All Chapters of Dibuang Keluarga, Dinikahi Pewaris Terkaya: Chapter 131 - Chapter 140

175 Chapters

Bab 131 - DARK SMOKE

“Bukannya kamu tadi membawanya ke sini?” tanya seorang lelaki dengan suara beratnya.“Iya.” Seorang pria lain yang bersuara lebih ringan menjawabnya.“Lalu di mana dia sekarang?”“Tidak tahu. Bagaimana caranya keluar dari sini. Apa mungin lewat ventilasi?”“Kecuali dia berubah menjadi udara, maka dia bisa melewati ventilasi itu.”“Periksa semua tempat! Prims menghilang!”Lari mereka terdengar meninggalkan ruang gelap itu. Prims bisa mendengarnya dengan jelas. Percakapan mereka, suara mereka yang cemas, tak ada satu pun yang luput dari pendengarannya. Prims juga bisa melihat dua pria berbadan kekar itu menjauh sebelum melapor pada Erren yang terdengar murka di sebelah bangunan yang lain.Prims tidak menghilang!Dia hanya memanfaatkan situasi genting. Dalam peluang beberapa detik yang krusial yang dia pergunakan dengan baik.Saat ia berpikir perihal ‘jalan keluar’, Prims mendapatkannya. Ia berjalan dengan gegas menuju ke samping pintu. Prims mengenali dari kenopnya yang masih sedikit m
Read more

Bab 132 - Princess Syndrome

....Prims sebenarnya sudah berhasil untuk menghubungi 911, tetapi sialnya ... saat dispatcher menanyakan di mana ia berada, ia tidak bisa menjawabnya dengan pasti.Ia menjelaskan bahwa ia dibawa ke sini dalam kedaan tidak sadar sehingga ia tak bisa mengenali di mana ia berada, atau seperti apa lingkungan sekitarnya.“Sejak kapan anda tidak sadar, Nona?”“Sekeluarnya aku dari perumahan Mount Beverly. Aku dibawa menggunakan Jeep warna hitam yang dikemudian oleh seorang pria berumur sekitar tiga puluh tahunan.”“Kami akan melacak lokasi anda sekarang, tolong—“Panggilan itu mati begitu saja. Prims tidak bisa mendengar apapun lagi karena ponselnya mati. Sepertinya batrainya habis. Kesialan di saat yang tidak tepat.Prims memejamkan matanya dengan tidak berdaya. Pandangannya ia jatuhkan pada pria yang telah ia buat pingsan yang ada di lantai dan diselimuti oleh kegelapan.“KYAA!”Prims terjaga dari lamunan sesaatnya kala mendengar jeritan Katie dari sisi bangunan yang lain. Prims menginti
Read more

Bab 133 - Akhir Sebuah Drama

Anggota polisi berderap mengamankan tempat itu, Prims melihat Alice yang mendapatkan batuan setelah api terlebih dahulu dipadamkan.Teriakan kesakitannya membubung tinggi memecah langit malam.Yang saat Prims menatap ke atas, ia menjumpai kepulan asap abu-abu yang ia yakini sebagai titik awal di mana polisi bisa menemukan tempat ini—selain dari keterangannya yang mengatakan soal ia yang diculik sekeluarnya dari Mount Beverly dan dibawa entah ke mana oleh sebuah jeep hitam selama ia tak sadar.Meski Prims bisa berdiri tegak, tetapi sesak akibat kedua tangan Alice yang mencekiknya telah membuatnya kehilangan sebagian kesadarannya sehingga ia menjumpai bayangan putih yang berlalu-lalang di matanya.Ia nyaris saja limbung ke belakang jika tak ada lengan kekar seseorang yang menahannya dengan cepat.Samar Prims melihat, itu adalah ... ‘Arley?’ batinnya.Prims terlalu lemah untuk bersuara. Ia merasakan dekapan tangan Arley yang sesaat kemudian mengangkatnya keluar dari tempat kejadian perka
Read more

