Beranda / Romansa / Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya / Bab 112 - Di Tepi Pantai Vernazza, Benang Merah Terungkap

Share

Bab 112 - Di Tepi Pantai Vernazza, Benang Merah Terungkap

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Apakah kamu tidak suka?” tanya Prims karena sedari tadi Arley hanya diam saja.

Ia meraih tangan Arley, mengusap punggung tangannya dengan lembut hingga prianya itu tersadar dari lamunannya, “Suka, Sayang,” jawab Arley dengan gegas, seolah tidak ingin membuat Prims menunggu.

“Tapi wajahmu tidak mengatakan begitu,” ucap Prims lirih. Arley tertawa mendengar nada bicaranya yang tampak kecewa, baru setelah itu ia menggelengkan kepalanya, “Aku tidak begitu loh. Kenapa kamu bilang jika wajahku tidak mendukung bahwa aku suka hadiah dari kamu?”

“Karena kamu diam saja.”

“Aku diam saja karena membaca kalimat yang kamu berikan di bawah namaku.”

Prims tersenyum, menyentuh pipinya yang menghangat dengan menggunakan punggung tangannya, “Kamu tahu artinya?” tanya Prims dengan masih tak mengalihkan matanya dari Arley.

Sebelah tangannya yang membawa garpu memotong-motong black forest yang ada di piring kue miliknya hingga menjadi cacahan yang lebih kecil.

“Tahu,” jawabnya. “Aku akan mencintai ka
Almiftiafay

Haloo terima kasih sudah membaca ya 🤗 jangan lupa berikan gems untuk othor 💓 biar besok bisa update 3 bab lagi xixixi

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sunflower
AAAAAAAAAAAAAAAAKK KEREN BANGET ...️...️
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Wouw..........gk nyagka semisterius itu kisah di balik pngenalan kalian br2
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
wooooaaaahhhh gillaa....merinding coooyyyy.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 113 - Bintang Yang Jatuh Dari Surga

    || Dua belas tahun yang lalu ||Prims masih berusia empat belas tahun, dia masih berada di Sekolah Menengah Pertama. Hari itu di Seattle, beberapa temannya mengatakan jika mereka melihat bintang jatuh pada tanggal dua puluh tiga Desember.“Bintang jatuh?” tanya Prims pada diri sendiri satu hari setelahnya. Langkah kakinya sedang menginjak jalur pejalan kaki yang tertutup oleh salju yang mulai tebal. “Aku sama sekali belum pernah melihat bintang jatuh selama aku hidup,” katanya dengan sedikit kesal, menendang gumpalan salju yang terlihat lebih tinggi di bawah pohon maple. “Ke mana aku semalam?” ia tak habis pikir, padahal semalam ia juga tidur larut malam.Tetapi sepertinya bintang yang jatuh itu tidak ingin ia lihat.Ia melihat ke sekeliling, beberapa tetangga rumahnya sedang berjalan keluar dari rumah juga. Mereka akan menuju ke gereja untuk ibadah malam natal.Dua puluh empat Desember.Dan saat itu ... Prims yang sangat ingin melihat bintang jatuh memikirkan satu hal, ‘Bagaimana se

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 114 - Kotak Hitam Dari Jayden

    Senja datang menghampiri pantai di Vernazza. Prims bersama dengan Arley berpidah dari tempat mereka duduk untuk makan siang dan berkeliling sebentar kemudian berhenti di tepi jalan. Prims yang keluar lebih dulu dari dalam mobil. Ia menatap pada matahari terbenam yang sangat cantik yang separuh bagiannya seolah sudah tertelan oleh lautan.Ia terdiam mengagumi betapa indahnya apa yang ia saksikan sekarang ini. Dari samping kanannya, Arley meraih dan menggenggam tangannya. Pandangannya pun sama, pada matahari tenggelam yang indah. Seolah mereka baru saja menutup kilas balik perjalanan yang menghubungkan mereka hingga hari ini.Dan sebelum angin dari laut yang dingin menghampiri mereka, Arley meminta Prims untuk kembali ke dalam mobil.Jayden mengemudikannya membelah jalanan di Vernazza yang tak begitu ramai petang ini. Selama perjalanan itu, Prims masih bisa melihat indahnya matahari yang seperti sedang mengawasi ke manapun mereka pergi.“Mataharinya cantik sekali. Rasanya sudah sangat

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 115 - Milikmu Yang Paling Berharga

