Semua Bab Dikira Gadis Kampungan Ternyata Sultan: Bab 151 - Bab 160

164 Bab

150

"Lepaskan aku! Aku tidak bersalah! Hei ... Cepat buka pintunya. aku mau pulang!" Jasmin terus berteriak di dalam sel membuat sipir lapas merasa kesal.Tak kalah keras, si petugas jaga itu pun membentak, "Diam atau kusumpal mulutmu!" Dia juga memberikan tatapan tajam dan mengejek, "Makanya jangan cari masalah kalau gak mau masuk ke sini!"Seolah tak ada takut, Jasmin menimpali, "Aku cuma korban asal kamu tahu itu. Awas saja kalau aku sudah bebas, kalian semua akan aku tuntut!""Memangnya siapa yang mau membebaskanmu? Dari dua hari kamu di sini gak ada satu orang pun yang datang menjenguk. Keluargamu pasti malu melihat mu di sini," ujar Sipir masih meremehkan."Calon suamiku! Sebentar lagi dia pasti akan membebaskan aku dari ruangan terkutuk ini," sergah Jasmin berapi-api.Sipir itu menganggukkan kepalanya. "Ya, dia pasti akan datang ke sini, tapi bukan untuk membesarkanmu melainkan untuk menemanimu di penjara. Kamu pasti senang bisa bersamanya.""Apa maksudmu?!" Jasmin nampak terkejut.
Baca selengkapnya

151

Sementara Dion? Pria itu kini sedang bertemu dengan Renata di kos-kosannya. Renata sengaja datang untuk memberi tahu perihal berita yang ia baca di sosial media tentang Jasmin yang tertangkap polisi."Sial! Bagaimana bisa ketangkap sih. Jasmin bego banget!""Terus gimana dong? Aku takut, Dion.""Tenanglah, aku jamin kita akan aman. Sebaiknya kita segera pergi dari sini."Dion begitu marah saat mendengar kabar bahwa Jasmin telah tertangkap. Dia merasa terancam. Pun dengan Renata.Kedua manusia yang sedang berada di kosan Dion itu segera berkemas. Bersiap-siap untuk melarikan diri."Dion, tunggu." Renata mencekal tangan Dion saat akan beranjak."Ada apa? Waktu kita tidak banyak, Honey," ujar Dion sambil menoleh."Ap-apapun yang terjadi, bisakah tidak membawa serta namaku dalam masalah ini? A--aku ..." Renata berujar sedikit gugup.Sementara Dion memicingkan matanya. "Kenapa? Kita merencanakan semua bersama-sama, itu artinya kita akan menanggungnya bersama-sama juga.""Tapi aku sedang ha
Baca selengkapnya

152

Sepulang dari mengantar Renata, Dion mulai curiga dengan mobil hitam yang berada di belakangnya. "Sepertinya mobil itu mengikutiku, sejak tadi terus saja berjalan di belakangku," gumamnya sembari mengawasi kaca sepion.Dion lalu menambah kecepatan motor gede kebanggaannya, terus membelah jalan, menikung, berbelok ke mana saja asal bisa lari dari pandangan mobil sedan yang ada di belakangnya. Jujur saja Dion khawatir mobil itu adalah mobil suruhan seseorang untuk menangkapnya.Anak buah Devan bukan orang bodoh. Mereka tak perlu repot mengejar sebab sudah ada rekannya yang sudah siap menghadang kedatangan Dion.Dan di sinilah anak buah Devan berhasil menghentikan motor Dion. Di sebuah jalan sepi yang mana, di sisi kanan dan kirinya di penuhi pohon jati."Siapa kalian? Minggir! Aku sedang buru-buru," tanya Dion."Mari ikut kami. Bos kami ingin bertemu denganmu," sahut pria bertubuh tinggi kekar."Memangnya siapa bos kalian?" "Nanti kamu akan tahu. Ayok ikut kami secara baik-baik.""Ha
Baca selengkapnya