Bab 134 - Jual Mahal

Pasca malam mencekam itu ... Tom sudah boleh meninggaalkan rumah sakit. Kondisinya membaik. Meski dia dipukuli oleh anak buah Alice dan Erren, tidak ada luka dalam yang cukup berarti. Katie pun demikian. Ia hanya perlu kontrol setiap minggu untuk kulitnya yang pernah mengalami luka bakar.Prims kembali ke rumahnya, beberapa hari yang lalu ia dijenguk oleh profesor Mashe dan juga istrinya, Erren.Profesor ikut prihatin dengan yang terjadi padanya, tetapi ... Prims mengatakan bahwa semuanya sudah selesai, dan ia baik-baik saja sekarang.Selama beberapa hari terakhir ini ... Arley juga absen dari kantor. Ia bolak-balik ke kantor polisi untuk memenuhi panggilan. Untuk dimintai keterangan bersama dengan Jayden, terutama untuk aksinya yang menumbangkan lima belas berandalan yang kala itu menyerangnya tak jauh dari komplek perumahan.Kemudian ....Sore ini, Prims baru saja masuk ke dalam rumah setelah ikut Jodie memetik bunga di taman samping. Ia menjumpai Arley yang datang setelah sejak p
Read more

Bab 135 - Cemburu Jilid Seratus

“Jangan ditutup ....” ucapnya dengan senyum yang manis dan mata yang berbinar menerpa Prims hampir putus asa.Prims melihatnya ikut naik ke atas ranjang dan memeluknya. Menempatkan mereka saling berhadapan dengan keadaan mata mereka yang sejajar sebelum Arley menghilang dari pandangannya.Sekiranya ... Prims tidak perlu bertanya lagi ke mana perginya Arley karena ia telah bisa merasakannya. Lembut lidahnya yang menyesap, pada bagian paling sensitifnya atau pada letak yang lebih dekat dengan lehernya.Prims menutup matanya, menyisipkan jemarinya di antara rambut hitam Arley yang lebat. Tidak kuasa menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara erotika. Napasnya tersengal, tubuhnya beraksi lebih banyak daripada yang ia pikirkan. Ini di luar kendalinya.“K-kenapa di sana j-juga?” tanya Prims terbata-bata saat merasakan tangan besar Arley yang menyelinap di balik dress yang ia kenakan. Menyinggahi lutut dan sekarang telah tiba di pahanya.“Bukankah paket dada artinya akan mendapatkan paket
Read more

Bab 136 - Agenda Soal Lobster Besar

Jika Prims tak menarik tangan Arley, prianya itu bisa saja menempel di dinding dengan terus tersenyum dan berkali-kali mengusap pipi serta dadanya sendiri secara bergantian.“Ayo makan siang kalau begitu. Kamu mau lobster yang besar?” tanya Prims yang dijawab dengan menggunakan anggukan.“Apakah aku boleh ikut makan lobster yang kamu pesan nanti?”“Iya,” jawab Arley dengan masih tersenyum di depan Prims.Mereka berjalan bergandengan tangan, menyusul Jayden yang ternyata sibuk menyiapkan mobil agar stand by di depan pintu lobi sebelah barat.“Arley bilang dia jadi makan lobster, Jay,” ujar Prims saat sudah berada di dekat jayden.“Nona tidak curiga bahwa itu hanya dia jadikan sebagai ajang—“ Jayden berhenti bicara.Ia memandang Arley yang berdiri di samping Prims, tengah tertawa berkali-kali dengan raut wajahnya yang tampak bahagia.Jayden mengerutkan alis lebatnya, matanya yang sudah sipit terlihat semakin sipit saat tatapan menelisiknya menerpa Arley dengan benak yang penuh dengan ta
Read more

Bab 137 - Holy Matrimony

“UHUKK!”—“UHUKKK!”Prims dan Arley terbatuk secara bersamaan mendengar Jayden mengatakan ‘Aku akan menikah dalam waktu dekat.’“Kamu serius?” Arley membola kedua matanya, menatap Jayden meminta penjelasan.“Memangnya aku terlihat bercanda?” tanyanya balik, sedikit kesal.“Dengan siapa kamu menikah, Jay?”“Dengan pacarku, Pak Arley. Dengan Lucia. Tadinya aku berencana melamarnya dulu dan menikah tahun depan. Tapi setelah aku pikir-pikir ... untuk apa menunda? Kami bahkan sudah selama ini bersama-sama.”Arley masih melongo, matanya mengerjap beberapa kali sebelum Prims menepuk punggung tangannya agar ia tersadar.“Jadi, kapan itu pernikahanmu?”“Sekitar dua minggu lagi. Aku akan datang dengan Lucia untuk memberikan undangannya padamu dan Nona Primrose.”Arley mengangguk, meski ia tersenyum ada seberkas rasa sedih yang tersirat di kedua pelupuk matanya.“Kenapa, Arley?” tanya Prims setelah memastikan dan menelaah bahwa yang ia lihat pada Arley memang benar sebuah gurat kesedihan “Kenapa
Read more