    Arley duduk di kursi yang ada di ruang tengah vila yang ia sewa. Ia tidak sendirian karena di seberang sana ada Prims yang masih asyik di dapur, ia baru saja selesai mencuci piring yang mereka gunakan untuk makan malam. Arley sebenarnya yang ingin membereskan itu, tetapi Prims mengatakan jika di hari ulang tahunnya sebaiknya ia tak mencuci piring sekarang.Biarkan dirinya menjalani jati dirinya yang merupakan seorang pangeran.Arley tersenyum dan ia sangat bahagia saat ini. Terkadang ia tidak percaya bahwa itu adalah Prims. Bagaimana bisa wanita yang memenuhi dadanya dengan perasaan bahagia ini adalah Prims?Tidak pernah terbesit di dalam benaknya ia akan menikah dengan seseorang yang mampu membuat hidupnya menjadi sangat menarik seperti ini.Dari menatap Prims dan mendengarkan senandungnya yang memanjakan telinga, matanya beralih memandang ke jendela, rentetan gerimis datang menyapu tempat ini. Ia menyaksikan hujan untuk pertama kalinya di Italia selama beberapa waktu terakhir yang

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 116 - Woman On Top

    “Halo, Arley. Jay bilang aku harus mengatakan sesuatu untuk melengkapi videonya. Ini aku, Primrose Harvey. Selamat ulang tahun untukmu. Terima kasih sudah datang dan menjadi pria paling baik yang pernah aku temui.....“Pria yang diam bahkan saat aku menuduhkan hal buruk serta prasangka tak berdasar yang menyakiti dirimu sendiri. Pria baik hati yang barangkali sudah tidak bisa aku temukan lagi di hidupku yang akan datang. Aku harap, ke depanya tidak akan ada peristiwa menyakitkan seperti itu lagi. Hanya kebahagiaan untukmu yang aku inginkan.....“Tetap jadilah dirimu seperti hari ini. Yang hangat seperti matahari dan mempesona seperti lunar pada saat purnama. Terima kasih untuk sudah melengkapi perjalanan hidupku degan hadirmu yang aku syukuri. Selamat ulang tahun sekali lagi. Aku mencintaimu.”Wajah Prims kemudian menghilang dari video. Tapi sepertinya Jayden belum ingin usai dalam membuatnya berdebar.Karena yang ia lihat selanjutnya adalah wajah Arley yang tampak bahagia saat ia b

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 117 - Topeng Separuh Wajah

    Nakal!Hanya itu kata yang bisa menggambarkan apa yang dilakukan oleh Arley semalam.Prims padahal telah menolak keinginannya soal itu.Tapi, melewati sebuah pemanasan yang memang membuatnya benar-benar panas dan dingin dalam masa yang bersamaan ... Prims kembali ditempatkan di atas.Dirinya yang telah disulut oleh gelora hasrat yang menyala tentu tidak akan mundur ataupun memilih berhenti.Untuk pertama kalinya, itu akan menjadi momen di mana Prims bisa merasakan sensasi rasa yang berbeda. Nikmat dan menyulut dadanya buncah oleh debaran tak kasat mata hingga membuatnya lelah.Nanti, jika Arley meminta seperti itu lagi ... Prims tidak mau. Atau ... jika ia mau, mungkin hanya sebentar saja.Dan setelah seharian berjalan-jalan berkeliling Vernazza, dimulai dari melihat pameran yang berlangsung dengan mengusung tema naturalisme. Dilanjutkan dengan mereka yang membeli beberapa aksesoris lucu di dalam toko barang antik, malam hari ini ... Mereka akan pergi untuk makan malam.Sebenarnya ...

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 118 - Wine After Party

    Lampu yang dipadamkan di dalam ruangan itu memang bertujuan agar pengunjung yang ada di sana berfokus mata pada stage.Di mana di sana ada seorang pembawa acara yang berdiri di bawah lampu sorot dan mengatakan, “Malam hari ini, ruangan di dalam sini akan menjadi saksi bertambahnya umur seseorang. Pria tampan bernama Arley Miller yang hari ini berada di antara kita.”Entah bagaimana Prims menjelaskan wajah bahagia Arley sekarang ini.Ia tahu ... prianya itu tidak suka dengan keramaian. Dia lebih berkenan bertemu dengan orang jika hanya memiliki kepentingan. Tidak untuk pesta apalagi guna merayakan ulang tahunnya seperti ini.Tetapi ... sepertinya dia memang tidak ingin menyia-nyiakan momen ini sehingga dia ingin berbagi kebahagiaannya dengan mengundang kolega dekatnya. Yang kebanyakan hadir dan memberi selamat untuknya.Selayaknya pesta ulang tahun pada umumnya, mereka mengadakan beberapa langkah hingga proses memotong kue.Untuk Prims, ia mendapatkan potongan pertamanya. Yang mengejutk

