lanjut bicara, “Semoga saja itu tidak membuat Anda merasa tidak nyaman ada di sana, Pak Ryuga.”Sang sekretaris hanya mengikuti perintah Ryuga yang sudah menjadwalkan untuk mengirimkan undangan tiga hari sebelum acara. “Kerja bagus,” angguk Ryuga. “Terima kasih banyak, Diana,” ucap Ryuga dengan nada suara yang terdengar tulus.Di depan sana, sesaat Diana merasa tertegun. Wanita itu terkekeh sambil mengibaskan tangan ke udara, “Tolong jangan seperti itu, Pak Ryuga. Sudah tugas saya untuk membantu–“Terima kasih sudah mengurungkan niat pengunduran diri dari perusahaan, Diana.” Tanpa Diana, jadwal kegiatannya pasti akan sangat berantakan. Mesk

  • Pesona Presdir Posesif   Hot Tea - Hot Tea

    Seorang pria cenderung mengikuti logika dibandingkan perasaannya. Riel termasuk pria dengan tipe pertama. Akan tetapi, sepertinya itu tampak berbeda dengan apa yang baru saja dilakukannya. Dengan kesadaran penuh, kini Riel tengah berdiri di sebuah kamar flat–tempat yang baru didatanginya kedua kali. Tangan kanannya sudah terangkat, hendak mengetuk pintu. Namun, mendadak Riel ragu. Tapi, sudah terlanjur disini …. Alhasil tangannya menggantung di udara. Riel membuang wajah sekaligus mengembuskan napas kasarnya. Bertepatan dengan itu, pintu kamar flat tersebut terbuka dari dalam. Refleks, Riel kembali meluruskan pandangan. Maniknya langsung bersitatap dengan sosok penghuni kamar pemilik flat. Bibir Riel sudah terbuka, hendak mengatakan sesuatu selagi dia menurunkan tangan. Namun, sebelum suaranya mengudara, mulutnya dibungkam oleh sebuah tangan mungil di hadapannya. Jarak keduanya dekat sekali. Riel bisa merasakan deru napas pendek wanita di hadapannya. Sementara sang wanita juga bi

  • Pesona Presdir Posesif   Kesalahan Riel

    Selagi Ryuga mengambil tab dan catatan di ruangan kerjanya, secara bersamaan dia mendapatkan panggilan telepon dari Riel. Pria dengan tahun kelahiran yang sama dengan Claudia itu menanyakan satu dua hal terkait kontrak kerjasama dengan perusahaan lain.“Besok aku tinjau kembali terkait kontrak dari perusahaan yang kamu maksud, Riel. Sekarang, aku harus menemui Claudia dulu.” Dengan kata lain, Ryuga sedang tidak mau diganggu.Bisa berduaan dengan Claudia adalah waktu emas bagi Ryuga. Jadi, tidak boleh disia-siakan.“Baik, Pak Ryuga.”Ibu jari Ryuga yang hendak menekan tombol merah di layar ponsel tertahan saat mendengar suara Riel bicara lagi di seberang sana. “Apa Anda sedang bersama Bu Claudia, Pak Ryuga?”Mendapatkan pertanyaan itu, Ryuga mengurungkan niat untuk mengakhiri panggilan. Dia menautkan alis. “Kenapa kamu ingin tahu, Riel?” tanyanya dengan nada cukup sinis.Riel menahan napas menyadari betapa bodohnya pertanyaan itu. Dia sesaat lupa jika Ryuga benar-benar bersikap posesif

  • Pesona Presdir Posesif   Pernyataan Sayang

    Keputusan Aruna sudah benar dengan tidak ingin menambah urusan Claudia lebih banyak. Kini Claudia tengah dibuat pusing karena Emma menodongkan pertanyaan yang cukup membuat Claudia kepikiran.‘Memikirkan jawaban untuk pertanyaan Tante Em jauh lebih sulit dibandingkan memikirkan jawaban untuk pertanyaan mahasiswa,’ batin Claudia seraya menggeleng-gelengkan kepala.Saking fokus berpikir sambil melamun, Claudia sampai tidak lagi mengikuti alur cerita film yang tengah ditontonnya sejak lima belas menit lalu bersama Ryuga. Merasa diabaikan, Ryuga berusaha mencari perhatian. Bersama Claudia, Ryuga merasa menjadi pria yang haus dengan atensi dan juga … sentuhan.Demikian, Ryuga mengubah posisinya yang duduk menjadi terbaring dengan kepala yang sengaja dijatuhkan di atas paha wanita itu.Tindakan kecil Ryuga tersebut berhasil membuyarkan lamunan Claudia. Pandangan Claudia turun dan langsung bertukar pandangan dengan manik hitam Ryuga.“Beritahu aku apa yang mengganggu pikiranmu saat ini, Clau

