Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Pesona Presdir Posesif: Chapter 131 - Chapter 140

367 Chapters

Claire Tetap Beraksi

Bohong jika wanita bermarga Lee ini tidak ingin mengamuk saat dimasukkan ke dalam tahanan sel bersama Bellanca yang lebih dulu ada di sana.“Jika kalian melakukan keributan, kalian akan disatukan dibalik sel tahanan bersama wanita lainnya.”Itu pesan Pak Deni sebelum pergi meninggalkan keduanya.“Aish, sialan!” Claire merutuk bahkan tak segan menendang jeruji besi dengan sepatu heels miliknya. Hal itu mengundang kekehan dari bibir Bellanca.“Lucu, heh?!” Tubuh Claire berbalik, menatap Bellanca dengan matanya yang sedikit memerah menahan kesal.Baru kali ini Bellanca melihat tampilan Claire sedikit berantakan dan kacau. Itu tampak menjadi hiburan baginya.Bellanca hanya mengangkat bahunya. Dia tak ingin berinteraksi dengan wanita sundal itu. Rasanya memuakkan dan melelahkan.“Ini semua gara-gara lo, Bellanca!”Dia butuh samsak untuk kejadian ini. Dan Claire memilih Bellanca.Melihat Bellanca tak meresponsnya malah semakin membuat Claire meradang. Wanita itu berjalan ke arah Bellanca. C
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Tapi Apa?! (Revisi)

“Setengah benar, setengahnya lagi salah, Pak.” Bellanca baru menjawab beberapa detik kemudian. Dia memaksakan kedua sudutnya untuk tersenyum dengan masam. Bellanca pun menambahkan, “Pernyataanku tetap sama seperti apa yang sudah kuceritakan pada rekan Bapak, Pak Hanhan.”Bellanca menatap sosok Pak Deni dengan sorot matanya yang datar. “Besok pengacaraku datang. Anda bisa bicara dengannya apabila tidak mempercayai pernyataanku.”Mendengar itu, Pak Deni sempat menggaruk pelipisnya.Suara Bellanca terdengar lagi. “Apakah Claudia Mada bisa datang ke sini untuk memberikan kesaksian ulang?”Pak Deni langsung menganggukkan kepala. “Kami memang akan memanggil Bu Claudia untuk pemeriksaan bukti-bukti yang baru saja ditemukan.” Netra Pak Deni menunduk ke arah bukti-bukti yang dibagikan pengacara Claire padanya.Informasi itu membuat Bellanca menghela napas lega. “Waktunya kapan, Pak? Apa selesai itu, aku boleh bertemu dengan Claudia?”Bellanca sedikit banyak berharap pada wanita yang sedang d
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Pengakuan Claudia

“Kalau begitu, tidak perlu memberitahuku, Claudia.” Karena mungkin saja Ryuga akan mengingkari janjinya untuk tidak marah. Pria itu, tahu sendiri ‘kan gampang merasa kesal? Dan sejujurnya Ryuga sedang dalam kondisi tidak ingin memikirkan banyak hal, karena di pikirannya sudah terisi penuh oleh sosok wanita di hadapannya ini. “Tidak penasaran, Ryuga?” Claudia tidak berusaha menggoda Ryuga, hanya meyakinkan. “Aku lebih penasaran denganmu, Claudia,” jawab Ryuga memajukan langkahnya. Refleks, Claudia memundurkan satu langkah ke belakang. “Ryuga, kamu mau apa?!” Pasalnya Ryuga terus memajukan langkahnya sehingga tulang tumit kaki Claudia menubruk sofa di belakangnya dan membuat tubuhnya terduduk dalam satu kali hentakan. Claudia menahan napas saat sebelah kaki Ryuga tertopang di sofa, tepat di antara kedua kaki Claudia. Tanpa sadar Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Claudia semakin merapatkan tubuhnya ke punggung sofa. Sekon berikutnya, Ryuga meletakkan kedua tangannya di punda
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Gawat!!