153

"Dari mana saja kamu, Mas? Aku mencarimu sejak tadi. Ponselnya juga kenapa sulit dihubungi? Lalu, kenapa baru pulang selarut ini? Apa kau tidak tahu kalau --" Cup! Devan membungkam mulut Syakila dengan sebuah kecupan, sebab istrinya itu tak berhenti berbicara sejak kepulangannya sepuluh menit lalu. "Mas Devan ..." Syakila merajuk, kakinya dihentak-hentakkan sudah mirip seperti anak kecil. "Iya, Sayang. Aku sudah di sini. Kangen, ya?" Devan justru menggoda. Alisnya dinaik turunkan. "Aku belum selesai bicara, loh. Malah dicium." Sembari mengelap bibirnya, Syakila bersikap seolah masih merajuk manja. "Habis kamu cerewet. Bikin pengen cium." "Mas ... Aaaaaa--" Syakila menjerit mana kala tiba-tiba tubuhnya melayang. Seketika tangannya melingkar di pundak sang suami yang telah menggendongnya ala bridal style. "Turunin, Mas. Kalau ada ibu gimana?" bisik Syakila khawatir sebab mereka berada di ruang tamu. Butuh beberapa menit untuk bisa sampai di kamarnya, yang tentunya melewati kamar
Baca selengkapnya

154

"Dev, Sya, besok opa sama oma mau dateng sekalian nganter Aira. Rencananya mereka mau menginap beberapa hari di sini." Saat sarapan Sukoco menyampaikan berita yang beberapa menit lalu besannya kabari melalui sebuah chat.Syakila nampak heran, pasalnya baik nenek atau kakeknya itu tak memberi tahu apapun kepadanya."Oh, ya? Bagus dong, rumah ini jadi rame lagi. Padahal rencananya hari ini aku sama Syakila memang mau jemput Aira." Devan menyahuti setelah menelan makanan di mulutnya.Saat libur sekolah kemarin, Aira meminta liburan di rumah Bamantara yang kebetulan dengan dengan pantai. Sukoco sempat menemani beberapa hari di sana, tapi karena harus mengurus kiosnya, dia pulang dan meninggalkan cucunya bersama besannya."Tapi opa sama oma kok gak ngabarin aku ya, Bu?" ujar Syakila masih heran."Mereka bilang sudah chat kamu tadi malam, tapi belum dibaca sama kamu," ujar Sukoco menjelaskan sesuai apa yang diceritakan besannya."Iya kah? Eum, Syakila memang belum pegang handphone sama seka
Baca selengkapnya

155

"Assalamualaikum ...""Wa'alaikumsalam ...""Yeiii, Mommy sama Daddy udah dateng." Aira dengan semangat membuka pintu saat mendengar salam dari luar.Anak kecil yang sebentar lagi menjadi kakak itu begitu bahagia melihat kedua orang tuanya datang."Hai, Sayang ... Emmm, Mommy sangat merindukanmu, Nak." Syakila berjongkok dan memeluk Aira yang sudah berada di rumah Bamantara lebih dari seminggu."Hai juga, Mommy. Aira juga kangen banget sama Mommy," balas Aira."Sama Daddy kangen gak?" Dari arah belakang, Devan menyela."Daddy ... Aira juga kangen banget sama Daddy." Aira beralih memeluk Devan yang kemudian digendong dan diberi ciuman oleh Devan."Gimana, seneng liburan di sini?" tanya Devan."Seneng, dong. Opa sama oma baik, Aira suka," sahut Aira."Rewel gak?""Enggak dong, Daddy. Kan Aira udah gede, udah mau jadi kakak, masa rewel sih.""Uwuuu pinternya anak Daddy." Devan mencubit gemas pipi anaknya."Siapa dulu dong mommy-nya ... Mommy Kila gitu loh." Syakila ikut nimbrung membangg
Baca selengkapnya

156

"Apa lelaki bernama Dion sudah diketahui keberadaannya, Pak?" "Untuk saat ini belum. Kami masih terus mencari bukti dan mendalami kasus ini sembari terus mengejar saudara Dion yang diduga telah melarikan diri ke luar kota.""Baiklah. Tolong kabari saya jika Dion sudah ditangkap.""Baik, Pak Kamil."Kamil berjalan lesu keluar dari kantor polisi. Niatan bertanya pada Jasmin mengenai Dion dan semua rencana jahat mereka, terpaksa dia tunda karena tak bisa menahan emosi saat Jasmin tak sedikitpun merasa bersalah.Hanya saja, kenapa Devan dan Syakila tak mengatakan apapun padanya? Mereka juga tidak menuntut Jasmin yang sudah terang-terangan ingin mencelakai Syakila, walaupun pada akhirnya salah sasaran. Mereka sepenuhnya menyerahkan pada polisi.Bukankah seharusnya mereka marah padaku? Atau seandainya mereka ingin menjadikan Kamil gelandangan pun mereka bisa, tapi itu semua tak dilakukan sepanjang suami istri itu, membuat Kamil semakin menyesali keputusannya di masa lalu.'Seandainya dulu
Baca selengkapnya