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 119 - Primrose ‘Drakula’ Miller

    || Kembali pada waktu semalam setelah Prims menghabiskan tiga gelas wine. ||Setelah mendengar Arley mencegahnya untuk meminta gelas ke empat, Prims kehilangan kesadarannya. Ia hampir jatuh ke lantai, terlempar dari kursinya jika tangan kekar Arley tidak dengan gegas menangkap pinggangnya.“Astaga ....” gumam Arley sembari menggelengkan kepalanya. Ia mengangkat Prims dengan menggunakan kedua lengannya dan membawa Prims keluar dari ruangan. Di saat yang bersamaan, Jayden muncul dan kedua alisnya terangkat membentuk rasa terkejut melihat Prims yang terkulai dalam rengkuhan Arley.“Apakah sesuatu yang buruk terjadi pada nona Primrose, Pak Arley?” tanya Jayden sembari mengimbangi langkah Arley—bersamaan dengan para undangan yang lainnya yang sebagiannya memang mulai mengundurkan diri.“Mana ada sesuatu yang buruk jika dia tersenyum begini?” tanya Arley balik.Dan jika dilihat oleh Jayden lebih dekat, sepertinya dugaannya soal ‘sesuatu yang buruk terjadi pada Prims’ itu adalah sebuah kesa

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 120 - Gara-gara Tiga Gelas Wine

    “A-apa yang k-kamu lakukan?” tanya Prims dalam kepanikan saat Arley tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya. Menundukken kepalanya dan tatapan matanya tampak mengintimidasi Prims yang masih duduk di atas ranjang dengan punggung yang terasa kaku.“Memastikan kamu melihatnya dari dekat,” jawab Arley. Ia melepas atasan yang ia kenakan. Melemparkan pakaiannya begitu saja secara sembarangan ke lantai dengan tanpa memalingkan wajahnya dari Prims sama sekali.Prims kesulitan menelan ludah. Ia mengedipkan matanya lebh dari satu kali agar tetap terjaga di dalam pelukan akal sehatnya.Tidak ada yang menjamin jantung serta hatinya baik-baik saja melihat menggodanya bentuk atletis perut Arley serta bahunya yang seluas samudera Arctic.“Di sini, Nona!” ucap Arley seraya meraih dagu Prims, agar matanya tidak pergi ke mana-mana selain hanya untuk bertahan di lehernya saja.Di sana, tepat di tengah-tengah. Yang jelas selain pakaian turtle neck tidak akan bisa menutupinya.Atau ada pilihan lainnya. D

Bab terbaru

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 175 - Berhenti Di Tepi Danau Bagley

    || 29 Mei, tahun 2XXX Tahun berganti, tetapi aku merasa langkah kakiku berhenti pada masa di mana aku bisa melihatmu mengatakan bahwa kau akan ada di sisiku, dalam keadaan suka maupun duka, dalam sedih ataupun sengsara. Hari yang menjadi sebuah titik awal, bahwa aku akan mendapatkan hidupku yang baru, dan itu bersama denganmu. Arley Miller, untuk semua yang telah kau lakukan, terima kasih. Tidak ada kata yang lebih baik daripada itu untuk aku sampaikan padamu. Kedatanganmu adalah sebuah hadiah, untukku yang berpikir bahwa aku tidak akan lagi menemukan kata ‘bahagia’ dalam perjalananku menghabiskan sisa usia. Dalam hidupku yang hampir dipenuhi dengan jalan sendu, aku mendapatkanmu. Seorang pria yang menganggapku ada. Kamu yang merengkuhku saat dunia lepas dari genggamanku. Pria yang bersumpah dengan apapun yang dimilikinya untuk membuatku percaya bahwa masih ada dunia yang baik yang tidak menganggapku hanya sebagai bayangan dan kesia-siaan. Pada akhirnya, waktu menggerakkan ak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 174 - Gambaran Masa Depan

    *** Ada undangan dari Jayden dan juga Lucia. Sebuah undangan makan malam yang digelar di rumahnya secara sederhana. Tidak akan menolak, mengingat mereka adalah sahabat baik, Arley dan Prims datang. Tetapi sebelum sampai di sana, mereka lebih dulu ingin membawakan hadiah. Prims bilang itu adalah buket bunga yang besar atau jika bisa bunga hidup yang bisa diletakkan di dalam rumah dan tidak perlu memrlukan banyak perawatan. Kaktus misalnya. Arley menyarankan kue yang manis, karena Jayden itu tipe gigi manis, ia bilang. Yah ... sebelas dua belas dengan Prims lah kira-kira ... gemar makanan yang manis. Mereka keluar dari Acacia Florist, toko bunga yang mereka lewati selama perjalanan. Bunga yang mereka bicarakan itu telah ada di tangan mereka sekarang. Dengan hati yang gembira Prims dan Arley menuju tempat selanjutnya, di toko kue sembari menggendong si kembar yang tadinya duduk anteng di baby car seat di bagian belakang mobil. Memasuki toko kue, Rhys dan Rose terlihat sangat sena