Sebelum sempat Ryuga beranjak dari posisinya, pintu kerjanya lebih dulu terbuka dari luar. Membuat siapa pun yang melihat posisi Ryuga dan Claudia sekarang ini pasti akan salah paham.Termasuk Riel dan Diana yang tampak mematung melihat pemandangan tersebut. Bahkan Diana sempat terperangah.“M-maaf, Pak Ryuga, tablet kerja saya tertinggal,” celetuk Diana sambil mengangkat jarinya dan menunjuk ke arah tablet hitam yang ada di meja dekat sofa.Claudia hanya bisa menahan malu meskipun Riel dan Diana tidak memergoki secara langsung apa yang tengah dia lakukan tadi bersama Ryuga.Sementara Ryuga sendiri tampak santai saat beranjak dari posisinya lalu mengambilkan tablet yang dimaksud Diana.“Kamu ingin mengambilnya atau tidak?” ketus Ryuga saat menatap Diana yang masih di depan pintu.“Ahh i-iya, Pak. Saya izin masuk kalau begitu,” ucap Diana melangkahkan kakinya ke dalam. Meninggalkan Riel yang tetap menunggu di tempatnya.Langkahnya terasa berat. Diana tak berani memandang Ryuga yang sek
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Kambuh

Kekhawatiran yang dipikirkan Diana tidak terjadi, karena sosok Claudia muncul dibalik pintu ruangan kerja disusul si empunya, Ryuga sendiri.Melihat itu Diana menghela napas lega. Pun, Riel yang merasa was-was sendiri.‘Astaga, kenapa semua orang berkumpul di sini?’ ringis Claudia sesaat sebelum bertemu pandang dengan Aruna.“Aruna,” panggil Claudia mendekati gadis tersebut.Tiba-tiba Aruna langsung memeluk Claudia tanpa aba-aba, membuat Claudia kebingungan. Dia hendak mengajukan pertanyaan ‘kenapa?’, tapi diurungkannya. Pertanyaan itu sederhana, namun sebenarnya berbahaya. Setidaknya, itu menurut Claudia.Jadi, Claudia mengganti pertanyaannya. “Kamu laper nggak? Mau Ibu buatkan sesuatu untuk makan malam sebelum Ibu pulang?”Mendengar itu, Aruna malah semakin mengeratkan pelukannya. “Bu Clauh,” jeda Aruna dengan napas yang tersengal.Sosok Ryuga yang berada di samping Claudia mencoba menarik pelan putrinya itu. Sepasang manik hitamnya memandang ke arah Riel. Seolah bertelepati, Ryuga
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Bukan Gila, Tapi Suka

Claudia hanya bertanya, tidak lebih tidak kurang. Tapi, jawaban Ryuga sangat terdengar tidak ramah. Raut wajahnya bahkan terlihat kesal.“Iya, ibunya Aruna,” jawab Ryuga dengan tegas. Pria itu seperti enggan menyebut ‘mantan istri’.Jadi Claudia hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Dia tidak berani bertanya macam-macam lagi. Padahal Claudia jadi penasaran sendiri, apa hubungan keduanya berakhir tidak baik?‘Galak banget deh Ryuga. Kan, aku cuma tanya. Tanyanya pun baik-baik juga?’ pikir Claudia menundukkan wajahnya.Perhatian Claudia teralihkan karena Aruna memegangi tangan Claudia. Di tengah-tengah itu, bisa-bisanya Aruna sempat melempari Claudia senyum.Sejurus kemudian, Claudia membalas senyum Aruna.“Ini berapa lama, Ryuga?” tanya Claudia kembali menolehkan wajahnya menatap Ryuga. Maksud Claudia, menggunakan nebulizernya.“Lima belas menit atau sampai Aruna merasa cukup, Claudia,” beritahu Ryuga.Claudia hanya menanggapinya dengan anggukkan kepala. Dia tersentak saat Aruna m
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Menerima Keduanya

Saat ini Claudia butuh menyegarkan pikirannya dengan tidak melihat keberadaan Ryuga. Tapi, masalahnya Aruna tak memperbolehkannya keluar bahkan setelah gadis itu selesai diuap.“Kalau aku minta satu hari lagi buat Bu Clau nginep disini, boleh?” tanya Aruna dengan raut wajah yang cemas sambil sekilas melihat ke arah Ryuga sebelum menatap Claudia.“Aruna,” panggil Ryuga pelan menghela napas.Tahu jika Ryuga sudah pasti akan melarangnya membuat perasaan Aruna sedih. Gadis itu berucap dengan suara yang menahan tangis. “Aruna ‘kan cuma tanya. Kalau Bu Claudia nggak mau juga nggak apa-apa kok, Dad.”Claudia mana tega untuk menolak Aruna? Melihat gadis itu sedang dalam tidak kondisi tidak sehat, membuat perasaan Claudia tergugah untuk tetap berada di dekatnya.“Sebentar, Ibu tanya daddy kamu dulu,” balas Claudia mengusap lembut punggung tangan Aruna. Pandangan Claudia beralih menatap Ryuga. “Kalau kamu merasa keberatan, Ryuga–“Siapa yang bilang aku keberatan?” potong Ryuga sembari menaikkan
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Dugaan Aruna

