“Apakah kamu tidak suka?” tanya Prims karena sedari tadi Arley hanya diam saja. Ia meraih tangan Arley, mengusap punggung tangannya dengan lembut hingga prianya itu tersadar dari lamunannya, “Suka, Sayang,” jawab Arley dengan gegas, seolah tidak ingin membuat Prims menunggu. “Tapi wajahmu tidak mengatakan begitu,” ucap Prims lirih. Arley tertawa mendengar nada bicaranya yang tampak kecewa, baru setelah itu ia menggelengkan kepalanya, “Aku tidak begitu loh. Kenapa kamu bilang jika wajahku tidak mendukung bahwa aku suka hadiah dari kamu?” “Karena kamu diam saja.” “Aku diam saja karena membaca kalimat yang kamu berikan di bawah namaku.” Prims tersenyum, menyentuh pipinya yang menghangat dengan menggunakan punggung tangannya, “Kamu tahu artinya?” tanya Prims dengan masih tak mengalihkan matanya dari Arley. Sebelah tangannya yang membawa garpu memotong-motong black forest yang ada di piring kue miliknya hingga menjadi cacahan yang lebih kecil. “Tahu,” jawabnya. “Aku akan mencintai ka
Baca selengkapnya