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 173 - Minggu Pagi Di Depan Nisan

    *** Seperti janji yang pernah ia katakan selepas Prims meninggalkan ruang kunjung tahanan beberapa saat yang lalu saat ia menjenguk ayahnya, Prims bilang ia akan datang ke tempat ini untuk mengabarkan perihal keadilan yang pada akhirnya telah ia terima. Sebuah pemakaman. Lokasi di mana Jasmine Harrick disemayamkan. Nisan salibnya menyambut kedatangan Prims yang menyaunkan kakinya lengkap dengan kedua tangannya yang mendekap buket bunga berukuran besar. Ia sendirian, ia sudah meminta izin pada Arley yang mengiyakannya untuk pergi di hari Minggu pagi ini. Saat anak-anaknya masih tertidur, Prims bergegas dengan diantar oleh Will. Ia tersenyum saat menjumpai foto Jasmine yang juga sama tersenyumnya. “Apa kabar, Mama?” ucapnya sembari meletakkan buket bunga itu di dekat fotonya. “Aku datang sendirian hari ini, Mama.” Prims duduk bersimpuh di sampingnya, mengusap nisan Jasmine yang bersih dan terawat karena memang selain ini di area yang bersih dan bagus, Arley meminta orangnya un

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 172 - Redemption

    *** Langkah kaki Prims terdengar berirama mengetuk, ia berjalan keluar dari mobil yang dikemudikan oleh Will, sopir milik Arley untuk tiba di tempat ini. Sebuah tempat yang barangkali Prims sama sekali tidak ingin menginjakkan kakinya meski hanya sebentar, pun tidak ingin ia datangi karena luka menganga masih terasa perih. Menyayat, menusuknya. Tak ada terbesit pikiran untuknya datang ke sini, sama sekali. Tetapi sepertinya takdir selalu memiliki rencana lain sehingga mau tak mau ia harus menguatkan diri untuk menghadapinya. Sebuah pesan dari kepolisian Seattle mengatakan bahwa ayahnya Prims, Aston Harvey sedang sakit dan ingin bertemu dengan anak perempuannya. Prims berpikir kenapa ayahnya itu tidak meminta Alice yang mendatangi atau menjenguknya? Kenapa malah dirinya yang sudah bertahun-tahun lamanya ini ia sia-siakan? Dalam kebencian yang masih kental itu, Prims menolak untuk datang. Namun, Arley mengatakan padanya dengan lembut, 'Datanglah, Sayangku ... siapa tahu sekarang

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 171 - Our Responsibility

    *** “Cepat turun ya panasnya, sayangku ....” Prims mengusap rambut hitam Rose setelah mengatakan demikian. Malam terasa dingin di luar tetapi di dalam sini sedikit chaos sebab si kembar sedang demam. Mereka baru saja imunisasi tadi siang di klinik khusus anak dan malam ini terasa efeknya. Rhys demam, begitu juga dengan Rose. Meski mereka tidak rewel, tetapi mereka tidak mau tidur di box bayi milik mereka sendiri melainkan minta digendong oleh ibunya. Prims yang menggendong Rose pertama. Mungkin sudah lebih dari satu jam dan setiap kali ia ajak duduk atau ingin ia baringkan, anak gadisnya itu akan menangis. Ia memandang Arley, tetapi tidak tega membangunkannya sebab tadi ia juga pulang bekerja cukup larut. Tetapi, Arley adalah Arley yang rasanya selalu bisa mengerti dan merasakan apa yang terjadi pada Prims. Sebab tak lama kemudian ia bangun. Saat Prims memeriksa anak lelakinya dengan meletakkan telapak tanganya di kening Rhys yang ternyata juga sama demamnya. “Anak-anak tidak