  • Pesona Presdir Posesif   Nama yang Kembali Disebut

    Tampak seorang pemuda tengah berdiri seorang diri di dekat tempat pembelian tiket masuk. Dia baru saja membeli dua tiket untuk masuk ke dalam wahana bermain. Bibir tipisnya mengulas senyum kecil menatap tiket di tangannya lamat-lamat. Satu tiket untuk dirinya dan satu lagi untuk seorang gadis berharga baginya. Membayangkan keduanya akan menghabiskan waktu berdua membuat Dirga tersenyum sendiri. Detik berikutnya, Dirga menggelengkan kepalanya. Jangan senang dulu, pikirnya. Lantas Dirga meluruskan pandangannya. Dari jarak satu meter, Dirga melihat Aruna berjalan tidak sendirian. Gadis itu ditemani dua sosok yang sangat Dirga kenali. "Apa itu Aland sama Anjani?" gumam Dirga seraya melorotkan kacamata hitamnya ke bawah. Kedua alis Dirga menukik kesal. Sepertinya tebakannya tidak meleset. Aruna memang datang bersama Aland dan Anjani. "Udah lama nunggunya, Dir?" Hilang sudah sapaan manis dari Aruna yang biasa diucapkannya pada Dirga. Kini, Aruna tampak kehilangan minat untuk berbicara

  • Pesona Presdir Posesif   Menjemput Anjani

    Jika Ryuga dan Claudia tengah sibuk dan kewalahan karena baik Emma maupun Ratih mulai membahas tentang pernikahan, di sisi lain mobil yang dikendarai Aland baru saja tiba di depan kompleks perumahan Anjani. Tampak Anjani yang ke luar dari pos satpam. Gadis itu sepertinya menunggu di sana. Dia berlarian kecil sehingga membuat poninya bergerak lucu. “Pagi, Runa!” panggil Jani seraya mendekat ke arah mobil. Dibalik poninya yang sedikit menutupi pandangan, dia bisa melihat sosok lain selain Aruna di mobil tersebut. Demikian, Anjani sedikit memiringkan kepalanya untuk menatap ke arah sosok tersebut. Dia tidak lagi terkejut sebab Aruna sudah memberitahunya tentang sosok itu. Karena itulah Anjani setuju untuk ikut. Aruna melambaikan tangan lalu mengembangkan senyum cerahnya dan membalas, “Pagi, Jani. Ayo masuk!” titah Aruna. Detik setelah Aruna mengatakan itu, Aland–sosok lain dan tidak bukan di sebelah Aruna ke luar dari mobil. “Mau ke mana, Om Aland?” tanya Aruna keheranan. Pandangann

  • Pesona Presdir Posesif   Baju Prewedding?

    Emma mengabaikan Ryuga karena dua hal, pertama karena ternyata Ryuga sudah sembuh. Itu bisa dipastikan saat Emma melihat putra semata wayangnya itu bisa berdiri dan menimpali ucapannya. Dan yang kedua jelas karena Claudia Mada. Emma meneriaki nama wanita itu sekali lagi sesaat sebelum si pemilik nama ke luar dari salah satu ruangan yang ada di rumah Ryuga. “Tante Emma?” panggil Claudia pelan saat melihat sosok Emma. Dalam hatinya Claudia berbicara, ‘Apa tamu barusan itu Tante Emma?’ “Syukurlah ….” Ekspresi wajah Emma yang panik kini perlahan berubah menjadi raut wajah penuh kelegaan. Dia mengelus dadanya perlahan. Baru saja Emma mendapati Claudia keluar dari ruangan kerja Ryuga, bukan dari kamar. Hal itu membuat Emma merasa lega tanpa mengetahui kejadian beberapa saat lalu dirinya datang. Dia mendekati Claudia dengan langkah tergopoh-gopoh. “Kamu di sini karena mendengar Ryuga sakit, Clau?” Seketika Claudia meringis. Dia menatap Emma dengan pandangan tidak enak. “I–iya, Tan

  • Pesona Presdir Posesif   Tamu tak Diundang

    Sadar jika kamar adalah tempat yang paling ‘berbahaya’, Claudia meminta Ryuga untuk membawanya ke ruangan lain. Claudia sempat berpikir, ‘Jika bukan di kamar, semua akan aman. Baik aku dan Ryuga tidak akan berlebihan.’Namun, tidak ada orang yang benar-benar pasti bisa menebak yang akan terjadi selanjutnya.Keduanya berakhir ada di ruangan kerja Ryuga dengan posisi sekarang ini Claudia tengah duduk di atas pangkuan Ryuga. Sementara Ryuga terduduk di atas kursi kerjanya.Mmhh~Suara lenguhan Claudia terdengar. Di sela-sela perang bibir keduanya, Ryuga melarikan kedua tangannya pada tubuh Claudia. Satu di leher dan satu di paha wanita itu. Claudia memberikan respons dengan menyelipkan jari-jari telunjuknya ke dalam helaian rambut Ryuga.Pagutan panas keduanya terlepas kala Sang pria menyadari jika wanitanya membutuhkan pasokan oksigen untuk bernapas. Tampak benang saliva sisa-sisa penyatuan lidah keduanya tampak mengkilat di sekitaran bibir.“Claudia,” panggil Ryuga dengan suara rendah.

DMCA.com Protection Status