Bab 138 - Berbagi Rasa Manis

‘Baby, I’m dancing in the dark with you between my arms barefoot on the grass, listening to our favourite song ....’Mengalun dengan sangat manis musik yang dinyanyikan oleh sepasang vokalis pria dan wanita yang berada di sudut lain tempat.Resepsi yang diadakan pada malam harinya di ballroom hotel Kings juga sangat megah. Prims hadir di sana, menikmati sajian makanan yang beraneka ragam, dan live music yang merdu di telinganya.Ia baru saja mendengar kalimat Jayden dan Lucia yang mereka sampaikan sesaat sebelum mereka berdansa untuk pertama kalinya setelah resmi menjadi pasangan.Pemandangan manis yang hingga detik ini masih betah dilihat oleh Prims dari tempat ia duduk di kursi VIP bersama dengan Arley.Prianya itu baru saja datang dari kamar mandi dan melemparkan seulas senyumnya yang manis saat kembali duduk di sampingnya.“Apakah ini hidangan penutupnya?” tanya Arley dengan mendekatkan bibirnya di samping telinga Prims.“Iya, Arley. Stroberi di cake milikmu sudah aku makan tadi,
Read more

Bab 139 - Ange Qui Rêve Rose

Prims menggigit bibirnya dengan gugup mendengar ‘Cintaku’ sekali lagi diucapkan oleh Arley. Tidak bisa mendefiniskan seperti apa perasannya sekarang ini karena jujur saja ... ini terlalu mendebarkan.Perutnya yang membeku kini seperti tak bisa merasakan apapun. Sedang Arley masih berlutut di hadapannya dengan salah satu alis yang terangkat menunggu jawaban darinya.Prims menengadahkan kepalanya saat Arley perlahan berdiri, meraih kotak transparan yang ada di tangan Prims, menjauhkannya dari pemiliknya dan meletakkannya di atas nakas.Ia tak bisa berkata-kata bahkan ketika Arley meraih pinggangnya dan membuatnya berbaring dalam waktu kurang dari beberapa detik.Mata mereka bertemu pandang di dalam kebisuan. Sentuhan jemarinya yang besar singgah di pipi Prims teriring dengan sebuah bisikan, “Apa yang kamu pikirkan?”Prims masih tak henti menatapnya. Tertawan pesona Arley yang menunduk berada di atasnya. Wangi tubuhnya tercium manis berbaur dengan stroberi yang baru saja mereka gigit sec
Read more

Bab 140 - Mom And Daddy To Be

Arley membeku begitu mendengar apa yang dikatakan oleh Prims. Kedua tangan kekarnya yang saat ini sedang membawa Prims dengan tanpa beban itu terasa kram. Ia tak melakukan apapun selama beberapa detik selain menatap Prims saja.“Aku hamil, test pack-nya garis dua,” sebut Prims sekali lagi. Satu kalimat yang kemudian menyadarkan Arley sehingga ia lalu menurunkan Prims, urung untuk mengangkatnya secara sembarangan setelah mengetahui istrinya sedang mengandung.Prims memandang Arley yang masih tak memberikan reaksinya. Bibirnya masih lurus seperti tombol spasi. Melihat wajahnya yang datar ... Prims ragu prianya itu akan menerima kabar ini dengan senang hati.“K-kenapa kamu diam saja?” Prims meraih kemeja di bagian pinggang Arley, memberinya sedikit tarikan sehingga kepalanya tersentak.“Ya?” tanggapnya. “Kamu bilang apa, Primrose?”“Aku tanya kenapa kamu diam saja?”“Kamu sungguh hamil?”Prims menganggukkan kepalanya terlebih dahulu, “Iya. Aku sudah telat sejak kita pulang bulan madu i
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
18
DMCA.com Protection Status