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 170 - I Know, Daddy

    Prims hampir saja menggoda Arley lebih banyak sebelum ia menyadari ia telah kehilangan keseimbangan sebab Arley merengkuh pinggangnya dan membuatnya jatuh dengan nyaman di bawahnya. "Aku tidak menginginkanmu?" ulang Arley dengan salah satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas. Ibu jarinya yang besar mengusap lembut bibir Prims sebelum berbisik di depannnya dengan, "Mana mungkin, Nona?" Arley menunduk, memberi kecupan pada bibir Prims sebelum kedua tangan kecil istrinya itu menahannya agar ia tidak melakukan apapun. "Tapi aku tidak mau," ucap Prims, memalingkan sedikit wajahnya. Satu kalimat yang membuat Arley mengangkat kedua alisnya penuh dengan rasa heran. "Kamu tidak mau?" Prims mengangguk, mengarahkan tangannya ke depan, jemarinya menyusuri garis dagunya yang tegas dan disukai oleh Prims. "Aku tidak mau kalau kamu melakukannya dengan masih marah," lanjutnya. "Kenapa aku marah?" "Soal Jeno Lee, aku tahu kamu sangat kesal barusan. Mata Tuan Arley Miller ini mengatakannya le

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 169 - Romantic Jealousy

    .... Setelah Jayden dan Lucia pulang, Prims kembali ke dalam kamar terlebih dahulu. Tak sesuai yang ia duga bahwa si kembar akan terbangun, ternyata Rhys dan Rose malah terlelap. Sama-sama miring di dalam box bayi milik mereka dengan lucunya. Ia meninggalkan Arley selama setengah jam lamanya hingga tak sadar prianya itu telah berada di dalam kamar dan melihatnya dari dekat box bayi si kembar. Prims tidak menoleh padanya sama sekali. Matanya tertuju pada layar ponselnya yang menyala dengan senyum yang tak bisa ia tahan. Kedua pipinya memerah, sama seperti jika Prims sedang malu karena digoda oleh Arley dengan mengatakan ia cantik atau saat Arley menyebut jika ia mencintainya. Seperti itulah keadaan wajahnya sekarang itu. Dan tentu saja itu menimbulkan tanya. ‘Apa yang dia lihat sampai dia tersenyum seperti itu?’ gumamnya dalam hati lalu melangkah mendekat ke arah ranjang seraya mengancingkan atasan piyama tidur yang ia kenakan. Bahkan sampai Arley naik ke atas ran

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 168 - Love, Dazzling

    “Aku benar, ‘kan?” desak Jayden masih tak ingin diam. Arley nyaris saja menjawabnya tetapi hal itu ia urungkan karena mereka mendengar dari belakang, suara Lucia yang bertanya, “Apa yang kalian bicarakan? Ayo masuk dan kita makan!” Mereka berhenti bertengkar dan memasuki rumah. Di ruang makan, Arley tidak menjumpai Prims yang tadi ia lihat sibuk bersama dengan Lucia. “Di mana Primrose, Lucia?” tanya Arley, mengedarkan pandangannya. Urung duduk karena Prims belum tampak. Sama halnya dengan Jayden dan Lucia yang juga urung menarik kursi mereka. “Nona Primrose sedang ke kamar sebentar, Pak Arley. Mau melihat si kembar katanya,” jawab Lucia yang lalu diiyakan oleh Arley. Baru selesai mereka bicarakan, Prims muncul dengan sedikit bergegas. “Kenapa?” tanya Arley begitu melihatnya. “Ah, aku pikir kalian sudah mulai dan aku terlambat makanya aku cepat-cepat ke sini,” jawabnya. “Belum, Sayang. Rhys dan Rose masih tidur?” Prims mengangguk membenarkannya. “Iya, Arley. Masih tidur.” “A

  • Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya   Bab 167 - Milk—But This Is Not About Ordinary Milk

    .... “Sayang-sayangnya Mama ....” Prims tidak bisa menahan diri saat melihat si kembar yang digendong oleh opa dan omanya sore ini. Prims sedang berada di halaman depan, melihat bunga bersama dengan Lucia yang datang ke rumahnya, memetiknya beberapa karena Lucia mengatakan ia suka dengan Sweet Juliet yang ada di halaman depan. Sementara Arley dan Jayden sedang bermain bulu tangkis sebelum mereka sama-sama melempar raket mereka saat melihat mobil milik Tom memasuki halaman rumah. Prims dan Lucia mendekat pada si kembar yang telah berpindah tangan pada Arleys serta Jayden. Prims rasa ... Jayden itu sangat suka dengan anak-anak. Dan belakangan ini ... ia tampak lebih gembira daripada hari biasanya. Sangat jauh dari bagaimana Prims melihatnya dulu saat mereka pertama kali bertemu. Alisnya yang tegas dan bibirnya yang lurus sebelas dua belas dengan Arley itu kini selalu tampak menunjukkan senyuman. Ia terlihat seperti sepasang adik dan kakak saat berdiri berdampingan dengan Arley.

DMCA.com Protection Status