“Om Tirta dengar sendiri ‘kan?” ledek Aruna tersenyum puas setelah mendengar jawaban Claudia.Tirta mengangguk-anggukkan kepalanya. “Iya deh … yang penting Aruna bahagia aja. Bukan begitu ‘kan Mommy Aruna?”“Eh.”Mata Claudia membola. Namun, cepat-cepat wanita menyunggingkan senyumnya. “I-iya, kebahagiaan Aruna yang paling utama.”Bayangkan betapa salah tingkahnya Aruna sekarang. Gadis itu melipat kedua bibirnya ke dalam dengan pipi yang sudah memerah.Ryuga yang tadinya ingin menyuruh Tirta berhenti juga senang sendiri mendengar jawaban Claudia. Pria itu lebih banyak diam sedari tadi.“Dengar itu Aruna. Jadi kurang-kurangi nangisnya mulai sekarang,” timpal Tirta selagi mengecek suhu tubuh Aruna melalui termometer pada kening gadis itu.“Iyaaaaa,” sahut Aruna menghela napas.“Demamnya nggak begitu tinggi, tapi tetap Om resepin obat yang harus diminum.” Tirta kembali menjadi mode dokter.“Oke, Om. Makasih banyak.” Aruna menarik kedua sudutnya untuk tersenyum. Meskipun Tirta menyebalkan
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Tengah Malam

Tengah malam, Claudia terbangun karena tenggorokannya terasa kering. Hati-hati Claudia menyingkirkan tangan Aruna yang tertidur sambil memeluknya. “Tidur aja Aruna tetap terlihat cantik,” gumam Claudia sambil menggeleng tak percaya. Dia menarik selimut sampai batas dada agar Aruna tak kedinginan. Pandangan Claudia naik, kembali menatap wajah Aruna. Penuh kesadaran Claudia membawa tangannya untuk membetulkan beberapa anak rambut Aruna yang menutupi wajah cantiknya. Pun, Claudia memastikan demam Aruna sudah benar-benar turun dibandingkan sebelumnya. Pertanyaan Dokter Tirta melintas begitu saja di kepala Claudia. Memiliki anak seperti Aruna? Claudia dengan senang hati akan menerima Aruna sebagai putrinya. Gadis itu tumbuh dengan perilaku baik. Aruna juga penurut ketika Ryuga menyuruhnya meminum obat tanpa menundanya. Saat Claudia mengompres mata Aruna sebelum tidur, gadis itu mengatakan ingin mentraktir Claudia makan siang dengan memakan cake favoritnya. “Pokoknya Bu Clau harus nyo
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Tengah Malam Bag.2

Ternyata maksud dari ucapan Ryuga adalah … deep talk. Pria itu menunjukkan gummy smile-nya ketika mendapati wajah Claudia yang panik.“Kamu memikirkan apa, Claudia?” goda Ryuga menaikkan satu alisnya.Ekspresi yang ditunjukkan Claudia benar-benar menghiburnya. Wanita itu tampak gelisah.“Tidak ada, Ryuga. Mau mengobrol di mana?” tanya Claudia buru-buru membelokkan topik.Alih-alih menjawab, Ryuga malah menyodorkan tangannya. Jika tadi Ryuga asal menarik Claudia, kali ini pria itu tidak melakukannya.“Tanganmu, Claudia,” pinta Ryuga mengedikkan dagu ke arah tangannya.Claudia tidak langsung menurut. Pandangannya turun menatap tangan Ryuga lalu memicingkan mata ke arah pria itu.“Aku tanya. Di mana, Ryuga?”Bukan apa-apa, Claudia jadi merasa was-was. Bagaimana pun, meskipun Ryuga tidak akan macam-macam, tapi Claudia harus bisa menjaga batasan.Suara di kepala Claudia muncul. ‘Batasan apa, Claudia?’ Rasanya Claudia ingin menertawai dirinya sendiri yang tampak konyol.Tadi … hampir saja C
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
37
DMCA.com Protection Status