157

"Maksudnya apa--?"Kamil terkejut tiba-tiba mendengar suara yang muncul dari belakanganya. Dia segera menoleh dan mendapati mamanya sudah berdiri dengan penampilan yang kacau. "Mama ...?" ucapnya heran."Tadi Mama dengar kamu sudah mendapatkan sertifikat rumah kamu lagi. Apa benar begitu?" tanya Sundari.Kamil menghela napas. Menengok sekilas pada Della kemudian menggandeng mamanya untuk keluar."Mama ngapain ke sini? Kak Yumna siapa yang jagain?" tanya Kamil setelah berada di luar ruang rawat."Mama bingung di sana sendirian, Mil. Apalagi tadi ada tetangga yang datang.""Tetangga, siapa? Bagus dong, berarti mereka berempati dan mama jadi ada temennya, kenapa malah jadi bingung?" Kamil tak habis pikir."Ya kalau mereka datang mau nengokin sih Mama seneng-seneng aja, tapi mereka datang itu cuma mau gibahin keluarga kita dan mengatakan kalau Mama sudah diusir dari kontrakan. Semua barang-barang sudah dikeluarkan dan sekarang masih di teras. Bagaimana ini, Kamil ... Mama bingung."Mata
Baca selengkapnya

158

"Daddy ... Aira ingin ketemu Tante Renata, boleh?" Tiba-tiba Aira berceletuk.Bagaimana bisa pas begitu? Atau sebelumnya Aira sudah tahu kalau Renata sedang sakit? Devan akan menyelidikinya. Dia berusaha mengendalikan diri agar tetap tenang untuk menanggapi putrinya."Mau apa, Sayang? Tante Renata lagi sibuk.""Tapi kata Nenek Rosa, Tante Renata lagi sakit. Aira mau jenguk."Tepat sekali dugaan Devan. Tidak mungkin anaknya tiba-tiba teringat Renata jika tidak ada yang mengingatkan."Kapan Nek Rosa bilang begitu sama Aira?" Kali ini Sukoco yang bertanya."Tadi pagi. Pas Nenek lagi masak, handphone Nenek di kamar berdering, terus Aira angkat, ternyata Nek Rosa yang telepon." Dengan logat khas anak kecil Aira menjawab."Kok Nenek gak dipanggil?" Sukoco masih menjadi pengintrogasi cucunya."Kata Nek Rosa gak usah. Katanya mau ngomong sama Aira aja.""Owh. Terus Nek Rosa bilang apalagi?""Aira disuruh jenguk Tante Renata, Nek.""Itu aja? Ada ngomong apa-apa lagi gak?""Emmmm ..." Aira nemp
Baca selengkapnya

159

Esok hari setelah sarapan, akhirnya Devan mau mengantar keluarganya untuk menjenguk Renata.Di tengah perjalanan, Syakila menyadari jika mobil yang dikendarai Devan itu menuju ke rumah sakit di mana Yumna dirawat."Mas Devan mau jengukin Renata 'kan?" tanya Syakila memastikan."Iya. Kan nganterin kalian," sahut Devan sambil fokus pada jalan."Tapi kok ini jalannya ke arah rumah sakit Kak Yumna dirawat, Mas.""Emang rumah sakitnya sama.""Maksudnya Renata sama Kak Yumna dirawat di rumah sakit yang sama?""Iya, Sayang." Devan menoleh sekilas. Kalau tidak sedang menyetir, Devan pasti sudah mencium gemas pipi Syakila melihat ekspresi bingungnya seperti itu."Owh ... Bisa kebetulan begitu, ya, Mas.""Iya. Dunia memang sempit.""Yumna siapa sih? Kalian lagi ngomongin mantan calon kakak iparnya Syakila, ya?" Sukoco yang menyimak sejak tadi tak kuasa untuk diam."Hmmm, Ibu ..." Devan mengeram tak suka mendengarnya."Kan emang gitu, Dev. Iya 'kan, Sya?""Itukan dulu, Bu." Syakila nyengir kuda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status